Sistematika Penulisan Ruang Lingkup Badan Usaha Milik Negara

skripsi ini yang semua itu dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang bersifat teoritis yang dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian. 4. Analisis data Jenis analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis normatif kualitatif yang menjelaskan pembahasan yang dilakukan berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku seperti perundang-undangan. Data yang diperoleh didapatkan dari penelusuran kepustakaan, dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Metode deskriptif yaitu menggambarkan secara menyeluruh tentang apa yang menjadi pokok permasalahan. Kualitatif yaitu metode analisis data yang mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh menurut kualitas dan kebenarannya kemudian dihubungkan dengan teori yang diperoleh dari penelitian kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini diuraikan dalam 5 lima bab, dan tiap-tiap bab terbagi atas beberapa sub-sub bab, untuk mempermudah pemaparan materi dari skripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Universitas Sumatera Utara BAB II PENGELOLAAN KEUANGAN YANG DILAKUKAN OLEH BUMN PERSERO Bab ini berisi pembahasan tentang ruang lingkup Badan Usaha Milik Negara, pengelolaan keuangan negara oleh BUMN Persero, dan kepastian hukum terhadap status keuangan negara pada BUMN Persero. BAB III KEWENANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DALAM PEMERIKSAAN KEUANGAN BUMN PERSERO Bab ini berisi pembahasan tentang status Badan Pemeriksa Keuangan sebagai salah satu lembaga negara, struktur dan tugas Badan Pemeriksa Keuangan, dan kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan dalam memeriksa keuangan BUMN Persero BAB IV FUNGSI PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN BUMN OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN BPK Bab ini berisi pembahasan tentang sistem pengawasan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan terhadap BUMN, fungsi Badan Pemeriksa Keuangan dalam pengawasan pengelolaan keuangan BUMN, dan hambatan-hambatan Badan Pemeriksa Keuangan dalam melakukan pengawasan terhadap BUMN Persero. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab penutup dari seluruh rangkaian bab-bab sebelumnya, yang berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan uraian skripsi ini, yang dilengkapi dengan saran-saran. Universitas Sumatera Utara BAB II PENGELOLAAN KEUANGAN YANG DILAKUKAN OLEH BUMN PERSERO

A. Ruang Lingkup Badan Usaha Milik Negara

Pendirian Badan Usaha Milik Negara selanjutnya disebut BUMN di Indonesia dilatarbelakangi oleh periode pendiriannya dan kebijaksanaan pemerintah yang berkuasa. Beberapa BUMN merupakan kelanjutan dari perusahaan-perusahaan yang didirikan pada jaman sebelum kemerdekaan, beberapa didirikan pada jaman perjuangan kemerdekaan, dan banyak pula yang didirikan setelah tahun 1950 dengan motivasi bermacam-macam. Misalnya saja, perusahaan-perusahaan yang didirikan dengan pembiayaan Bank Industri Negara seperti PT Natour, Perusahaan Tinta Cetak “Tjemani”, Perusahaan Kertas Blabak. Di samping itu ada perusahaan-perusahaan yang tumbuh akibat pengambilalihan perusahaan Belanda. 10 Badan Usaha Milik Negara telah memberikan sumbangan yang besar pada Negara terutama terhadap pembangunan nasional. Lima dasawarsa yang lalu, sektor korporasi di Indonesia masih sangat kecil dan didominasi oleh perseroan-perseroan yang dimiliki oleh pihak asing atau dengan kata lain kepemilikannya sangat terpusat. Pemerintah pada saat itu memperoleh beberapa perusahaan melalui nasionalisasi dan juga mendirikan banyak perusahaan yang berstatus sebagai perusahaan milik Negara. 11 10 Pandji Anoraga, BUMN Swasta dan Koperasi, Tiga Pelaku Ekonomi Jakarta: Pustaka Jaya, 1995, hlm.12. 11 Masterplan Reformasi BUMN Jakarta: Kantor Menteri Negara Pendayagunaan BUMNBadan Pengelolaan BUMN, 1999, hlm.Ix. Universitas Sumatera Utara Dasar bagi pemerintah dalam melaksanakan nasionalisasi adalah Pasal 33 ayat 2 UUD 1945, yang menyatakan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajad hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Untuk melaksanakan amanat UUD 1945 tersebut, serta agar terdapat keseragaman dalam pengelolaan Perusahaan Negara dalam rangka struktur ekonomi terpimpin, ditetapkan Peraturan Pengganti Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960. Dengan demikian pada waktu itu di Indonesia pada prinsipnya hanya dikenal satu macam Perusahaan Negara PN, yang semuanya ditundukkan pada satu peraturan perundang-undangan. 12 Perusahaan Negara yang semula berasal dari perusahaan-perusahaan yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda yang tunduk pada ICW Indische Comtabiliteitwet berdasarkan Stb. 1925 Nomor 448 dan IBW Indische Bedrijivenwet berdasarkan Stb. 1925 Nomor 419 jo. Stb. 1936 Nomor 445 yang sebenarnya kurang tepat untuk dinamakan sebagai perusahaan, karena kegiatannya yang cenderung merupakan bagian dari Badan Pemerintah Dinas yang mempunyai tugas pokok di bidang pelayanan umum public services seperti Pegadaian, Perusahaan Garam, Pos dan lain-lain. Di sisi lain, terdapat pula perusahaan eks bekas nasionalisasi perusahaan Belanda yang umumnya bergerak di bidang perdagangan yang tujuannya untuk mencari keuntungan. 13 Pasal 4 Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 menerangkan bahwa perusahaan negara merupakan suatu kesatuan produksi yang bersifat memberi jasa, menyelenggarakan pemanfaatan umum dan memupuk pendapatan negara serta bertujuan untuk turut membangun ekonomi nasional sesuai dengan ekonomi terpimpin 12 Kurniawan, Hukum Perusahaan, Yogyakarta: Genta Publishing, 2014, hlm.98. 13 Rudi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas disertai alasan berdasarkan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1995 Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001, hlm.83. Universitas Sumatera Utara dengan mengutamakan kebutuhan rakyat dan ketenteraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan makmur material dan spriritual. Dalam perkembangannya, pada tanggal 11 Maret 1967 terjadi perubahan politik dan sosial di Indonesia berupa beralihnya kekuasaan Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto. Pada masa itu, orde baru dicanangkan dan iklim politik ekonomi dapat dirumuskan secara singkat sebagai debirokratisasi. 14 Manajemen BUMN mulai dibenahi sekaligus diluruskan kembali fokus usahanya serta ditata kembali pola pelaporannya pada tahun 1989, yaitu dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 714 Tahun 1989 yang mewajibkan manajemen BUMN membuat laporan kerja dan laporan keuangannya sekaligus mempublikasikannya. Hal ini merupakan cerminan dari pemberlakuan program- program Good Coorporate Governance GCG sebab dengan dipublikasikannya laporan keuangannya berarti telah terjadi pembelajaran dan pendisiplinan BUMN terhadap pelaksanaan prinsip GCG atau prinsip keterbukaan ini sekaligus menjadi pembelajaran penerapan Protokol Pasar Modal capital market protocol mulai pada waktu itu. Dengan penerapan prinsip GCG, sekaligus terkandung maksud untuk dapat memisahkan fungsi kepemilikan dan fungsi sebagai regulator. Hal ini bila tidak dipahamkan tentang pemisahan fungsi dimaksud akan membawa akibat adanya intervensi-intervensi yang dimulai dari pemilik kemudian akan diikuti oleh pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan. 15 14 Pandji Anogara, BUMN Swasta dan Koperasi, Tiga Pelaku Ekonomi Jakarta: Pustaka jaya, 1995, hlm.13. 15 http:mhugm.wikidot.comartikel:003, diakses pada tanggal 22 Februari 2015. Universitas Sumatera Utara Perkembangan BUMN di Indonesia dapat di bagi dalam 5 lima kurun waktu: 16 1. Kurun waktu sebelum kemerdekaan Kurun waktu ini mencatat adanya dua jenis badan usaha milik negara, yaitu yang tunduk pada Indische Bedrijven Wet IBW dan yang tunduk pada Indische Comptabiliteit Wet ICW. 2. Kurun waktu 1945 - 1960 Selama kurun waktu ini beberapa BUMN didirikan dengan modal nasional, seperti BNI-46. Sebelum dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1960, BUMN dikelompokkan dalam lima kategori: a. Yang tunduk pada IBW, seperti Perusahaan Negara Gas; b. Yang sebelumnya tunduk pada ICW, setelah kemerdekaan dijadikan Perusahaan Negara; c. Perusahaan-perusahaan Belanda dinasionalisasikan pada tahun 1957; d. Perusahaan-perusahaan swasta yang disebabkan kesulitan keuangan, kepemilikannya jatuh pada Bank Industri Negara yang kemudian sepenuhnya dikonsolidasikan menjadi Bapindo, atau Bank Negara Indonesia. Oleh karena bank-bank pemerintah ini tidak boleh menjadi pemegang saham, maka perusahaan-perusahaan ini diubah menjadi BUMN contoh dari BUMN ini adalah Perusahaan Negara Intirub; e. Yang dulunya merupakan jawatan pemerintah seperti Perusahaan Negara Perhutani. 16 Pandji Anogara, Op.cit, hlm.14. Universitas Sumatera Utara 3. Kurun waktu 1960 - 1969 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1960 dikeluarkan dalam usaha menyeragamkan cara mengurus dan menguasai serta bentuk hukum dari perusahaan negara dalam rangka struktur ekonomi terpimpin. Perusahaan negara adalah semua perusahaan dalam dalam bentuk apapun yang modal untuk seluruhnya merupakan kekayaan negara Republik Indonesia, kecuali jika ditentukan lain berdasarkan undang-undang. Di samping itu masih terdapat bentuk penyertaan negara dalam bentuk perseroan terbatas PT yang sebagian pemilikannya oleh negara. Dalam kurun waktu ini lahir PT. Hotel Indonesia Internasional, PT. Sarinah. 4. Kurun waktu 1969 - 2003 Selama kurun waktu ini yang dimaksud dengan Perusahaan Negara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 adalah Perusahaan Jawatan Perjan, Perusahaan Umum Perum, dan Perusahaan Perseroan Persero. Sifat usaha dari masing-masing BUMN ini memiliki penekanan yang berbeda. Perjan lebih mengutamakan pelayanan pada masyarakat. Perum lebih mengutamakan berusaha di bidang public utility, disamping berusaha memupuk keuntungan. Disamping itu masih ada bentuk BUMN khusus seperti Pertamina. 5. Kurun waktu 2003 – sekarang Pada Tahun 2003 tepatnya tanggal 19 Juni 2003 telah diundangkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara UU BUMN. Berlakunya UU BUMN ini menyebabkan peraturan-peraturan tentang BUMN yaitu Indonesische Bedrijvenwet Stb. Tahun 1927 Nomor 419 sebagaimana telah beberapa kali diubah Universitas Sumatera Utara dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1955 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 850; Undang_Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1989; dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara menjadi Undang- Undang Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2904; dinyatakan tidak berlaku. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara pada Pasal 1 angka 1 menerangkan bahwa BUMN adalah Badan Usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan. Kamus Hukum Dictionary of Law New Edition, memberikan pengertian BUMN yaitu suatu badan usaha yang dibentuk Negara dan seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan. BUMN juga diartikan sebagai suatu kegiatan usaha berbadan hukum yang dibentuk pemerintah pusat yang berfungsi untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya ekonomi. 17 17 Dzulkifli Umar Ustman Handoyo, Kamus Hukum Dictionary of Law New Edition, Cetakan I Jakarta: Quantum Media Press, 2010, hlm.60. Universitas Sumatera Utara Modal yang dipisahkan untuk pelaksanaan usaha dari BUMN berasal dari beberapa sumber, antara lain: 18 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, termasuk pula proyek-proyek APBN yang dikelola oleh BUMN danatau piutang negara pada BUMN yang dijadikan sebagai penyertaan modal negara. 2. Kapitalisasi cadangan, yaitu penambahan modal disetor yang berasal dari cadangan. 3. Sumber lainnya, misalnya keuntungan revaluasi asset. Sementara itu, yang dimaksud dengan dipisahkan, adalah pemisahan kekayaan negara dari APBN untuk dijadikan penyertaan modal negara pada BUMN untuk selanjutnya pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem APBN, namun didasarkan pada prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Pemisahan kekayaan negara untuk dijadikan penyertaan modal negara ke dalam modal BUMN hanya dapat dilakukan dengan cara penyertaan langsung negara ke dalam modal BUMN tersebut sehingga setiap penyertaan tersebut perlu ditetapkan dengan peraturan pemerintah Pengurusan BUMN dilakukan oleh direksi, yang dalam melaksanakan tugasnya harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip good corporate governance yang meliputi transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Pengawasan BUMN dilakukan oleh komisaris dan pengawas, yang dalam melaksanakan tugasnya juga harus melaksanakan prinsip-prinsip good corporate governance. Setiap anggota direksi, 18 Zaeni Asyhadie Budi Sutrisno, Hukum Perusahaan dan Kepailitan Jakarta: Erlangga, 2013, hlm.157. Universitas Sumatera Utara komisaris, dan dewan pengawas dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung atas kegiatan BUMN dan dapat mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan. Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah: 19 1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya. Dengan tujuan ini BUMN diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat sekaligus memberikan kontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu penerimaan keuangan negara. 2. Mengejar keuntungan. Meskipun maksud dan tujuan persero adalah untuk mengejar keuntungan, dalam hal-hal tertentu untuk melakukan pelayanan umum, persero dapat diberikan tugas khusus dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Dengan demikian, penugasan pemerintah harus disertai dengan pembiayaan kompensasi berdasarkan perhitungan bisnis atas komersial, sedangkan untuk perum yang tujuannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan umum, dalam pelaksanaannya harus memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. 3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Dengan maksud dan tujuan seperti ini, setiap hasil usaha dari BUMN, baik barang maupun jasa, dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 19 Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara Universitas Sumatera Utara 4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi. Kegiatan perintisan merupakan suatu kegiatan usaha untuk menyediakan barang danatau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, namun kegiatan tersebut belum dapat dilakukan oleh swasta dan koperasi karena secara komersial tidak menguntungkan. Dalam hal adanya kebutuhan masyarakat luas yang mendesak, pemerintah dapat pula menugasi suatu BUMN yang mempunyai fungsi pelayanan kemanfaatan umum untuk melaksanakan program kemitraan dengan pengusaha golongan ekonomi lemah. 5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat; Badan Usaha Milik Negara sebagai sebuah badan usaha yang dimiliki oleh negara memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 20 1. Penguasaan badan usaha dimiliki oleh pemerintah; 2. Pengawasan yang dilakukan, baik secara hierarki maupun secara fungsional dilakukan oleh pemerintah; 3. Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di tangan pemerintah; 4. Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan usaha; 5. Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah; 6. Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber penghasilan negara; 20 Kurniawan, Hukum Perusahaan, Yogyakarta: Genta Publishing, 2014, hlm.100. Universitas Sumatera Utara 7. Agar pengusaha swasta tidak memonopoli usaha usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak; 8. Melayani kepentingan umum atau pelayanan kepada masyarakat; 9. Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai tujuan utama mencari keuntungan, tetapi dibenarkan untuk memupuk keuntungan; 10. Merupakan salah satu stabilisator perekonomian Negara; 11. Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi serta terjaminnya prinsip-prinsip ekonomi; 12. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan; 13. Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila sahamnya dimiliki oleh masyarakat, besarnya tidak lebih dari 49, sedangkan minimal 51 sahamnya dimiliki oleh negara; 14. Pinjaman pemerintah dalam bentuk obligasi; 15. Modal juga diperoleh dari bantuan luar negeri; 16. Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat; 17. Pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan bukan bank. Badan Usaha Milik Negara memiliki peranan yang besar dalam meningkatkan kemakmuran rakyat. Adapun yang menjadi peranan BUMN antara lain: 21 1. Mengembangkan perekonomian negara dan penerimaan negara; 2. Memupuk keuntungan Persero dan pendapatan; 21 https:pubeemmanaomi.wordpress.com20121016bumn-dan-bumd-di-indonesia diakses pada tanggal 26 Ferbruari 2015. Universitas Sumatera Utara 3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum Perum berupa barang dan jasa berdaya saing tinggi bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; 4. Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan badan usaha swasta dan koperasi; 5. Menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegiatan dan badan usaha swasta dan koperasi; 6. Membimbing sektor swasta, khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah sektor usaha informal dan koperasi; 7. Melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program dan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan. Pembangunan ekonomi mengusahakan peran serta seluruh masyarakat dan mengurangi campur tangan pemerintah yang menghambat perkembangan ekonomi. Dalam iklim demikian ini dirumuskan perundangan yang mengatur klasifikasi BUMN yang pada akhirnya dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 yang mengelompokkan BUMN dalam tiga klasifikasi yaitu: Perusahaan Jawatan Perjan, Perusahaan Umum Perum, dan Perusahaan Perseroan Pesero. Setelah berlakunya UU BUMN, Pasal 9 menjelaskan bahwa pengelompokan BUMN dalam dua klasifikasi yaitu Perusahaan Umum Perum dan Perusahaan Perseroan Persero. Untuk Perusahaan Jawatan Perjan setelah adanya undang-undang tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi dan diberi waktu paling lama dua tahun harus beralih menjadi Perum atau Persero. Universitas Sumatera Utara Perusahaan Perseroan adalah BUMN yang bentuknya Perseroan Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51 sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. 22 Saham kepemilikan Persero sebagian besar atau setara 51 harus dikuasai oleh pemerintah. Karena Persero diharapkan dapat memberi laba yang besar, maka otomatis persero dituntut harus dapat memberikan produk barang maupun jasa yang terbaik agar barang maupun jasa yang dihasilkan tetap laku dan dapat terus-menerus mencetak keuntungan. Beberapa contoh persero yaitu: PT PLN, Bank BRI, dan PT Jasamarga. Perusahaan Umum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. 23 Perum merupakan perusahaan unit bisnis negara yang seluruh modal dan kepemilikannya dikuasai oleh pemerintah. Beberapa contoh perum yaitu: Perum Pegadaian, Perum Damri, dan Perum Perhutani.

B. Pengelolaan Keuangan Negara oleh BUMN Persero

Dokumen yang terkait

Analisa Yuridis Kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Dalam Pemeriksaan Keuangan Daerah

3 48 174

Analisis Yuridis Keuangan Publik Dan Keuangan Privat Pada Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan

0 36 4

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN BPK

0 7 12

PERAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DALAM PEMERIKSAAN TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA OLEH PEMERINTAH DAERAH (Studi kasus Pemeriksaan BPK Perwakilan DIY terhadap Pemerintah Kabupaten Sleman).

0 7 29

TESIS PERAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DALAM PEMERIKSAAN TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA OLEH PEMERINTAH DAERAH (Studi kasus Pemeriksaan BPK Perwakilan DIY terhadap Pemerintah Kabupaten Sleman).

0 7 13

PENDAHULUAN PERAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DALAM PEMERIKSAAN TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA OLEH PEMERINTAH DAERAH (Studi kasus Pemeriksaan BPK Perwakilan DIY terhadap Pemerintah Kabupaten Sleman).

0 4 15

PENUTUP PERAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DALAM PEMERIKSAAN TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA OLEH PEMERINTAH DAERAH (Studi kasus Pemeriksaan BPK Perwakilan DIY terhadap Pemerintah Kabupaten Sleman).

1 7 8

BAB II PENGELOLAAN KEUANGAN YANG DILAKUKAN OLEH BUMN PERSERO A. Ruang Lingkup Badan Usaha Milik Negara - Analisis Yuridis Terhadap Fungsi Pengawasan Pengelolaan Keuangan BUMN Oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Analisis Yuridis Terhadap Fungsi Pengawasan Pengelolaan Keuangan BUMN Oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

0 0 17

KEWENANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN INVESTIGATIF TERHADAP PENGELOLAAN PENERIMAAN ZAKAT OLEH BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 75