Tujuan dan Manfaat Penelitian Hipotesa

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1 Menjelaskan pemangsaan teri Stolephorus insularis terhadap plankton selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo. 2 Menjelaskan tingkat pemangsaan teri Stolephorus spp. oleh beberapa ikan pemangsa selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang interaksi pemangsaan ikan teri dan penjelasan lain tentang variabilitas jenis dan jumlah hasil tangkapan serta ketertarikan teri memasuki area penangkapan catchable area bagan rambo.

1.4 Hipotesa

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: 1 Terdapat korelasi antara kelimpahan plankton di perairan dengan jumlah teri yang memasuki cathable area bagan rambo hasil tangkapan. 2 Terdapat korelasi antara jenis dan kelimpahan plankton di perairan dengan jenis dan jumlah plankton yang dimangsa oleh teri . 3 Terdapat korelasi antara jumlah tangkapan teri dengan jumlah tangkapan beberapa jenis ikan lain. 4 Terdapat korelasi antara jumlah tangkapan teri dengan jumlah pemangsaan teri oleh beberapa jenis ikan pemangsa teri. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Bagan Rambo Bagan merupakan salah satu jenis alat tangkap ya ng digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil, menggunakan cahaya lampu sebagai atraksi untuk mengarahkan ikan dan penggunaan jaring dengan mata jaring yang berukuran kecil. Bagan telah banyak mengalami perkembangan baik bentuk maupun ukuran yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan daerah penangkapannya. Berdasarkan cara pengoperasiaannya, bagan dikelompokkan sebagai jaring angkat atau liftnet von Brandt 1985, Hutomo et al. 1987, namun karena menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan maka disebut juga light fishing Subani dan Barus 1989. Bagan termasuk kedalam light fishing yang menggunakan lampu sebagai alat bantu untuk merangsang atau menarik perhatian ikan untuk berkumpul di bawah cahaya lampu, kemudian dilakukan penangkapan dengan jaring yang telah tersedia Ayodhyoa 1981. Ada dua jenis bagan yang ada di Indonesia, yang pertama adalah bagan tancap yaitu jenis bagan yang ditancapkan secara tetap di perairan pada kedalaman 5 – 10 meter, dan jenis kedua adalah bagan apung yaitu bagan yang dapat dipindahkan dari satu daerah penangkapan ke daerah penangkapan lainnya Baskoro 1999. Jenis bagan apung selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi bagan satu perahu, bagan dua perahu, dan bagan menggunakan mesin. Perkembangan terakhir mengenai teknologi penangkapan ikan dengan bagan di Indonesia adalah penggunaan bagan berukuran besar yang umumnya disebut sebagai bagan rambo Nadir 2000. Bagan rambo mempunyai ukuran yang lebih besar dan konstruksinya tampak lebih kokoh serta jumlah lampu yang digunakan lebih banyak Gambar 3. Perahu bagan dapat dikatakan sebagai bangunan utama bagan rambo karena selain berfungsi sebagai pengapung, di atas bangunan tersebut terkonsentrasi seluruh peralatan serta merupakan tempat kegiatan pada saat operasi penangkapan. Bentuk dan konstruksi perahu dirancang khusus, yaitu berbentuk pipih memanjang dengan dimensi utama panjang 30 meter, lebar 2 meter dan dalam 3,5 meter. Selain perahu, komponen lainnya adalah rangka bagan dan tiang utama bagan. Adanya bangunan kayu yang berbentuk rangka merupakan ciri khas bagan. Ukuran panjang dan lebar rangka bagan adalah 32 m x 30 m, dirangkai pada sisi kiri dan kanan perahu. Tiang utama berjumlah 2 buah, merupakan tempat mengikat rangka bagan sehingga dapat berdiri kokoh. Tali pengikat menggunakan kawat baja yang dibentangkan antara rangka bagan dan tiang utama bagan. Semua bahan dari perahu, rangka dan tiang utama bagan terbuat dari kayu pilihan. Selain itu dilengkapi dengan jaring, roller, generator dan lampu merkuri Nadir 2000; Sudirman 2003. Lebih lanjut dikatakan bahwa pengoperasian bagan rambo dapat dilakukan pada bulan terang, karena kekuatan cahaya yang digunakan sangat tinggi sehingga penetrasi cahaya yang masuk ke perairan akan lebih dalam dan dapat menarik kawana n ikan pada jarak yang jauh. Gambar 3 Bagan rambo sebelum dan saat operasi penangkapan ikan Hal yang menarik dalam pengoperasian bagan rambo ini adalah penggunaan cahaya lampu dari sumber listrik dalam kapasitas yang besar. Jumlah lampu yang digunakan berkisar 30 - 66 unit. Berdasarkan fungsinya lampu dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu lampu untuk menarik ikan sehingga memasuki catchable area dan lampu untuk mengkonsentrasikan ikan yang telah tertarik pada cahaya lampu Sudirman 2003. Namun demikian tertariknya ikan oleh cahaya tidak semata-mata disebabkan oleh sifat fototaksis positif tersebut tetapi juga karena motif lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa bagi ikan cahaya juga merupakan indikasi adanya makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan dalam keadaan lapar akan lebih mudah terpikat oleh cahaya dibandingkan dalam keadaan kenyang.

2.2 Gambaran Umum Teri Stolephorus spp.