Gambar 10 Kondisi kecepatan arus dan oksigen terlarut DO perairan Kabupaten Barru.
4.2 Komposisi dan Kelimpahan Plankton
Komposisi fitoplankton yang ditemukan terdiri dari 3 kelas, yaitu Bacillariophyceae diatom, Chrysophyseae dan Dynophyceae dinoflagellata
yang masing- masing terdiri dari 19 genus, 2 genus dan 12 genus. Pada setiap stasion penelitian kelas Bacillariophyceae ditemukan paling melimpah, kecuali
Kecepatan Arus di Lokasi Penelitian
0.02 0.04
0.06 0.08
0.1 0.12
St 1 st 2
st 3 st 4
st 5 st 6
st 7 st 8
Kec. arus mtrdtk
Hauling 1 Hauling 2
Hauling 3
Oksigen Terlarut DO di Lokasi Penelitian
3.0 3.5
4.0 4.5
5.0 5.5
6.0 6.5
7.0 7.5
8.0
St 1 st 2
st 3 st 4
st 5 st 6
st 7 st 8
DO mgO2L Hauling 1
Hauling 2 Hauling 3
pada stasion 8, sedangkan kelas Chrysophyseae selalu ditemukan dalam kelimpahan yang kecil bahkan pada stasion 1 tidak ditemukan sama sekali
Gambar 11. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa komponen terpenting fitoplankton adalah kelas Bacillariophyceae dan Dynophyceae pada semua stasion
penelitian. Bacillariophyceae yang banyak teramati terdiri dari genus Chaetoceros
, Bidulphia, Coscinodiscus, Leptocylindricus dan Rhizosolenia. Meskipun demikian terdapat beberapa genus yang ditemukan dalam jumlah yang
relatif lebih sedikit yaitu Asterionella, Bacillaria, Fragilaria, Nitzschia, Paralia, Pleurosigma, Skeletonema
dan Thalassiosira. Selain itu terdapat beberapa genus yang juga teramati tetapi dalam jumlah dan frekuensi kemunculan yang sangat
kecil seperti Dytilum, Eucampia, Guinardia, Lauderia, dan Streptotecha. Untuk kelas Dynophyceae yang umum ditemukan adalah Ceratium, Dinophysis,
Gymnodinium Lampiran 1.
Gambar 11 Kelimpahan rata-rata fitoplankton pada setiap stasion penelitian garis vertikal pada tiap titik menunjukkan simpangan baku.
Komposisi zooplankton dibedakan dalam 10 kategori. Terdapat 5 kategori utama yang banyak ditemukan yaitu Ciliata, Copepoda, Malocostraca,
Rhyzopodea serta larva dan telur, sedangkan kategori yang paling sedikit ditemukan adalah Hydrozoa. Jika kategori didasarkan pada kelas maka didapatkan
kelas Crustaceae Copepoda, Nauplius, Rhizopodea, Malacostraca yang
20 40
60 80
100 120
st 1 st 2
st 3 st 4
st 5 st 6
st 7 st 8
Stasion penelitian Kelimpahan x100 indltr
Bacillariophyceae Chrysophyceae
Dynophyceae
mendominasi seluruh stasion penelitian. Setiap kategori tidak selalu ditemukan dalam tiap stasion, seperti Hydrozoa yang hanya ditemukan pada stasion 2, 3, 4
dan 5, selain itu Branchiopoda, Nauplius serta telur dan larva tidak ditemukan pada beberapa stasion penelitian, sedangkan Ciliata, Rhizopodea, Copepoda dan
Malocostraca ditemukan pada semua stasion penelitian Gambar 12. Selama penelitian ditemukan 46 genus zooplankton. Genus yang umum
ditemukan adalah Strombilidium, Tintinnopsis, Calanus, Microcalanus,
Pseudocalanus, Meganyctiphanes, Balanus naupli, Calanus naupli serta telur
ikan Lampiran 1.
Gambar 12 Kelimpahan rata-rata zooplankton pada setiap stasion penelitian. Hasil pengamatan plankton selama penelitian menunjukkan bahwa rata-
rata kelimpahan fitoplankton pada 8 stasion penelitian masing- masing di tiga kedalaman adalah 13.420 individuliter, sedangkan rata-rata kelimpahan
zooplankton sebesar 1.271 individuliter dengan nilai simpangan baku masing- masing sebesar 3.084 individuliter dan 352 individuliter yang menunjukkan
perbedaan yang cukup besar nilai tengah kelimpahan plankton antar stasion penelitian Tabel 4. Kelimpahan fitoplankton selalu ditemukan dalam jumlah
yang lebih besar dibandingkan zooplankton.
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800 2000
st 1 st 2
st 3 st 4
st 5 st 6
st 7 st 8
Stasion penelitian Kelimpahan indltr
Ciliata Rhizopodea
Hydrozoa Branchiopoda
Copepoda Malacostraca
Moluska Polychaeta
Nauplius Telur dan Larva
Tabel 4 Kelimpahan plankton secara vertikal pada kedalaman 0, 5 dan 10 meter serta kelimpahan rata-rata ± simpangan baku sb selama penelitian
Plankton Kedalaman
Fitoplankton Zooplankton
0 meter 12.827 ± 3.098
1.237 ± 355 5 meter
13.357 ± 3.418 1.339 ± 359
10 meter 14.075 ± 2.699
1.237 ± 346 Rata-rata
13.420 ± 3.084 1.271 ± 352
Terdapat variasi kelimpahan fitoplankton dan zooplankton antar stasion penelitian. Kelimpahan fitoplankton tertinggi ditemukan pada stasion 5 dan
terendah pada stasion 7, sedangkan untuk zooplankton kelimpahan tertinggi pada stasion 6 dan terendah stasion 4 Gambar 13. Hasil sidik ragam kelimpahan
fitoplankton berdasarkan stasion penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal yang sama pada sidik ragam zooplankton menunjukkan perbedaan nyata
kelimpahan berdasarkan stasion penelitian. Uji lanjut sidik ragam metode Bonferroni menunjukkan stasion penelitian mana saja berbeda nyata rata-rata
kelimpahan fitoplankton dan zooplankton yang disajikan dalam Lampiran 2.
Gambar 13 Kelimpahan rata-rata plankton setiap stasion penelitian dan fase bulan garis vertikal pada tiap titik menunjukkan simpangan baku.
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
220 240
Stasion Penelitian Fitoplankton x100 indliter
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
22 24
Zooplankton x100 indliter
Fitoplankton St = Stasion penelitian
Zooplankton
Bulan 34 Bulan
gelap Bulan 14
Bulan terang
Bulan 34 Bulan
gelap Bulan 1 4
Bulan terang
St1 St2
St3 St4
St5 St6
St7 St 8
Kelimpahan rata-rata fitoplankton tertinggi berdasarkan waktu hauling ditemukan pada waktu hauling II jam 01:00 – 02:00 mencapai 13.744
individuliter dan terendah pada waktu hauling I jam 20:30 – 21:30 sebesar 12.840 individuliter, sedangkan kelimpahan rata-rata zooplankton tertinggi
ditemukan pada waktu hauling III jam 04:30 – 05:00 yang mencapai 1.308 individuliter dan terendah pada waktu hauling I sebesar 1.225
individuliter Gambar 14. Namun demikian, Hasil sidik ragam tidak menunjukkan perbedaan
yang nyata kelimpahan rata-rata baik fitoplankton maupun zooplankton atau variasi kelimpahan pada ketiga waktu hauling relatif kecil Lampiran 2.
Gambar 14 Kelimpahan rata-rata plankton berdasarkan waktu hauling.
4.3 Hasil Tangkapan Ikan