22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
G. SUMBER DAN KARAKTERISTIK EFLUEN
Sumber efluen yang digunakan untuk proses koagulasi – flokulasi berasal dari cairan tanpa flok pada bak sedimentasi clarifier PT. Capsugel
Indonesia. Pada bagian ini, efluen telah mendapatkan penanganan secara fisik, kimia, dan biologis. Penanganan secara fisik meliputi ekualisasi dan
penurunan suhu. Penanganan secara kimia meliputi penurunan pH, dan penanganan secara biologis meliputi nitrifikasi dan denitrifikasi.
Lumpur aktif dari kolam aerobik mengalir ke bak sedimentasi. Flok- flok bakteri biomass yang ikut dalam efluen aerobik diendapkan di dalam
clarifier dan dipompa kembali ke kolam anoksik atau dikenal dengan return
activated sludge RAS. Efluen yang berupa cairan tanpa flok kemudian
mengalir ke bak klorinasi. Efluen yang berupa cairan dari bak sedimentasi ini memiliki dua
penampakan secara visual yang berbeda yaitu warna bening kemerahan Efluen I dan bening kebiruan Efluen II. Perbedaan ini dikarenakan bahan
pewarna cangkang kapsul yang digunakan berbeda yaitu cangkang kapsul yang menggunakan pewarna “Erythrosin B” dan cangkang kapsul yang
menggunakan pewarna “Brilliant Blue FCF”. Penampakan Efluen I dan Efluen II disajikan pada Gambar 3.
Efluen I Efluen II Gambar 3. Penampakan Efluen I dan Efluen II
23 Produksi cangkang kapsul dengan pewarna “Erythrosin B” akan
menghasilkan efluen berwarna bening kemerahan Efluen I, sedangkan produksi cangkang kapsul dengan pewarna “Brilliant Blue FCF” akan
menghasilkan efluen berwarna bening kebiruan Efluen II. Adapun hasil uji beberapa parameter dari efluen dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik Efluen I dan Efluen II
Parameter Satuan
Efluen I Efluen II
pH - 6.38-7.02
6.73-7.00 Kekeruhan NTU 12-13
10-12 Warna PtCo
182-201 175-198
Klorin Cl
2
mgl 0.12-0.14 0.13-0.15 Berdasarkan karakteristik diatas nilai dari masing-masing parameter
antara Efluen I dan Efluen II tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Nilai pH Efluen I dan Efluen II berkisar antara 6.38-7.02, dimana sebelumnya
efluen telah mengalami pengaturan pH pada rentang pH 7-8.5 dengan penambahan bahan kimia Na
2
CO
3
, sehingga pada saat memasuki bak sedimentasi clarifier pH efluen berada dalam kisaran pH netral.
Lumpur aktif dari kolam aerobik mengalir ke bak sedimentasi. Flok- flok bakteri biomass yang ikut dalam efluen aerobik diendapkan di dalam
clarifier dan dipompa kembali ke kolam anoksik. Hal ini menyebabkan efluen
yang berupa cairan yang terpisah dari flok-flok bakteri tersebut mempunyai nilai kekeruhan dan warna yang cukup rendah.
Kadar klorin Efluen I dan Efluen II tidak dalam nilai yang berlebih yaitu berkisar antara 0.12-0.15 mgl. Namun, menurut
www.o-fish.com 2002, untuk menghindari efek berbahaya dari klorin maka kadarnya dalam
air harus dijaga agar tidak lebih dari 0.003 mgl.
H. UJI TOKSISITAS EFLUEN TERHADAP IKAN