1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu hal yang menentukan masa depan bangsa adalah pendidikan. Pembangunan bangsa bergantung pada kualitas sumber daya manusia dari hasil
pendidikan yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas diharapkan mampu menghadapi masalah-masalah yang ada dan menemukan pemecahannya
sehingga dapat membangun kehidupan bangsa yang lebih baik. Pemecahan masalah merupakan proses mental dan intelektual dalam
menentukan suatu masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Proses
pemecahan masalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri informasidata untuk
diolah menjadi konsep, prinsip, teori, atau kesimpulan. Kurniati 2007 Proses pemecahan masalah tidak lepas dari peran serta guru dan model
pembelajaran yang diterapkan. Guru harus harus mempunyai cara unik dan menarik agar peserta didik dapat menyerap materi yang disampaikan. Oleh karena
itu, guru harus menerapkan model pembelajaran dengan tepat sehingga peserta didik dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Dewasa ini banyak sekolah-sekolah yang menerapkan model pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning CTL. Menurut Depdiknas,
2
Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan perencanaan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kesuma 2010 Salah satu sekolah yang menggunakan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning CTL adalah SMP N 1 Jepara. Siswa dapat membuktikan
konsep-konsep yang telah dijelaskan oleh guru ketika pelajaran berlangsung. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL cenderung untuk
membuktikan konsep, berbeda dengan Group Investigation yang lebih menekankan pada penemuan konsep. Melalui Group Investigation siswa aktif
dalam mencari sumber-sumber untuk memecahkan masalah, baik dengan literatur maupun dengan percobaan-percobaan yang mendukung untuk memecahkan
permasalahan. Struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi di mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka jika
kelompok mereka bisa sukses Slavin 2010. Partisipasi ini membantu peserta didik belajar keterampilan sosial yang penting. Secara bersamaan, hal tersebut
dapat mengembangkan sikap demokratis, keterampilan berfikir logis, dan kemampuan memecahkan masalah. Pembelajaran Group Investigation sangat
efektif bagi siswa dalam proses mengembangkan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah. Santyasa 2006
Model pembelajaran Group Investigation melibatkan siswa dalam memilih topik dan cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
3
keterampilan proses group process skills sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Phil Seok Oh dan Myeong-Kyeong Shin serta Ivy Geok Chin Tan, Shlomo Sharan, dan
Christine Kim Eng Lee, yang menyatakan bahwa model pembelajaran Group Investigation
berhasil dalam meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam belajar. Motivasi siswa meningkat, dapat menumbuhkan kemampuan
memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas VIII SMP untuk Menumbuhkan Kemampuan Memecahkan Masalah” perlu dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah