Diagnosis Diabetes Mellitus Komplikasi Akibat Diabetes Mellitus

3 lapar yang berlebihan atau makan banyak Polyphagia 4 frekuensi urine meningkat atau kencing terus Glycosuria 5 kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya 6 kesemutan atau mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan dan kaki 7 cepat lelah dan lemah setiap waktu 8 mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba. 9 apabila luka atau tergores lambat penyembuhannya. 10 mudah terkena infeksi terutama pada kulit Retno Novita Sari, 2012: 36.

2.1.2.7 Diagnosis Diabetes Mellitus

Menurut Retno Novita Sari 2012: 11 Pemeriksaan glukosa darah dapat digunakan untuk mendiagnosis diabetes, termasuk dengan bantuan pemeriksaan tambahan hemoglobin A1c. Ada sejumlah prosedur dan tes, termasuk tes glukosa setidaknya dua kali dalam jangka waktu yang berlainan untuk memastikan diagnosis dapat ditegakkan. Kriteria diagnosis diabetes mellitus diambil dari keputusan oraganisasi dunia WHO berdasarkan kadar glukosa yakni kadar gula atau gula dengan atau yang melampaui 11.1 mmol1 dalam plasma darah vena yang diambil sampelnya secara acak atau kadar gula puasa dengan atau yang melampaui 7.8 mmol1 dalam plasma darah vena. Untuk mengetahui seseorang menderita penyakit diabetes mellitus atau tidak dapat melakukan: 1 tes TTGO yakni Tes Toleransi Glukosa Oral yang dilakukan dengan cara puasa 10 jam, pagi hari pengambilan darah, minum larutan glukosa 75 gram dengan syarat tidak diperbolehkan makan atau minum apa-apa, 2 IFG Impaired Fasing Glukose adalah kadar gula puasa yang terganggu yakni gula darah setelah puasa 8-10 jam antara 100 mgdl sampai kurang dari 126 mgdl, 3 IGT Impaired Glucose Tolerance adalah toleransi glukosa terganggu yakni apabila TTGO, 2 jam sesudah minum 75 gram glukosa, gula darah berada antara 140 mgdl sampai kurang dari 200 mgdl Retno Novita Sari, 2012: 11-12. Tabel 2.1 Kadar Gula Darah Dalam Tubuh Kadar Gula Darah Gula Darah Puasa GDP Normal Pre-Diabetes Diabetes 70-99 mgdL 100-125 mgdL 126 mgdL GD2JPP Normal Pre-Diabetes Diabetes 70-139 mgdL 140-199 mgdL ≥ 200 mgdL GDA Acak Normal Diabetes 200 mgdL ≥ 200 mgdL Sumber : American Diabates Association Standards of Medical Care In Diabetes, 2013:36

2.1.2.8 Komplikasi Akibat Diabetes Mellitus

Komplikasi akibat diabetes mellitus dapat bersifat akut atau kronis. Komplikasi akut terjadi jika kadar glukosa darah seseorang meningkat atau menurun tajam dalam waktu relative singkat. Kadar glukosa darah bisa menurun drastis jika penderita menjalani diet yang terlalu keras. Perubahan yang besar dan mendadak dapat merugikan. Komplikasi kronis berupa kelainan pembuluh darah yang akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung, ginjal, saraf, dan penyakit berat lainnya Retno Novita Sari, 2012: 13. Komplikasi akut keadaan yang termasuk dalam komplikasi akut DM atau KAD Ketoasidosis Diabetik dan SHH Status Hiperglikemi Hiperosmolar. Pada dua keadaan ini kadar glukosa darah sangat tinggi pada KAD 300-600 mgdL, pada SHH 600-1200 mgdL, dan pasien biasanya tidak sadarkan diri karena angka kematiannya tinggi, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan yang memadai. Keadaan hipoglikemia juga termasuk dalam komplikasi akut DM, di mana terjadi penurunan kadar glukosa darah sampai 60 mgdL. Pasien DM yang tidak sadarkan diri harus dipikirkan mengalami keadaan hipoglikemia. Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia misalnya pasien meminum obat terlalu banyak paling sering golongan sulfonilurea atau menyuntik insulin terlalu banyak, atau pasien tidak makan setelah minum obat atau menyuntik insulin. Gejala hipoglikemia antara lain banyak berkeringat, berdebar-debar, gemetar, rasa lapar, pusing, gelisah, dan jika berat, dapat hilang kesadaran sampai koma Imam Subekti, 2009:277. Komplikasi kronik penyakit diabetes melitus yang tidak terkontrol dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf. Pembuluh darah yang dapat mengalami kerusakan dibagi menjadi dua jenis, yakni pembuluh darah besar dan kecil. Kerusakan pembuluh darah kecil mikroangiopati misalnya mengenai pembuluh darah retina dan dapat menyebabkan kebutaan. Selain itu, dapat terjadi kerusakan pada pembuluh darah ginjal yang akan menyebabkan nefropati diabetikum. Untuk lebih jelasnya baca pada artikel gagal ginjal. Saraf yang paling sering rusak adalah saraf perifer pada ujung-ujung jari, maka pasien diabetes mellitus sering kali tidak menyadari adanya luka pada kaki, sehingga meningkatkan risiko menjadi luka yang lebih dalam atau ulkus kaki dan perlunya melakukan tindakan amputasi Imam Subekti, 2009:278.

2.1.2.9 Penyebab Gula Darah Naik