IDENTIFIKASI DAN KELIMPAHAN PLANKTON PAD

Jurnal Agroknow Vol. 2 No. 1 Februari 2014

IDENTIFIKASI DAN KELIMPAHAN PLANKTON PADA BUDIDAYA
IKAN AIR TAWAR RAMAH LINGKUNGAN
Maria Agustini, Sri Oetami Madyowati
Universitas Dr. Soetomo Surabaya
e-mail: mariaagustiniunitomo@gmail.com
ABSTRACT

Plankton are drifting organisms that live in or float the water. Capabilities are very
limited if any motion until the organism is always drifting. The research aims to identify
the type and abundance of plankton in environmentally friendly freshwater fish farming.
The study begins with land preparation activities in order to achieve an optimum soil
conditions necessary for the growth and survival of stocked seed. Activity is concentrated
on the bottom of the pool and throw the disposal of competitors and host animals carrying
diseases and grow natural food in cultivation .
The results showed a light green color of pool water which indicates the dominance
of Chlorophyta. Chemical parameters of dissolved oxygen by 2.13 ppm , 14.96 ppm of
carbon dioxide, with a pH in the neutral range pool is 7, it was found that the type of
plankton Gloeotrichia most echinulata is equal to 42.85 % at the level of abundance of
each species relatife at all sampling stations, with the amount of plankton in the pond at

11,80.109 cells.

Kata kunci: identifikasi plankton, kelimpahan plankton, ramah lingkungan.

PENDAHULUAN
Plankton merupakan organisme yang hidup melayang atau mengapung di dalam air.
Kemampuan geraknya kalaupun ada sangat terbatas hingga organisme tersebut selalu
terbawa arus. Berdasarkan daur hidupnya, plankton terbagi dalam dua golongan yaitu
holoplankton yang merupakan organisme akuatik dimana seluruh hidupnya bersifat sebagai
plankton, golongan ke dua yaitu meroplankton yang hanya sebagian dari daur hidupnya
bersifat sebagai plankton (Nybakken, 1992).
Menurut ukurannya, plankton dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu
makroplankton (lebih besar dari 1 mm), mikroplankton (0,06-1mm) dan nanoplankton
(kurang dari 0,06mm) meliputi beberapa jenis fitoplankton. Diperkirakan 70% dari semua
fitoplankton di laut terdiri dari nanoplankton dan inilah yang memungkinkan terdapatnya
zooplankton sebagai konsumen primer (Sachlan, 1982).
Plankton secara langsung maupun tidak langsung merupakan faktor yang begitu
penting bagi kehidupan ikan dan segala macam biota yang hidup di dalam air, baik itu air
tawar, payau maupun air laut, karena plankton khususnya phytoplankton merupakan
primary producer atau organisme penghasil makanan yang pertama dalam siklus rantai

makanan, dikatakan pula oleh Nybakken, 1992 bahwa plankton dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut
dalam laut serta mampu berfotosintesis dan zooplankton ialah hewan-hewan laut yang
planktonik.
Fitoplankton umumnya terdapat di dalam laut, fitoplankton yang berukuran besar
dan biasanya tertangkap oleh jaring plankton terdiri dari dua kelompok besar, yaitu
diatom dan dinoflagelata. Sedangkan zooplankton merupakan anggota plankton yang
bersifat hewani,sangat beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa
ISSN 2302-2612

39

Jurnal Agroknow Vol. 2 No. 1 Februari 2014

yang yang mewakili hampir seluruh filum hewan. Dari sudut ekologi hanya satu golongan
zooplankton yang sangat penting artinya, yaitu subclass copepoda (klas Crustacea, filum
Arthropoda). Copepoda ialah Crustacea holoplanktonik berukuran kecil yang mendominasi
zooplankton di semua laut dan samudra. Hewan-hewan kecil ini sangat penting artinya
bagi ekonomi ekosistem-ekosistem bahari karena merupakan herbivora primer dalam laut,
sehingga copepoda berperan sebagai mata rantai yang amat penting antara produksi primer

fitoplankton dengan para karnivora besar dan kecil (Nybakken, 1992).
Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa parameter
lingkungan dan karakteristik fisiologisnya. Komposisi dan kelimpahan fitoplankton akan
berubah pada berbagai tingkatan sebagai respon terhadap perubahan-perubahan kondisi
lingkungan baik fisik, kimia, maupun biologi (Reynollds et al, 1984 dalam Simarmata,P,
2012). Dikatakan pula bahwa faktor penunjang pertumbuhan fitoplankton sangat komplek
dan saling berinteraksi antara faktor fisika-kimia perairan seperti intensitas cahaya, oksigen
terlarut, stratifikasi suhu, dan ketersediaan unsur hara, nitrogen dan fosfor, sedangkan
aspek biologi adalah adanya aktifitas pemangsaan oleh hewan, mortalitas alami, dan
dekomposisi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelimpahan dan dominansi phytoplankton
menurut Eko Winasis, 2011 adalah sebagai berikut :
1.Cahaya
Cahaya digunakan phyto-plankton untuk proses fotosintesis . Laju fotosintesis akan
tinggi bila intensitas cahaya tinggi dan menurun bila intensitas cahaya berkurang.
Intensitas cahaya yang terlalu kuat akan merusak enzim fito-oksidatif phytoplankton
akibatnya phytoplankton yang tidak tahan akan mati. Beberapa klas phytoplankton seperti
Cyanophyceae dapat tumbuh baik pada intensitas yang tinggi ( suhu>29 oC ) sedangkan
untuk Chlorophyceae dan Diatom menjadi faktor penghambat.
2.Nutrien

Nutrien sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan phytoplankton. Keberadaan
phytoplankton berkaitan erat dengan nutrient yang tesedia, terutama karbon, nitrogen,
phosphor dan kalium serta silica untuk kelompok diatom.
3.Grazing Zooplankton
Phytoplankton adalah sumber pakan alami bagi zooplankton. Dalam suatu
ekosistem yang stabil biasanya phytoplankton tersedia dalam jumlah yang melimpah
dibandingkan zooplankton sehingga apabila terjadi grazing oleh zooplankton maka
keseimbangan ekosistem tetap terkendali. Penurunan kelimpahan phytoplankton akan
sangat drastis apabila kelimpahan zooplankton tinggi yang akan menyebabkan aktifitas
grazing zooplankton pun meningkat.
Lahan Budidaya Ramah Lingkungan
Lahan budidaya ramah lingkungan menurut Dan D. Baliao dan Siri Tookwinas, 2002
diawali dengan kegiatan persiapan lahan, dimana pada awal setiap pemeliharaan
dipersiapkan secara benar guna mencapai kondisi lahan yang optimum, yang diperlukan
bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih yang ditebar. Kegiatan dikonsentrasikan
pada pembuangan dasar kolam dan membuang binatang pesaing dan inang pembawa
penyakit dan menumbuhkan pakan alami di lahan budidaya. Kegiatan kedua yaitu
persiapan air. Air dari penampungan dipompa dan dipupuk agar terjadi blooming plankton
yang diharapkan, dalam kondisi air diaerasi. Hal ini dilakukan paling sedikit 3-5 hari


40

ISSN 2302-2612

Jurnal Agroknow Vol. 2 No. 1 Februari 2014

sebelum ikan ditebar. Kegiatan ke tiga, yaitu persiapan benih yang sehat dan aklimatisasi
ikan atau penyesuaian kondisi kualitas air dengan lahan budidaya yang akan ditebari.
Kegiatan ke empat yaitu pengelolaan pakan dan pemberian pakan. Guna memperoleh
cara pengelolaan pakan dan pemberian pakan yang efisien, jumlah benih, derajad
pertumbuhan, dan rasio konversi pakan perludimonitor tiap hari. Kegiatan ke lima,
melakukan monitoring secara teratur terhadap kualitas air, pemberian pakan, pertumbuhan
dan kelangsungan hidup ikan dan dilakukan pencatatan data sebagai dasar bagi
pengelolaan kualitas air maupun perlakuan lainnya untuk mempertahankan kondisi kolam
yang optimum bagi pertumbuhan ikan. Kegiatan ke enam, yaitu dilakukan pengaturan air.
Air dari sumber air terdekat perlu didiamkan terlebih dahulu kurang lebih 24 jam., di bak
penampungan sebelum dipompa ke dalam kolam. Padatan melayang mengendap,
sedangkan bakteri yang baik dan plankton yang bermanfaat akan berkembang. Bak
penampungan perlu ditebari ikan yang secara efektif berfungsi sebagai biomanipulator
yang berfungsi memproduksi green water, yang akan menekan pertumbuhan bakteri

berbahaya.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu-ilmu Perairan Fakultas Pertanian
Jurusan Perikanan Universitas Dr. Soetomo Surabaya.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: secchidisk,
thermometer, balok ukur, botol oksigen, pipet tetes, Erlenmeyer, botol plankton, jaring
plankton, cover glass, mikroskop, gelas ukur, tabung reaksi, counting chambers, ember
volume 3 liter, metode titrasi winkler,pH paper.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Surachmad
(1990) mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah merupakan metode yang
menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi langsung
terhadap gejala objek yang diteliti.
Adapun prosedur kerja dalam pengambilan sampel plankton, yaitu pertama
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kedua menentukan letak pengambilan
sampel, ke tiga air sampel disaring sebanyak 35 liter menggunakan jaring plankton
(planktonet) , kemudian hasil penyaringan diwadahi dengan menggunakan botol plankton,
kemudian diawetkan dengan menggunakan formalin 5%, selanjutnya sampel tersebut
diidentifikasi di Laboratorium Fakultas Pertanian dengan berpedoman pada buku Sachlan
1982, dilakukan juga pengamatan dan penghitungan jumlah species plankton yang
ditemukan dan dilakukan pengulangan penghitungan sebanyak lima kali.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode sampling plankton dalam penelitian menggunakan metode kualitatif yaitu
dimaksudkan untuk mengetahui jenis-jenis plankton dan metode kuantitatif yaitu untuk
mengetahui kelimpahan plankton yang berkaitan dengan distribusi waktu dan tempat.
Pengambilan sampel dilakukan pada saat jam 11 siang dengan kondisi cuaca
mendung, sedangkan parameter fisika suhu 27 0 C dengan kecerahan 47,83 cm. Kedalaman
air dengan panjang kolam 9,95 m, lebar kolam 5,3 m dengan ketinggian air 0,5 m. Warna
air kolam hijau muda menunjukkan dominasi chlorophyta. Parameter kimia oksigen
terlarut sebesar 2,13 ppm, karbondioksida 14, 96 ppm, dengan pH kolam dalam kisaran
netral yaitu 7.

ISSN 2302-2612

41

Jurnal Agroknow Vol. 2 No. 1 Februari 2014

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Jumlah dan Jenis Plankton
No.
Jenis

Jumlah Plankton (sel/ml)
Plankton
Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel
1
2
3
4
5
1.
Oocystis
1
1
1
2
2
borgei
2.
Gloeotrichia
3
1

2
1
2
echinulata
3.
Bacteriastrum
2
2
1
delicatulum
Kepadatan plankton yang didapat pada kolam tergenang dengan panjang kolam
9,95 m lebar kolam 5,3 m dan tinggi air 0,5 m sehingga didapatkan volume air sebanyak
26,36 m3. Pengambilan air sampel yang disaring sebanyak 35 liter sebanding dengan 35 cc,
sehingga1 liter sebanding 1 cc. Dari data hasil pengamatan pada tabel 1 bila dilakukan
penghitungan dalam 1 cc untuk jenis Oocystis borgei Sp sebesar 0,348.106 sel, untuk jenis
Gloeotrichia echinulata sebesar 0,448.106 sel, untuk jenis Bacteriastrum delicatulum
sebesar 0,248.10 sel. Penghitungan jumlah plankton dalam kolam untuk jenis Oocystis
borgei sebesar 9,173.10 9 sel, untuk jenis Gloeotrichia echinulata sebesar 11,80. 10 9 sel,
untuk jenis Bacteriastrum delicatulum sebesar 6,53.10 9 sel .
Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa phytoplankton jenis Gloeotrichia

echinulata merupakan jenis yang terbanyak dalam kolam. Keberadaan Gloeotrichia
echinulata cukup banyak diduga disebabkan oleh kondisi lingkungan terutama kualitas air
kolam yang sesuai dengan habitat hidupnya dibanding dua jenis lainya, Keadaan demikian
diduga phytoplankton atau alga planktonik ini mempengaruhi warna air kolam hijau muda
dan merupakan dasar sebagian jaring-jaring makanan di kolam.Sering disebut plankton
nabati dimana sel tubuh mengandung klorofil sehingga merupakan organosme autotrof
yang mampu berfotosintesis secara langsung dan merupakan penyumbang makanan alami
pada kehidupan perairan (Nybakken, 1992). Proses fotosintesis pada ekosistem air yang
dilakukan oleh fitoplankton (produsen) merupakan sumber nutrisi utama bagi kelompok
organisme air lainnya yang berperan sebagai konsumen.
Dari hasil penghitungan kapasitas biogenik perairan setelah diendapkan 24 jam
didapatkan ketebalan endapan kolam hanya 0,55 cc di mana berdasarkan pendapat Slamet
Suseno (1981).
Sedangkan dari hasil penghitungan kelimpahan plankton didapatkan nilai tingkat
kelimpahan relatif setiap species pada semua stasiun pengamatan untuk plankton jenis
Oocystis borgei sp sebesar 33,33 %, untuk jenis Gloeotrichia echinulata sebesar 42,85 %,
untuk jenis Bacteriastrum delicatulum sebesar 23,80 % .
Kualitas suatu perairan menggenang dapat ditentukan berdasarkan fluktuasi
populasi plankton yang mempengaruhi tingkat tropik perairan atau kolam tersebut.
Fluktuasi dan popoulasi plankton sendiri dipengaruhi terutama perubahan berbagai faktor

lingkungan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi populasi atau kelimpahan
plankton adalah ketersediaan nutrisi disuatu perairan atau kolam. Unsur nutrisi berupa
nitrogen dan fosfor yang terakumulasi dalam suatu perairan atau kolam akan menyebabkan
terjadinya ledakan populasi atau kelimpahan phytoplankton dan proses ini akan
menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang dapat menurunkan kualitas perairan atau kolam.
Dikatakan pula oleh Nybakken (1992), bahwa sifat fisik-kimia suatu perairan sangat
penting dalam ekologi. Sehingga selain melakukan pengamatan terhadap faktor biotik,
perlu juga dilakukan pengamatan faktor abiotik perairan, aspek saling ketergantungan

42

ISSN 2302-2612

Jurnal Agroknow Vol. 2 No. 1 Februari 2014

antara organisme dengan faktor abiotik akan dapat diperoleh gambaran tentang kualitas
suatu perairan.
Faktor fisik dalam hal ini oksigen terlarut, merupakan suatu faktor yang sangat
penting di dalam ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi
sebagian besar organisme air. Umumnya kelarutan oksigen dalam air sangat terbatas,
dibandingkan dengan kadar oksigen di udara, dalam hasil pengamatan didapatkan kadar
oksigen terlarut sebesar 2,13 ppm.
Faktor fisik kecerahan sebagai parameter kualitas air mencerminkan jumlah
individu plankton yaitu jasad renik yang melayang dan selalu mengikuti pergerakan air.
Plankton yang mengandung klorofil dan mampu melakukan proses fotosintesa, dalam
hasil pengamatan didapatkan kecerahan sebesar 47,83 centimeter.

KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna air kolam hijau muda menunjukkan
dominasi chlorophyta. Parameter kimia oksigen terlarut sebesar 2,13 ppm, karbondioksida
14,96 ppm, dengan pH kolam dalam kisaran netral yaitu 7, didapatkan jenis plankton
Gloeotrichia echinulata yang terbanyak yaitu sebesar 42,85% pada tingkatan kelimpahan
relatife setiap species pada semua stasiun pengambilan sampel, dengan jumlah plankton
dalam kolam sebesar 11,80.109 sel. Parameter fisika dalam penelitian ini juga turut
berperan dalam keberadaan plankton yang terdapat dalam perairan, juga terutama untuk
respirasi dan proses fotosintesa organisme perairan.

DAFTAR PUSTAKA
Baliao,D; Siri Tookwinas, 2002. Manajemen Budidaya Udang Yang Baik dan Ramah
Lingkungan di Daerah Mangrove. Petunjuk Pelaksanaan Penyuluhan Akuakultur.
Nybakken, J.W.1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Terjemahan dari Marine
Biology An Ecological Approach. Alih Bahasa: M.Eidman, Koesoebiono,
D.G.Bengen dan M.Hutomo. Gramedia. Jakarta
Sachlan,M. 1982. Planktonologi. Correspondence Course Centre. Direktorat Jenderal
Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta.
Simarmata,P. 2012. Kelimpahan Plankton dan Tumbuhan Air (Laporan Praktikum
Plankton dan Tumbuhan Air)
Surachmad, W. 1990. Pengantar Ilmu Penelitian Ilmiah. Penerbit Tarsito. Bandung.
Winasih, E. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelimpahan dan Dominasi
Phytoplankton.

ISSN 2302-2612

43