Analisis Data Atribut Metode Analisis Penutupan Lahan

3.5.5. Analisis Data Atribut

Data atribut yang telah diolah kemudian dibandingkan untuk mengetahui perubahan sosial-ekonomi yang terjadi selama kurun waktu tersebut. Perubahan- perubahan yang terjadi kemudian dapat dijadikan acuan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penutupan lahan pada kawasan tersebut. Selain mengacu pada perubahan sosial ekonomi masyarakat dilakukan juga analisis terhadap pola bertani dan pengetahuan masyarakat terhadap peraturan adat yang berlaku secara kualitatif untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perubahan penutupan lahan yang terjadi. Uraian analisis perubahan penutupan lahan seperti tersebut diatas dapat dijelaskan melalui Gambar 4. Gambar 4. Proses Analisis Perubahan Penutupan Lahan

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1.

Taman Nasional Gunung Halimun Salak 4.1.1. Sejarah, Letak, dan Luas Taman Nasional Gunung Halimun TNGH ditetapkan pada tanggal 28 Februari 1992 dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No 282Kpts-II1992. Sebelumnya kawasan ini merupakan kawasan Cagar Alam Gunung Halimun. Tanggung jawab pengelolaan untuk sementara diserahkan kepada Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam No. 1544DJ-VITN1992. Pada tahun 1997 Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan No. 185Kpts-II1997 menetapkan organisasi pengelola TNGH menjadi Unit Pengelola Teknis tersendiri setingkat eselon III dengan nama Balai Taman Nasional Gunung Halimun yang meliputi tiga sub seksi yaitu:Sub Seksi Gunung Halimun Utara, Sub Seksi Gunung Halimun Selatan, dan Sub Seksi Gunung Sangga Buana. Pada tanggal 10 Juni 2002 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 6186Kpts-II2002 tentang organisasi dan tata kerja Taman Nasional, BTNGH sebagai TN tipe C mengalami perubahan struktur organisasi. BTNGH terdiri dari tiga Seksi Konservasi Wilayah SKW, yaitu SKW: I Cikotok, SKW II Nanggung, dan SKW III Pasir Bandera. Pada awalnya TNGH meliputi areal seluas 40.000 Ha, kemudian diperluas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 175Kpts-II2003 tentang penunjukan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS menjadi 113.357 Ha yang sebagian besar berasal dari kawasan Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas Perhutani Gambar 5. TNGHS terletak diantara 106 o 12’ – 106 o 46’ Bujur Timur dan 6 o 32’ – 6 o 55’ Lintang Selatan. TNGHS termasuk ke dalam tiga kabupaten dan dua provinsi, yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi di Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Lebak di Provinsi Banten. di dalam TNGHS terdapat 9 enclave, 3 enclave di wilayah timur, 4 enclave di wilayah utara, dan 2 enclave di wilayah timur laut. Enclave tersebut secara hukum terletak diluar TNGHS.