Pengujian Stabilitas VAR Analisis Kausalitas Permintaan Motor dan Harga Premium

4.2.3. Pengujian Stabilitas VAR

Setelah didapatkan lag optimal dari masing-masing hubungan antar variabel, langkah selanjutnya adalah menguji kestabilan data. Stabilitas VAR perlu diuji sebelum melakukan analisis lebih jauh, data tidak stabil berarti data yang digunakan untuk pendugaan model VAR kurang baik dan tidak robust atau tidak sempurna. Untuk menguji stabil atau tidaknya estimasi VAR yang telah dibentuk maka dilakukan VAR stability condition check berupa roots of characteristic polynomial. Suatu sistem VAR dikatakan stabil jika seluruh roots- nya memiliki modulus lebih kecil dari 1 Lukepohl, 2002. Ringkasan pengujian stabilitas VAR dapat dilihat pada Tabel 4.5. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa model VAR yang dibentuk sudah stabil pada lag optimalnya. Ini terlihat untuk kedua hubungan baik antara permintaan sepeda motor dengan harga premium maupun permintaan mobil dengan premium, dimana nilai modulusnya kurang dari 1. Tabel 4.5. Uji Stabilitas Model VAR Motor dan Harga Premium Mobil dan Harga Premium Root Modulus Root Modulus 0,990 0,990 0,993 0,993 0,792 0,792 0,716 0,716

4.2.4. Analisis Kointegrasi

Menurut definisi yang diuraikan Engel dan Granger 1987, bahwa kointegrasi mengacu pada sejumlah variabel yang terintegrasi pada derajat yang sama, maka dapat dilakukan uji kointegrasi. Pada penelitian ini semua variabel terkointegrasi pada derajat I1. Sebab jika variabel-variabel dalam suatu penelitian terkointegrasi pada derajat yang berbeda, maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel tersebut tidak bisa terkointegrasi. Adanya hubungan kointegrasi dalam sebuah sistem persamaan mengimplikasikan bahwa dalam sistem tersebut terdapat Error Correction Model yang menggambarkan adanya dinamisasi jangka pendek secara konsisten dengan hubungan jangka panjangnya. Dengan kata lain, dalam ekonometrika variabel yang saling terkointegrasi dikatakan dalam keseimbangan jangka panjang Nachrowi dan Usman, 2006. Uji kointegrasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Johansen dengan membandingkan antara trace statistic dengan critical value atau dengan membandingkan maksimum eigenvalue dengan critical value yang digunakan yaitu 5 persen. Jika trace statistic atau maksimum eigenvalue lebih besar dari critical value maka terdapat kointegrasi dalam sistem persamaan tersebut. Dalam uji kointegrasi terdapat lima asumsi deterministic trend, untuk menentukan pilihan trend yang digunakan bisa dilihat dari hasil summary, serta pilihan lag yang digunakan adalah lag optimal. Pemilihan asumsi dengan summary disesuaikan berdasarkan kriteria informasi Akaike Information Criteria AIC. Dari summary didapatkan bahwa asumsi yang digunakan adalah intercept and trend untuk kedua hubungan.

4.2.4.1. Kointegrasi Antara Permintaan Motor dengan Harga Premium

Setelah dilakukan uji kointegrasi, maka untuk hubungan antara permintaan sepeda motor dengan harga premium tidak terkointegrasi, artinya secara bivariate tidak terdapat persamaan linier jangka panjang yang dikandung dalam model diantara kedua variabel tersebut. Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa pada nilai trace statistic maupun maximum eigen value lebih kecil dari nilai kritisnya atau probabilitas α lebih besar dari 5 persen, berarti tidak terdapat kointegrasi diantara kedua variabel tersebut, baik pada rank=0 maupun rank=1. Tabel 4.6. Analisis Kointegrasi Antara Motor dengan Harga Premium No Hipotesis Trace statistic Max Eigen Value Trace-stat cv=5 Prob EV-stat cv=5 Prob 1 Rank= 0 17,505 25,872 0,378 12,066 19,387 0,409 2 Rank=1 5,439 12,518 0,535 5,439 12,518 0,535

4.2.4.2. Kointegrasi Antara Permintaan Mobil dengan Harga Premium

Sedangkan untuk hubungan antara permintaan mobil dengan harga premium terkointegrasi, terdapat satu persamaan kointegrasi. Artinya secara bivariate terdapat satu persamaan linier jangka panjang yang dikandung dalam model diantara kedua variabel tersebut. Ini bisa terlihat dari Tabel 4.7, untuk rank=0 kedua nilai baik trace statistic maupun maximum eigen value lebih besar dari nilai kritis pada 5 persen, atau probabilitas α kurang dari 5 persen. Tapi untuk rank=1 tidak terdapat kointegrasi, sehingga hanya ada satu persamaan linier dalam jangka panjang. Tabel 4.7. Analisis Kointegrasi Antara Mobil dengan Harga Premium No Hipotesis Trace statistic Max Eigen Value Trace-stat cv=5 Prob EV-stat cv=5 Prob 1 Rank= 0 29,630 25,872 0,016 23,533 19,387 0,012 2 Rank=1 6,097 12,518 0,448 6,097 12,518 0,448

4.2.5. Analisis Kausalitas Permintaan Motor dan Harga Premium

Berdasarkan hasil uji kointegrasi sebelumnya, permintaan sepeda motor dan harga premium menunjukkan bahwa data tidak terkointegrasi, maka tidak ada uji untuk mencari hubungan jangka panjangnya maupun hubungan kausalitas jangka panjangnya. Uji kausalitas bivariate dilakukan untuk melihat hubungan kausalitas jangka pendek diantara variabel-variabel yang ada dalam model. Uji kausalitas pada penelitian ini menggunakan VAR Pairwise Granger Causality Test. H yang diuji adalah tidak ada hubungan kausalitas dan H 1 adalah ada hubungan kausalitas. Untuk menerima atau menolak H digunakanlah nilai probability 5. Hasil uji kausalitas bivariate dalam model VAR dapat dilihat dalam Tabel 4.8. Didapatkan bahwa tidak terdapat kausalitas antara kenaikan harga premium terhadap permintaan jumlah sepeda motor atau sebaliknya. Dari tabel terlihat bahwa probabilitas α lebih besar dari 5 persen, berarti menerima H , tidak ada hubungan kausalitas. Tabel 4.8. Uji Kausalitas Motor dan Premium Jangka Pendek Dependent Variabel Independent Variabel Probabilitas Permintaan Motor Harga Premium 0,182 Harga Premium Permintaan Motor 0,595 4.2.6. Analisis Kausalitas Permintaan Mobil dan Harga Premium 4.2.6.1. Kausalitas Jangka Panjang