Kondisi Klimatologi Perairan di Sekitar Lokasi Penelitian Potensi Wisata Bahari dan Daerah konservasi

38 - 79,4 . Pertumbuhan karang di wilayah perairan tersebut lebih didominasi oleh coral massive dan Acropora digtata. Sedangkan di sekitar perairan Teluk Pelabuhanratu, umunya dari jenis Acropora branching dan coral branching memiliki pertumbuhan yang lebih dominan dibandingkan dengan jenis karang lainnya. Di perairan Pelabuhanratu ditemukan penyu dan ikan Napoleon Cheilinus undulatus yang termasuk ikan yang dilindungi. Selain itu juga ditemukan jenis-jenis ikan lain seperti ikan ekor kuning Caesio sp, kepe-kepe Chaetodon sp, ikan biji nangka Upeneus sp, dan lain-lain. Di samping ikan, juga ditemukan ekosistem padang lamun.

3.3 Kondisi Klimatologi Perairan di Sekitar Lokasi Penelitian

Seperti umumnya iklim wilayah kepulauan di Indonesia, Pelabuhanratu dan lokasi pemasangan rumpon mempunyai iklim yang tropis. Kondisi suhu harian di sekitar pantai Pelabuhanratu berkisar antara 21,1 - 31,2 °C. Sedangkan kecepatan angin mencapai 13,4 knot dengan arah angin terbanyak menuju arah barat. Curah hujan cukup tinggi, yaitu mencapai 2.787 mmtahun. Keadaan curah ini ditentukan oleh fluktuasi musim hujan dan kemarau, dimana musim barathujan berlangsung sejak bulan Juli sampai dengan Desember dan musim timurkemarau berlangsung antara bulan Januari sampai dengan Juni setiap tahunnya. Suhu udara maksimum di Pelabuhanratu berkisar 26,2 – 36,5 o C dan suhu udara minimum berkisar 16,7 – 23,2 o C. Kelembaban nisbi berkisar 70 - 77 sepanjang tahun. Karakteristik klimatologi seperti ditunjukkan pada Tabel 3.2, sangat penting dalam mendukung berbagai kegiatan pengelolaan di Pelabuhanratu seperti kegiatan usaha perikanan laut, penelitian, wisata bahari dan lainnya. Data musim, suhu, curah hujan, temperatur, dan kecepatan arus diperlukan untuk mengukur kesesuaian kawasan perairan untuk pengembangan kegiatan yang mendukung usaha perikanan, penelitian, dan pelestarian habitat sangat diperlukan sehingga terjadi keberlanjutan dalam pemanfaatan. 39 Tabel 3.2 Karakteristik iklim di perairan Pelabuhanratu No. Parameter Iklim Nilai Parameter 1. Suhutemperatur harian 21,1 - 31,2 °C 2. Kecepatan angin mencapai 13,4 knot 3. Curah hujan 2.787 mmtahun 4. Musim barat Juli – Desember 5. Musim timur Januari – Juni, 6. Suhu udara maksimum 26,2 – 36,5 o C 7. Suhu udara minimum 16,7 – 23,2 o C 8. Kelembaban nisbi 70 – 77 sepanjang tahun Sumber : Hasil analisis data lapang 2008

3.4 Potensi Wisata Bahari dan Daerah konservasi

Di kawasan Pelabuhanratu, terdapat sembilan titik lokasi untuk berselancar, yaitu di Batu Guram, Karang Sari, Samudra Beach, Cimaja, Karang Haji, Indicator, Sunset Beach, Ombak Tujuh sampai Ujung Genteng. Masing-masing pantainya mempunyai ombak dengan karakteristik sendiri. Kegiatan olahraga lainnya, yang unik dan terbilang langka ada di sini, yakni Arung Gelombang. Keberadaan olahraga air yang satu ini di Pantai Pelabuhan Ratu terbilang sangat baru, dan mungkin satu-satunya di Indonesia, bahkan di dunia. Pemerintah Daerah setempat dalam dua tahun terakhir telah mencoba melaksanakan event Arung Gelombang dengan mengundang peserta dari daerah lain, bahkan pernah juga diikuti oleh peserta dari luar negeri. Pantai Pelabuhanratu yang berupa teluk menyebabkan bentangan garis pantai yang cukup panjang menghadap laut selatan Pulau Jawa. Di beberapa bagian pantai kita bisa menemukan persawahan penduduk yang langsung berbatasan dengan laut, sebuah pemandangan yang unik dan menarik. Deburan ombak memecah di pantai menambah semarak suasana alam sekitar, ditambah rimbunnya hutan cagar alam di beberapa bagian di pinggiran pantai memberi 40 keteduhan dan segarnya suasana pinggiran perairan ini. Selain untuk menikmati pemandangan alam pantai, banyak pengunjung ke sini khusus untuk mencicipi makanan khas lautnya yang bahan-bahannya merupakan hasil tangkapan para nelayan di pantai tersebut. Secara keseluruhan, sajian keindahan pantai mampu menghapus segala kepenatan yang melanda perjalanan ke Pelabuhanratu. Dalam kaitan dengan konservasi, Pelabuhanratu juga terkenal sebagai tempat bertelur dan berbiaknya penyu. Sebagaimana diketahui bersama, penyu adalah salah satu jenis hewan laut yang mulai terancam punah, dan karenanya termasuk salah satu binatang yang dilindungi di dunia. Habitat alami penyu di Pelabuhanratu ini perlu idukung oleh semua pihak terutama masyarakat sekitar pantai supaya terus menjaga dan melindungi ekosistem penyu-penyu agar tidak punah di pantai Pelabuhanratu. Selain itu, bagi pemerintah setempat diharapkan agar terus memantau keadaan hewan langka ini dari tangan-tangan jahil yang mencoba menangkap untuk dikonsumsi daging dan telurnya. Rumah kulit penyu sering dijadikan hiasan yang mahal harganya, sehingga banyak diburu manusia. Habitat penyu berkembang di pantai Pelabuhanratu tersebut lebih didukung oleh morfologi pantai yang landai, berpasir putih, halus dan luas, meskipun pada beberapa bagian terdapat pantai bebatuan, curam, dengan karang- karang terjal. Disamping itu, kondisi pantai-pantai tersebut juga cukup alami dan tenang untuk perkembangbiakan. Penyu yang bertelur di pantai Pelabuhanratu tersebut jenis penyu hijau Chelonia mydas yang berusia antara 20-100 tahun bertelur. Satwa laut dengan ukuran panjang 70-140 cm dan berat antara 50-150 kg ini tidak bisa bertelur di sembarang pantai. Musim bertelurnya antara bulan Juli sampai Oktober. Setiap kali bertelur seekor penyu hijau menghasilkan 100-250 butir. Telur-telur penyu mendatangkan pemasukan juga bagi wilayah ini, sehingga hewan purba yang dilindungi ini digunakan sebagai logo Kabupaten Sukabumi.

3.5 Kegiatan Perikanan di Pelabuhanratu