Strukturalisme dan Transformasi Levi-Strauss

menggunakan pandangan Levi-Strauss untuk memahami berbagai gejala sosial- budaya di masyarakat dan menganalisis mitos-mitos yang berkembang di masyarakat. Strukturalisme Levi-Strauss juga merupakan struktur yang banyak sekali digunakan oleh para ahli antropologi untuk penelitian di bidang sastra terutama yang berhubungan langsung dengan mitos. Melalui kajian strukturalnya, Levi-Strauss berusaha memahami pikiran atau bawah sadar manusia dalam menjalani hidup. Sedangkan media yang digunakan untuk memahami nalar tersebut yaitu mitos yang diyakini kebenarannya. Struktur bawah sadar ini menghadirkan berbagai fenomena budaya. System kekerabatan misalnya, merupakan hasil nalar manusia untuk menjalani kehidupan. Berikut merupakan beberapa kajian yang ada di dalam strukturalisme Levi- Strauss tentang strukturalisme dan transformasi Levi-Strauss, bahasa dan kebudayaan menurut Levi-Strauss, mitos dan nalar manusia, serta mitos dan bahasa.

3.3.1 Strukturalisme dan Transformasi Levi-Strauss

Konsep penting dalam analisis strukturalisme menurut Levi-Strauss, yaitu konsep struktur dan transformasi. Levi-Strauss mengatakan bahwa struktur adalah model yang dibuat oleh ahli antropologi untuk memahami atau menjelaskan gejala kebudayaan yang dianalisisnya, yang tidak ada kaitannya fenomena empiris kebudayaan itu sendiri Ahimsa-Putra, 2006:60. Structural dalam hal ini adalah unsur yang dapat membentuk sesuatu, ini berarti bahwa suatu bentuk dapat terjadi dari beberapa unsur yang tersusun. Unsur- unsur tersebut tersusun menjadi sebuah bentuk pada tataran yang lebih kompleks. Hal ini sama halnya dengan mitos. Mitos terdiri dari unit-unit yang disebut unit naratif. Unit-unit naratif dalam mitos itulah merupakan unsur-unsur pembentuk mitos. Unit- unit naratif itu juga disebut ceriteme. Ceriteme-ceriteme inilah yang harus kita ketahui terlebih dahulu sebelum mengetahui makna sebuah mitos secara keseluruhan, atau dengan kata lain makna suatu mitos hanya bisa terlihat dengan menguraikan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Hal inilah yang menyebabkan bahwa dalam suatu penelitian mitos perlu diketahui terlebih dahulu strukturnya. Dalam analisis structural struktur ini dibedakan menjadi dua macam: struktur lahir, struktur luar surface structure dan struktur batin, struktur dalam deep structure. Struktur luar adalah relasi-relasi antar unsur yang dapat kita buat atau bangun berdasar atas ciri-ciri luar atau ciri-ciri empiris dari relasi-relasi tersebut, sedangkan struktur dalam adalah susunan tertentu yang kita bangun berdasar atas struktur lahir yang telah berhasil kita buat, namun tidak selalu tampak sisi empiris dari fenomena yang kita pelajari Ahimsa-Putra, 2006:61. Seperti halnya istilah struktur, istilah Transformasi menurut Levi-Strauss di sini juga berbeda pengertiannya dengan yang umum diberikan pada kata ini, yaitu perubahan. Dalam hal ini transformasi tidak diartikan sebagai perubahan karena dalam konsep perubahan terkandung pengertian proses berubahnya sesuatu ke sesuatu yang lain dalam ruang dan waktu tertentu. Perubahan adalah terjemahan dari change. Ini berbeda dengan transformasi transformation yang menunjuk pada berubahnya sesuatu tetapi seolah-olah tanpa melalui sebuah proses, atau proses tersebut tidak dipandang penting Ahimsa-Putra, 2006:61. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat diketahui bahwa struktur merupakan hasil dari beberapa relasi yang terealisikan. Artinya, suatu terbentuk tidak hanya sekedar relasi yang ada secara empiris. Struktur yang sesungguhnya dalam memahami suatu fenomena adalah struktur dalam karena struktur dalam merupakan perbandingan dari struktur luar yang secara kasat mata. Dengan menghubungkan dengan struktur luar maka dapat dilihat bagaimana inti struktur dalamnya. Sedangkan makna transformasi merupakan perubahan suatu gejala atau fenomena kebudayaan yang berubah secara atau tidak seperti melalui sebuah proses perubahan.

3.3.2 Bahasa dan Kebudayaan Menurut Pandangan Levi-Strauss