Kemampuan Menghitung KAJIAN TEORI
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kognitif. Berdasarkan model ini, aktivitas mental dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
21
1. Operasi proses intelektual yang menyangkut proses pemikiran yang
berlangsung dan terdiri dari lima kategori, yaitu kognisi, ingatan, berpikir, konvergen, berpikir divergen, dan penilaian.
2. Content materi, yang menunjukkan macam materi yang digunakan terdiri
dari empat kategori, yaitu figural, simbolik, semantic, dan behavioral perilaku.
3. Produk yang merupakan hasil dan operasi proses tertentu yang diterapkan
pada konten materi tertentu yang terdiri dari enam kategori, yaitu unit, kelas, hubungan, sistem, transformasi, dan implikasi.
Ranah kognitif terdiri atas enam level, termasuk di dalamnya yaitu:
22
1. Pengetahuan Knowledge, Berisikan kemampuan untuk mengenali dan
mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, ketika
diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yang berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk
yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk. 2.
Pemahaman Comprehension, Berisikan kemampuan mendemonstrasikan fakta
dan gagasan
mengelompokkan dengan
mengorganisir,
21
Ibid., 53-54.
22
https:id.wikipedia.orgwikiTaksonomi_Bloom, diakses tanggal 7 November 2016 pukul 20.15 WIB.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
membandingkan, menerjemahkan, memaknai, memberi deskripsi, dan menyatakan gagasan utama.
3. Aplikasi Application, di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan
untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan lain sebagainya di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi
tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yang berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan
penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram. 4.
Analisis Analysis, di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis
informasi yang
masuk dan
membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta
membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah
penyebab meningkatnya
reject, membanding-bandingkan
tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke
dalam tingkat keparahan yang ditimbulkan. 5.
Sintesis Synthesis, Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesis akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario
yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Sebagai
contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
6. Evaluasi Evaluation, Dikenali dari kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dan lain sebagainya dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk
memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yang
sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dan lain sebagainya.
Ranah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Ranah kognitif mengurutkan
keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu
mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Berikut merupakan ranah kognitif yang terbagi atas 6 level :
23
1. Pengetahuan, yakni kemampuan menyebutkan atau menjelaskan kembali
yang terdiri atas kata kerja kunci mendefinisikan, menyusun daftar, menamai, menyatakan, mengidentifikasikan, mengetahui, menyebutkan,
membuat rerangka, menggaris bawahi, menggambarkan, menjodohkan, memilih.
23
http:www.bppk.depkeu.go.idwebpknattachments766_1-Taksonomi20Bloom20- 20Retno-ok-mima.pdf , diakses tanggal 8November 2016 pukul 22.10 WIB.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2. Pemahaman, kemampuan memahami instruksi atau masalah,
menginterpretasikan dan menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri. yang terdiri atas kata kerja kunci menerangkan, menjelaskan,
menguraikan, membedakan,
menginterpretasikan, merumuskan,
memperkirakan, meramalkan,
menggeneralisir, menerjemahkan,
mengubah, memberi contoh, memperluas, menyatakan kembali, menganalogikan, merangkum.
3. Penerapan, kemampuan menggunakan konsep dan praktek atau situasi
yang baru yang terdiri atas kata kerja kunci menerapkan, mengubah, menghitung, melengkapi, menemukan, membuktikan, menggunakan,
mendemonstrasikan, memanipulasi,
memodifikasi, menyesuaikan,
menunjukkan, mengoperasikan, menyiapkan, menyediakan, menghasilkan. 4.
Analisa, kemampuan memisahkan konsep ke dalam beberapa komponen untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas atas dampak komponen-
komponen terhadap konsep tersebut secara utuh yang terdiri atas kata kerja kunci menganalisa, mendiskriminasikan, membuat skema atau diagram,
membedakan, membandingkan, mengkontraskan, memisahkan, membagi, menghubungkan, menunjukkan hubungan antara variabel, memilih,
memecah menjadi beberapa bagian, menyisihkan, mempertentangkan. 5.
Sintesa, kemampuan merangkai atau menyusun kembali komponen- komponen dalam rangka menciptakan arti atau pemahaman atau struktur
baru yang
terdiri atas
kata kerja
kunci mengkatagorikan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mengkombinasikan, mengatur
memodifikasi, mendesain,
mengintegrasikan, mengorganisir,
mengkompilasi, mengarang,
menciptakan, menyusun kembali, merancang, merangkai, merevisi, menghubungkan, merekonstruksi, menyimpulkan, mempolakan.
6. Evaluasi, kemampuan mengevaluasi dan menilai sesuatu berdasarkan
norma, acuan atau kriteria yang terdiri atas kata kerja kunci mengkaji ulang, membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, mengkontraskan,
mempertentangkan menjustifikasi,
mempertahankan, mengevaluasi,
membuktikan, memperhitungkan,
menghasilkan, menyesuaikan,
mengkoreksi, melengkapi, menemukan. Dari keenam level dari ranah kognitif di atas, berhitung atau menghitung
termasuk kemampuan menggunakan konsep dan praktek atau situasi yang baru yang merupakan level Application penerapan.
Menurut Sukardi, kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan penalaran dan keterampilan aljabar termasuk operasi hitung, oleh
karena itu dalam paparan berikut ditetapkan beberapa indikator kemampuan menghitung:
24
1. Mampu menyelesaikan soal
24
Dewa Ketut Sukardi dalam Enik, Peningkatan Kemampuan Berhitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan dengan Media Garis Bilangan pada Mata Pelajaran Matematika Siswa
Kelas II MI Mambaul Hikmah Mojokerto, Skripsi Surabaya : UINSA, 2003, t.d.,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Siswa mampu mengerjakan soal-soal tes yang diberikan oleh guru. Terkait dengan pengertian mampu adalah bisa, cakap dalam menjalankan
tugas cekatan. 2.
Mampu membuat soal dan penyelesaiannya Selain mampu mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, siswa juga
diharapkan mampu membuat soal menyelesaikan pengerjaan soalnya secara mandiri. Hal ini sesuai dengan pengertian kemampuan itu sendiri, yaitu
kemampuan adalah kesanggupan untuk menguasai sesuatu. 3.
Mampu menjelaskan cara menyelesaikan soal menggunakan media Siswa mampu menjelaskan cara menyelesaikan soal dengan media yang
digunakan dengan benar dan tanpa ragu-ragu untuk melakukannya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menghitung merupakan kesanggupan individu untuk menyelesaikan atau pun memecahkan soal-soal yang berkaitan dengan operasi hitung, baik
penjumlahan, pengurangan, perkalian, maupun pembagian.