5. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas jika mungkin ada kekurangan- kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.
6. Keputusan kredit
Merupakan penetuan apakah kredit akan diberikan atau ditolak. 7.
Penandatanganan akad kredit atau perjanjian lainnya Merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit
dicairkan terlebih dahulu pemohon kredit menandatangani akad kredit. 8.
Realisasi kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang
diperlukan dengan membuka tabungan di bank atau koperasi yang bersangkutan.
9. Penyaluran atau penarikan dana
Merupakan pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan
tujuan kredit. Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang dimaksud dengan prosedur
pemberian kredit dalam penelitian ini adalah langkah-langkah dan persyaratan yang diberlakukan oleh KSP TABITA dalam pemberian kredit, mulai dari
pengajuan permohonan kredit sampai dengan pencairan kredit yang diminta.
2.12. Sistem Pengendalian Kredit
Sistem pengendalian kredit dalam penelitian ini adalah suatu sistem yang terdiri dari prosedur dan metode digunakan oleh pihak KSP TABITA kota
Salatiga untuk mencegah atau menghilangkan kemungkinan terjadinya suatu kerugian yang akan atau telah terjadi, akibat debitur tidak mampu memenuhi
kewajiban pokok pinjaman.
2.13. Faktor-Faktor Penyebab dan Pengendalian Kredit Macet
Menurut Kasmir 2001:115 Faktor-faktor penyebab kredit macet antara lain :
1. Pihak koperasi
Dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti, sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak diprediksi sebelumnya. Dapat pula
terjadi akibat kolusi dari pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif.
2. Pihak nasabah
Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat dua hal yaitu:
- Adanya unsur kesengajaan, nasabah sengaja untuk tidak
bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan macet.
- Adanya unsur tidak sengaja, si debitur mau membayar akan tetapi
tidak mampu. Kemampuan untuk membayar kredit tidak ada. Pengendalian terhadap kredit macet menurut Kasmir 2001:103 perlu
dilakukan beberapa hal, antara lain: 1.
Rescheduling, yaitu dengan menggunakan cara : a.
Memperpanjang jangka waktu kredit
Dalam hal ini debitur atau peminjam diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit.
b. Memperpanjang waktu angsuran
Yaitu dengan memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit.
2. Reconditioning, yaitu mengubah berbagai persyaratan yang ada dengan
cara : a.
Kapitalisasi bunga yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang pokok. b.
Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, jadi hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok
pinjamanyya tetap harus dibayar seperti biasa. c.
Penurunan suku bunga, dengan penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban masalah.
d. Pembebasan bunga
3. Restructuring, yaitu dengan menggunakan cara:
a. Menambah jumlah kredit
b. Menambah equity yaitu dengan menyetor uang tunai dan tambahan
dari pemilik 4.
Kombinasi, merupakan kombinasi dari ketiga jenis diatas. 5.
Penyitaan jaminan, merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah tidak benar-benar punya etikad baik atau sudah tidak mampu lagi untuk
membayar semua hutang-hutangnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang dimaksud dengan faktor-faktor penyebab kredit macet dalam penelitian ini adalah kredit macet yang disebabkan
oleh kecerobohan dari pihak koperasi itu sendiri atau dari pihak nasabah.
2.14. Pengendalian Risiko Preventif dan Kuratif