Konsentrasi N-NH Percobaan di Rumah Kaca

urea pada perlakuan J o U diberikan pada hari ke -21, dan sejak saat itu nilai pH tanah pada perlakuan J o U hampir sama dan cenderung sedikit lebih tinggi daripada perlakuan J o . Peningkatan nilai pH tanah pada perlakuan J o U dipengaruhi oleh pemberian urea, dimana dalam tanah tergenang urea terhidrolisis dan memberikan reaksi basa.

4.3. Percobaan di Rumah Kaca

4.3.1. Konsentrasi N-NH

4 + dapat dipertukarkan Dalam Tanah yang Ditanami Tanaman Padi Gambar 11 menunjukkan perubahan konsentrasi N-NH 4 + dapat dipertukarkan dalam tanah pada kondisi tanah tergenang yang ditanami tanaman padi. Sejak tanam 0 HST sampai stadia pembentukan anakan 26 HST, Gambar 11. Kosentrasi N-NH 4 + Tanah pada Kondisi Tanah Tergenang pada Setiap Stadia Pertumbuhan Tanaman Padi konsentrasi N-NH 4 + dalam tanah yang diberi urea cenderung lebih tinggi daripada perlakuan lainnya. Konsentrasi N-NH 4 + yang terendah dijumpai dalam tanah yang tidak diberi jerami segar, kompos, dan campuran jerami atau kompos dengan urea K o . Secara umum, konsentrasi N-NH 4 + dalam tanah menurun dengan masa pertumbuhan tanaman padi. Setelah stadia pembentukan anakan atau 26 hari setelah tanam HST, konsentrasi N-NH 4 + menurun tajam pada semua perlakuan dan tetap rendah sampai saat panen bahkan setelah pemberian pupuk urea yang 5 10 15 20 25 30 35 40 Konsentrasi N-NH 4 + tanah mg kg - 1 26 49 75 99 Masa Pertumbuhan Tanaman Padi HST Kontrol Ko Jerami Jo Kompos 4 bln J4 Kompos 8 bln J8 Jerami + Urea JoU Kompos 4 bln + urea J4U Kompos 8 bln + urea J8U Urea U kedua, yaitu 49 HST yang diberikan secara sebar pada pot dengan perlakuan urea J o U, J 4 U, J 8 U, dan U. Keadaan ini diduga karena pada masa tersebut terjadi peningkatan aktivitas metabolik serapan hara N oleh tanaman dan peningkatan volatilisasi NH 3 karena urea diberikan secara sebar pada air genangan Fillery dan Vlek, 1986. Selama awal tanam sampai 26 HST, konsentrasi N- NH 4 + dalam tanah yang diberi urea cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakua n lainnya. Hal ini terjadi karena adanya sumbangan N-NH 4 + dari hidrolisis urea dalam tanah, dan pada saat bersamaan tanaman padi belum banyak menyerap N -NH 4 + yang ada dalam tanah. Pemberian bahan organik dan atau urea berpengaruh nyata hanya pada 75 HST stadia pengisian bulir, tetapi tidak berpengaruh nyata pada stadia pertumbuhan lainnya Tabel Lampiran 4. Pada saat 75 HST, konsentrasi N-NH 4 + dalam tanah yang diberi perlakuan urea nyata lebih tinggi dibandingkan K o dan J 8 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Konsentrasi N-NH 4 + yang tertinggi terjadi pada pot dengan perlakuan urea dan terendah terjadi pada pot dengan perlakuan J 8 . Rendahnya N -NH 4 + pada pot dengan perlakuan J 8 selain karena diambil oleh tanaman juga karena laju pembebasan N dari kompos 8 bulan J 8 sangat lambat. Hal ini bisa dilihat pada data hasil percobaan inkubasi di laboratorium Gambar 8 dan 9 yang menunjukkan pembebasan N dari kompos 8 bulan selalu rendah bahkan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kontrol K o . Konsentrasi N-NH 4 + dalam tanah meningkat setelah tanaman dipanen, pada 99 HST Gambar 11, dan peningkatan terbesar terjadi pada perlakuan J 8 yaitu sebesar 3,74. Hal ini merupakan suatu petunjuk bahwa i mineralisasi N- organik tanah terus berlangsung sampai saat panen 99 HST, dan ii mineralisasi N merupakan proses biologi yang penting sebagai penyedia kebutuhan N tanaman padi. Pada Gambar 11 konsentrasi N-NH 4 + dalam tanah yang diberi bahan organik atau urea secara umum mengalami sedikit peningkatan dari saat tanam 0 HST sampai 26 HST, kemudian menurun secara tajam pada 49 HST atau pada stadia awal pembentukan malai. Penurunan yang tajam ini disebabkan N-NH 4 + yang tersedia dalam tanah banyak diserap oleh tanaman padi. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahap pertumbuhan tanaman padi antara stadia pembentukan anakan sampai awal pembentukan malai lebih aktif dibandingkan dengan stadia pertumbuhan lainnya. Kondisi ini juga didukung data efisiensi penggunaan N oleh tanaman padi dari bahan organik dan atau urea pada stadia pertumbuhan ini Tabel 7 lebih tinggi bila dibandingkan dengan stadia pembentukan anakan dan stadia pengisian bulir padi Tabel 6 dan 8.

4.3.2. Jumlah Anakan dan Bobot Kering Tanaman Padi

Dokumen yang terkait

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi Dan Abu Sekam Padi Dalam Memperbaiki Sifat Kimia Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

2 80 56

Efisiensi Penggenangan Air lrigasi Dan Pemanfaatan Jerami Padi Dalam Usaha Memperbaiki Beberapa Sifat Fisik Dan Kimia Tanah Sawah (Inceptisol) Serta Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi (Oryza Sativa L)

0 26 62

Pengaruh Cara Aplikasi Jerami Padi dan Dosis Pupuk NPK terhadap Sifat Kimia Tanah, Populasi Keong Mas dan Produksi Tanaman Padi

1 29 76

Pemanfaatan Kompos Jerami Padi Dan Pupuk Nitrogen Untuk Meningkatkan serapan N, Pertumbuhan Dan Produksi Padi Pada Lahan Sawah

1 29 90

Pemanfaatan Pupuk Kandang Kambing dan Abu Sekam Padi untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Urea dan Kcl serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) dan Sifat Kimia Tanah Sawah

2 42 87

Studi Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Cara Pengolahan Tanah terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung serta Dinamika Populasi Gulma

0 9 159

Transformasi nitogren dalam tanah tergenang aplikasi jerami padi dan urea serta hubungannya dengan serapan nitrogen dan pertumbuhan tanaman padi

3 34 135

Studi Aplikasi Mulsa Jerami Padi dan Cara Pengolahan Tanah terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung serta Dinamika Populasi Gulma

0 3 149

Pengaruh Pemberian Azospirilum sp. Menggunakan Carrier Kompos Dan Pupuk Urea Dalam Meingkatkan Serapan Nitrogen Serta Pertumbuhan Tanaman Tebu (Saccharum

5 20 121

Peran Nitrogen pada Tanaman Padi Sawah

0 0 4