pekerjaan responden pada umumnya adalah petani. Walaupun memiliki mata pencaharian lain seperti perangkat desa dan guru, responden tetap melakukan
aktivitas pertanian sesuai dengan tradisi kasepuhan. Jabatan yang dimiliki responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9. Jabatan Responden di Desa
No. Desa Jabatan
Perangkat Desa Perangkat adat
Warga Biasa 1 Citorek
Barat 2
1 15
2 Citorek Tengah
4 2
30 3 Citorek
Timur 3
1 24
4 Citorek Kidul
3 1
11
2. Pengetahuan Masyarakat Mengenai Keberadaan Hutan Adat dan
Tata Aturannya
Berdasarkan hasil wawancara, pada umumnya masyarakat mengetahui adanya hutan adat wewengkon Kasepuhan Citorek. Hanya 6 responden 6,19
yang tidak mengetahui keberadaan wewengkon. Hal in menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat mengetahui adanya kawasan yang secara turun-temurun
mereka kelola secara adat. Akan tetapi tidak semua responden mengetahui batas wewengkon. Sebanyak 64 responden 65,98 dapat menyebutkan batas-batas
wewengkon sebagaimana kesepakatan adat kasepuhan. Ketidaktahuan akan batas- batas wewengkon dapat menyebabkan masyarakat yang bersangkutan akan
membuka lahan di luar wewengkon mereka yang merupakan kawasan TNGHS. Sebagian besar responden yaitu 77 responden 79,38 mengetahui
peraturan yang berlaku di wewengkon walaupun hanya menyebutkan peraturan- peraturan umum seperti dilarang merusak sirah cai. Adapun peraturan adat
mengenai pembagian zonasi wewengkon tidak diketahui oleh sebagian besar responden. Hanya 34 responden 35,42 yang mengetahui pembagian
wewengkon. Ketidaktahuan akan tata aturan akan menyebabkan terjadinya pelanggaran terhadap aturan adat yang berlaku termasuk peraturan pemanfaatan
sumberdaya lahan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan penutupan lahan pada areal yang seharusnya tidak boleh diganggu. Jumlah responden yang
mengetahui keberadaan hutan adat dan tata aturannya dapat dilihat pada Tabel 10. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai tata aturan wewengkon
disebabkan karena pengetahuan tersebut pada umumnya merupakan pengetahuan
yang didapatkan dari orang tua mereka secara turun-temurun. Selain itu di masyarakat kasepuhan, budaya bertanya merupakan sesuatu yang tabu. Hal ini
menyebabkan pengetahuan tersebut hanya dimiliki oleh perangkat adat dan kerabat dekatnya. Berdasarkan pengamatan di lapangan, responden yang memiliki
pengetahuan lebih baik mengenai tata aturan adat adalah masyarakat yang berada di pusat kasepuhan. Pengetahuan yang lebih baik juga dimiliki oleh tokoh
pemuda. Hal ini disebabkan keterlibatannya dalam kegiatan pemetaan partisipatif dan kegiatan-kegiatan pendampingan oleh LSM yang membangun budaya kritis.
Beberapa responden tersebut bahkan mengetahui konsep kepemilikan adat atas tanah yang mereka garap. Kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya
mengenai pembagian wewengkon menyebabkan terjadinya perubahan penutupan lahan di leuweung tutupan dan leuweung titipan yang seharusnya merupakan areal
terlarang. Lunturnya pengetahuan masyarakat mengenai peraturan adat juga
disebabkan sifat dari masyarakat kasepuhan yang cukup terbuka terhadap pengaruh dari dunia luar. Keterbukaan ini memicu masuknya nilai-nilai baru dan
terjadinya perubahan perilaku masyarakat. Saat ini tidak sedikit masyarakat yang telah meninggalkan beberapa tradisi kasepuhan seperti bentuk rumah yang telah
mengikuti bentuk rumah modern yang permanen. Masuknya informasi baik melalui televisi maupun media informasi lain telah mempengaruhi pola berpikir
masyarakat khususnya kepatuhan dan kepercayaan masyarakat terhadap peraturan adat. Beberapa warga mulai terbiasa melanggar peraturan adat karena mereka
menganggap sanksi adat berupa kabendon dari leluhur bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Masyarakat masih mematuhi peraturan adat karena adanya sanksi
sosial misalnya akan disebut sebagai maling dan dikucilkan oleh masyarakat. Tabel 10. Pengetahuan Responden Mengenai Keberadaan Hutan Adat dan Tata
Aturannya
No. Pengetahuan Responden Yang Mengetahui
Jumlah Persentase 1
Keberadaan hutan adat 91
93,81 2
Batas – batas hutan adat 64
65,98 3
Peraturan yang berlaku 77
79,38 4
Pembagian hutan adat 34
35,42
3. Pengetahuan dan Persepsi Masyarakat Mengenai Taman Nasional