PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

VINCENCIUS EKO TOTO RAHARJO

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex post facto dan survey, jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif verifikatif kausal atau sebab akibat.Teknik sampling adalah probability sampling, dengan teknik pengambilan sampelnya adalah proportionale stratified random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012, yang berjumlah 188 siswa yang tersebar di 6 kelas, dengan menggunakan rumus slovin didapat sampel sebanyak 128 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Pengujian hipotesis dianalisis dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier multiple. Berdasarkan analisis data yang dihitung menggunakan rumus stasistik menunjukkan bahwa (1) Ada pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012, sebesar 24,8 % . (2) Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012 , sebesar 27,3 %. (3) Ada pengaruh lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012 , sebesar 21,6 %. (4) Ada pengaruh penggunaan metode diskusi, media pembelajaran, dan lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012 . Hal ini ditunjukkan dengan Fhitung > F tabel yaitu 6,746 > 2,68, Koefisien korelasi (R) sebesar 0,977 dan koefisien determinasi (R2) 0,956, yang berarti hasil belajar siswa dipengaruhi oleh metode diskusi, media pembelajaran dan lingkungan sebesar 95,6%.


(2)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Paradigma Pengaruh Variabel Independen Metode Diskusi (X1)

Media Pembelajaran (X2) dan Lingkungan (X3) dan

Variabel Dependen Hasil Belajar (Y) ... 37

2. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Metode Diskusi (X1) ... 74

3. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Media Pembelajaran (X2) ... 77

4. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Lingkungan (X3) ... 80


(3)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN Halaman

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Hasil Belajar ... 12

2. Metode Diskusi ... 17

3. Media Pembelajaran ... 23

4. Lingkungan ... 29

5. Hasil Penelitian yang Relevan ... 34

B. Kerangka Pikir ... 36

C. Hipotesis ... 38

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 39

B. Populasi dan Sampel ... 40

1. Populasi ... 40

2. Sampel ... 41

C. Variabel Penelitian ... 42


(4)

2. DefinisiOperasional Variabel ... 43

3. Pengukuran Variabel Penelitian ... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Dokumentasi ... 47

2. Observasi ... 47

3. Angket/Kuesioner ... 48

4. Wawancara ... 48

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 49

1. Uji Validitas Angket ... 49

2. Hasil Uji Coba Validitas Angket ... 50

3. Uji Reliabilitas Angket ... 53

4. Hasil Uji Coba Reliabilitas ... 54

G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 55

1. Uji Normalitas ... 55

2. Uji Homogenitas ... 56

H. Uji Keberartian dan Uji Asumsi Klasik untuk Regresi Ganda ... 57

1. Uji Keberartian ... 57

2. Uji Kelinieran ... 59

3. Uji Multikolinearitas ... 60

4. Uji Autokorelasi ... 61

5. Uji Heteroskedastisitas ... 63

I. Uji Hipotesis ... 64

1. Regresi Linear Sederhana ... 64

2. Regresi Linear Multipel ... 65

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 67

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 22 Bandar Lampung ... 67

2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 22 Bandar Lampung ... 68

3. Proses belajar dan Pembelajaran SMP Negeri 22 Bandar Lampung ... 69

4. Situasi dan Kondisi SMP Negeri 22 Bandar Lampung ... 69

5. Pengenalan Keadaan Guru dan Siswa SMP Negeri 22 Bandar Lampung ... 71

6. Kegiatan Ekstrakulikuler Siswa SMP Negeri 22 Bandar Lampung ... 71

B. Deskripsi Data ... 72

1. Data Metode Diskusi(X 1) ... 73

2. Data Media Pembelajaran (X 2) ... 75

3. Data Lingkungan (X 3) ... 78

C. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 81


(5)

5. Uji Autokorelasi ... 85

6. Uji Heteroskedastisitas ... 87

D. Uji Hipotesis ... 88

1. Hipotesis Pertama ... 88

2. Hipotesis Kedua ... 90

3. Hipotesis Ketiga ... 91

4. Hipotesis Keempat ... 92

E. Pembahasan ... 94

1. Pengaruh Metode Diskusi (X 1) Terhadap Hasil Belajar Siswa (Y) ... 94

2. Pengaruh Media Pembelajaran (X 2) Terhadap Hasil Belajar Siswa (Y) ... 96

3. Pengaruh Lingkungan (X 3) Terhadap Hasil Belajar Siswa (Y) ... 97

4. Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi, Media pembelajaran Dan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar siswa ... 99

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105 LAMPIRAN


(6)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1. Kisi-Kisi Angket Uji Coba 2. Angket Uji Coba

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X1 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X2 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X3 6. Kisi-Kisi Angket Penelitian

7. Angket Penelitian

8. Method Of Successive Interval untuk Variabel X1, X2, X3 9. Data Ordinal dan Data Interval Variabel X1

10. Data Ordinal dan Data Interval Variabel X2 11. Data Ordinal dan Data Interval Variabel X3 12. Data Interval variabel Y

13. Perbandingan Data Ordinal dan Data setelah MSI 14. Uji Normalitas

15. Uji Homogenitas 16. Regresi X1 terhadap Y 17. Regresi X2 terhadap Y 18. Regresi X3 terhadap Y

19. Regresi X 1 , X2 dan X3 terhadap Y 20. Uji Multikolinearitas

21. Uji Autokorelasi 22. Uji Heteroskedastisitas 23. Tabel Distribusi F 24. Tabel distribusi t 25. Tabel Distribusi r 26. Tabel distribusi z

27. Surat Keterangan Penelitian Pendahuluan 28. Surat Keterangan Izin Penelitian

29. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SMP Negeri 22 Bandar Lampung

30. Daftar Hadir Seminar Proposal 31. Daftar Hadir Seminar Hasil


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Hasil Ujian Semester Genap

Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 6

2. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 35

3. Rincian variabel, indikator, Sub Indikator dan Pengukuran Variabel .. 45

4. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Metode Diskusi (X1) ... 50

5. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Media Pembelajaran (X2) ... 51

6. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Lingkungan (X3) ... 52

7. Analisa Varians ... 58

8. Analisis Varians ... 59

9. Distribusi Frekuensi Metode Diskusi (X1) ... 73

10. Kategori Variabel Metode Diskusi (X1) ... 75

11. Distribusi Frekuensi Media Pembelajaran (X2) ... 76

12. Kategori Variabel Media Pembelajaran (X2) ... 77

13. Distribusi Frekuensi Lingkungan (X3) ... 79

14. Kategori Variabel Lingkungan (X3) ... 81


(8)

(9)

LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa

: VINCENCIUS EKO TOTO RAHARJO

No. Pokok Mahasiswa : 0713031047

Jurusan

: Pendidikan IPS

Program Studi

: Pendidikan Ekonomi

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1.

Komisi Pembimbing

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Drs. Yon Rizal, M.Si. Drs.Samsi, M.Si

NIP 19600818 198603 1 005 NIP 19603211986031003

2.

Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Ekonomi

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19600817 198603 1 003


(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Yon Rizal, M. Si. ...

Sekretaris : Drs. Samsi, M. Si ... Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Hi. Nurdin, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(11)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

Vincencius Eko Toto Raharjo

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(12)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena atas Berkat dan Rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi, Media

Pembelajaran dan Lingkungan terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Mata Pelajaran IPS Terpadu pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menyadari akan keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga penulis banyak memperoleh bantuan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Univesitas Lampung; 2. Bapak Dr. M. Thoha BS. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I FKIP

Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II FKIP Universitas Lampung;


(13)

5. Bapak, Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung;

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS dan sekaligus sebagai Pembahas yang telah banyak meluangkan waktu, masukan serta nasihat yang baik kepada penulis; 7. Bapak Drs. Samsi, M.Si., selaku Pembimbing Akademik, dan sekaligus

Pembimbing II atas kesabaran, arahan, masukan, dan bimbingannya kepada penulis;

8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan, masukan, dan bimbingannya kepada penulis;

9. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan

Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan ilmunya kepada penulis;

10. Bapak dan Ibu bagian Akademik, Kemahasiswaan, Keuangan, Umum FKIP Universitas Lampung;

11. Ibu Dra. Hj.Ritaningsih,MM., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 22 Bandar Lampung yang telah mengizinkan dan memberikan arahan selama penelitian; 12. Ibu Normaini,S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran IPS Ekonomi SMP Negeri

22 Bandar Lampung yang telah membimbing dan memberikan arahan selama penelitian;

13. Seluruh Guru dan Staf Tata Usaha SMP Negeri 22 Bandar Lampung yang turut membantu atas selesainya penelitian ini;


(14)

15. Kedua orang tuaku, Bapak Ag. Wagiyo dan Ibu L. Tentrem, terima kasih atas segala perjuangan, kasih sayang, materi, serta do’a tiada henti yang kalian curahkan untuk anak-anakmu, terutama padaku (semoga kami bisa membalas dan membahagiakan kalian hingga akhir hayat). Amin;

16. Adik-adikku : Langgeng dan Maria, serta Adik Ningrum yang selama ini telah memberikan dukungan dan semangat serta dorongan untuk terus maju; 17. Teman-teman “Economic Education 2007 Reguler” Andi Selviana, Anju

Perdana Putrifani, Retiana Indarti, Eti Inrayuni, Fatma Rossa, Desi Novitasari, Ledyana Ayu Pratiwi, Erna, Fia Listiana, Della Ardyan Tika, Nisa, Liwa, Owe, Ariyanto, Rita Lestari, Burhanuddin, Yuli Ardhi,

Nurhayati, Rais, Edi Wahyudi, Bugie Siswahyudi, Dwi Yahya, Imam Hakim, Imam Ramadi, Muhammad Haris,Teti Alpika Sari, Budi Wahyu Saputro, Tomas, Linda Novita, Irvina Vartessia Linda, Wiwin Tri Lestari, Dian

Ramahwati, Huliyatul Aini, Banita, Yunita Eka Pratiwi, Rani Herlina Sari, Ni Putu Elly, Filiya Mastika Reni, Gummanti Alfiando, Syaifullah Ngukup, Yuli Elvina, Ferdinan Sinaga dan seluruh angkatan 2007 Non Reguler yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terimakasih atas do’a dan

dukungannya;

18. kakak tingkat angkatan 2005-2006, adik tingkat angkatan 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 terima kasih atas kebersamaannya.


(15)

pengalaman dan kebersamaannya; dan

20. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis,


(16)

PERSEM BAH AN

Dengan Segala Ker endahan Hati

Kuper sembahkan kar ya yang seder hana ini sebagai ungkapan r asa syukur dan bangga kepada:

Bapak dan Ibu ter cinta yang telah mendidikku sejak kecil, tiada per nah lelah memberi semangat dan mendoakan anak-anaknya

Adik-adikku yang selalu member i semangat dan sayang kepadaku

Teman-temanku yang selalu memotivasi dan membantuku

Par a dosen dan pembimbing yang senantiasa menuntun studiku

Ser ta Almamater ter cinta yang membuat ilmuku ber tambah.


(17)

(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Vincencius Eko Toto Raharjo. Penulis dilahirkan di Lugusari, Pringsewu pada tanggal 19 Mei 1989, yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Agustinus Wagiyo dan Ibu Luciana Tentrem.

Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah :

1. Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Lugusari selesai pada tahun 1995. 2. Sekolah Dasar Negeri 2 Lugusari selesai pada tahun 2001.

3. Sekolah Menengah Pertama Xaverius Pagelaran selesai pada tahun 2004. 4. Sekolah Menengah Atas Xaverius Pringsewu selesai pada tahun 2007.

Pada tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa baru di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan IPS Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur SPMB ( Seleksi penerimaan Mahasiswa Baru). Pada bulan Januari tahun 2010, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan studi banding dengan tujuan Surabaya, Denpasar dan

Yogyakarta. Pada bulan Juli-Agustus tahun 2010, penulis melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Kec. Ulu Belu, Kab Tanggamus.

Penulis,


(19)

I. PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara rinci beberapa subbab tersebut dikemukakan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini hasil belajar siswa semakin menjadi sorotan utama disetiap lembaga pendidikan, baik disekolah maupun perguruan tinggi. Masih rendahnya hasil belajar para peserta didik membuat lembaga pendidikan semakin berupaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, dengan demikian mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lain. Banyak cara yang ditempuh oleh setiap lembaga pendidikan, seperti pelajaran tambahan atau les, penggunaan metode-metode baru dalam mengajar hingga

penggunaan media pembelajaran yang canggih. Namun perlu diperhatikan pula untuk tidak terlalu memaksakan peserta didik untuk belajar terlalu keras, bisa membuat peserta didik kelelahan dan stress. Selain itu lembaga

pendidikan juga perlu memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa yang beraneka ragam dalam menyerap dan memahami setiap materi pelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.


(20)

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Media pembelajaran merupakan salah satu faktornya. Dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai, dapat membantu peserta didik dalam menangkap dan memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Selain itu dapat merangsang psikomotorik siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran siswa dapat

memperhatikan materi melalui media tersebut sekaligus mendengarkan penjelasan dari guru. Namun, seringkali pada saat mengajar dikelas, guru tidak menggunakan media pembelajaran secara optimal. Tidak sedikit pula guru yang hanya menjelaskan melalui ceramah tanpa bantuan media. Selain itu terkadang guru salah memilih penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang dipelajari sehingga membuat siswa bingung dalam memahami materi tersebut.

Proses belajar tidak hanya melalui kegiatan tatap muka dikelas antara guru dengan siswa. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan membaca buku-buku referensi yang berkaitan dengan bahan pelajaran atau materi yang sedang dipelajari, baik itu yang ada diperpustakaan maupun yang ada di toko-toko buku. Buku merupakan sumber belajar yang penting mengingat hampir sebagian besar materi pelajaran ada didalam buku pelajaran. Namun, guru perlu mewaspadai serta mengawasi peserta didik agar benar-benar membaca buku yang berhubungan dengan materi pelajaran yang diberikan, dan jangan sampai siswa membaca buku-buku lain yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran.


(21)

Ketersediaan sarana belajar yang lengkap di sekolah atau dirumah juga sangat mendukung untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa dapat

menggunakan sarana tersebut untuk membantunya dalam belajar dan memahami materi pelajaran. Sarana belajar seperti laboratorium sangat membantu siswa dalam kegiatan praktik sesuai dengan pelajaran yang diikuti. Namun penggunaan sarana belajar ini juga perlu diawasi, sarana belajar ini harus benar-benar digunakan sesuai dengan ketentuan dan jangan hanya sekedar untuk bermain saja sehingga tujuan utama penggunaan sarana belajar ini tidak tercapai. Terkadang sarana belajar yang sudah ada tidak digunakan secara optimal, bahkan ada juga yang jarang menggunakan sarana tersebut untuk proses pembelajaran.

Peningkatan hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran didalam kelas. Kegiatan tatap muka sangat mempengaruhi pemahaman siswa akan materi pelajaran, sehingga guru perlu menyiapkan segala sesuatunya saat pembelajaran berlangsung. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat sangat membantu peserta didik memahami materi yang sedang berlangsung, selain itu dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas. Namun, guru perlu mempersiapkan metode yang akan dipakai seperti metode diskusi, agar sesuai dengan materi pelajaran. Jangan sampai siswa merasa bosan dan bingung dengan metode yang dipakai yang akan membuat siswa enggan mengikuti pelajaran. Terkadang guru tidak memperhatikan penggunaan metode yang dipakai saat pembelajaran dikelas, sehingga terkesan monoton dan kaku, apalagi bila guru menggunakan metode klasik dengan cara ceramah di kelas.


(22)

Selain itu penggunaan model-model pembelajaran juga perlu diperhatikan. Model-model pembelajaran dewasa ini juga semakin banyak dan bervariasi sehingga guru dapat memilih secara tepat penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar. Seorang guru dapat memilih beberapa model pembelajaran yang menarik dan sederhana sehingga mampu memicu gairah siswa untuk mengikuti pelajaran. Namun perlu diperhatikan oleh guru bahwa tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan dalam setiap materi pelajaran sehingga perlu pemilihan model pembelajaran yang tepat. Dalam pemilihan model pembelajaran, guru harus menyesuaikan dengan sistem kurikulum yang digunakan agar penggunaan model pembelajaran tersebut sesuai dengan standar isi maupun standar kompetensi yang telah ditetapkan.

Dalam kurikulum baru yang diterapkan, dalam hal ini KTSP, siswa menjadi pusat pembelajaran (student center) sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam memahami materi pelajaran. Maka dari itu, siswa harus lebih aktif dalam mencari dan menemukan materi melalui berbagai sumber. Namun demikian, guru harus tetap hadir dikelas untuk membimbing dan mengarahkan siswa dalam memahami pelajaran. Kehadiran guru dapat memacu semangat siswa untuk belajar. Guru juga berkewajiban menuntun siswa dan membantu siswa apabila siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Selain itu, guru juga perlu memberikan evaluasi kepada siswa untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa. Hasil evaluasi inilah yang dapat digunakan untuk merancang sistem pembelajaran yang lebih baik lagi.


(23)

Salah satu sikap yang perlu dimiliki setiap siswa agar berhasil dalam

pelajaran adalah sikap disiplin. Setiap siswa perlu menanamkan sikap disiplin tinggi sejak dini, karena sikap inilah yang akan mendorong siswa untuk rajin belajar sehingga tujuan mendapatkan hasil belajar yang baik akan tercapai. Sikap disiplin ini dapat berupa tindakan seperti tidak terlambat datang ke sekolah, tidak menunda dalam mengerjakan PR dan lain sebagainya. Namun perlu disadari oleh setiap guru yang mengajar, bahwa mendisiplinkan siswa bukan dengan cara memaksa siswa untuk belajar atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, tetapi dengan memberikan pengertian dan contoh yang dilakukan oleh guru, seperti guru datang tepat waktu dan menyiapkan bahan atau materi pelajaran. Dengan sikap seperti ini, tidak hanya melatih siswa untuk bersikap disiplin tetapi juga bertanggung jawab atas tugas dan kewajiban siswa.

Salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa adalah dengan memberikan tugas mandiri. Dengan demikian siswa secara individu akan selalu merasa memiliki kewajiban untuk mengerjakan tugas tersebut dan secara tidak langsung memotivasi siswa untuk giat belajar. Siswa juga akan belajar bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas tersebut, dan lebih dari itu siswa dapat belajar bertanggung jawab atas seluruh kehidupannya kelak dikemudian hari. Namun, guru juga harus memahami siswa dalam memberikan tugas mandiri, jangan memberikan tugas terlalu banyak atau tugas yang terlalu sulit. Hal ini akan membuat siswa menjadi jenuh dan justru malas dalam mengerjakan tugas mereka. Hal ini dapat mengakibatkan siswa menjadi trauma atas tugas mandiri sehingga nilai tugas siswa menurun.


(24)

Lingkungan juga memberikan pengaruh yang cukup besar bagi hasil belajar siswa. Lingkungan yang tenang dan sejuk akan membuat siswa nyaman dalam belajar sehingga membantu siswa menangkap pelajaran. Selain itu lingkungan yang rapi dan bersih juga berperan dalam menciptakan suasana yang nyaman dalam proses pembelajaran. Namun perlu diperhatikan juga bahwa hubungan antar siswa, guru dan karyawan sekolah perlu di jaga keharmonisannya, agar benar-benar tercipta suasana yang nyaman dan harmonis didalam lingkungan sekolah, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan optimal.

Penelitian pendahuluan yang telah peneliti lakukan di SMP Negeri 22 Bandar Lampung, memberikan gambaran bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai standar kelulusan sehingga harus mengikuti remedial. Standar kelulusan yang ditetapkan Sekolah adalah 60. Dibawah ini akan disajikan tabel hasil ujian semester genap siswa kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2010/2011.

Tabel 1. Hasil Ujian Semester Genap Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VII SMPNegeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 No Kelas Nilai < 60 Nilai ≥ 60 Jumlah siswa

1 VII A 7 24 31

2 VII B 14 18 32

3 VII C 22 10 32

4 VII D 24 7 32

5 VII E 27 5 32

6 VII F 24 5 29

7 SISWA 119 69 188

8 % 63,30 % 36,70 % 100 %


(25)

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa masih cukup banyak siswa yang belum mencapai nilai standar kelulusan yang ditetapkan, yakni dibawah nilai 60 sebanyak 63,30% atau 119 orang siswa. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat kelulusan siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS terpadu. Oleh karena itu, perlu adanya usaha peningkatan kualitas

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Menurut Abdurrahman (2001 : 37), hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Jadi hasil belajar adalah suatu kemampuan yang diperoleh anak setelah proses belajar terjadi, baik di

lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penguji ingin mengkaji bahwa diduga terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa. Dari dugaan diatas maka peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh penggunaan metode diskusi, media pembelajaran dan lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.


(26)

2. Belum optimalnya guru mengajar di kelas menggunakan media pembelajaran.

3. Kurangnya kesadaran untuk membaca buku-buku referensi yang ada di perpustakaan atau toko buku.

4. Belum optimalnya penggunaan sarana belajar yang menunjang pembelajaran siswa.

5. Belum optimalnya penggunaan metode pembelajaran disetiap kelas. 6. Penggunaan model-model pembelajaran yang kurang sesuai dengan

kurikulum yang berlaku.

7. Belum optimalnya kehadiran guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas untuk membimbing siswa.

8. Kurangnya sikap disiplin siswa dalam belajar yang ditanamkan sejak dini.

9. Kurangnya kesadaran siswa untuk mengerjakan tugas mandiri guna melatih kedisiplinan.

10.Belum optimalnya lingkungan sekolah yang menyenangkan bagi siswa dan guru.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada “Pengaruh penggunaan metode diskusi (X1), media

pembelajaran (X2), dan lingkungan (X3), terhadap hasil belajar siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu (Y) pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012”.


(27)

D. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari pembatasan masalah diatas maka masalah yang perlu dicarikan jawabannya dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa?

2. Apakah ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa?

3. Apakah ada pengaruh lingkungan terhadap hasil belajar siswa?

4. Apakah ada pengaruh penggunaan metode diskusi, media pembelajaran, dan lingkungan terhadap hasil belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa.

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.

3. Untuk mengetahui adanya pengaruh lingkungan terhadap hasil belajar siswa.

4. Untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan metode diskusi, media pembelajaran, dan lingkungan terhadap hasil belajar siswa.


(28)

F. Manfaat Penelitian

Pada hakekatnya penelitian yang dilakukan seseorang diharapkan akan mendapatkan manfaat tertentu. Begitu pula dengan penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan SMP pada khususnya.

b. Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti-peneliti lainnya yang ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 22 Bandar Lampung.

b. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan

kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan peningkatan hasil belajar siswa.

c. Bagi Guru

Dapat memberikan masukan kepada guru untuk menerapkan metode pembelajaran, menyiapkan dan menggunakan media pembelajaran untuk keberhasilan belajar siswa.


(29)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terlalu melebar maka penulis memberi batasan ruang lingkup penelitiannya adalah sebagai berikut.

1. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu.

2. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek yang akan diteliti adalah pada “Penggunaan Metode Diskusi (X1), Media Pembelajaran (X2), Lingkungan (X3), dan Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (Y).

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 22 Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2011/2012. 5. Disiplin Ilmu


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka (hasil belajar, metode diskusi, media pembelajaran, dan lingkungan), penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Pembahasan secara rinci beberapa sub bab tersebut dikemukakan sebagai berikut.

A.Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar

Menurut Sukmadinata (2007:102), hasil belajar atau achievement

merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Menurut Dimyati (2006:3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Berdasarkan kajian, hasil belajar tidak hanya suatu nilai yang diberikan oleh guru disekolah sebagai hasil dari proses belajar di sekolah, tetapi lebih luas lagi yaitu realisasi atas kecakapan-kecakapan potensial yang dimiliki oleh siswa dan berakhirnya proses belajar mengajar disekolah. Di dalam


(31)

lingkungan pendidikan di sekolah, hasil belajar dapat dilihat dalam bentuk nilai hasil ulangan yang diukur dalam angka. Namun, dalam kehidupan bermasyarakat, hasil belajar dapat dilihat melalui perubahan tingkah laku serta perkembangan mental individu.

Menurut Romiszowski dalam Mulyono (2001: 38) hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan

(inputs). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja

(performance). Menurut Romiszowski, perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan hasil belajar dapat

dikelompokkan kedalam dua macam saja, yaitu pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan kajian, hasil belajar merupakan sebuah keluaran yang dapat berupa perbuatan atau kinerja dari hasil pemrosesan suatu masukan yang berupa informasi. Informasi yang diperoleh akan diproses sedemikian rupa sehingga terjadilah proses belajar yang akan menghasilkan suatu keluaran yang disebut hasil belajar yang berupa pengetahuan dan keterampilan.

Menurut Slameto (2003:2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Sardiman (2008:20) dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.


(32)

Menurut Witherington dalam Sukmadinata (2007:155), belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.

Berdasarkan kajian, belajar adalah suatu proses untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Pengertian belajar dari para tokoh dapat menjadi pandangan baru bagi kita bahwa belajar itu bukan semata-mata mengenai pelajaran dalam sekolah, tetapi lebih dari itu belajar mencakup pengertian yang lebih luas yakni perubahan atau perkembangan dalam diri seseorang untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Menurut Paul Suparno dalam Sardiman (2008:38), ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.

b. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.

c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri. d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia

fisik dan lingkungannya, subjek belajar, tujuan, motivasi yang memengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

Berdasarkan kajian, kita melihat beberapa prinsip atau ciri dari belajar. Dengan belajar berarti kita mencari makna dari hal hal yang kita pelajari, proses ini akan terus menerus berlangsung dengan mengembangkan pemikiran kita sendiri untuk memperoleh pengertian yang baru sesuai dengan pemahaman kita, dan akan dipengaruhi oleh pengalaman serta interaksi yang kita jalin dalam lingkungan sekitar.


(33)

Menurut Slameto (2003:54-71) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut.

1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor ini dibedakan menjadi tiga yaitu :

a. Faktor Jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor Psikologis yang meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

c. Faktor Kelelahan

2. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada di luar individu, terdiri dari : a. Faktor Keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi

antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor Sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c. Faktor Masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan kajian, ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Pendapat lain yang mengemukakan tentang faktor yang mempengaruhi belajar diungkapkan oleh Suryabrata (2008: 233) bahwa faktor yang mempengaruhi belajar adalah:

1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa overlapping

tetap ada, yaitu:

a. faktor non sosial meliputi keadaan cuaca, suhu udara, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat-alat pelajaran. b. faktor sosial meliputi faktor-faktor manusia seperti lingkungan sosial

siswa baik lingkungan rumah, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.


(34)

2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

a. faktor fisiologis meliputi kondisi jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.

b. faktor psikologis meliputi sikap, cara, minat, bakat dan motivasi. Berdasarkan kajian, kita dapat melihat mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Faktor intern merupakan faktor dari dalam individu itu sendiri, dimana individu itu yang tahu dan mengerti tentang dirinya sendiri, yang meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor ekstern merupakan faktor dari luar individu seperti faktor non sosial dan faktor sosial yang meliputi keluarga, sekolah serta masyarakat. Faktor sekolah menjadi penting karena kegiatan pembelajaran banyak berlangsung di dalam sekolah. Selain itu, kegiatan pembelajaran yang berlangsung menjadi pokok permasalahan akan hasil belajar yang dicapai siswa.

Berdasarkan uraian dipahami bahwa hasil belajar adalah keluaran dari suatu proses pembelajaran di sekolah yang dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkungan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, baik dari dalam diri individu, maupun dari luar diri individu. Untuk itu, individu atau siswa perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut agar hasil belajar dapat dicapai dengan optimal. Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, terdapat permasalahan yang menyangkut hasil belajar siswa, yaitu masih banyak siswa yang memiliki nilai di bawah standar ketuntasan, yang jelas menjadi permasalahan baik bagi pihak siswa, guru, sekolah maupun bagi peneliti sendiri. Hasil belajar dalam variabel ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. Bertolak dari hal


(35)

tersebut, peneliti mengangkat hasil belajar siswa untuk menjadi salah satu variabel penelitian.

2. Metode Diskusi

Menurut Suryosubroto (2002:179), metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan

perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat

kesimpulan atau penyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.

Berdasarkan kajian, metode diskusi adalah cara penyajian bahan pelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa untuk bertukar pendapat sehingga dapat menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.

Menurut Suryosubroto (2002:179), diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.

Berdasarkan kajian, diskusi adalah suatu kegiatan yang memperbincangkan suatu masalah, mengumpulkan pendapat dan memberikan kesimpulan atau jawaban atas masalah yang diperbincangkan. Bila dalam proses

pembelajaran guru selalu aktif dalam memberikan materi, maka melalui metode ini, siswa diberikan kesempatan untuk terlibat secara aktif untuk mencari dan menemukan jawaban serta memberikan kesimpulan atas kasus yang didiskusikan.


(36)

Menurut Gunter dalam Slavin (2008: 306-308), diskusi mempunyai dua bentuk utama. Dalam bentuk pertama, seluruh kelas

mendiskusikan suatu masalah, dengan guru sebagai moderator. Dalam bentuk lainnya, siswa membentuk kelompok-kelompok kecil

(biasanya dengan empat hingga enam siswa dalam masing-masing kelompok) untuk mendiskusikan topik, dan guru berpindah dari kelompok ke kelompok, untuk membantu diskusi tersebut. Diskusi seluruh kelas (whole-class discussion) berbeda dari pelajaran biasa karena guru memainkan peran yang kurang dominan. Guru dapat menuntun diskusi tersebut dan membantu kelas tersebut menghindari jalan buntu, tetapi seharusnya mendorong siswa mengemukakan gagasan mereka sendiri. Dalam diskusi kelompok kecil (small-group discussion), siswa bekerja keras dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat hingga enam orang untuk mendiskusikan topik tertentu. Karena diskusi kelompk kecil mengharuskan agar siswa kebanyakan bekerja terlepas dari guru, siswa yang masih muda atau terorganisir dengan buruk membutuhkan banyak persiapan dan dalam kenyataannya, mungkin tidak mampu memperoleh manfaat darinya sama sekali. Namun, kebanyakan siswa pada atau diatas tingkatan kelas empat dapat memperoleh manfaat dari diskusi kelompok kecil.

Berdasarkan kajian, kita dapat melihat bahwa ada dua bentuk diskusi yang bisa dilakukan, yaitu diskusi seluruh kelas dan diskusi kelompok kecil. Dengan demikian guru dapat memilih bentuk diskusi sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga guru dapat mengontrol jalannya diskusi agar tidak menyimpang dari materi yang dibahas. Selain itu memberi kesempatan pada siswa untuk mengekspresikan diri dalam memberikan pendapat atau usulan.

Menurut Roestiyah (2008: 5), teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru disekolah. Di dalam diskusi ini proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.

Berdasarkan kajian teknik diskusi adalah suatu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru ketika menyampaikan materi pelajaran. Para


(37)

siswa saling berinteraksi dan bertukar informasi untuk menemukan dan mencari solusi atas permasalahan yang menjadi topik atau bahan pelajaran.

Menurut Suryosubroto (2002: 180-181), teknik diskusi sebagai metode belajar mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila kita (guru) hendak:

a. memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh para siswa

b. memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan kemampuannya masing-masing

c. memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai

d. membantu para siswa belajar berpikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah

e. membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain)

f. membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang di”lihat” baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah

g. mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.

Berdasarkan kajian, teknik diskusi sebagai metode belajar mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak memanfaatkan kemampuan siswa serta membantu siswa untuk belajar berfikir teoritis, menilai kemampuan orang lain serta mengembangkan motivasi untuk belajar,

sehingga melalui metode ini diharapkan siswa cepat menangkap materi yang disampaikan.

Menurut Roestiyah (2008: 5), mengajar dengan teknik diskusi ini berarti: a. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok.

b. Dapat mempertinggi partisipasi siswa secara individual.

c. Dapat mempertinggi kegiatan kelas sebagai keseluruhan dan kesatuan. d. Rasa sosial mereka dapat dikembangkan, karena bisa saling membantu

dalam memecahkan soal, mendorong rasa kesatuan.

e. Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat. f. Merupakan pendekatan yang demokratis.


(38)

h. Menghayati kepemimpinan bersama-sama. i. Membantu mengembangkan kepemimpinan.

Berdasarkan kajian, mengajar dengan teknik diskusi berarti kelas dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok siswa untuk memperbincangkan suatu masalah yang akan mempertinggi partisipasi dan kegiatan siswa di kelas. Selain itu dapat mengembangkan rasa sosial mereka untuk saling membantu dan memberi kesempatan kepada temannya untuk memberikan pendapat atau usul dan secara demokratis membuat kesimpulan bersama, serta dapat mengembangkan jiwa kepemimpinan mereka.

Menurut Popham (2003: 85), diskusi juga berguna sekali untuk mengubah perilaku afektif siswa secara konkret. Dalam hal sikap atau nilai, perubahan sukar sekali diadakan jika siswa tidak diberi

kesempatan menyatakan perasaannya. Penggunaan diskusi secara terampil memungkinkan pembentukan sikap dalam suasana kelompok. Maka, dalam memilih diskusi sebagai suatu teknik mengajar di kelas, perlu sekali dipertimbangkan tujuannya.

Berdasarkan kajian, diskusi sangat baik diterapkan untuk mengubah perilaku afektif siswa, sehingga sikap atau nilai akan mudah mengalami perubahan bila diberikan kesempatan untuk menyatakannya. Selain itu, penggunaan diskusi dalam kegiatan pembelajaran perlu disesuaikan dengan tujuan pelajaran agar dapat berjalan dengan optimal.

Adapun tujuan penggunaan teknik diskusi menurut Roestiyah (2008, 6) adalah sebagai berikut:

Pertama : Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain. Mungkin ada perbedaan segi pandangan, sehingga memberi jawaban yang berbeda. Hal itu tidak menjadi soal, asal pendapat itu logis dan mendekati


(39)

kebenaran. Jadi siswa dilatih berpikir dan memecahkan masalah sendiri.

Kedua : Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu untuk melatih kehidupan yang demokratis. Dengan demikian siswa melatih diri untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan tentang suatu masalah bersama.

Ketiga : Diskusi memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama.

Berdasarkan kajian, kita dapat melihat beberapa tujuan penggunaan teknik diskusi. Dengan teknik diskusi ini, siswa didorong untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman untuk memecahkan masalah. Selain itu melatih keberanian siswa untuk mengungkapkan ide atau gagasannya di depan teman-temannya dan mengajak siswa untuk lebih aktif berpartisipasi dalam pembicaraan guna memecahkan permasalahan bersama-sama.

Menurut Suprijanto (2008:97), manfaat diskusi kelompok adalah sebagai berikut:

a. Diskusi memberi kesempatan kepada setiap peserta untuk

menyampaikan pendapatnya, dan mendorong setiap individu untuk berpikir dan mengambil keputusan.

b. Belajar sambil bekerja. Diskusi mendorong partisipasi peserta. Mereka yang aktif secara fisik dan mental dalam diskusi, belajar lebih banyak daripada mereka yang hanya duduk dan mendengarkan.

c. Diskusi cenderung membuat peserta lebih toleran dan berwawasan luas. Peserta akan menyadari bahwa dalam diskusi ada dua sisi argumentasi atau lebih.

d. Diskusi mendorong seseorang untuk mendengarkan dengan baik. Mendengarkan secara aktif membantu menghilangkan kesalahpahaman. e. Memberikan alat pemersatu fakta dan pendapat anggota kelompok

sehingga kesimpulan dapat diambil. Sumbangan pikiran dari setiap anggota kelompok akan menambah gudang pengetahuan kita.

f. Melalui metode diskusi pemimpin berlatih. Seseorang melakukan tugas kepemimpinan ketika menyuarakan kebutuhan dan penilaian

masyarakat. Jika tidak ada pemimpin yang cakap dalam menggunakan teknik diskusi, akibatnya diskusi akan memakan waktu yang lama dan tidak produktif.


(40)

g. Diskusi mungkin digunakan untuk: mendorong orang untuk menjadi sadar akan adanya masalah, membantu mereka mengidentifikasi

masalah, membantu mereka dalam mencari masalah tersebut, membantu mereka dalam menemukan pemecahan masalah, dan kesempatan untuk merencanakan program aksi.

Berdasarkan kajian, diskusi kelompok bermanfaat bagi siswa untuk melatih siswa berpikir dan menyampaikan pendapat, mendorong partisipasi siswa untuk lebih aktif, inovatif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu juga diharapkan siswa dapat melatih diri untuk mendengarkan pendapat orang lain serta memberikan kesempatan untuk menemukan pemecahan masalah. Berdasarkan uraian, metode diskusi adalah suatu metode yang digunakan oleh guru dalam pengajaran di kelas, dengan jalan guru membagi siswa dalam kelompok serta memberikan kesempatan untuk melakukan percakapan ilmiah guna mengumpulkan pendapat serta memberikan jawaban atau kesimpulan atas suatu permasalahan yang diberikan. Dengan penggunaan diskusi ini, siswa menjadi lebih aktif, melatih keberanian siswa untuk mengungkapkan gagasan, melatih toleransi siswa atas pendapat orang lain serta melatih siswa untuk berpikir kritis dalam membuat kesimpulan. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah peneliti lakukan, terdapat beberapa permasalahan yang menyangkut penggunaan metode diskusi ini. Permasalahan ini dapat berupa, masih jarang guru yang menggunakan metode pembelajaran, khususnya metode diskusi ini. Metode diskusi yang dimaksud dalam variabel ini adalah salah satu metode mengajar guru yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Bertolak dari masalah tersebut, peneliti mengangkat penggunaan metode diskusi menjadi variabel penelitian.


(41)

3. Media Pembelajaran

Menurut Briggs dalam Miarso (2007:457), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar terjadi. Menurut Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2008:204) media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.

Menurut Miarso (2007: 458), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja.

Sementara itu, Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2005:4), secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

Berdasarkan kajian, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang memberikan rangsangan bagi siswa, baik minat maupun perhatian untuk belajar, serta memudahkan siswa memahami isi dari materi yang dipelajari.

Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education

Association/NEA) dalam Sadiman (2005: 7), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Menurut


(42)

Djamarah (2006:121), dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Menurut Sadiman (2005: 7), media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Berdasarkan uraian, media adalah alat bantu dalam pengajaran yang dapat menyalurkan pesan kepada penerima sesuai dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai. Media ini dapat berupa benda atau alat yang dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran yang sedang di ajarkan.

Menurut Hamalik (2006:202), ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam usaha memilih media pengajaran, yakni sebagai berikut.

1. Dengan cara memilih media yang telah tersedia dipasaran yang dapat dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pengajaran. Pendekatan itu sudah tentu membutuhkan banyak biaya untuk

membelinya. Lagi pula belum tentu media itu cocok buat penyampaian bahan pelajaran dan dengan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. 2. Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan,

khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan.

Berdasarkan uraian, ada dua pendekatan yang dilakukan dalam memilih media pengajaran sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Kita bisa mencari media yang sudah ada dan tinggal menggunakannya atau kita bisa membuat sendiri sesuai dengan kehendak dan kemampuan kita. Tetapi perlu diingat bahwa dalam memilih media ini kita perlu memperhatikan tujuan


(43)

dan isi materi yang akan disampaikan agar siswa benar-benar mengerti dan memahami materi yang diajarkan.

Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa fungsi. Nana sujana dalam Djamarah (2006: 134-135) merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam kategori, sebagai berikut:

1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru. 3. Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan

tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatannya) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.

4. Penggunaan media dalam pelajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekadar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi belajar mengajar. Dengan perkataan lain, menggunakan media, hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa, sehingga mempunyai nilai tinggi.

Ketika fungsi-fungsi media pelajaran itu diaplikasikan kedalam proses belajar mengajar, maka terlihatlah peranannya sebagai berikut:

a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.

b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.

c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa. Media sebagai bahan konkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa, baik individual maupun kelompok. Kekonkretan sifat media itulah akan banyak


(44)

Berdasarkan kajian, fungsi media pengajaran merupakan fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan. Media juga sebagai alat untuk mewujudkan situasi belajar yang kondusif dan efektif, sehingga dalam penggunaannya harus sesuai dengan tujuan pembelajaran agar materi yang disampaikan benar-benar dapar diserap oleh siswa dengan maksimal.

Menurut Sadiman (2005, 17-18), secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut.

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya: a) obyek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realita,

gambar, film bingkai, film, atau model;

b) obyek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;

c) obyek yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;

d) kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;

e) obyek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan

f) konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

a) Menimbulkan kegairahan belajar;

b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.

c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru


(45)

dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:

a) Memberikan perangsang yang sama; b) Mempersamakan pengalaman; c) Menimbulkan persepsi yang sama.

Berdasarkan kajian, kita dapat melihat beberapa kegunaan media pendidikan dalam proses pembelajaran. Dengan bantuan media, dapat memperjelas materi yang disampaikan oleh guru, selain itu dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Media juga dapat meningkatkan partisipasi siswa agar lebih aktif serta memberikan pengalaman dan persepsi yang sama bagi setiap siswa terhadap materi yang dipelajari.

Menurut Kemp &Dayton dalam Arsyad (2005:21-23), mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang

berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.

2. Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya

menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.

4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk


(46)

mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana intergasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan

elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.

6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.

7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.

Berdasarkan kajian, kita menjadi tahu beberapa dampak positif dari penggunaan media dalam proses pembelajaran. Dengan media ini, proses pembelajaran menjadi lebih baku dan menyenangkan, pembelajaran lebih interaktif dan waktu yang dibutuhkan relative lebih singkat sehingga kualitas hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Kehadiran media sangat membantu dalam memahami konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidakmampuan guru menjelaskan sesuatu bahan itulah dapat diwakili oleh peranan media.

Menurut Bafadal (2003:14), media belajar dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut:

1. Media Pandang diproyeksikan, seperti projector opaque, overhead projector, slide, projector filmstrip, sebagai media pandang yang diproyeksikan yang telah dimiliki banyak sekolah.

2. Media Pandang tidak diproyeksikan, seperti gambar diam, grafis, model, dan benda asli. Bagan-bagan yang dapat dijadikan media pengajaran meliputi bagan alur, bagan organisasi, bagan klasifikasi, bagan waktu dan bagan table. Sedangkan grafis-grafis yang dapat


(47)

dijadikan media pengajaran misalnya grafik garis, grafik lingkaran, grafik gambar dan grafik batang.

3. Media dengar, sepeti piringan hitam, open reel tape, pita kaset, dan radio.

4. Media pandang dengar, seperti televise dan film.

Berdasarkan kajian, kita dapat melihat beberapa macam media belajar yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran. Ada media pandang

diproyeksikan dan tidak diproyeksikan, ada pula media dengar serta media pandang dengar.

Berdasarkan uraian, media pembelajaran adalah perantara yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyalurkan materi yang sulit dijelaskan dengan kata-kata sehingga para siswa dapat mudah menangkap isi materi yang disampaikan. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah peneliti lakukan, ada beberapa permasalahan yang dihadapi, seperti

penggunaan media pembelajaran yang kurang bervariatif, dan penggunaan media yang kurang optimal. Media pembelajaran yang dimaksud dalam variabel ini adalah alat peraga yang dipakai guru dalam pelajaran di kelas. Bertolak dari masalah tersebut, peneliti mengangkat media pembelajaran menjadi variabel penelitian.

4. Lingkungan

Menurut Hamalik ( 2001, 195), lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu. Menurut Sartain dalam Purwanto (2007:72), mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) meliputi semua kondisi dalam


(48)

dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan, atau life processes kita kecuali gen-gen.

Berdasarkan kajian, lingkungan adalah suatu kondisi dalam alam sekitar yang dapat memberikan pengaruh kepada individu baik tingkah laku, pertumbuhan fisik maupun perkembangan secara mental. Melalui pengaruh ini, individu dapat belajar untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan alam sekitar individu itu berada.

J.J. Rousseau, dalam Hamalik(2001, 194), dengan teorinya “Kembali ke Alam” menunjukkan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan anak didik. Karena itu pendidikan anak harus dilaksanakan di lingkungan alam yang bersih, tenang, suasana menyenangkan, dan segar, sehingga sang anak tumbuh sebagai manusia yang baik.

Berdasarkan uraian, alam memiliki pengaruh yang penting bagi perkembangan anak didik. Maka dari itu perlu diusahakan sebuah

lingkungan yang nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang baik.

Menurut Tirtarahardja (2005:163), manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan

lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah yang disebut dengan

pendidikan. Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Berdasarkan kajian, pengalaman dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Interaksi yang terjadi dengan lingkungan baik fisik maupun sosial secara efektif dinamakan dengan


(49)

pendidikan, dan tempat berlangsungnya proses pendidikan itulah yang dinamakan lingkungan pendidikan, yang meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.

Adapun macam-macam lingkungan (tempat) pendidikan itu menurut Purwanto (2007:123) ialah:

a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan sekolah c. Lingkungan kampong

d. Lingkungan perkumpulan pemuda e. Lingkungan Negara, dan sebagainya.

Kelima macam lingkungan tersebut baiklah kita golongkan saja menjadi tiga golongan besar, yaitu:

a. Lingkungan keluarga, yang disebut juga lingkungan pertama; b. Lingkungan sekolah, yang disebut juga lingkungan kedua; dan c. Lingkungan masyarakat, yang disebut juga lingkungan ketiga.

Berdasarkan kajian, ada beberapa macam lingkungan pendidikan yang dapat digolongkan menjadi tiga golongan besar, yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini akan memberikan pengaruh yang berbeda kepada setiap individu.

Menurut Tirtarahardja (2005:164), secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, social, budaya), utamanya berbagai sumberdaya pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal.

Berdasarkan kajian, lingkungan pendidikan memiliki fungsi untuk membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya. Yang utamanya adalah berbagai sumberdaya pendidikan yang tersedia agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.


(50)

Menurut Hamalik (2001, 196), suatu lingkungan pendidikan/pengajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.

1. Fungsi psikologis; Stimulus bersumber/berasal dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respons, yang menunjukkan tingkah laku tertentu. Respons tadi pada gilirannya dapat menjadi suatu stimulus baru yang

menimbulkan respons baru, demikian seterusnya. Ini berarti, lingkungan mengandung makna dan melaksanakan fungsi psikologis tertentu.

2. Fungsi pedagogis; Lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelatihan, lembaga-lembaga sosial.

Masing-masing lembaga tersebut memiliki program pendidikan, baik tertulis maupun yang tidak tertulis.

3. Fungsi instruksional; Program instruksional merupakan suatu lingkungan pengajaran/pembelajaran yang dirancang secara khusus. Guru yang mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana

pengajaran, media pengajaran, dan kondisi lingkungan kelas (fisik) merupakan lingkungan yang sengaja dikembangkan untuk

mengembangkan tingkah laku siswa.

Berdasarkan kajian, kita dapat melihat beberapa fungsi lingkungan pendidikan/pengajaran, seperti fungsi psikologis, fungsi pedagogis dan fungsi instruksional. Lingkungan dapat memberikan suatu stimulus tertentu yang dapat merangsang individu untuk memberikan respon. Selain itu, lingkungan dapat mendidik siswa agar berkembang melalui suatu lembaga pendidikan, serta memiliki fungi untuk mengembangkan tingkah laku siswa.

Menurut Sukmadinata (2007:5-6), proses pendidikan selalu

berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, intelektual, dan nilai-nilai. Lingkungan fisik terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia, yang merupakan tempat dan sekaligus memberikan dukungan dan kadang-kadang juga hambatan bagi berlangsungnya proses pendidikan. Lingkungan sosial merupakan lingkungan pergaulan antar manusia, pergaulan antara pendidik dengan peserta didik serta orang-orang lainnya yang terlibat dalam interaksi pendidikan. Lingkungan intelektual merupakan kondisi dan


(51)

iklim sekitar yang mendorong dan menunjang pengembangan kemampuan berpikir. Lingkungan lainnya adalah lingkungan nilai, yang merupakan tata kehidupan nilai, baik nilai kemasyarakatan, ekonomi, sosial, politik, estetika, etika maupun nilai keagamaan yang hidup dan dianut dalam suatu daerah atau kelompok tertentu.

Berdasarkan kajian, kita tahu bahwa proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang mencakup lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan intelektual, serta lingkungan nilai. Keempat lingkungan ini mempunyai peran masing-masing untuk membentuk kepribadian dalam proses pendidikan didalamnya.

Menurut Hasbullah (2009:46) yang dimaksud dengan pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi).

Berdasarkan kajian, pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang

dilaksanakan di sekolah dengan jenjang atau tingkatan yang teratur. Seorang siswa mengikuti pendidikan di sekolah sejak kecil yang berawal dari

pendidikan di taman kanak-kanak yang berlanjut ke sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi.

Menurut Sukmadinata (2007:164), lingkungan sekolah juga

memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan kampus, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, media belajar, dsb., lingkungan sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan teman-temannya guru-gurunya serta staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis, yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, berbagai kegiatan kokurikuler dsb.


(52)

Berdasarkan kajian, lingkungan sekolah memegang peranan yang sangat penting bagi perkembangan belajar siswa. Lingkungan sekolah yang nyaman, tenang serta memiliki sarana yang lengkap dapat menunjang hasil belajar siswa. Selain itu hubungan harmonis antar siswa dan guru serta suasana kegiatan pembelajaran yang kondusif mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.

Lingkungan sekolah yang nyaman dan bersih dapat mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, anak-anak menjadi lebih sehat dan dapat berpikir secara jernih, sehingga dapat menjadi anak-anak yang cerdas dan kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan

penelitian pendahuluan yang telah peneliti lakukan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menyangkut lingkungan belajar. lingkungan yang dimaksud dalam kajian ini adalah lingkungan sekolah, baik secara fisik maupun hubungan sosial antara guru, siswa dan karyawan sekolah serta masyarakat sekitar. Bertolak dari masalah tersebut, peneliti mengangkat lingkungan menjadi variabel penelitian.

5. Hasil Penelitian Yang Relevan

Studi atau penelitian yang sejenis dengan pokok masalah yang dihadapkan dalam skripsi ini telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Oleh karena itu pada bagian ini dilengkapi beberapa hasil penelitian yang ada kaitanya dengan pokok masalah ini, antara lain:


(53)

Tabel 2. Hasil penelitian yang relevan

No Nama Peneliti Judul Skripsi Hasil Penelitian 1 Dedy Setiawan Pengaruh metode

mengajar guru, media pembelajaran dan kemampuan kognitif guru terhadap prestasi belajar ekonomi-akuntansi siswa kelas XI IPS semester ganjil pada SMANegeri 1 Sungkai utara Lampung utara tahun pelajaran 2006-2007

Ada pengaruh metode mengajar guru, media pembelajaran dan

kemampuan kognitif guru terhadap prestasi belajar ekonomi-akuntansi siswa kelas XI IPS semester ganjil pada SMANegeri 1 Sungkai utara Lampung utara tahun pelajaran 2006-2007. Hal ini di tunjukkan dengan hasil perhitungan dimana Fhitung> Ftabel yaitu 13,236 > 1,990 dengan koefisien korelasi 0,581 dan koefisien determinasi 0,337

2 Marlia Pengaruh lingkungan belajar disekolah dan cara belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X semester ganjil SMK Arjuna Bandar Lampung tahun 2008/2009

Ada Pengaruh lingkungan belajar disekolah dan cara belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X semester ganjil SMK Arjuna Bandar Lampung tahun 2008/2009. Hal ini di tunjukkan dengan hasil perhitungan dimana Fhitung> F tabel yaitu 28,446>3,145 dengan koefisien korelasi 0,747 dan koefisien determinasi 55,80% 3 Nikki Tri

Sakung

Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru, media pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA PGRI 1 Punggur tahun 2010/2011

Ada Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru, media pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA PGRI 1 Punggur tahun 2010/2011. Hal ini di tunjukkan dengan hasil perhitungan dimana Fhitung> F tabel yaitu 43,382 > 3,0675 dengan signifikansinya 0,00 > 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.


(54)

Lanjutan

No Nama Peneliti Judul Skripsi Hasil Penelitian 4 Suryana Pengaruh metode

mengajar guru, ketersediaan sarana belajar dan kompetensi guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2009/2010

Ada Pengaruh metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar dan kompetensi guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini ditunjukan dengan hasil perhitungan dimana F-hitung> F tabel yaitu

44,196>2,662 dengan koefisien korelasi 0,675 dan koefisien determinasi 0,456.

B.Kerangka Pikir

Hal utama yang menjadi sorotan dunia pendidikan dewasa ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa akan tercapai dengan baik bila mendapat dukungan dari faktor eksternal, seperti kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran, dan pemilihan media pembelajaran dengan benar. Tidak hanya itu, sebuah lingkungan sekolah yang nyaman dan tenang juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Metode diskusi merupakan salah satu cara yang digunakan oleh seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Metode yang digunakan hendaknya bersifat netral, umum, dan menggunakan unsur-unsur inovatif, interaktif sehingga proses belajar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa sehingga diharapkan hasil belajar siswa akan lebih optimal.


(55)

Selain itu, perlu diperhatikan juga sarana atau media pembelajaran siswa. Media ini sebagai perantara bagi siswa untuk menyerap dan mengolah informasi pelajaran sehingga diharapkan setiap siswa dapat menyerap materi secara sama. Pemilihan media yang tepat dan menyenangkan diharapkan dapat mendorong minat dan perhatian siswa untuk belajar dengan baik.

Salah satu bagian yang tidak kalah pentingnya dalam proses pembelajaran adalah lingkungan belajar siswa disekolah. Sebuah lingkungan sekolah yang nyaman, tenang, sejuk akan memberikan rasa nyaman dan ketenangan bagi para siswa dalam belajar. Dengan demikian siswa akan merasa senang belajar di sekolah dan harapannya hasil belajar siswa akan lebih optimal lagi.

Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka diduga ada pengaruh metode diskusi (X1), media pembelajaran (X2) dan lingkungan (X3) terhadap hasil belajar siswa (Y) dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Paradigma Pengaruh Variabel Independen Metode Diskusi (X1), Media Pembelajaran (X2) dan Lingkungan (X3) dan Variabel Dependen Hasil Belajar Siswa (Y).

R r1

r2 r2

r3

(Sumber : Sugiyono, 2010: 11)

Metode Diskusi (X1)

Media Pembelajaran (X2)

Lingkungan (X3)

Hasil Belajar Siswa (Y)


(56)

C.Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. (Sugiyono, 2010: 96).

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ada pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa

kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu Pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu Pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012.

3. Ada pengaruh lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu Pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012.

4. Ada pengaruh penggunaan metode diskusi, media pembelajaran, dan lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu Pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012.


(57)

III. METODE PENELITIAN

Pada Bab III ini, akan membahas beberapa hal mengenai: Desain penelitian, populasi dan sampel dalam penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional. Selain itu juga akan dijelaskan secara rinci mengenai teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrumen, uji persyaratan analisis data, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis. Pembahasan pada bagian ini akan diawali dengan pendekatan penelitian

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex post facto dan survey

dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif kausal atau sebab akibat. Penelitian deskriptif verifikatif diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih.

Hubungan kausal adalah sebab akibat. Pendekatan ex post facto merupakan suatu pendekatan yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. (Sugiyono, 2010:7)

Sementara itu pendekatan survey yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun populasi kecil, tetapi yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan dari


(58)

kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis. (Kerlinger dalam Sugiyono, 2010:7)

Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu ingin mengetahui pengaruh metode diskusi, media pembelajaran dan lingkungan terhadap hasil belajar siswa.

Teknik sampling adalah probability sampling,adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono,2010:120), dengan teknik pengambilan sampelnya adalah proportionalestratifiedrandom sampling. Tipe penyelidikan menggunakan regresi linier sederhana untuk menguji hipotesis satu, dua, dan tiga serta untuk memperoleh signifikansi digunakan uji t. Sedangkan pengujian hipotesis keempat digunakan regresi linier multiple dan untuk memperoleh signifikansi digunakan uji F.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012, yang berjumlah 188 siswa yang tersebar di 6 kelas.


(59)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini,

penentuan besarnya sampel yang diambil dihitung berdasarkan rumus Slovin, yaitu sebagai berikut.

= 1 +

dimana:

n=ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya 2%

(Budi Koestoro dan Basrowi, 2006:250)

Populasi 188 siswa dan presisi yang ditetapkan atau tingkat signifikansi 0,05, maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah:

= 1 + = 188

1 + 188.0,05 = 188

1,47

= 127,89 dibulatkan menjadi 128

Berdasarkan perhitungan jumlah sampel tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 128 orang. Alasan mengunakan rumus tersebut


(60)

adalah untuk mendapat sampel yang representatif dan lebih pasti atau mendekati populasi yang ada.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010: 61). Dalam penelitian ini digunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas

Variabel bebas/Independen (X) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2010 : 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode diskusi

 

X1 , media pembelajaran

 

X2 , dan lingkungan

 

X3 .

2. Variabel terikat

Variabel terikat/Dependen (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010 : 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa (Y).


(1)

103

4. Ada pengaruh penggunaan metode diskusi, media pembelajaran , dan

lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012. Pada

penelitian ini menunjukkan penggunaan metode diskusi, media pembelajaran, dan lingkungan baik, maka hasil belajar siswa baik, begitu pula sebaliknya.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tentang pengaruh penggunaan metode diskusi, media pembelajaran , dan lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu pada SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012, maka peneliti memberi saran:

1. Dalam kegiatan pembelajaran dikelas, seorang guru harus bisa memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa untuk belajar dengan giat dan tekun. Guru juga perlu memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaktualisasi diri seperti mengajukan ide atau pendapat sehingga siswa termotivasi agar semakin aktif dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Sekolah sebagai lembaga pendidikan perlu menyiapkan dan menyediakan

sarana belajar yang memadai bagi siswa. Dengan adanya sarana belajar yang lengkap, siswa dapat belajar lebih banyak hal, semakin mudah dalam

memahami pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Suasana yang nyaman, tenang dan bersih akan semakin membantu siswa

dalam belajar di sekolah. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama dari para siswa, guru dan karyawan sekolah untuk selalu menjaga kebersihan dan


(2)

104

ketenangan lingkungan sekolah agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. 4. Hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh metode diskusi, media

pembelajaran dan lingkungan sekolah saja, tetapi masih banyak faktor-faktor dan indikator lain yang mempengaruhi seperti, faktor keluarga, relasi dengan teman atau pihak lain, latar belakang budaya, bahkan faktor psikologis maupun jasmaniah siswa itu sendiri. Maka perlu perhatian seorang guru untuk mendidik dan membimbing peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar siswa lebih baik lagi.


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2001. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media pembelajaran. Jakarta:

Gaung persada.

Bafadal, Ibrahim. 2003. Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan berbasis Sekolah-Manajemen Perlengkapan Sekolah teori dan aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. ---. 2006. Perencanaan Pengajaran berdasarkan pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Kadir. 2010. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata

Sampurna.

Koestoro, Budi dan Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Surabaya: Yayasan Kampusina.

Marlia. 2009. Pengaruh lingkungan belajar disekolah dan cara belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X semester ganjil SMK Arjuna Bandar Lampung tahun 2008/2009. Lampung : Universitas Lampung.

Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.


(5)

106

Popham, W James dan Eva L Baker. 2003. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: RinekaCipta.

Purwanto, M. Ngalim. 2007. Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : RinekaCipta.

Sadiman, Arief S.dkk. 2005. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sakung, Nikki Tri. 2011. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru, media pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA PGRI 1 Punggur tahun 2010/2011. Lampung : Universitas Lampung.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Setiawan, Dedy. 2006. Pengaruh metode mengajar guru, media pembelajaran dan kemampuan kognitif guru terhadap prestasi belajar ekonomi-akuntansi siswa kelas XI IPS semester ganjil pada SMANegeri 1 Sungkai utara Lampung Utara tahun pelajaran 2006-2007. Lampung : Universitas Lampung.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.

Slavin, Robert.E. 2008. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek. Jakarta: Indeks. Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa dari Teori hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

107

Suryana. 2010. Pengaruh metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar dan kompetensi guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2009/2010. Lampung: Universitas Lampung.

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, Syamsu dan Nani. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajawali Pers.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

1 12 12

PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 15 76

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 69

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 81

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ICT DAN METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAY TENONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 56

PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 25 83

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

0 23 91

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

0 9 69

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 52 99

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI SISWATENTANG METODE MENGAJAR GURU MELALUI MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 101