Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang dimaksud dengan metode penilaian pemberian kredit dalam penelitian ini adalah cara-cara yang digunakan
oleh Koperasi Simpan Pinjam ”TABITA” untuk menilai calon peminjam yang mengajukan kredit, bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar kembali.
2.9. Konsep Sistem
Pengertian sistem menurut Drs. Ibnu Syamsi, S.U. 2004:16 adalah sekumpulan kegiatan yang terdiri dari sub-subsistem yang saling berinteraksi satu
dengan lainnya dan berproses untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian tersebut yang merupakan subsistem adalah prosedur, antara prosedur yang satu
dengan prosedur yang lain dalam satu system itu saling berkaitan. Sedangkan metode itu merupakan komponen dari prosedur. Semuanya merupakan proses
yang berkaitan satu dengan lainnya menuju kearah sasaran, maksud atau tujuan tertentu.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang dimaksud dengan Sistem dalam penelitian ini adalah Tahapan-tahapan yang harus dipenuhi oleh nasabah
agar pengajuan kredit diproses oleh pihak koperasi sehingga pengajuan kredit bisa disetujui dan dicairkan.
2.10. Risiko Kredit
Menurut Drs.H.Masyud Ali, M.Ba, MM 2006:199 Risiko kredit adalah
risiko yang kemungkinan terjadinya kerugian bank sebagai akibat dari tidak lunasinya kembali kredit yang diberikan bank kepada debitur. Artinya setiap saat
bila terdapat peminjam atau debitur yang tidak melunasi kembali pinjamannya
dan membayar bunga serta kewajiban-kewajiban lainnya maka koperasi sedang berhadapan dengan risiko kredit.
Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut maka yang dimaksud dengan risiko kredit dalam penelitian ini adalah tanggungan yang harus diterima oleh
pihak koperasi karena ketidakmampuan nasabah atau anggota dalam pengembalian kredit.
2.11. Prosedur Pemberian Kredit
Secara umum prosedur pemberian kredit oleh badan hukum dilakukan Kasmir, 2001:110 sebagai berikut :
1. Pengajuan berkas-berkas
Calon peminjam mengajukan permohonan kredit dengan dilampiri berkas- berkas yang dibutuhkan.
2. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar.
3. Wawancara I
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam secara langsung untuk meyakinkan apakah berkas-berkas telah sesuai dan lengkap.
4. On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.
5. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas jika mungkin ada kekurangan- kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.
6. Keputusan kredit
Merupakan penetuan apakah kredit akan diberikan atau ditolak. 7.
Penandatanganan akad kredit atau perjanjian lainnya Merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit
dicairkan terlebih dahulu pemohon kredit menandatangani akad kredit. 8.
Realisasi kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang
diperlukan dengan membuka tabungan di bank atau koperasi yang bersangkutan.
9. Penyaluran atau penarikan dana
Merupakan pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan
tujuan kredit. Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang dimaksud dengan prosedur
pemberian kredit dalam penelitian ini adalah langkah-langkah dan persyaratan yang diberlakukan oleh KSP TABITA dalam pemberian kredit, mulai dari
pengajuan permohonan kredit sampai dengan pencairan kredit yang diminta.
2.12. Sistem Pengendalian Kredit