Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISISFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BANK UMUM YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

ROBBY BUCHARI 110521109

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BANK UMUM YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Debt to Equity Ratio (DER), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Kinerja Bank yang diproksikan dalam Return on Asset (ROA) Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan 28 sampel Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan bank pada website www.bi.go.id periode tahun 2009-2012 sehingga jumlah observasi adalah 112 yang diperoleh dari (perkalian jumlah bank umum dengan periode tahun pengamatan). Metode pengumpulan data adalah data historis (documentary historical) dengan teknik analisis data yaitu: teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Debt to Equity Ratio (DER), dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Secara parsial, Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Debt to Equity Ratio, Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional, dan Return on Asset.


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING

PERFORMANCE OF COMMERCIAL BANKS LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

Formulation of the problem in this study, namely: whether the Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non-Performing Loans (NPLs), Debt to Equity Ratio (DER), Operating Expenses and Operating Income (ROA) effect on performance banks are proxied in Return on Assets (ROA) Commercial Bank listed on the Indonesia Stock Exchange.

This study used a sample of 28 commercial banks listed on the Indonesia Stock Exchange. This study used secondary data from the financial statements of banks in the 2009-2012 period www.bi.go.id website so that the number of observations is 112 obtained from (multiplying the number of commercial banks with the period of observation). Methods of data collection are historical data (documentary historical) data analysis techniques, namely: multiple linear regression analysis techniques.

The results showed that: 1) Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non-Performing Loans (NPLs), Debt to Equity Ratio (DER), and Operating Expenses and Operating Income (ROA) simultaneously significant effect on Return on Assets (ROA) at Commercial Bank listed on the Indonesia Stock Exchange. 2) Partially, Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), and Debt to Equity Ratio is positive and significant impact on Return on Assets (ROA) at Commercial Bank listed on the Indonesia Stock Exchange, Non-Performing Loans (NPL) and no significant negative impact on the Return on Assets (ROA) at Commercial Bank listed on the Indonesia Stock Exchange, while Operating Expenses and Operating Income (ROA) and a significant negative impact on Return on Assets (ROA) at Commercial Bank listed on the Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non-Performing Loans, Debt to Equity Ratio, Operating Expenses and Operating Income and Return on Assets.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, karena atas rahmat serta hidayah-Nya sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Ucapan terima kasih yang tak terhingga Ayahanda tercinta Buchari dan Ibunda tercinta Piona atas kasih sayang, dukungan, kesabaran serta doa untuk peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata-1 pada Universitas Sumatera Utara dan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen.

Disadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa dukungan, bantuan, arahan serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini berlangsung. Pada kesempatan ini akan menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, C., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis.

7. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh Dosen M a n a j e m e n , s t a f , d a n p e g a w a i F a k u l t a s

E k o n o m i Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik, memberikan bimbingan, saran, dan informasi selama perkuliahan dan dalam penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan di jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, atas bantuan saran dan kerja sama, motivasi, penghiburan, dan perhatian selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak agar penulisan skripsi ini dapat lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi karya tulis yang memberikan dampak positif kepada semua pihak.

Medan, Maret 2014


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 12

1.3 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Manfaat Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank... 15

2.2 Kinerja Keuangan Bank ... 17

2.3 Laporan Keuangan... 18

2.4 Analisis Rasio Keuangan ... 19

2.4.1 Return on Asset ... 20

2.4.2 Capital Adequacy Ratio ... 21

2.4.3 Loan to Deposit Ratio ... 22

2.4.4 Non Performing Loan ... 23

2.4.5 Debt to Equity Ratio ... 25

2.4.6 Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional ... 26

2.5 Penelitian Terdahulu ... 27

2.6 Kerangka Konseptual ... 31

2.6.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Return on Asset ... 32

2.6.2 Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Return on Asset ... 33

2.6.3 Pengaruh Non Performing Loan terhadap Return on Asset ... 34

2.6.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return on Asset ... 34

2.6.5 Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset .... 35


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

3.3 Batasan Operasional ... 38

3.4 Definisi Operasional ... 39

3.4.1 Variabel Dependen (Y) ... 39

3.4.2 Variabel Independen (X) ... 40

3.4.2.1 Capital Adequacy Ratio (X1) ... 40

3.4.2.2 Loan to Deposit Ratio (X2) ... 41

3.4.2.3 Non Performing Loan (X3) ... 41

3.4.2.4 Debt to Equity Ratio (X4) ... 42

3.4.2.5 Biaya Operasional Pendapatan Operasional. 42 3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 44

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian... 44

3.7 Jenis Data... 46

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 47

3.9 Teknik Analisis Data ... 47

3.10 Pengujian Hipotesis ... 48

3.10.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 49

3.10.2 Uji F (Secara Simultan) ... 49

3.10.3 Uji-t (Secara Parsial)... 50

3.11 Uji Asumsi Klasik ... 51

3.11.1 Uji Normalitas ... 51

3.11.2 Uji Multikolinieritas ... 53

3.11.3 Uji Autokorelasi... 53

3.11.4 Uji Heteroskedastisitas ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Bank Umum yang Terdaftar di BEI ... 56

4.1.1 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 56

4.1.2 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ... 57

4.1.3 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk... 57

4.1.4 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk ... 58

4.1.5 PT. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk ... 58

4.1.6 PT. Bank ICB Bumiputera Tbk ... 59

4.1.7 PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk ... 59

4.1.8 PT. Bank Central Asia Tbk ... 59

4.1.9 PT. Bank Bukopin Tbk ... 60

4.1.10 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk ... 60

4.1.11 PT. Bank Mutiara Tbk ... 60

4.1.12 PT. Bank Danamon Indonesia Tbk ... 61

4.1.13 PT. Bank Kesawan Tbk ... 61

4.1.14 PT. Bank Bumi Arta Tbk ... 62

4.1.15 PT. Bank CIMB Niaga Tbk ... 62

4.1.16 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk ... 63


(8)

4.1.18 PT. Bank Swadeshi Tbk ... 64

4.1.19 PT. Bank Arta Graha Internasional Tbk ... 64

4.1.20 PT. Bank Mega Tbk ... 65

4.1.21 PT. Bank OCBC NISP Tbk ... 65

4.1.22 PT. Bank Pan Indonesia Tbk ... 65

4.1.23 PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk ... 66

4.1.24 PT. Bank Pundi Indonesia Tbk ... 66

4.1.25 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk ... 67

4.1.26 PT. Bank Victoria Internasional Tbk ... 67

4.1.27 PT. Bank Capital Indonesia Tbk ... 67

4.1.28 PT. Bank Windu Kentjana International Tbk ... 68

4.2 Hasil Penelitian ... 68

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 68

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 70

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 71

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... 73

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 74

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 75

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 78

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 80

4.2.4.1 Uji F (Secara Simultan) ... 80

4.2.4.2 Uji-t (Secara Parsial) ... 81

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 84

4.3 Pembahasan ... 84

4.3.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Kinerja Bank ... 84

4.3.2 Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Kinerja Bank ... 85

4.3.3 Pengaruh Non Performing Loan terhadap Kinerja Bank ... 86

4.3.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Kinerja Bank ... 87

4.3.5 Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap Kinerja Bank ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1.1 Laba dan ROA Perbankan Tahun 2008-2012 ... 10

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 30

Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel ... 43

Tabel 3.2 Jumlah Sampel pada Bank-bank Umum yang Terdaftar di BEI 45 Tabel 3.3 Sampel Penelitian Bank-bank Umum terdaftar di BEI ... 45

Tabel 3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Durbin Watson ... 54

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif... 69

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-Smirnov) ... 73

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ... 74

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi (Uji Durbin-Watson) ... 74

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) Sebelum Transformasi Data ... 77

Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) Setelah Transformasi Data ... 77

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi ... 78

Tabel 4.8 Hasil Uji F (Uji Hipotesis Secara Simultan) ... 81

Tabel 4.9 Hasil Uji-t (Uji Hipotesis Secara Parsial) ... 82


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 36

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (Histogram) ... 71

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas (Normal P-P Plot) ... 72


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran I Data Rasio Keuangan Bank Umum ... 93 Lampiran II Hasil Olah Data (Output) SPSS 18 ... 97


(12)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BANK UMUM YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Debt to Equity Ratio (DER), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Kinerja Bank yang diproksikan dalam Return on Asset (ROA) Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan 28 sampel Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan bank pada website www.bi.go.id periode tahun 2009-2012 sehingga jumlah observasi adalah 112 yang diperoleh dari (perkalian jumlah bank umum dengan periode tahun pengamatan). Metode pengumpulan data adalah data historis (documentary historical) dengan teknik analisis data yaitu: teknik analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Debt to Equity Ratio (DER), dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Secara parsial, Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Debt to Equity Ratio, Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional, dan Return on Asset.


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING

PERFORMANCE OF COMMERCIAL BANKS LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

Formulation of the problem in this study, namely: whether the Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non-Performing Loans (NPLs), Debt to Equity Ratio (DER), Operating Expenses and Operating Income (ROA) effect on performance banks are proxied in Return on Assets (ROA) Commercial Bank listed on the Indonesia Stock Exchange.

This study used a sample of 28 commercial banks listed on the Indonesia Stock Exchange. This study used secondary data from the financial statements of banks in the 2009-2012 period www.bi.go.id website so that the number of observations is 112 obtained from (multiplying the number of commercial banks with the period of observation). Methods of data collection are historical data (documentary historical) data analysis techniques, namely: multiple linear regression analysis techniques.

The results showed that: 1) Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non-Performing Loans (NPLs), Debt to Equity Ratio (DER), and Operating Expenses and Operating Income (ROA) simultaneously significant effect on Return on Assets (ROA) at Commercial Bank listed on the Indonesia Stock Exchange. 2) Partially, Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), and Debt to Equity Ratio is positive and significant impact on Return on Assets (ROA) at Commercial Bank listed on the Indonesia Stock Exchange, Non-Performing Loans (NPL) and no significant negative impact on the Return on Assets (ROA) at Commercial Bank listed on the Indonesia Stock Exchange, while Operating Expenses and Operating Income (ROA) and a significant negative impact on Return on Assets (ROA) at Commercial Bank listed on the Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non-Performing Loans, Debt to Equity Ratio, Operating Expenses and Operating Income and Return on Assets.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada pertengahan tahun 1997, industri perbankan mengalami kemunduran total akibat terjadinya krisis moneter dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 mengakibatkan seluruh potensi-potensi ekonomi mengalami kemunduran dan diambang kebangkrutan. Dampak yang muncul akibat kegagalan usaha bank menimbulkan perlunya dilakukan serangkaian analisis rasio keuangan yang sedemikian rupa sehingga risiko kegagalan bank dapat dideteksi sedini mungkin. Kondisi perekonomian yang sulit, terjadinya perubahan peraturan yang cepat, persaingan yang semakin tajam dan semakin ketat sehingga kinerja bank yang menjadi rendah karena sebenarnya tidak mampu bersaing di pasar. Hal tersebut mengakibatkan banyak bank yang sebenarnya kurang sehat. Sehat tidaknya kinerja keuangan perbankan dapat dilihat melalui kinerja profitabilitasnya suatu bank tersebut.

Perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Perekonomian mendapatkan manfaat berupa mekanisme alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien. Ini yang dinamakan fungsi intermediasi, yang dapat dikatakan bahwa bank merupakan penyalur dana dari unit-unit ekonomi yang mempunyai kelebihan dana kepada unit-unit yang kekurangan dana. Dengan proses intermediasi ini, bank sebagai lembaga intermediasi berperan penting dalam mengelola dana-dana masyarakat untuk


(15)

diputar sebagai salah satu sumber pembiayaan utama bagi dunia usaha, baik untuk investasi maupun produksi, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas (funding). Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas (Kasmir, 2008: 25-26).

Bank juga memberikan pelayanan dalam lalu lintas sistem pembayaran sehingga kegiatan ekonomi masyarakat dapat berjalan dengan lancar. Dengan sistem pembayaran yang efisien, aman dan lancar maka perekonomian dapat berjalan dengan baik. Selain itu, bank juga berfungsi sebagai media dalam mentransmisikan kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral, karena kebijakan moneter sendiri bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi. Setiap negara berupaya agar perbankan selalu berada dalam kondisi yang sehat, aman dan stabil. Hal ini dikarenakan, agar manfaat yang diberikan bank semakin besar bagi perekonomian suatu negara.

Dalam menilai kinerja perusahaan yang bergerak di perbankan, investor cenderung lebih menilai dari tingkat kesehatan bank yang dapat dinilai dengan menggunakan teknik analisis metode CAMELS (Capital, Asset quality,


(16)

Management, Earnings, Liquidity, dan Sensitivity to market risk, yang mengacu

pada Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank dan Peraturan BI No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Bila lembaga keuangan bank meningkat kesehatannya diharapkan kinerjanya juga meningkat sehingga menunjang reputasinya, terutama bagi bank yang terdaftar di pasar modal. Kuantitas bank yang banyak menciptakan persaingan yang semakin ketat dan kinerja bank yang menjadi rendah karena ketidakmampuan bersaing di pasar, sehingga banyak bank yang sebenarnya kurang sehat atau bahkan tidak sehat secara financial. Sehat tidaknya suatu perusahaan atau perbankan, dapat dilihat dari kinerja keuangan terutama kinerja profitabilitasnya dalam suatu perusahaan perbankan tersebut.

Sektor perbankan perlu menumbuhkan kembali citra dari perbankan agar kepercayaan masyarakat dan para pelaku bisnis kembali meningkat. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih memperhatikan sektor perbankan agar perusahaan perbankan menjadi lebih dinamis dalam berbagai hal termasuk untuk meningkatkan kemampuan pelayanan dalam meraih kembali kepercayaan masyarakat yang selama ini semakin menurun.

Kondisi perbankan saat ini mendorong pihak-pihak yang terkait di dalamnya untuk melakukan penilaian atas kesehatan bank. Menurut Kasmir (2008: 44) “Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat”. Salah satu pihak yang perlu mengetahui kinerja dari suatu bank adalah investor, sebab semakin baik kinerja bank tersebut maka jaminan


(17)

keamanan atas dana yang diinvestasikan juga semakin besar. Investor juda dapat mengetahui kinerja suatu bank, dengan menggunakan rasio keuangan. Sehingga, menilai suatu kinerja lembaga keuangan sangatlah penting.

Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif perusahaan lain. Sama halnya dengan industri perbankan, kinerja keuangan sangat diperlukan untuk mendapatkan evaluasi kinerja yang memadai.

Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu.Penilaian kinerja keuangan bank merupakan salah satu faktor yang penting bagi perbankan untuk melihat bagaimana bank tersebut dalam melakukan kinerjanya apakah sudah baik atau belum. Selain itu penilaian kinerja keuangan bank juga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar profitabilitas atau keuntungan. Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu waktu (periode tertentu) akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan informasi keuangan, baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut.

Penilaian terhadap kinerja keuangan bank melalui analisis rasio keuangan tersebut dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial dari bank, sehingga dapat menilai apa yang telah dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan. Dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja keuangan bank, digunakan laba bersih setelah pajak, karena laba merupakan sebagai alat


(18)

mengukur kinerja perusahaan, yang memberikan informasi berkaitan dengan tanggung jawab manajemen dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (Munawir, 2002: 68).

Kegiatan analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan yang memberikan informasi secara terinci terhadap hasil interpretasi mengenai prestasi yang dicapai perusahaan, serta masalah yang mungkin tejadi dalam perusahaan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Dengan analisis rasio, informasi keuangan yang rinci dan rumit dapat dengan mudah dibaca dan ditafsirkan, sehingga laporan suatu perusahaan mudah dibandingkan dengan laporan keuangan perusahaan lain, serta lebih cepat melihat perkembangan dan kinerja perusahaan secara periodik.

Menurut Martono (2002: 86) “Efisiensi bank adalah kemampuan bank untuk menggunakan faktor-faktor produksi secara tepat atau efektif”. Bank yang dalam kegiatan usahanya tidak efisien akan mengakibatkan ketidakmampuan bersaing dalam mengarahkan dana masyarakat maupun menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai modal usaha. Oleh karena itu, dengan adanya efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasi terutama efisiensi biaya, maka diperoleh tingkat keuntungan bank akan semakin besar, penambahan jumlah dana yang disalurkan, biaya lebih kompetitif, peningkatan pelayanan kepada nasabah, keamanan, dan kesehatan perbankan pun juga meningkat.


(19)

Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank, sebab tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on Equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on Asset (ROA)

pada perusahaan perbankan. Keduanya dapat digunakan dalam mengukur besarnya kinerja keuangan pada industri perbankan. ROA memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan ROE hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat 2002). Sehingga dalam penelitian ini ukuran kinerja keuangan perbankan diukur dengan menggunakan ROA.

Di sisi lain profitabilitas bank merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan. Ukuran profitabilitas bank dapat dilihat dari berbagai macam rasio, seperti Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Rasio

Biaya Operasional (Dendawijaya, 2003: 119-120). Selain itu, dalam penentuan kesehatan suatu bank, Bank Indonesialebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset,yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat, sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan (Dendawijaya, 2003: 121).

Rasio profitabilitas yang penting bagi bank adalah Return on Asset (ROA). ROA penting bagi bank, karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba bersih terhadap total aset.


(20)

Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik dari segi penggunaan aset. Adapun rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi ROA berdasarkan temuan-temuan penelitian terdahulu adalah Capital Adequacy Ratio

(CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non PerformingLoan (NPL), Debt to Equity Ratio (DER) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO).

Capital (modal) merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan

sebagai dasar pengukuran kinerja bank. Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Penetapan

Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas

didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank. CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan. Semakin besar CAR maka semakin besar ROA, karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan dananya ke dalam aktivitas investasi yang menguntungkan.

Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

Return on Asset (ROA) yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002) dan Yuliani

(2007) menunjukkan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) yang menunjukkan hasil bahwa Capital

Adequacy Ratio (CAR) tidak terbukti berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA). Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasioyang mengukur kemampuan

bank untuk memenuhikewajiban yang harus dipenuhi. Sehingga semakintinggi LDR maka laba bank semakin meningkat(dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkankreditnya dengan efektif), kemudian dengan meningkatnya lababank,


(21)

maka kinerja bank juga meningkat. Dengandemikian besar kecilnya rasio LDR suatu bank akanmempengaruhi kinerja bank tersebut.

Penelitian mengenai pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR)terhadap Return on Asset (ROA)yang dilakukan oleh Mahardian (2008) menunjukkan hasil

Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return

on Asset (ROA), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002)

menunjukkan hasil bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return on Asset (ROA).

Non PerformingLoan (NPL) merupakan persentase jumlah kredit

bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan bank. Bank dikatakan mempunyaiNPL yang tinggi jika banyaknya kredit bermasalahlebih besar daripada jumlah kredit yang diberikan kepada debitur. Apabila suatu bank mempunyai NPLyang tinggi, maka akan memperbesar biaya, baikbiaya pencadangan aktiva produktif maupun biayalainnya, dengan kata lain semakin tinggi NPL suatubank, maka hal tersebut akan mengganggu kinerjabank tersebut.

Penelitian mengenai pengaruh Non Performing Loan (NPL)terhadap Return on Asset (ROA)yang dilakukan Prasnanugraha P (2007) menunjukkan

bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh Mawardi (2005) memperlihatkan hasil bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROA).


(22)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan ukuran mendasar dalam keuangan

perusahaan, yang dapat menunjukkan kekuatan keuangan perusahaan. DER mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri (ekuitas). Semakin tinggi rasio Debt to Equity Ratio (DER) semakin besar pula risiko yang ditanggung perusahaan, meskipun

dalam keadaan dimana perusahaan dapat dengan baik mengelola hutangnya. Dengan adanya hutang, pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan atau laba yang diterima dan pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja suatu bank.

Penelitian mengenai pengaruhDebt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA)yang dilakukan oleh Widati (2012) menyatakan bahwa rasioDebt

to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif signifikan terhadap Return on Asset

(ROE). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Bardosa dan Louri (2003) menyatakan bahwa rasioDebt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadapReturn on Asset (ROA).

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

merupakanperbandingan antara totalbiaya operasi dengan total pendapatan operasi. Efisiensioperasi dilakukan oleh bank dalam rangka untukmengetahui apakah bank dalam operasinya yangberhubungan dengan usaha pokok bank, dilakukandengan benar (sesuai dengan harapan pihak manajemendan pemegang saham) serta digunakan untukmenunjukkan apakah bank telah menggunakan semuafaktor produksinya dengan tepat guna dan berhasilguna. Dengan demikian


(23)

efisiensioperasi suatu bank yang diproksikan dengan rasioBOPO akan mempengaruhi kinerja bank tersebut.

Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam lembaga perekonomian. Kestabilan ini tidak saja dilihat dari jumlah uang yang beredar namun juga dilihat dari jumlah bank yang ada sebagai perangkat penyelenggara keuangan, oleh karena itu diperlukan pengolahan bank dalam melakukan usahanya untuk menjaga keseimbangan pemeliharaan likuiditas. Penilaian ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja keuangan perbankan baik dari segi manajemen, pemegang saham maupun pemerintah.

Penelitian mengenai Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return on Asset (ROA)yang dilakukan oleh Widati(2012) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh positif tidak siginifikan terhadap Return on Asset (ROA). Sedangkan penelitian yang dilakukan Mawardi (2005) menunjukkan hasil yang sebaliknya, yaitu BOPO berpengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROA).

Kinerja perbankan selama tahun 2008-2012 dapat dilihat dari laba dan Return on Asset (ROA) pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1

Laba dan ROA Perbankan di Indonesia Tahun 2008-2012

Tahun Laba ROA

2008 30,60 Triliun 2,33 %

2009 45,21 Triliun 2,60 %

2010 57,30 Triliun 2,86 %

2011 75,07 Triliun 3,03 %

2012 86,38 Triliun 3,62 %


(24)

Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa laba dan ROA perbankan selama 5 (lima) tahun berturut-turut mengalami kenaikan.Pada tahun 2008 laba sebesar 30,60 triliun dan mengalami kenaikan pada tahun 2009 sebesar 14,61 triliun, sehingga laba pada tahun 2009 sebesar 45,21 triliun. Pada tahun 2009 laba sebesar 45,21 triliun dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 sebesar 12,09 triliun, sehingga laba pada tahun 2010 sebesar 57,30 triliun. Pada tahun 2010 laba sebesar57,30 triliun dan mengalami kenaikan pada tahun 2011 sebesar 17,77 triliun, sehingga laba pada tahun 2011 sebesar 75,07 triliun. Pada tahun 2011 laba sebesar 75,07 triliun dan mengalami kenaikan pada tahun 2012 sebesar 11,31 triliun, sehingga laba pada tahun 2012 sebesar 86,38 triliun.

Sedangkan ROA pada tahun 2008 sebesar 2,33% dan mengalami kenaikan pada tahun 2009 sebesar 0,27%, sehingga ROA pada tahun 2009 sebesar 2,60%. Pada tahun 2009 ROA sebesar 2,60% dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 sebesar 0,26%, sehingga ROA pada tahun 2010 sebesar 2,86%. Pada tahun 2010 ROA sebesar 2,86% dan mengalami kenaikan pada tahun 2011 sebesar 0,17%, sehingga ROA pada tahun 2011 sebesar 3,03%. Pada tahun 2011 ROA sebesar 3,03% dan mengalami kenaikan pada tahun 2012 sebesar 0,59%, sehingga ROA pada tahun 2012 sebesar 3,62%.

Hanya bank umum yang menyediakan jasa-jasa lalu lintas pembayaran sehingga mampu mempermudah kehidupan masyarakat, sedangkan BPR tidak diperkenankan melakukan kegiatan lalu lintas pembayaran. Oleh karena itu, bank umum dipilih dalam penelitian. Laporan keuangan juga disajikan pada bank yang telah Go Public sehingga akan mempermudah penelitian yang dilakukan.


(25)

Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul “ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap kinerja bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diproksikan dalam rasio Return on Asset (ROA)?

2. Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap kinerja bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diproksikan dalam rasioReturn on Asset (ROA)?

3. Apakah Non Performing Loan (NPL) berpengaruh terhadap kinerja bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diproksikan dalam rasio Return on Asset (ROA)?

4. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap kinerja bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diproksikan dalam rasioReturn on Asset (ROA)?

5. Apakah Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap kinerja bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diproksikan dalam rasio Return on Asset (ROA)?


(26)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap kinerja bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diproksikan dalam rasio Return on Asset (ROA).

2. Untuk mengetahui pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap kinerja bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diproksikan dalam rasio Return on Asset (ROA).

3. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap kinerja bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diproksikan dalam rasio Return on Asset (ROA).

4. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap kinerja bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diproksikan dalam rasio Return on Asset (ROA).

5. Untuk mengetahui pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap kinerja bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diproksikan dalam rasio Return on Asset (ROA).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan bermanfaat bagi: 1. Perbankan


(27)

Dapat memberikan masukan atau pertimbangan dan informasi tambahan mengenai pengaruhCapital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Debt to Equity Ratio (DER)dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap tingkat kinerja keuangan bank yang diukur dengan Return on Asset (ROA), sehingga bank dapat menentukan langkah selanjutnya dalam mengambil keputusan dalam meningkatkan kinerja bank yang lebih baik.

2. Investor

Dapat memberikan kontribusi bagi investor dalam berinvestasi dengan melihat Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Debt to Equity Ratio (DER)dan Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di perusahaan perbankan.

3. Peneliti

Sebagai bahan pembelajaran untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang perbankan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai pembanding hasil riset penelitian yang berkaitan dengan Return on Asset (ROA) pada industri perbankan.

5. Masyarakat

Dapat memberikan pengetahuan sebagai bukti empiris di bidang perbankan.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank

Menurut UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, bank memiliki pengertian, yaitu:

1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

2. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

3. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau yang berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Sedangkan menurut Dendawijaya (2003: 25) berpendapat bahwa “Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain”.

Menurut Kasmir (2008 : 11) bahwa “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan


(29)

menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa lainnya”.

Menurut Hasibuan (2005: 2) bahwa “Bank adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran, stabilisator moneter serta dinamisator pertumbuhan perekonomian”.

Berdasarkan beberapa definisi bank, bahwa fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman. Selain itu, bank bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, ke arah peningkatan kemakmuran masyarakat.

Untuk pengertian bank umum di atas pada dasarnya merupakan fungsi tambahan bank umum dalam hal pemberian pelayanan atau jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hanya bank umumlah yang dapat melakukan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan bank perkreditan rakyat tidak diperkenankan melakukan kegiatan tersebut. Bank umum merupakan bank yang paling banyak dan luas kegiatannya. Usaha-usaha yang dilakukan oleh bank umum mencakup menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk simpanan (giro, deposito, dan tabungan), menyalurkan dana ke masyarakat (lending) dalam bentuk pemberian kredit, dan memberikan jasa-jasa lainnya (services) seperti menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.


(30)

2.2 Kinerja Keuangan Bank

Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh perusahaan, karena merupakan suatu gambaran tentang kondisi dari suatu perusahaan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.

Kinerja keuangan perusahaan dari sisi manajemen, mengharapkan laba bersih yang tinggi, karena semakin tinggi laba perusahaan semakin flexible perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Dengan demikian laba perusahaan akan meningkat bila kinerja perusahaan perusahaan meningkat (Dendawijaya, 2003).

Martono dan Harjito (2008: 52) menyatakan bahwa “Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri”.

Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keungan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya (Kusumo, 2008: 111).

Kinerja keuangan perbankan dapat dikatakan sebagai suatu alat ukur terhadap prestasi manajemen dalam menjalankan perusahaannya. Dari kinerja keuangan inilah manajemen dapat mengetahui masalah-masalah keuangan yang timbul sehingga dapat menghasilkan solusi atas masalah tersebut.


(31)

Pengukuran kinerja perbankan yang paling tepat adalah dengan mengukur kemampuan perbankan dalam menghasilkan laba atau profit dari berbagai kegiatan yang dilakukan. Sebagaimana umumnya tujuan perusahaan adalah untuk mencapai nilai yang tinggi, dimana untuk mencapai nilai tersebut perusahaan harus dapat secara efisien dan efektif mengelola berbagai kegiatannya. Ukuran dapat diukur dengan rasio Return on Asset (ROA) dan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja perbankan.

2.3 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manjemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.

Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang dapat dijadikan dasar kinerja keuangan bank. Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.

Tujuan laporan keuangan menurut “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan” (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002), adalah sebagai berikut:

1. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan (aktiva hutang, dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu.


(32)

3. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi keuangan perusahaan.

4. Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting dan relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan.

2.4 Analisis Rasio Keuangan

Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.

Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir, 2002:64). Analisis rasio keuangan menggambarkan hubungan matematis antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam laporan keuangan, dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran kinerja bank yang telah distandarisasi, yang dapat memberikan petunjuk, gejala, serta informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan suatu bank.

Kinerja profitabilitas dalam penelititian ini diukur dengan Return on Asset (ROA). Rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur Return on Asset (ROA) perusahaan dalam penelitian ini adalah terbatas pada aspek permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR), likuiditas (Loan Deposit Ratio/LDR), aktiva


(33)

produktif (Non Performing Loan/NPL), manajemen (Debt to Equity Ratio/DER), earning (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional/BOPO). Dengan

menggunakan analisis rasio, maka dapat menentukan tingkat kinerja keuangan suatu bank. Oleh karena itu, rasio keuangan bermanfaat dalam menilai suatu kondisi bank.

2.4.1 Return on Asset

Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja bank adalah Return on Asset (ROA). ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan. ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari sisis asset (Dendawijaya, 2003: 120).

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 31 Mei 2004, rasio ROA dirumuskan sebagai berikut:

ROA =Laba Bersih

Total Aktiva x 100%

Laba bersih adalah laba yang dihasilkan oleh bank dimana tercantum di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank. Total aktiva meliputi komponen yang terdiri dari kas, giro, surat-surat berharga, kredit yang diberikan, pendapatan yang masih akan diterima, biaya dibayar dimuka, uang muka pajak, aktiva tetap dan penyusutan aktiva tetap lain-lain, dimana komponen tersebut tercantum di dalam laporan keuangan bank. Bank dengan total aktiva relatif besar


(34)

akan mempunyai kinerja yang lebih baik karena mempunyai total pendapatan yang relatif besar sebagai akibat meningkatnya penjualan produk. Dengan meningkatnya total pendapatan akan meningkatkan laba perusahaan sehingga kinerja keuangan juga akan lebih baik.

2.4.2 Capital Adequacy Ratio

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kecukupan modal yang

menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul dan dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Rasio CAR digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.

Menurut Dendawijaya (2003: 121) menyatakan bahwa “Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva

bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) untuk dibiayai dari dana modal bank sendiri, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain”.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/21/PBI 2001 besarnya CAR perbankan untuk saat ini minimal 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Jika CAR kurang dari 8% maka bank dikatakan tidak sehat dan jika lebih besar dari 8% maka bank dapat dikatakan sehat. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata


(35)

lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Kuncoro dan Suhardjono, 2002: 564).

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio CAR dirumuskan sebagai berikut:

CAR =Modal Bank

Total ATMR x 100%

Rasio ini bertujuan untuk memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang timbul dariaktivitas yang dilakukan. Hal ini menghubungkan Modal Bank dengan bobot risiko dari asset yangdimiliki.

Modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri darimodal inti dan modal pelengkap. Modal inti yaitu modal milik sendiri yang diperoleh dari modal disetor oleh pemegang saham. Modal inti terdiri darimodal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan,laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan bagian kekayaan anak perusahaanyang laporan keuangannya dikonsolidasikan. Modal pelengkap terdiri daricadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan penghapusan aktiva yangdiklasifikasikan, modal kuasa, dan pinjaman subordinasi. Sedangkan ATMRmerupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca dengan ATMR administratif.

2.4.3 Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan teknik yang digunakan untuk

mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. LDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan


(36)

dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya(Dendawijaya, 2003: 118).

LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank atau kemampuan bank dalam menyalurkan dana dan mengumpulkan dana dari masyarakat.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio LDR dirumuskan sebagai berikut:

LDR =Total Kredit yang Diberikan

Total Dana Pihak Ketiga x 100%

Kredit yang diberikan adalah kredit yang diberikan bank yang sudahditarik atau dicairkan bank. Kredit yang diberikan tidak termasuk kreditkepada bank lain. Sedangkan yang termasuk dalam dana pihak ketiga mencakup total simpanan dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan masyarakat.

Semakin tinggi LDR, semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yangbersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisibermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro,tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito. Standar yang digunakanBank Indonesia untuk rasio LDR adalah antara 80% hingga 110%.

2.4.4 Non Performing Loan

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang menunjukkan bahwa


(37)

oleh bank. Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur.

Non Performing Loan (NPL) merefleksikan besarnya risiko kredit yang

dihadapi bank. Menurut Siamat (1993: 36) “Risiko kredit (default risk) ini dapat terjadi akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan”.

NPL merupakan persentase jumlah kredit yang bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan bank.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio NPL dirumuskan sebagai berikut:

NPL = Kredit Bermasalah

Kredit yang Disalurkan x 100%

Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet, sedangkan kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kepada bank lain. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, jika rasio NPL ≤ 5%, maka predikat bank tersebut dikatakan sehat. Dan jika rasio NPL > 5%, maka predikat bank tersebut dikatakan dikatakan tidak sehat. Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5%.


(38)

Semakin besar tingkat NPL menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasibahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank.

2.4.5 Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan ukuran mendasar dalam keuangan

perusahaan, yang dapat menunjukkan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio DER berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan sebagai jaminan hutang, atau dengan kata lain rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal sendiri perusahaan dapat menutupi hutang-hutangnya kepada pihak luar.

Menurut Kasmir (2008: 158), “Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas”. Rasio DER dirumuskan sebagai berikut:

DER =Total Hutang

Total Ekuitasx 100%

Semakin tinggi rasio DER menunjukkan bahwa perusahaan akan memiliki masalah riil dalam jangka panjang, salah satunya adalah kemungkinan untuk terjadinya kebangkrutan. Semakin besar hutang semakin besar pula risiko yang ditanggung pihak perusahaan, meskipun dalam keadaan dimana perusahaan dapat dengan sangat baik mengelola hutangnya, maka dengan adanya hutang akan memberikan kesempatan yang baik bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan keuntungan dan labanya.


(39)

2.4.6 Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan nasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi (Dendawijaya, 2003: 120). Bank yang efisien dalam menekan biaya operasionalnya dapat mengurangi kerugian akibat ketidakefisien bank dalam mengelola usahanya sehingga laba yang diperoleh juga akan meningkat.

Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio BOPO dirumuskan sebagai berikut:

BOPO = Biaya Operasional

Pendapatan Operasional x 100%

Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya). Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya.

BOPO juga menunjukkan efektivitas bank, semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efektif bank dalam menjalankan aktivitas usahanya sekaligus kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Bank yang sehat adalah bank yang memiliki rasio BOPO-nya kurang dari 1 (satu), sebaliknya


(40)

bank yang kurang sehat adalah bank yang memiliki rasio BOPO-nya lebih dari 1 (satu). Rasioyang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalammenekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yangdapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelolausahanya (SE. Intern BI, 2004).

Bank Indonesia menetapkan rasio BOPO baik apabila dibawah 90%, Apabila rasio BOPO melebihi 90% hinggamendekati angka 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisiendalam menjalankan operasinya.

2.5 Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan

(NPL), Debt to Equity Ratio (DER), dan BOPO terhadap Return on Asset (ROA). Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara lain:

Werdaningtyas (2002) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger diIndonesia”. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu Return on Asset (ROA) dan variabel independen yaitu pangsa aset, pangsa dana, pangsa kredit, Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Teknik analisis yang

digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel independen yang signifikan positif terhadap ROA adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), variabel independen yang signifikan negatifterhadap


(41)

ROA adalah LDR, sedangkan variabel independen yang tidak signifikan terhadap ROA adalah pangsa aset, pangsa dana, dan pangsa kredit.

Mawardi (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Aset Kurang dari 1 Triliun). Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu kinerja bank umum yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) dan variabel independen yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO), dan Net Interest Margin (NIM). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa keempat variabel CAR, NPL, BOPO, dan NIM secara simultan mempengaruhi kinerja bank umum yang diproksikan dengan ROA. Variabel NIM mempunyai pengaruh positif terhadap ROA,variabel BOPO dan NPL mempunyai pengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan variabel CAR tidak terbukti berpengaruh terhadap ROA.

Prasnanugraha P (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-Bank Umum yang Beroperasi di Indonesia)”. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu Return on Asset (ROA) dan variabel independen yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), BOPO, Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA, BOPO berpengaruh


(42)

negatif signifikan terhadap ROA, NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, dan NPL berpengaruh positif terhadap ROA.

Yuliani (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Public di BEJ. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur hubungan antara tingkat efisiensi operasional terhadap kinerja profitabilitas perbankan di BEJ. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu kinerja profitabilitas perbankan dan variabel independen yaitu MSDN, CAR, BOPO, dan LDR. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi time-series cross-section. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja profitabilitas perbankan, sedangkan CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Variabel MSDN dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja profitabilitas perbankan.

Mahardian (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadap ROA(Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002-Juni 2007)”. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu Returnon Asset (ROA) dan variabel independen yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), BOPO, Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. BOPO berpengaruh negatifsignifikan terhadap ROA. NIMdan LDR berpengaruh positif


(43)

signifikan terhadap ROA, sedangkan NPL tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

Widati (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh CAMEL terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Go Public”. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu Return on Asset (ROA) dan variabel independen yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Penyisihan Penghapusan Aktiva Poduktif (PPAP), Debt to Equity Ratio (DER), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Variabel CAR, DER, dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Sedangkan, BOPO dan PPAP berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti/Tahun Judul Penelitian Variabel Teknik

Analisis Hasil Penelitian Dependen Independen

1 Werdaningtyas (2002)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank

Take Over Indonesia

ROA Pangsa Aset,

Pangsa Dana, Pangsa Kredit, CAR, dan LDR

Regresi Linier Berganda

1. CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. 2. LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. 3. Pangsa aset, pangsa dana, dan pangsa kredit tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

2 Mawardi (2005)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Aset Kurang dari 1 Triliun)

ROA CAR, NPL,

BOPO, dan NIM

Regresi Linier Berganda

1. NIM berpengaruh

positif terhadap ROA. 2. BOPO dan NPL

berpengaruh negatif

terhadap ROA. 3. CAR tidak

berpengaruh terhadap ROA.


(44)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti/Tahun Judul Penelitian Variabel Teknik

Analisis Hasil Penelitian Dependen Independen

3 Prasnanugraha P (2007)

Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-Bank Umum yang Beroperasi di Indonesia

ROA CAR, BOPO,

NPL, NIM, dan LDR

Regresi Linier Berganda

1. CAR tidak berpengaruh terhadap ROA. 2. BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. 3. NIM dan NPL berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA. 4. LDR tidak berpengaruh

signifikan terhadap ROA.

5 Yuliani (2007)

Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Public di BEJ

ROA MSDN, CAR,

BOPO, dan LDR Regresi time-series cross -section

1. BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. 2.CAR berpengaruh positif dan signifikan positif terhadapROA. 3. MSDN dan LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. 6 Mahardian

(2008)

Analisis Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadap ROA (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002-2007)

ROA CAR, BOPO,

NPL, NIM, dan LDR

Regresi Linier Berganda

1. CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. 2. BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. 3. NIM dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. 4. NPL tidak berpengaruh terhadap ROA.

6 Widati (2012)

Analisis Pengaruh CAMEL terhadap Kinerja Perusahaan yang Go Public

ROA CAR, PPAP,

DER, BOPO, dan LDR

Regresi Linier Berganda

1. CAR, DER, dan LDR berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA. 2. PPAP dan BOPO

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA.

2.6 Kerangka Konseptual

Berdasarkan teori yang sudah dikemukakan dan didukung dengan penelitian terdahulu diduga bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Debt to Equity Ratio (DER),


(45)

dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Kinerja Bank Umum yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2.6.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Return on Asset

Capital Adequacy Ratio (CAR) juga biasa disebut sebagai rasio kecukupan

modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan invetaris bank. Seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Semakin Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Kuncoro dan Suhardjono, 2002: 564).

Menurut Dendawijaya (2003: 121) menyatakan bahwa “Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva

bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) untuk dibiayai dari dana modal bank sendiri, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain”.

Dengan demikian, CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR menunjukkan


(46)

sejauh mana penurunan asset bank yang masih dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia, semakin tinggi CAR maka semakin baik kondisi bank.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Werdaningtyas (2002) dan Yuliani (2007) menunjukkan hasil bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Dengan demikian CAR diprediksi berpengaruh positif terhadap ROA.

2.6.2 Pengaruh Loan to Deposit Ratioterhadap Return on Asset

Secara konsep teori, Loan to Deposit Ratio(LDR) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA), apabila LDR semakin besar maka ROA juga semakin

besar. Namun LDR bergantung pada manajemen bank dan besarnya LDR bank tidak sama. Oleh karena itu, hubungan LDR dengan ROA bersifat bebas dan tidak autokorelasi. Semakin besar LDR semakin besar potensi mencapai ROA, sejauh NPL(Non Performing Loan) bisa ditekan. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2003: 118).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahardian (2008) yang menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Dengan demikian LDR diprediksi berpengaruh positif


(47)

2.6.3 Pengaruh Non Performing Loanterhadap Return on Asset

Non Performing Loan(NPL) menunjukkan kemampuan manajemen bank

dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dan tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet.

Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit yang

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar. Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio NPL maka semakin rendah profitabilitas suatu bank.

Penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) menunjukkan pengaruh negatif Non Performing Loan(NPL) terhadap perubahan laba, sebab semakin tinggi Non Performing Loan(NPL) maka semakin besar risiko yang disalurkan bank, sehinggalaba yang diproksikan yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) menurun.

2.6.4 Pengaruh Debt to Equity Ratioterhadap Return on Asset

Debt to Equity Ratio(DER) merupakan posisi hutang suatu badan usaha

yang dapat menunjukkan jumlah uang orang lain yang digunakan dalam upaya memperoleh laba. Rasio ini merupakan rasio antara ekuitas dan hutang, dimana hutang di sini mencakup kewajiban jangka panjang, jangka pendek, dan kewajiban lancar (Walsh, 2003: 120).

Jika biaya yang timbul karena pinjaman (costof debt) lebih rendah dari

biaya modal (cost of equity) maka sumber dana yang berasal dari pinjaman atau hutang akan lebih efektif dalam menghasilkan laba, demikian juga sebaliknya. Hal


(48)

ini dikarenakan tingkat ketergantungan dengan pihak luar semakin tinggi sehingga pengaruh antara DER terhadap ROA adalah negatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Bardosa dan Louri (2003) menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap ROA. Dengan demikian, DER berpengaruh negatif terhadap ROA.

2.6.5 Pengaruh Beban Operasional dan Pendapatan Operasionalterhadap Return on Asset

Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) atau sering disebut dengan rasio efisiensi dan digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasionalnya. Semakin tinggi angka dari rasio ini menunjukkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya sehingga dapat menimbulkan ketidakefisiensian. Ketidakefisiensian ini menimbulkan alokasi biaya yang lebih tinggi sehingga dapat menurunkan pendapatan bank.

Semakin kecil rasio ini menunjukkan semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank sehingga kemungkinan suatu bank akan menghadapi kondisi bermasalah semakin kecil. Bank yang sehat memiliki rasio BOPO kurang dari 1 sebaliknya bank yang kurang sehat mempunyai rasio BOPO lebih dari 1.

Penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Dengan demikian, BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.

Berdasarkan landasan teori dan penelitian-penelitian terdahulu, mengenai berbagai pengaruh antara variabel independen (CAR, LDR, NPL, DER, dan


(49)

BOPO) dengan variabel dependen (ROA), maka dapat digambarkan kerangka konseptual penelitian, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.7 Hipotesis

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap kinerja bank umum yang diproksikan dalam rasio Return on Asset (ROA).

2. Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap kinerja bank umum yang diproksikan dalam rasio Return on Asset (ROA).

3. Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap kinerja bank umum yang diproksikan dalam rasio Return on Asset (ROA).

4. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap kinerja bank umum yang diproksikan dalam rasioReturn on Asset (ROA).

Capital Adequacy Ratio (X1)

Loan to Deposit Ratio (X2)

Non Performing Loan (X3)

Debt to Equity Ratio (X4)

Beban Operasional

Pendapatan Operasional (X5)


(50)

5. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap kinerja bank umum yang diproksikan dalam rasio Return on Asset (ROA).


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif, dimana penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, diteliti sejauh mana pengaruh antara Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing

Loan (NPL), Debt to Equity Ratio (DER), dan Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap Kinerja Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan alamat website www.idx.co.id dan www.bi.go.id. Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2013 sampai dengan Februari 2014.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah Kinerja Bank Umum yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA). Variabel independen adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio


(52)

(LDR), Non Performing Loan (NPL), Debt to Equity Ratio (DER), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO).

2. Subjek perusahaan pada penelitian ini adalah Bank-Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009-2012.

3. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan pada Bank Indonesia atau Bursa Efek Indonesia melalui website www.bi.go.id atau www.idx.co.id.

3.4 Definisi Operasional

Setiap variabel yang digunakan dalam satu penelitian harus memiliki konsep dan definisi yang jelas. Menurut Erlina (2011: 48), “Pengoperasian konsep (operational the concept) adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian”. Dilihat dari sudut pandang variabel, maka dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari variabel dependen dan variabel independen.

3.4.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel independen (Sugiyono, 2006: 33). Variabel dalam dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Bank Umum yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA). ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang


(53)

dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari sisi asset (Dendawijaya, 2003: 120).

BerdasarkanSurat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 31 Mei 2004, rasio ROA dirumuskan sebagai berikut:

ROA =Laba Bersih

Total Aktiva x 100%

3.4.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2006: 33). Adapun variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing

Loan (NPL), Debt to Equity Ratio (DER), dan Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO).

3.4.2.1 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kecukupan modal yang

menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul dan dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.

CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank dalam menyanggah risiko dari aktiva bank (Dendawijaya, 2003: 121). Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara modal bank dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).


(54)

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio CAR dirumuskan sebagai berikut:

CAR =Modal Bank

Total ATMR x 100%

3.4.2.2 Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk mengukur kemampuan

bank tersebut mampu membayar hutang-hutangnya dan membayar kembali kepada deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio LDR dirumuskan sebagai berikut:

LDR =Total Kredit yang Diberikan

Total Dana Pihak Ketiga x 100% 3.4.2.3 Non Performing Loan (NPL)

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang menunjukkan bahwa

kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank terhadap total kredit yang dimiliki.

NPL merupakan persentase jumlah kredit yang bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan bank.


(55)

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio NPL dirumuskan sebagai berikut:

NPL = Kredit Bermasalah

Kredit yang Disalurkan x 100%

3.4.2.4 Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur keberhasilan

manajemen bank dengan menggunakan modal sendiri untuk membayar hutang. Menurut Kasmir (2008: 158), “Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas”. Rasio DER dirumuskan sebagai berikut:

DER =Total Hutang

Total Ekuitasx 100%

3.4.2.5 Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya untuk menghasilkan earning.

BOPO merupakan rasio biaya operasional, adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio BOPO dirumuskan sebagai berikut:

BOPO = Biaya Operasional


(56)

Tabel 3.1

Definisi Operasionalisasi Variabel

No Variabel Definisi Indikator Skala

Ukur

1 CAR

(X1)

CAR merupakan rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul dan dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.

Rasio

2 LDR

(X2)

LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank tersebut mampu membayar hutang-hutangnya dan membayar kembali kepada deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan.

Rasio

3 NPL

(X3)

NPL merupakan rasio yang menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank terhadap total kredit yang dimiliki.

Rasio

4 DER

(X4) DER merupakan rasio yang mengukur keberhasilan manajemen bank dengan menggunakan modal

sendiri untuk membayar hutang.

Rasio

5 BOPO

(X5)

BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya untuk menghasilkan eaning.

Rasio

6 ROA

(Y) ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan.

ROA =Laba Bersih

Total Aktiva x 100%


(57)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2006: 84). Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio, dimana skala rasio merupakan skala pengukuran yang dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2006: 72). Populasi dalam penelitian ini adalah bank-bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Bank-bank umum tersebut terdiri dari 4 bank umum bank persero, 23 bank umum swasta nasional devisa, 5 bank umum swasta nasional non devisa, dan 2 bank umum campuran, sehinggajumlah populasi berjumlah 34 Bank.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. penentuan sampel yang digunakan dengan pertimbangan kriteria tertentu. Ada beberapa pertimbangan yang digunakan peneliti dalam menentukan kriteria sampel penelitian yaitu:


(58)

1. Bank-bank umum tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian dari tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 serta tidak sedang berada dalam proses (delisting) pada periode tersebut.

2. Bank-bank umum tersebut telah menerbitkan laporan keuangan tahunan yang lengkap dan dipublikasikan selama empat tahun berturut-turut dari tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012.

Tabel 3.2 Jumlah Sampel pada

Bank-bank Umum yang Terdaftar di BEI

No Karakteristik Sampel Jumlah

1

Bank-bank umum tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian dari tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 dan tidak sedang berada dalam proses (delisting) pada periode tersebut.

34

2

Bank-bank umum tersebut telah menerbitkan laporan keuangan tahunan yang lengkap dan dipublikasikan selama empat tahun berturut-turut dari tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012.

(6)

Jumlah Sampel 28

Sumber: www.idx.co.id, 2014 (data diolah)

Berdasarkan kriteria tersebut, maka bank yang memenuhi persyaratan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 28 bank umum yaitu 4 bank umum persero, 23 bank umum swasta nasional devisa, 5 bank umum swasta nasional non devisa, dan 2 bank umum campuran. Angka tahun pengamatan dalam penelitian ini adalah 4 tahun berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Sehingga jumlah sampel observasi adalah 112 sampel observasi yang diperoleh dari 4 tahun observasi dikali 28 sampel bank umum yang terdaftar di BEI.

Tabel 3.3

Sampel Penelitian Bank-bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

No Emiten Tanggal Listing

1 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 26 November 1996

2 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10 November 2003


(1)

Uji Heteroskedastisitas

1.

Pendekatan Grafik

2.

Pendekatan Statistik

Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi Ln

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,839 ,428 1,960 ,053

CAR ,016 ,012 ,132 1,418 ,159

LDR ,001 ,003 ,027 ,322 ,748

NPL ,158 ,029 ,501 5,523 ,000

DER ,008 ,020 ,042 ,414 ,680

BOPO -,013 ,003 -,405 -4,118 ,000


(2)

Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi Ln

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,696 1,414 -,492 ,624

LN_CAR -,108 ,187 -,061 -,578 ,565

LN_LDR ,125 ,214 ,056 ,584 ,560

LN_DER ,028 ,152 ,020 ,185 ,854

LN_BOPO ,194 ,194 ,105 ,996 ,321

a. Dependent Variable: absut

Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,696 1,414 -,492 ,624

LN_CAR -,108 ,187 -,061 -,578 ,565

LN_LDR ,125 ,214 ,056 ,584 ,560

LN_DER ,028 ,152 ,020 ,185 ,854

LN_BOPO ,194 ,194 ,105 ,996 ,321

a. Dependent Variable: absut

Uji F (Uji Hipotesis Secara Simultan)

ANOVA Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 72,080 5 14,416 21,359 ,000a

Residual 71,542 106 ,675

Total 143,622 111

a. Predictors: (Constant), BOPO, LDR, CAR, NPL, DER b. Dependent Variable: ROA


(3)

Uji-t (Uji Hipotesis Secara Parsial)

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4,810 ,760 6,327 ,000

CAR ,013 ,021 ,049 ,637 ,526

LDR ,008 ,006 ,100 1,429 ,156

NPL -,017 ,051 -,025 -,333 ,739

DER ,027 ,035 ,065 ,777 ,439

BOPO -,049 ,006 -,712 -8,711 ,000

a. Dependent Variable: ROA

Uji Koefisien Determinasi

(

)

Mo d e l S u m m a ry

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,708 ,502 ,478 ,82154


(4)

Lampiran 2: Hasil Olah Data (Output) SPSS 18

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 112 7,52 32,90 15,7297 4,26292

LDR 112 40,22 112,50 78,0176 14,48880

NPL 112 ,20 9,53 2,3021 1,68518

DER 112 3,03 15,62 9,0866 2,73983

BOPO 112 41,60 114,63 78,4482 16,65343

ROA 112 ,07 5,15 2,0238 1,13749

Valid N (listwise) 112

Regression


(5)

(6)