Hasil Penelitian Kebijakan Pengelolaan Rumpon yang Berkelanjutan di Barat Daya Perairan Pelabuhanratu

75 V. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis existing condition pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhanratu, Jawa Barat yang menggunakan aplikasi Rapfish dengan metode Multidimensional Scaling MDS, diperoleh status keberlanjutan setiap dimensi ekologi, ekonomi, teknologi, sosial dan status keberlanjutan keterpaduan dimensi multidimensi pengelolaan rumpon. Untuk merekomendasikan kebijakan yang akan di lakukan untuk pengelolaan rumpon yang berkelanjutan di Barat Daya perairan Pelabuhan ratu, diperoleh hasil analisis kebijakan dengan menggunakan Analitical Hierarchy Process AHP 5.1.1 Status Keberlanjutan Pengelolaan Rumpon Setiap Dimensi 5.1.1.1 Status Keberlanjutan Pengelolaan Rumpon Dimensi Ekologi Terkait dengan dimensi ekologi ini, analisis MDS dengan mempertimbangkan beberapa atribut yang berpengaruh menghasilkan indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon di Pelabuhanratu yang kemudian disingkat Ikb-PENGRUMPON-Ekologi. Atribut yang dipertimbangkan dalam analisis MDS dari dimensi ekologi ini terdiri dari: 1 tingkah laku ikan di sekitar rumpon, 2 suhu perairan, 3 salinitas perairan, 4 arus perairan, 5 kedalaman atraktor rumpon di perairan, 6 zonakawasan pengelolaan rumpon di perairan, dan 7 batas wilayah administrasi pengelolaan rumpon di perairan. Berdasarkan hasil analisis MDS, diketahui nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon dari dimensi ekologi Ikb-PENGRUMPON-Ekologi adalah 57,14 pada skala keberlajutan 1 – 100. Nilai indeks ini menunjukkan bahwa dari analisis tujuh atribut yang ada, status keberlanjutan pengelolaan rumpon di perairan Pelabuhanratu termasuk kategori ”cukup” secara ekologi. Menurut Kruskal dalam Jhonson dan Wichern 1992, kategori cukup bila nilai indeks berada pada kisaran 51 – 75. Gambar 5.1 memperlihatkan hasil analisis MDS 76 yang menunjukkan nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhanratu dari dimensi ekologi. 57.14 BAD DOWN GOOD UP -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 Sum bu X Sete lah Rotas i : Sk ala Ke berlanjutan S u m b u Y S e te la h R o ta s i Ikb-PENGRUMPON-Ekologi Titik Ref erensi Utama Titik Ref erensi Tambahan Gambar 5.1 Hasil analisis MDS yang menunjukkan nilai Ikb-PENGRUMPON- Ekologi di Barat Daya perairan Pelabuhanratu Untuk mengetahui atribut sensitif yang memberikan kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon dari dimensi ekologi, maka dilakukan analisis leverage. Berdasarkan hasil analisis leverage yang dilakukan, diketahui bahwa atribut zonakawasan pengelolaan rumpon merupakan atribut yang paling tinggi kontribusinya yaitu dengan nilai 12,37. Sedangkan atribut lainnya yang kontribusinya cukup besar terhadap nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon dari dimensi ekologi adalah arus perairan dengan nilai 9,37, suhu perairan dengan nilai 8,38, dan salinitas perairan dengan nilai 6,49. Secara detail kontribusi setiap atribut terkait dimensi ekologi disajikan pada Gambar 5.2. 77 Analisis Leverage Dimensi Ekologi 1.23 8.38 6.49 9.37 2.73 12.37 3.17 2 4 6 8 10 12 14 Tingkah laku ikan Suhu perairan Salinitas perairan Arus perairan Kedalaman atraktor rumpon di perairan Zonakaw asan pengelolaan rumpon Batas w ilayah A tr ib u t Perubahan Root Mean Square RMS Ordinasi Jika Salah Satu Atribut Dihilangkan pada Skala Keberlanjutan 0 - 100 Gambar 5.2 Peran masing-masing atribut dari dimensi ekologi yang dinyatakan dalam bentuk perubahan nilai RMS

5.1.1.2 Status Keberlanjutan Pengelolaan Rumpon dari Dimensi Ekonomi

Analisis Multidimensional Scaling MDS terkait status keberlanjutan pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhanratu dari dimensi ekonomi dilakukan dengan mempertimbangkan enam atribut yang relevan. Adapun keenam atribut tersebut adalah : 1 rasio usaha perikanan tangkap yang bergantung rumpon dianalisis, 2 pertumbuhan usaha pendukung penangkapan, 3 nilai BC ratio usaha pennagkapan ikan di sekitar rumpon, 4 kontribusi terhadap PAD, 5 pendapatan nelayan rumpon terutama nelayan skala kecil, dan 6 konsumsi rumah tangga n elayan rumpon terutama nelayan skala kecil diukur dari konsumsi beras per tahun. Dari analisis MDS yang dilakukan, diketahui bahwa nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon di perairan Pelabuhanratu dari dimensi ekonomi Ikb-PENGRUMPON-Ekonomi adalah 82,67 pada skala keberlajutan 1 – 100. Berdasarkan nilai indeks tersebut, maka status keberlanjutan pengelolaan rumpon di perairan Pelabuhanratu termasuk kategori ”baik” secara ekonomi karena nilainya berada pada kisaran 76 - 100. Hal ini berarti pengelolaan rumpon di perairan Pelabuharatu dilihat dari dimensi ekonomi telah memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan dimensi ekologi. Gambar 5.3 memperlihatkan hasil analisis MDS terkait status keberlanjutan pengelolaan rumpon dari dimensi ekonomi. 78 82.67 BAD GOOD DOWN UP -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 Sum bu X Sete lah Rotas i : Sk ala Ke berlanjutan S u m b u Y S e te la h R o ta s i Ikb-PENGRUMPON-Ekonomi Titik Ref erensi Utama Titik Ref erensi Tambahan Gambar 5.3 Hasil analisis MDS yang menunjukkan nilai Ikb-PENGRUMPON- Ekonomi di Barat Daya perairan Pelabuhanratu Untuk mengetahui jenis-jenis atribut yang sensitif memberikan kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon dari dimensi ekonomi tersebut, maka disajikan hasil analisis leverage pada Gambar 5.4. Analisis Leverage Dimensi Ekonomi 6.96 5.45 3.21 4.24 8.72 5.08 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rasio usaha perikanan tangkap bergantung rumpon Pertumbuhan usaha pendukung penangkapan Nilai BC ratio Kontribusi terhadap PAD Pendapatan nelayan rumpon terutama nelayan kecil Konsumsi RTN rumpon terutama nelayan skala kecil A tr ib u t Perubahan Root Mean Square RMS Ordinasi Jika Salah Satu Atribut Dihilangkan pada Skala Keberlanjutan 0 - 100 Gambar 5.4 Peran masing-masing atribut dari dimensi ekonomi yang dinyatakan dalam bentuk perubahan nilai RMS 79 Berdasarkan Gambar 5.4, diketahui bahwa atribut pendapatan nelayan rumpon terutama nelayan kecil merupakan atribut yang paling sensitif yaitu dengan nilai 8,72, kemudian berturut-turut diikuti oleh atribut rasio usaha perikanan tangkap yang bergantung pada rumpon dengan nilai 6,96, pertumbuhan usaha pendukung penangkapan dengan nilai 5,45, dan konsumsi rumah tangga nelayan RTN rumpon terutama nelayan skala kecil dengan nilai 5,08.

5.1.1. 3 Status Keberlanjutan Pengelolaan Rumpon dari Dimensi Teknologi

Analisis Multidimensional Scaling MDS terkait status keberlanjutan pengelolaan rumpon di perairan Pelabuhanratu dari dimensi teknologi dilakukan dengan mempertimbangkan enam atribut yang relevan. Adapun keenam atribut tersebut adalah : 1 penerapan teknologi ramah lingkungan, 2 rasio hasil tangkapan terhadap TAC, 3 keuntungan nelayan dari penangkapan di sekitar rumpon, 4 tingkat investasi pengusahaan rumpon, 5 penggunaan BBM untuk penangkapan di rumpon, dan 6 Tingkat akuntabilitas pemenuhan ketentuan hukum dan perundang-undangan berlaku CCRF, UU No 312002 tentang Perikanan, Peraturan Daerah, dan hukum adat. Gambar 5.5 memperlihatkan hasil analisis MDS terkait status keberlanjutan pengelolaan rumpon dari dimensi teknologi tersebut. 47.20 DOWN BAD GOOD UP -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 Sum bu X Se te lah Rotas i : Sk ala Ke be r lanjutan S u m b uY S e te la hR o ta s i Ikb-PENGRUMPON-Teknologi Titik Ref erensi Utama Titik Ref erensi Tambahan Gambar 5.5 Hasil analisis MDS yang menunjukkan nilai Ikb-PENGRUMPON- Teknologi di barat Daya perairan Pelabuhanratu 80 Berdasarkan Gambar 5.5, diketahui bahwa nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhanratu dari dimensi teknologi Ikb-PENGRUMPON-Teknologi adalah 47,20 pada skala keberlajutan 1 – 100. Untuk mengetahui jenis-jenis atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon dari dimensi ekonomi tersebut diperlukan hasil analisis leverage. Seperti pada Gambar 5.6 Analisis Leverage Dimensi Teknologi 6.23 5.45 4.36 8.12 7.64 1.29 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penerapan teknologi ramah lingkungan Rasio hasil tangkapan terhadap TAC Keuntungan nelayan dari penangkapan di sekitar rumpon Tingkat investasi pengusahaan rumpon Penggunaan BBM untuk penangkapan di rumpon Tingkat akuntabilitas A tr ib u t Perubahan Root Mean Square RMS Ordinasi Jika Salah Satu Atribut Dihilangkan pada Skala Keberlanjutan 0 - 100 Gambar 5.6 Peran masing-masing atribut dari dimensi teknologi yang dinyatakan dalam bentuk perubahan nilai RMS Hasil analisis leverage pada Gambar 5.6 memperlihatkan peran masing- masing atribut dalam memberikan kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon dari dimensi teknologi di peroleh ada 4 empat atribut sensitif yaitu; 1 tingkat investasi pengusahaan rumpon, 2 penggunaan BBM untuk penangkapan di rumpon, 3 penerapan teknologi ramah lingkungan, 4 rasio hasil tangkapan terhadap TAC.

5.1.1.4 Status Keberlanjutan Pengelolaan Rumpon dari Dimensi Sosial

Dalam analisis Multidimensional Scaling MDS terkait status keberlanjutan pengelolaan rumpon di perairan Pelabuhanratu dari dimensi sosial ini digunakan sembilan atribut untuk pertimbangan. Adapun kesembilan atribut tersebut adalah : 1 tingkat pendidikan nelayan, 2 kemudahan mendapat pelayanan kesehatan, 3 status penggunaan bahan berbahaya, 4 Pengaruh 81 terhadap habitat, 5 keamanan bagi nelayan, 6 keamanan hasil tangkapan sekitar rumpon bagi konsumen, 7 potensi konflik stakeholders antar nelayan, 8 pengaruh terhadap keanekaragaman hayati dan 9 pengaruh terhadap ikan- ikan yang dilindungi. Adapun hasil MDS tersebut diperlihatkan pada Gambar 5.7. 66.52 BAD GOOD DOWN UP -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 Sum bu X Se te lah Rotas i : Skala Kebe rlanjutan S u m b u X S e te la h R o ta s i Ikb-PENGRUMPON-Lingkungan-Sosial Titik Ref erensi Utama Titik Ref erensi Tambahan Gambar 5.7 Hasil analisis MDS yang menunjukkan nilai Ikb-PENGRUMPON- Sosial di Barat Daya perairan Pelabuhanratu Berdasarkan analisis MDS yang dilakukan, diketahui bahwa nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhanratu dari dimensi sosial Ikb-PENGRUMPON-Sosial adalah 66,52 pada skala keberlajutan 1 – 100. Bila mengacu kepada kategori indeks, maka status keberlanjutan pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhanratu termasuk kategori ”cukup” secara dimensi sosial karena nilainya berada pada kisaran 51 - 75. Untuk mengetahui jenis-jenis atribut yang sensitif memberikan kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon dari dimensi sosial, maka pada Gambar 5.8 disajikan hasil analisis leverage terhadap setiap atribut yang dipertimbangkan. Berdasarkan Gambar 5.8 tersebut, diketahui bahwa diperoleh 5lima atribut sensitif dalam pengelolaan rumpon dimensi 82 sosial yaitu: 1 atribut pengaruh terhadap ikan-ikan yang dilindungi, 2 atribut pengaruh terhadap ikan-ikan yang dilindungi, 3 potensi konflik stakeholders, 4 pengaruh terhadap habitat, 5 pengaruh terhadap keanekaragaman hayati. Analisis Leverage Dimensi Lingkungan Sosial 2.37 2.12 3.94 4.32 1.25 0.46 4.42 3.12 5.25 1 2 3 4 5 6 Tingkat pendidikan nelayan Kemudahan mendapat pelayan kesehatan Status penggunaan bahan berbahaya Pengaruh terhadap habitat Keamanan bagi nelayan Keamanan hasil tangkapan bagi konsumen Potensi konflik stakeholders Pengaruh terhadap keanekaragaman hayati Pengaruh terhadap ikan-ikan yang dilindungi A tr ib u t Perubahan Root Meran Square RMS Ordinasi Jika Salah Satu Atribut Dihilangkan pada Skala Keberlanjutan 0 - 100 Gambar 5.8 Peran masing-masing atribut dari dimensi sosial yang dinyatakan dalam bentuk perubahan nilai RMS

5.1.2 Status Keberlajutan Pengelolaan Rumpon dengan Keterpaduan Dimensi Pengelolaan Multidimensi

Gambar 5.9 memperlihatkan hasil analisis MDS detail tentang nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhanratu dari pertimbangan terpadu dimensi ekologi, ekonomi, teknologi dan lingkungan sosial. Berdasarkan Gambar 5.9, diketahui bahwa nilai Ikl-PENGRUMPON- Pelabuhanratu sebesar 55,96 pada skala keberlanjutan 1 – 100. Nilai indeks ini berada pada kisaran 51 – 75 sehingga status keberlanjutan pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhan termasuk kategori ”cukup” berdasarkan keterpaduan semua dimensi pengelolaan yang ada. 83 55.96 UP DOWN GOOD BAD -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 Sum bu X Sete lah Rotas i : Sk ala Ke ber lanjutan S u m b u Y S e te la h R o ta s i Ikb-PENGRUMPON-Pelabuhanratu Titik Ref erensi Utama Titik Ref erensi Tambahan Gambar 5.9 Hasil analisis MDS yang menunjukkan nilai Ikb-PENGRUMPON- di Barat Daya Perairan Pelabuhanratu Adapun nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi, ekonomi, teknologi dan sosial digambarkan dengan diagram layang kite diagram, seperti Gambar 5.10. Gambar 5.10 Kite diagram keberlanjutan pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhanratu Dari 28 atribut dimensi yang dianalisis, terdapat17 atribut sensitif yang berpengaruh atau perlu diintervensi untuk meningkatkan status keberlanjutan 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Ekologi Ekonomi Teknologi Lingkungan Sosial 84 pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhanratu Jawa Barat. Atribut- atribut sensitif tersebut adalah seperti yang ditampilkan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Atribut yang sensitif mempengaruhi indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon di perairan pelabuhanratu No Dimensi Pengelolaan Atribut Yang Sensitif 1 Ekologi  Zonakawasan pengelolaan rumpon  Arus perairan  Suhu perairan  Salinitas perairan 2 Ekonomi  Pendapatan nelayan rumpon terutama nelayan kecil  Rasio usaha perikanan tangkap yang bergantung pada rumpon  Pertumbuhan usaha pendukung penangkapan  Konsumsi rumah tangga nelayan RTN rumpon terutama nelayan skala kecil 3 Teknologi  Tingkat investasi pengusahaan rumpon  Penggunaan BBM untuk penangkapan di rumpon  Penerapan teknologi ramah lingkungan  Rasio hasil tangkapan terhadap TAC 4 Sosial  Pengaruh terhadap ikan-ikan yang dilindungi  Potensi konflik stakeholders  Pengaruh terhadap habitat  Status penggunaan bahan berbahaya  Pengaruh terhadap keanekaragaman hayati Untuk mengetahui apakah hasil analisis MDS untuk setiap dimensi maupun untuk keterpaduan dimensi multidimensi layak dan menyerupai kondisi sebenarnya kegiatan pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhanratu, maka perlu dilakukan uji terhadap koefisien diterminasi R 2 dan stress. Bila hasil uji statistik tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan, maka perlu dilakuan kroscek dan penambahan atribut baru dalam analisis. Adapun hasil uji statistik terhadap koefisien diterminasi R 2 dan stress di tampilkan pada Tabel 5.2. 85 Tabel 5.2 Hasil uji statistik terhadap koefisien diterminasi R 2 dan stress Hasil Uji Multi Dimensi Dimensi Ekologi Dimensi Ekonomi Dimensi Teknologi Dimensi Lingkungan Sosial Stress 0.21 0.2 0.13 0.22 0.19 R 2 0.95 0.96 0.98 0.95 0.96 Selanjutnya dalam analisis keberlanjuta juga dilakukan uji Monte Carlo, yaitu untuk mengkroscek hasil pengujian tingkat kepercayaan nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon baik untuk setiap dimensi maupun untuk keterpaduan dimensi dengan hasil uji Monte Carlo tersebut. Hasil analisis Monte Carlo tersebut disajikan pada tabel 5.3. Tabel 5.3 Hasil analisis Monte Carlo terkait nilai indeks keberlanjutan Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi Pengelolaan Analisis MDS Analisis Monte Carlo Keterangan Multidimensi 55.96 56.21 Identik Dimensi Ekologi 57.14 57.05 Identik Dimensi Ekonomi 82.67 82.81 Identik Dimensi Teknologi 47.20 47.33 Identik Dimensi Sosial 66.52 66.48 Identik

5.1.3 Atribut Kunci

Untuk menentukan atribut kunci yang merupakan dasar dalam penyusunan alternatif kebijakan pengelolaan rumpon yang berkelanjutan di Barat Daya perairan Pelabuhanratu, diperlukan analisis keterkaitan dari atribut existing conditon yang berpengaruh sensitif dalam analisis keberlanjutan pengelolaan rumpon. Hasil analisis keterkaitan atribut berpengaruh sensitif tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.11 86 Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji Konsumsi RTN rumpon Pengaruh t hd habit at Penerapan t eknologi ramah lingkungan Penggunaan BBM Tingkat invest asi pengusahaan rumpon Pert umbuhan usaha pendukung penangkapan Pendapat an nelayan rumpon Rasio UPT bergant ung rumpon A rus perairan Zona pengelolaan rumpon Salinit as perairan Pengaruh t erhadap keanekaragaman hayat i Suhu perairan St at us penggunaan bahan berbahaya Rasio hasil t angkapan Pot ensi konf lik Pengaruh t erhadap ikan yg dilindungi 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 Ketergantungan P e n g a ru h potensi konflik Gambar 5.11 Tingkat kepentingan atribut sensitif yang berpengaruh dalam analisis keberlanjutan pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhanratu Berdasarkan Gambar 5.11, terdapat empat atribut dengan ketergantungan dan pengaruh tinggi dan tiga atribut dengan pengaruh tinggi dalam pengelolaan rumpon. Atribut yang mempunyai ketergantungan dan pengaruh tinggi ada 4 atribut yaitu tingkat investasi pengusahaan rumpon, zonakawasan pengelolaan rumpon, pendapatan nelayan rumpon terutama nelayan kecil dan potensi konflik. Sedangkan atribut yang mempunyai pengaruh tinggi dalam pengelolaan rumpon terdiri dari pengaruh terhadap ikan-ikan yang dilindungi, penggunaan BBM, dan rasio usaha perikanan tangkap yang bergantung pada rumpon.

5.1.4 Hasil Analisis Kebijakan Pengelolaan Rumpon Yang Berkelanjutan

Berdasarkan hasil analisis kebijakan terhadap pengelolaan rumpon di Barat Daya Pelabuhanratu, diperoleh 5 lima level dengan rasio kepentingannya seperti tampilan pada Gambar 5.12 87 Gambar 5.12 Struktur Hierarkhi dan rasio kepentingan Pengelolaan Rumpon yang Berkelanjutan di Barat Daya Perairan Pelabuhanratu, Jawa Barat. Berdasarkan Gambar 5.12, bahwa pada level 2 struktur tersebut aktor yang mempunyai berkepentingan utama adalah nelayan kemudian baru, pengusaha, pemerintah dan ilmuan, lebih dirinci terlihat pada Gambar 5.13. Level 5 alternatif Perbaikan mekanisme pembia yaan pengadaan rumpon dan investasi 0.291 Penetapan zona penge lolaan rum pon 0.460 Penyediaa n BBM khusus untuk penang kapan ikan di rumpon 0.100 Pengatura n jumlah nelayan dan armada penang Kapan 0.149 Level 4 Sub kriteria Level 3 Dimensi kriteria Teknologi 0.055 Sosial 0.262 Pendapatan nelayan 0.568 Tingkat investasi 0.071 Pengaruh terhadapikan-ikan yang dilindungi 0.167 Rasio usaha perikanan perairan 0.112 Pertumbuh an UP 0.244 Konsumsi RTN 0.057 Pengguna an BBM 0.571 Teknologi RL 0.122 Rasio TAC 0.235 Potensi konflik 0.497 Pengaruh terhadap Habitat 0.064 Status penggunaan bahan berbahaya 0242 Pengaruh thd keanekaragaman hayati 0.037 Ekologi 0.118 Ekonomi 0.565 Arus perairan 0.239 Salinitas Perairan 0.065 Zonakawasan 0.594 Suhu perairan 0.147 Level 2 Aktor Pengelolaan Rumpon Yang Berkelanjutan Pemerintah 0.155 Pengusaha 0.247 Ilmuan 0.057 Nelayan 0.541 Level 1 FokusTujuan 88 Gambar 5.13 Hasil Analisis Kepentingan Aktor Pengelolaan rumpon Pada level 3, yaitu dimensi yang mempengaruhi keberlanjutan pengelolaan rumpon, diperoleh hasil kepentingan sesuai dengan Gambar 5.14. Pada level 4 ini, dimensi ekonomi mempunyai kepentingan utama, setelah itu diikuti oleh dimensi sosial, ekologi dan terakhir teknologi. Gambar 5.14 Hasil Analisis Kepentingan Dimensi Pengelolaan Pada level 4, diperoleh rasio kepentingan sub-kriteria dimensi ekonomi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.15 89 Rasio Kepentingan 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 pendapatan Nelayan rasio Usaha Perikanan pertumbuhan UP konsumsi RTN Rasio Kepentingan Gambar 5.15. Rasio Kepentingan sub-kriteria Dimensi Ekonomi Pada dimensi sosial, rasio kepentingan sub kriterianya ditunjukkan pada Gambar 5.16. Rasio kepentingan 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 Ik an yg di lin du n gi ko nf lik ha bi ta t ba ha n be rb ah a ya ke an e ka ra ga m an Rasio kepentingan Gambar 5.16 Rasio Kepentingan sub-kriteria Dimensi Sosial. Sedangkan hasil analisis AHP, sub-kriteria ekologi dan teknologi serta rasio kepentingannya masing-masing ditampilkan pada Gambar 5.17 dan Gambar 5.18 90 Rasio Kepentingan 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 zona arus suhu salinitas Rasio Kepentingan Gambar 5.17. Rasio Kepentingan sub-kriteria Dimensi Ekologi. Rasio Kepentingan 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 tkt investasi pengg. BBM teknologi RL rasio TAC Rasio Kepentingan Gambar 5.18. Rasio Kepentingan sub-kriteria Dimensi Teknologi. Berdasarkan judgement semua stakeholder dan pakar pada setiap level diperoleh bobot dan prioritas alternatif kebijakan pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhanratu. Hasil analisis alternatif kebijakan disajikan pada Gambar 5.19. 91 Gambar 5.19 Hasil analisis kepentingan alternatif kebijakan pengelolaan rumpon 5.2 Pembahasan 5.2.1