PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

(1)

ii ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN PROGRAM MICROSOFT EXCEL UNTUK

MENYELESAIKAN LAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GENAP SMA PGRI 2 MARGA TIGA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

MUHAMMAD NUR EFENDI

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selama ini guru (peneliti) melaksanakan pembelajaran secara konvensional dengan diterapkannya pendekatan keterampilan proses dengan pembelajaran teoritis sehingga membuat pembelajaran menjadi tidak efektif dan para siswa merasa tidak senang berada di kelas. Agar pembelajaran Ekonomi sub Akuntansi menjadi lebih menyenangkan, sehingga siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya, peneliti akan menggunakan program Microsoft Excel dalam menyelesaikan laporan keuangan.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 2 Marga Tiga, Lampung Timur, pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2012. Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Perlakuan terdiri atas 3 siklus. Setiap siklus memiliki 4 tahapan. Tahap pertama yaitu perencanaan dimana pada tahap ini peneliti meninjau kembali instrument penelitian; kedua yaitu pelaksanaan perlakuan yang dilaksanakan sesuai dengan RPP; tahap ketiga yaitu observasi dan evaluasi dimana peneliti mengevaluasi penelitian dan membuat lembar observasi; terakhir yaitu refleksi dimana peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus dan menganalisis untuk membuat kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Aktivitas siswa mendapat kemajuan yang sangat baik dari setiap siklusnya (2) Dengan menggunakan program Microsoft excel untuk menyusun laporan keuangan perusahaan jasa, pembelajaran terlihat lebih bervariasi dan menantang siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan fokus dalam belajar. (3) Pemahaman siswa terhadap materi lebih meningkat, karena siswa diberikan kesempatan untuk praktik dan bertanya. Kata kunci: motivasi dan hasil belajar Ekonomi, Microsoft Excel.


(2)

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN PROGRAM MICROSOFT EXCEL UNTUK

MENYELESAIKAN LAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GENAP

SMA PGRI 2 MARGA TIGA TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh

MUHAMMAD NUR EFENDI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… ... 1

B. Identifikasi Masalah……….. ... 5

C. Pemecahan Masalah……… ... 6

D. Cara Memecahkan Masalah PTK……….. 6

E. Hipotesis Penelitian ……… .... 6

F. Tujuan Penelitian ……… ... 7

G. Manfaat Hasil Penelitian ……… 8

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tingkat Motivasi Siswa Dalam Belajar Ekonomi Akuntansi………. ... 9

1. Pengertian Akuntansi ……… ... 9

2. Pengertian Motivasi Belajar……… 11

3. Belajar ……… ... 31

4. Aktivitas Siswa……… ... 33

5. Prestasi Belajar ……… ... 33

6. Microsoft Excel………... 34

7. Excel For Accounting……… ... 35

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian ……….. ... 36

1. Materi Yang Akan Di Teliti ... 36

2. Tempat dan Waktu ……… ... 36

3. Rancangan Penelitian ……… ... 36

a. Siklus I ……… ... 37

b. Siklus II……… ... 39

c. Siklus III……… ... 40

4. Metode Penyusunan Intrumen ……… 41

5. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data……… 46 Halaman


(4)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum ... 50

B. Prapenelitian Tindakan Kelas ... 51

a. Siklus I ……… ... 53

b. Siklus II……… ... 58

c. Siklus III……… ... 63

C. Pembahasan Penelitian……… ... 67

1. Motivasi Belajar Siswa ……… ... 67

2. Hasil Belajar Siswa……… ... 70

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Ulangan Harian Ekonomi Siswa Kelas XI IPS ... 1

2. Jadwal Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS ... 52

3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 53

4. Frekuensi Nilai Belajar Siswa Siklus 1 ... 55

5. Frekuensi Nilai Belajar Siswa Siklus 2 ... 59

6. Data Aktivitas Siswa Pada Siklus 1 dan 2 ... 60

7. Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 3 ... 64


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Siklus Akuntansi Menggunakan Microsoft Excel ... 35

2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Siklus 1 dan Siklus 2 ... 59

3. Aktifitas Siswa Pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 61

4. Perbandingan Nilai Siklus 1-3 ... 65


(7)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua : Dr. R. Gunawan Sudarmanto, S.Pd., S.E., M.M. ...

Sekertaris : Drs. Hi. Teddy Rusman, M.Si. ...

Penguji Bukan

Pembimbing : Drs. Hi. Nurdin, M.Si. ...

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1003


(8)

Judul Skripsi : UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN PROGRAM MICROSOFT EXCEL UNTUK MENYELESAIKAN LAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GENAP SMA PGRI 2 MARGA TIGA TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa :

Muhammad Nur Efendi

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013131004

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Gunawan Sudarmanto, S.Pd., S.E., M.M. Drs. Hi. Teddy Rusman, M.Si. NIP 19600808 198603 1 003 NIP 19600826 198603 1 001

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi,

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19600817 198603 1 003


(9)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Ekonomi Dengan Penggunaan Program Microsoft Excel Untuk Menyelesaikan Laporan Keuangan Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA PGRI 2 Marga Tiga Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih seluruhnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I FKIP Unila; 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II FKIP Unila; 4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III FKIP Unila;


(10)

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila;

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan sebagai Pembimbing Akademik. Terima kasih atas bimbingan, motivasi, arahan serta tausiyah yang berarti bagi kehidupan penulis;

7. Bapak Dr. R. Gunawan Sudarmanto, S.Pd., S.E., M.M., selaku Pembimbing I. Terima kasih atas kesabaran, arahan, masukan, motivasi, ilmu dan pengetahuan yang telah bapak berikan kepada penulis, serta penuh ketelitian dalam membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan baik; 8. Bapak Drs. Hi. Teddy Rusman, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah Bapak berikan kepada penulis; 9. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., yang telah bersedia menjadi pembahas penulis.

Terima kasih atas semua pengorbanan untuk membantu penulis dalam penyelesaian skripsi;

10. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi Pendidikan Ekonomi, terima kasih atas bimbingannya dan ilmu pengetahuan yang telah Bapak Ibu berikan kepada penulis;

11. Bapak Wariyanto, S.Pd.I., selaku kepala SMA PGRI 2 Marga Tiga, serta seluruh Bapak dan Ibu Guru, beserta staf TU SMA PGRI 2 Marga Tiga yang telah mengizinkan dan membantu dalam proses penelitian;


(11)

12. Teristimewa untuk isteriku Sundari, A.Ma., dan Putri tercinta Nayla Cahaya Putri yang memberikan rasa kasih sayang yang telah diberikan sepanjang hidupku;

13. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendoakan dan menyayangiku penuh ketulusan;

14. Kakaku Roisatul Jannah dan Suami Suparlan, S.Pd., dan Makhrus Rifai serta istri tercintanya yang telah mendukung dan ikut serta mengorbankan pikiran dan sumbangan doanya;

15. Untuk teman-teman seperjuanganku S1 Dalam Jabatan Pendidikan Ekonomi 2010 terimakasih atas do’a dan dukungannya;

16. Sahabat-sahabatku; Bpk. Jamaludin, Bpk. Jumadianto, S.Pd., M.M., Guretno, SE., Akte Erwansyah, S.Pd., Anisah, S.Pd., Triono Susanto, S.Pd.I., Damamhuri, Suprapti, terimakasih atas kerjasama dan kebersamaannya. 17. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

namun penulis berterimakasih atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan karunia-Nya kepada mereka semua, dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis

Muhammad Nur Efendi NPM. 1013131004


(12)

MOTTO

Melupakan Setiap Memberi dan Mengingat Setiap Diberi.

(M. Nur Efendi)

Hidup Hanya Untuk Mempersembahkan Yang Terbaik, Berarti Bagi Dunia

Dan Bermakna Untuk Akhirat.


(13)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan hidayah-Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan. Tidak terlupa shalawat dan salam kepada Rasullulah Nabi Muhammad

SAW atas penunjuk jalan kebenaran bagi umat manusia di muka bumi.

Ku persembahkan karya kecilku ini kepada.

Istri dan anaku tercinta yang dengan penuh sabar dan setia memberikan dukungan dan do’a, dan Bapak Ibuku tersayang yang telah mencurahkan seluruh hidupnya untuk menghantarkan aku memasuki kehidupanku yang sekarang semua berkat kesabaran yang telah Bapak dan Ibu

berikan selama ini.

Kakak-kakaku : Roisatul Janah, Makhrus Rifa’i, Pitoyo, Bastomi Yon Susanto, Linda Apriliani terimakasih atas motivasi dan dukunganya.

Sahabat-sahabat yang kusayangi Para pendidik yang kuhormati


(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Muhammad Nur Efendi dilahirkan di Marga Tiga desa Surya Mataram pada tanggal 04 Desember 1985, merupakan anak ketiga dan terkahir dari pasangan Bapak Suwito dan Ibu Susmiatin.

Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah. 1. SD Negeri 3 Surya Mataram selesai pada tahun 1997. 2. MTs Bustanul Ulum Putra Aji I selesai pada tahun 2000.

3. SMK Ganesa 2 Sekampung Jurusan Akuntansi selesai pada tahun 2003. 4. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan studi Diploma III di DCC Lampung

Kampus Metro selesai pada tahun 2009.

5. Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui program S1 bagi guru dalam jabatan.

6. Pada tahun 2012, penulis melaksanakan Program Kemampuan Mengajar (PKM) di SMA PGRI 2 Marga Tiga Lampung Timur.


(15)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:

1. Nama : Muhammad Nur Efendi

2. NPM : 1013131004

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi

4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/ FKIP Unila

5. Alamat : Desa Surya Mataram RT/ 22 RW/ 05, Kec. Marga Tiga Kab. Lampung Timur,

Telp. 0853-79789463

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Mei 2013

Muhammad Nur Efendi NPM. 1013131004


(16)

1

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia pendidikan suatu kenyataan bahwa pendidikan hampir di semua negara di dunia mendapatkan tempat yang strategis dalam pembangunan. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan perkembangan dan peningkatan kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan sekitar dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, pengaruh informasi, budaya serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kondisi siswa SMA PGRI 2 Marga Tiga, kelas XI IPS, sebelum diadakan penelitian menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, hasil ulangan harian masih di bawah KKM (KKM yang ditentukan untuk mata pelajaran Ekonomi 70) seperti data ulangan harian yang telah dilakukan sebagai berikut.

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Ekonomi Siswa Kelas XI.IPS Kompetensi Dasar Rentang Nilai Fre-kuensi

Persen-tase Mean

Nilai tertinggi Nilai terendah Ikhtisar Laporan Keuangan Perusahaan dagang

31-50 8 32%

69,22 75 43

51-70 13 52%

71-90 4 16%

91-100 0 0

Penyusunan kertas kerja

31-50 7 28

60 70 47

51-70 18 72

71-90 0 0


(17)

2 Selama ini guru (peneliti) melaksanakan pembelajaran secara konvensional sehingga siswa merasa jenuh dan masih diterapkannya pendekatan keterampilan proses dengan pembelajaran teoritis membuat pembelajaran menjadi tidak efektif dan para siswa merasa tidak senang berada di kelas. Beberapa upaya pemecahan masalah telah dilakukan pemerintah (Depdiknas) dengan melakukan beberapa pembaharuan antara lain dengan pemberian pendidikan dan pelatihan guna peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku-buku pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana, peningkatan sistem manajemen sekolah dengan MBS dan Manajemen strategik, penyempurnaan kurikulum, kesemuanya diharapkan agar terwujud pendidikan yang berwawasan lokal, nasional dan global.

Sebagai konsekuensi dari semua itu, guru merupakan ujung tombak pencapaian dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang misi pembelajaran, guru merupakan titik sentral untuk merencanakan, mengatur, menyenangkan (joyfull learning) guna mencapai misi pendidikan nasional maupun misi institusi. Untuk itu guru dituntut untuk lebih profesional, perspektif, inovatif, dan proaktif dalam kegiatan pembelajaran agar menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Agar pembelajaran Ekonomi sub Akuntansi di SMA PGRI 2 Marga Tiga, khususnya di kelas XI IPS menjadi lebih menyenangkan, sehingga siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya, peneliti akan menggunakan program Microsoft Excel dalam menyelesaikan laporan keuangan Akuntansi dimaksudkan untuk dijadikan kebiasan guru yang bersifat otoriter menjadi fasilitator, agar proses pembelajaran lebih efektif dan dapat membuat keterkaitan-keterkaitan yang


(18)

3 bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, berpikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar lebih tinggi dan menggunakan penilaian autentik.

Diharapkan dengan menggunakan program Microsoft siswa mengaitkan isi mata pelajaran dengan pengalaman mereka sendiri, mereka menemukan makna dan makna memberikan alasan pada mereka untuk belajar. Mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan seseorang membuat proses belajar mengajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Aplikasi model program Microsoft Excel adalah dengan penggunaan komputer atau lembar kerja siswa. Penerapan model pembelajaran menggunakan Microsoft Excel diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi sub Akuntansi bagi siswa kelas XI IPS SMA PGRI 2 Marga Tiga.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003Sistem Pendidikan Nasional 2003 pasal 14 menyatakan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Selanjutnya dalam pasal 18 disebutkan bahwa pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain sederajat. Khususnya untuk SMA, berdasarkan kurikulum terbaru, penjurusan dilakukan di kelas XI yang terdiri dari 3 jurusan yaitu IPA, IPS dan Bahasa. Materi Akuntansi diajarkan pada siswa kelas XI jurusan IPS semester Genap dan kelas XII jurusan IPS.


(19)

4 Fungsi pembelajaran akuntansi di SMA adalah untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran transaksi keuangan yang terjadi selama periode pembukuan.Tujuan mempelajari akuntansi di sekolah adalah membekali siswa dengan berbagai kompetensi dasar. Dengan berbagai kompetensi tersebut siswa diharapkan mampu menguasai dan menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi maupun terjun ke masyarakat sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa dan masyarakat di sekitarnya (Depdiknas, 2003:2).

Materi pembelajaran akuntansi di jurusan IPS diberikan pada semester Genap. Bagi sebagian besar siswa, materi akuntansi biasanya dijadikan sesuatu yang sulit, karena tingkat kesulitan mempelajarinya lebih tinggi diantara ilmu-ilmu sosial yang lain, yang disebabkan materi akuntansi berhubungan dengan angka-angka yang menuntut ketelitian yang tinggi. Oleh karena itu, sangat penting adanya sebuah tekhnik yang digunakan untuk merangsang Motivasi mempelajari akuntansi ini agar output yang tinggi dapat dicapai.

Motivasi siswa dalam pembelajaran ekonomi akuntansi di kelas XI IPS di SMA PGRI 2 Marga Tiga masih tergolong rendah. Dengan penggunaan komputer program Microsoft excel pada proses pembelajaran akuntansi diharapkan akan membangkitkan motivasi siswa serta akan lebih aktif dan kreatif. sehingga dalam proses pembelajaran tidak monoton dan pasif yang selama ini terjadi. Dalam penggunaan komputer, akan terbantu dengan rumus yang sudah disediakan pengajar agar siswa tidak lagi jenuh dengan hitung-hitungan yang selama ini menjadi alasan untuk mereka enggan belajar akuntansi.


(20)

5 Menyelesaikan laporan keuangan peneliti lebih memilih menggunakan program Microsoft excel dikarenakan akhir-akhir ini di lingkungan akademis atau pendidikan penggunaan media pembelajaran yang berbasis Teknologi bukan merupakan hal yang baru lagi. Penggunaan program Microsoft excel dalam menyelesaikan laporan keuangan akuntansi memungkinkan digunakan dalam berbagai keadaan tempat, baik di sekolah maupun di rumah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka judul yang dipilih dalam

makalah ini adalah “Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Ekonomi Dengan Penggunaan Program Microsoft Excel Untuk Menyelesaikan Laporan Keuangan Akuntansi Siswa Kelas XI Ips Semester Genap SMA PGRI 2 Marga Tiga Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Materi akuntansi memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi jika dikerjakan secara manual.

2. Motivasi belajar siswa masih kurang pada penggunaan komputer untuk menyelesaikan laporan keuangan akuntansi.

3. Hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS semester genap SMA PGRI 2 Marga Tiga tahun pelajaran 2011/2012 dalam penyusunan laporan keuangan masih rendah.


(21)

6 C.Pembatasan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah dan agar dalam pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ingin dipecahkan dan diteliti, maka perlu adanya batasan masalah bahwa yang dianalisis adalah Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Ekonomi Dengan Penggunaan Program Microsoft Excel Untuk Menyelesaikan Laporan Keuangan Akuntansi.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan komputer untuk menyelesaikan laporan keuangan akuntansi di kelas XI IPS semester genap SMA PGRI 2 Marga Tiga tahun pelajaran 2011/2012? 2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan

komputer untuk menyelesaikan laporan keuangan akuntansi di kelas XI IPS semester genap SMA PGRI 2 Marga Tiga tahun pelajaran 2011/2012?

E.Pemecahan Masalah

Masalah tentang bagaimana upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS semester genap SMA PGRI 2 Marga Tiga tahun pelajaran 2011/2012, akan dipecahkan dengan menggunakan sarana pembelajaran berupa program Microsoft excel yaitu program pengolah angka yang berisi rumus-rumus untuk mempermudah siswa dalam membuat laporan keuangan. Adapun dalam penggunaan sarana ini adalah praktik langsung menggunakan komputer dengan metode ceramah bervariasi.


(22)

7 F. Cara Memecahkan Masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Cara memecahkan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini yaitu Penggunaan program Microsoft Excel untuk menyelesaikan laporan keuangan akuntansi. Dengan cara ini diharapakan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi akuntansi akan meningkat.

G.Hipotesis Tindakan

“Program Microsoft Excel dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Ekonomi Akuntansi materi laporan keuangan siswa kelas XI IPS semester genap di SMA PGRI 2 Marga Tiga Tahun Pelajaran 2011/2012”.

H.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini dinyatakan sebagai berikut.

a. Tujuan Umum

Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi motivasi bagi siswa dan guru untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi dan kemampuan keterampilan pengoprasian program Microsoft excel.

b. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini sebagai berikut.

Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar ekonomi dalam menyelesaikan laporan keuangan akuntansi melalui penggunaan program Microsoft excel bagi siswa kelas XI IPS SMA PGRI 2 Marga Tiga tahun pelajaran 2011/2012.


(23)

8 I. Manfaat Hasil Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan sebagai berikut. a. Manfaat secara teoritik

1. Secara teoritik mencoba merubah cara belajar bentuk konfensional yang selama ini diterapkan dengan pengalihan pembelajaran memanfatkan teknologi.

2. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan media untuk belajar memecahkan masalah secara ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.

3. Bagi civitas akademika dapat menambah informasi, sumbangan pemikirandan bahan kajian dalam penelitian.

b. Manfaat secara praktis.

Sebagai bahan masukan atau sumbangan pemikiran bagi SMA PGRI 2 Marga Tiga dalam peningkatan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi akuntansi.


(24)

9

II. KAJIAN TEORI

A.Tingkat Motivasi siswa dalam belajar Ekonomi Akuntansi

Menurut Dimyati dan Mujiono (2002: 8) belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Pengetahuan perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) manusia yang mempelajarinya. Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti proses belajar mengajar terjadi secara optimal) jika pengetahuan itu dipelajari dalam tahap-tahap sebagai berikut.

a. Tahap Enaktif

Suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan dipelajari secara aktif dengan menggunakan benda-benda konkret atau situasi yang nyata.

b. Tahap Ikonik

Suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imagery), gambar atau diagram yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi konkret yang terdapat pada tahap enaktif.

c. Tahap Simbolik

Suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak, baik simbol-simbol verbal (misalkan huruf-huruf, kata-kata atau kalimat-kalimat), lambang-lambang matematika maupun lambang-lambang abstrak lainnya (Dimyati dan Mujiono, 2002: 9). Suatu proses belajar akan berlangsung secara optimal jika pembelajaran diawali dengan tahap enaktif, dan kemudian jika tahap belajar yang pertama ini dirasa cukup, siswa beralih ke tahap belajar yang kedua, yaitu tahap belajar


(25)

10 dengan menggunakan modus representasi ikonik. Selanjutnya kegiatan belajar itu dilanjutkan pada tahap ketiga, yaitu tahap belajar dengan menggunakan modus representasi simbolik.

a. Pengertian Akuntansi

Tujuan utama akuntansi adalah menghasilkan informasi keuangan dari suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu informasi keuangan yang paling penting adalah laporan keuangan dari perusahaan tersebut yang mencakup laporan rugi laba, perubahan modal, dan laporan posisi keuangan (neraca) dari perusahaan tersebut. Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa (Susilana, 2007: 21).

Agar tujuan pengajaran dapat tercapai, guru harus mampu mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis (Slameto, 2000: 12). Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan metode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa dan konteks pembelajaran (Depdiknas, 2006: 13). Sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat memilih model pembelajaran serta media yang cocok dengan materi atau bahan ajaran.


(26)

11 Pembelajaran ekonomi akuntansi salah satu upaya yang dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan program Microsoft excel dalam menyelesaikan laporan keuangan akuntansi karena dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat memberikan siswa kesempatan seluas-luasnya untuk memecahkan masalah ekonomi akuntansi dengan strateginya sendiri. Sedangkan penggunaan program Microsoft excel dalam pembelajaran akuntansi sangat menunjang, karena dengan menggunakan media pembelajaran siswa lebih mudah memahami laporan akuntansi yang abstrak.

Potensi siswa harus dapat dikembangkan secara optimal dan di dalam proses belajar ekonomi siswa dituntut untuk mampu sebagai berikut.

a. Melakukan kegiatan penelusuran pola dan hubungan,

b. Mengembangkan kreatifitas dengan imajinasi, intuisi dan penemuannya, c. Melakukan kegiatan pemecahan masalah,

d. Mengkomunikasikan pemikiran matematisnya kepada orang lain (Depdiknas, 2006: 8).

Untuk mencapai kemampuan tersebut perlu dikembangkannya proses belajar akuntansi yang menyenangkan, memperhatikan keinginan siswa, membangun pengetahuan dari apa yang diketahui siswa, menciptakan suasana kelas yang mendukung kegiatan belajar, memberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, memberikan kegiatan yang menantang, memberikan kegiatan yang memberi harapan keberhasilan, menghargai setiap pencapaian siswa (Depdiknas, 2006: 5).


(27)

12 Selain itu di dalam mempelajari akuntansi siswa memerlukan konteks dan situasi yang berbeda-beda sehingga diperlukan usaha guru, dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Menyediakan dan menggunakan berbagai alat peraga atau media pembelajaran yang menarik perhatian siswa,

b. Memberikan kesempatan belajar akuntansi di berbagai tempat dan keadaan,

c. Memberikan kesempatan menggunakan akuntansi untuk berbagai keperluan,

d. Menghargai sumbangan tradisi, budaya dan seni di dalam pengembangan akuntansi,

e. Membantu siswa menilai sendiri kegiatan akuntansinya (Depdiknas, 2006: 6).

Berdasarkan penjelasan mengenai kurikulum di atas dapat dikatakan bahwa guru dalam melakukan pembelajaran akuntansi harus bisa membuat situasi yang menyenangkan, memberikan alternatif penggunaan alat peraga atau media pembelajaran yang bisa digunakan pada berbagai tempat dan keadaan, baik di sekolah maupun di rumah.

b. Pengertian Motivasi Belajar

Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif” untuk menunjukan mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Motif dan motivasi

berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan. Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Slameto, 2000: 32).

Berawal dari pendekatan kata “motif” tersebut dapat ditarik persamaan

bahwa keduanya menyatakan suatu kehendak yang melatar belakangi perbuatan. Banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian


(28)

13 motivasi antara lain, Mulyadi (2010: 24), mengemukakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya “feeling” dan didahulu dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Tabrani Rusyan berpendapat, bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

Senada dengan pendapat di atas, Sardiman (1992: 45) juga memberikan pengertian bahwa motivasi adalah mengembangkan keinginan untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat dipadang sebagai suatu istilah umum yang menunjukkan kepada pengaturan tingkah laku individu dimana kebutuhan-kebutuhan atau dorongan-dorongan dari dalam dan insentif dari lingkungan mendorong individu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya atau untuk berusaha menuju tercapainya tujuan yang diharapkan.

Berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks, karena motivasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan energi dalam diri individu untuk melakukan sesuatu yang didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Setelah penulis menguraikan defenisikan motivasi dalam belajar, maka dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah suatu daya upaya penggerak atau membangkitkan serta mengarahkan semangat individu untuk melakukan perbuatan belajar.


(29)

14 Untuk dapat mendalami dan mempunyai suatu gambaran yang mendalam serta jelas mengenai motivasi belajar, maka hal ini penulis kemukakan menurut para cerdik pandai mengenai motivasi belajar, salah satunya menurut Mulyadi (2010: 37) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah membangkitkan dan memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar. Kemudian menurut Sardiman (1992: 72), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Sadirman, motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual, peranan yang luas adalah dalam hal menimbulkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang memeliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi unuk melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan pendapat ahli di atas penulis mempuyai pemahaman bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah motivasi yang mampu memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar dan melangsungkan pelajaran dengan memberikan arah atau tujuan yang telah ditentukan.

B.Macam-macam Motivasi

Para ahli psikologi berusaha menggolongkan motivasi yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan. Motivasi belajar siswa disekolah dibagi dalam dua bentuk, dapat dijelaskan sebagai berikut.


(30)

15 a. Motivasi instrinsik

Motivsi instrinsik ialah suatu aktivitas/kegiatan belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Dalam hal ini Sardiman, menjelaskan bahwa motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Tadjab, 1994: 36).

Sedangakan Tabrani (1984: 45), mendefinisikan motivasi instrinsik ialah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak didalam perbuatan belajar. Jenis motivasi ini menurut Uzer Usman timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat diambil pengertian bahwa motivasi instrinsik merupakan motivasi yang datang dari diri sendiri dan bukan datang dari orang lain atau faktor lain. Jadi motivasi ini bersifat alami dari diri seseorang dan sering juga disebut motivasi murni dan bersifat riil, berguna dalam situasi belajar yang fungsional.


(31)

16 b. Motivasi Ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak diluar perbuatan belajar. Dalam hal ini Suryadi (1984: 45) juga berpendapat, bahwa motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar.

Berdasarkan definisi ini dapat dipahami bahwa ekstrinsik yang pada hakikatnya adalah suatu dorongan yang berasal dari luar diri seseorang. Jadi berdasarkan motivasi ekstrinsik tersebut anak yang belajar sepertinya bukan karena ingin mengetahui sesuatu tetapi ingin mendapatkan pujian dan nilai yang baik. Walupun demikian, dalam proses belajar mengajar motivasi ekstrinsik tetap berguna bahkan dianggap penting, hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Nasution (2009: 45) yang menyatakan bahwa, "dalam hal pertama ia ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu. Sebaliknya bila seseorang belajar untuk mecapai penghargaan berapa angka, hadiah, dan sebagainya ia didorong oleh motivasi ekstrinsik. Oleh sebab itu tujuan tersebut terletak diluar penghargaan itu".

Berangkat dari uraian di atas, dapat diambil pengertian bahwa motivasi instrinsik lebih baik daripada motivasi ekstrinsik. Akan tetapi motivasi ekstrinsik juga perlu digunakan dalam proses belajar mengajar disamping motivasi instrinsik. Untuk dapat menumbuhkan motivasi instrinsik maupun ekstrinsik adalah suatu hal yang tidak mudah, maka dari itu guru perlu dan mempunyai kesanggupan untuk menggunakan bermacam-macam cara yang


(32)

17 dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga dapat belajar dengan baik.

c. Fungsi-Fungsi Motivasi

Untuk dapat terlaksananya suatu kegiatan, pertama-tama harus ada dorongan untuk melaksanakan kegiatan itu, begitu juga dalam dunia pendidikan, aspek motivasi ini sangat penting. Peserta didik harus mempunyai motivasi untuk meningkatkan kegiatan belajar terutama dalam proses belajar mengajar. Motivasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam belajar sebab motivasi berfungsi sebagai berikut.

1)Pemberi semangat terhadap seorang peserta didik dalam kegiatan-kegiatan belajarnya.

2)Pemilih dari tipe-tipe kegiatan-kegiatan dimana seseorang berkeinginan untuk melakukannya.

3)Pemberi petunjuk pada tingkah laku (Mulyadi, 2010: 56).

Fungsi motivasi juga dipaparkan sebagai berikut. 1) Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan. 2) Mengarahkan aktivitas belajar peserta didik

3) Menggerakan dan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan (Mulyadi, 2010: 56).

Senada dengan pendapat di atas, bahwa ada tiga fungsi motivasi sebagai berikut.


(33)

18 2)Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai 3)Menentukan arah perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan (Slameto, 2000: 23).

Selain itu, ada juga fungsi-fungsi lain, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha-usaha pencapaian prestasi. Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik pula. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Dengan demikian motivasi itu dipengaruhi adanya kegiatan.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan akan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitannya dengan itu perlu diketahui ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, sebagai berikut.

1) Kematangan

2) Usaha yang bertujuan

3) Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi 4) Partisipasi


(34)

19 5) Penghargaan dan hukuman (Ramayulis, 2002: 14).

Berikut ini uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar sebagai berikut.

a. Kematangan

Pemberian motivasi, faktor kematangan fisik, sosial dan psikis haruslah diperhatikan, karena hal itu dapat mempengaruhi motivasi. Seandainya dalam pemberian motivasi itu tidak memperhatikan kematangan, maka akan mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak optimal (Ramayulis, 2002: 14).

b. Usaha yang bertujuan

Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan untuk belajar (Ramayulis, 2002: 15).

c. Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi

Mengetahui hasil belajar, siswa terdorong untuk lebih giat belajar. Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan berusaha untuk mempertahankan atau meningkat intensitas belajarnya untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik di kemudian hari. Prestasi yang rendah menjadikan siswa giat belajar guna memperbaikinya (Ramayulis, 2002: 15).


(35)

20 d. Partisipasi

Kegiatan mengajar perlu diberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian kebutuhan siswa akan kasih sayang dan kebersamaan dapat diketahui, karena siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu (Ramayulis, 2002: 16).

e. Penghargaan dengan hukuman

Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Pengharagaan adalah alat, bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan agar penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima pengharagaan karena telah melakukan kegiatan belajar yang baik, ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas. Sedangkan hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi (Ramayulis, 2002: 16).

C.Teori-Teori Motivasi Belajar

Motivasi adalah suatu dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu aktifitas. Seseorang tergerak untuk melakukan sesuatu itu karena berhubungan dengan kebutuhannya. Kerana kebutuhan terhadap sesuatu


(36)

21 objek, seseorang termotivasi untuk berbuat dan bertindak guna memenuhi tuntutan kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, seseorang akan termotivasi untuk melakukan sesuatu apabila terkait dengan kebutuhannya, jadi kebutuhan itu sebagai pendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas (Darsono, 2001: 45).

Hal tersebut hubungannya dengan kegiatan belajar yang penting bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang menyerahkan siswa itu untuk melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu, peran guru dalam hal ini sangat penting. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar siswa dapat melakukan aktivitas belajar dengan baik. Untuk belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula.

a. Teori Kebutuhan Akan Motivasi

Motivasi itu tidak pernah dikatakan baik, apabila tujuan yang diinginkan itu tidak baik. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa motivasi selalu berkaitan dengan kebutuhan, Maslow (1994: 98) mengklasifikasikan kebutuhan secara berurutan, menjadi 6 bagian. Konsepnya dikenal dengan piramida kebutuhan. Keenam kebutuhan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.


(37)

22 a. Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis adalah merupakan jasmani manusia, misalnya akan makan, minum, tidur, istirahat dan sebagainya. Untuk belajar yang efektif dan efisien, siswa harus sehat. Jika siswa sakit hal itu dapat mengganggu kerja otak yang mengakibatkan terganggunya kondisi fisik, yang kemudian dapat mengganggu konsentrasi belajar (Maslow, 1994: 98). b. Kebutuhan rasa aman

Manusia membutuhkan ketenteraman dan keamanan jiwa. Perasaan takut akan kegagalan, kecemasan, kecewa, dendam, ketidakseimbangan mental dan kegoncangan-kegoncangan emosi yang lain dapat mengganggu kelancaran belajar siswa. Agar belajar siswa dapat meningkat kearah yang lebih efektif, maka siswa harus menjaga keseimbangan emosi, sehingga perasaan menjadi aman dan konsentrasi pikiran dapat dipusatkan pada pelajaran (Maslow, 1994: 99).

c. Kebutuhan mendapatkan kasih-sayang dan memiliki.

Mendapatkan kasih sayang, seseorang merasa bahwa ia diterima oleh kelompoknya, merasa bahwa ia merupakan salah seorang anggota keluarga yang cukup berharga. Agar setiap siswa merasa ia diterima dalam kelompoknya, maka dapat dilakukan dengan cara belajar bersama dengan teman yang lain. Hal ini dapat meningkatkan pengetahuan dan ketajaman berfikir siswa. Kebutuhan untuk diakui sama dengan orang lain sering mendapatkan kasih sayang dan memiliki merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi (Maslow, 1994: 101).


(38)

23 d. Kebutuhan memperoleh penghargaan orang lain

Harga diri seseorang timbul dalam hubungannya dengan orang lain seseorang akan merasa dirinya dihargai oleh orang lain apabila ia merasa bahwa dirinya dianggap penting dalam hal ini tugas guru adalah mencari dalam diri siswa, apa yang membuat siswa itu merasa dirinya dianggap penting (Maslow, 1994: 101).

e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri

Setiap individu memiliki potensi atau bakat masing-masing yang terkandung di dalam dirinya. Kebutuhan aktualisasi diri atau untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial dan pembentukan pribadi (Maslow, 1994: 102).

f. Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti

Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti adalah kebutuhan untuk mengetahui rasa ingin tahu, mendapatkan pengetahuan, informasi dan untuk mengerti sesuatu. Untuk memenuhi kebtuhan ini dapat diupayakan melalui belajar (Maslow, 1994: 102).

Hirarki kebutuhan sebagaimana dikemukakan di atas menggambarkan bahwa setiap tingkat di atasnya hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi tingkat motivasi yang dibawahnya. Bila guru mengingingkan siswanya belajar dengan baik maka harus dipenuhi tingkat yang terendah dan tingkat yang tertinggi. Guru dalam memberikan motivasi kepada siswa hendaklah


(39)

24 menciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan bagi siswa dengan suasana yang menyenangkan itu siswa dapat belajar secara optimal.

Ketika memberi motivasi ada beberapa teori yang perlu diketahui sebagai berikut.

1) Teori Fisiologi

Menurut teori ini bahwa semua tindakan manusia itu berakal pada usaha yang memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan fisik, seperti tentang makanan. Dari teori ini muncul tentang perjuangan hidup. 2) Teori Psikoanalitik

Teori ini mengatakan bahwa setiap tindakan manusia karena ada unsur pribadi yakni id dan ego.

3) Teori Kebutuhan

Toeri ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik fisik maupun psikis. Seorang pendidik dalam memberikan motivasi harus mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan siswanya.

4) Teori Reaksi yang dipelajari

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau prilaku manusia berdasarkan pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan ditempat ia hidup dan dibesarkan. Apabila seorang guru ingin memotivasi siswanya, maka harus benar-benar mengetahui latar belakang kehidupan dan kebudayaan siswanya (Mulyadi, 2010: 72).

Selanjutnya untuk mengetahui dan melengkapi uraian tentang motivasi itu perlu dikemukakan adanya beberapa ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang tua memiliki ciri sebagai berikut.

a) Tekun menghadapi tugas

b) Ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin

c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa

d) Lebih senang bekerja mandiri

e) Cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin

f) Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu g) Tidak mudah melepaskan hal yang dia miliki

h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal (Mulyadi, 2010: 102-103).


(40)

25 Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar.

a. Teori Humanistik Tentang Motivasi

Para ahli humanistik percaya bahawa hanya ada satu motivasi, yaitu motivasi yang berasal dari masing-masing individu yang dimiliki oleh individu itu sepanjang waktu. Keinginan dasar yang dimiliki masing-masing peserta dasar didik dibawanya kesekolah. Pembina didik hanya tinggal manfaatkan dorongan ingin tahu peserta didik yang bersifat alamiah dengan cara manyajikan materi yang cocok dan berarti bagi peserta didik (Slameto, 2000: 88).

Apapun model penyajian yang dilaksanakan untuk membuat belajar, mereka akan tetap termotivasi, asalkan itu dengan kepentingan dirinya pada saat sekarang atau pada masa yang akan datang. Misalnya peserta didik harus tahu apa gunanya mempelajari matematika dalam kehidupan. Materi yang diberikan kepada peserta didik hendaklah dirasakan sebagai sesuatu yang memuaskan kebutuhan ingin tahu dan minatnya.

b. Teori Behavioristik Tentang Motivasi

Ahli-ahli behavioristik yakni bahwa motivasi dikontrol oleh lingkungan. Manusia bertingkah laku kalau ada rasangan dari luar, dan kuat/lemahnya tingkah laku dipengaruhi oleh kejadian sebagai konsekuensi dari tingkah laku itu yang dapat menggugah emosi yang bertingkah laku. Inti dari penerapan pandangan ahli-ahli behavioristik adalah apa yang disebut dengan “contingency management” yaitu penguatan tingkah laku melalui


(41)

26 akibat dari tingkah laku itu sendiri. Kalau peserta didik bertingkah laku benar, maka akibat dari tingkah lakunya itu akan mendapatkan ksenangan, yaitu menerima hadiah atau penghargaan. Sebaliknya jika tingkah lakunya salah, maka peserta didik mendapat hukuman atau ketidakenakan (Slameto, 2000: 92).

Berdasarkan pendapat yang praktis itu, maka dengan melaksanakan contingency management pendidikan dapat menangani situasi kelas dan dapat memakainya sebagai alat untuk memotivasi peserta didik. Oleh karena itu, dalam pandangan Behavioristik, motivasi dikontrol oleh kondisi lingkungan, maka tergantung pada pendidiklah pengaturan lingkungan kelas sehingga peserta didik termotivasi dalam belajar. Kegagalan peserta didik dalam belajar berarti kegagalan pendidik dalam mengatur program belajar, bukan kegagalan peserta didik karena ketidak mampuannnya.

D.Cara Memotivasi Belajar

Berdasarkan penelitian-penelitian menunjukkan, bahwa sukses belajar tidak hanya tergantung pada intelegensi si anak, melainkan tergantung pada banyak hal, diantaranya motif-motif. Oleh karena itu, upaya menimbulkan tindakan belajar yang bermotif sangat penting. Seperti kita ketahui, latar belakang motif terutama adalah adanya kebutuhan yang dirasakan oleh anak didik. Maka menyadarkan anak didik terhadap kebutuhan yang diperluhkan berarti menimbulkan motif belajar anak. Anak didik, terutama yang masih sangat muda, banyak yang belum mengerti arti belajar dan yang dipelajari untuk


(42)

27 berbagai bahan pelajaran dipelajari dan apakah dipelajari berguna bagi kehidupan dimasa depan, belumlah ia sadari.

Mereka umumnya baru merasakan kebutuhan biologis. Sedang manusia hidup dalam masyarakat, bukan menyendiri masyarakat tempat berbagai kemampuan dan kecakapan dituntutnya. Anak harus belajar dan harus mengerti mengapa harus belajar. Maka menyadarkan dan meyakinkan anak akan arti terdidik bagi kedudukan orang dalam masyarakat, menyadarkan dan meyakinkan akan manfaat bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh sekolah bagi kehidupan kelak sesudah meninggalkan sekolah dan sebagainya merupakan usaha-usaha memotivasikan tindakan belajar si anak.

Kerapkali kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang tertentu kurang disadari oleh anak, sehingga guru atau sekolah harus membuat tujuan sementara atau buatan. Sebagai contoh, guru atau sekolah tentu ingin mengarahkan belajar ke tujuan yang tertentu dan untuk itu diperlukan adanya peningkatan aktivitas belajar anak. Tetapi usaha peningkatan ini tidaklah mudah, maka diciptakanlah tujuan buatan (artificial). Misalnya dikeluarkanlah peraturan atau janji, bahwa barang siapa dapat menunjukkan prestasi belajar

yang paling baik di kelasnya, akan mendapatkan gelar “bintang kelas”, atau

yang paling baik prestasi belajarnya di sekolah akan mendapat gelar “bintang sekolah”. Maka murid-murid akan saling berlomba, mereka berusaha belajar

dengan giat, karena memperoleh gelar “bintang” tersebut sudah merupakan kebutuhan, dalam hal ini kebutuhan sosial (Muhaimin, 1996: 67).


(43)

28 Ketika mendapat gelar itu mereka merasa memperoleh penghargaan, kehormatan, bahkan simbol pujian, terutama dari orangtuanya. Maka kini tindakan belajar mereka sudah merupakan tindakan bermotif, yaitu berdasar adanya kebutuhan yang dirasakan dan terarah kepada tercapainya tujuan, yaitu mendapat “piagam” atau dan sebagainya. Tetapi dilihat dari pihak sekolah atau guru pemberian piagam atau tanda lain itu bukanlah tujuan pendidikan yang hakiki, melainkan sebagai alat untuk menimbulkan tindakan belajar yang beromotif, yang dengan faktor itu diharapkan akan tercapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Proses penggunaan tujuan buatan (sementara) untuk menimbulkan aktivitas yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang sesungguhnya merupakan proses kondisioning. Tujuan buatan, yang dimaksudkan agar dikejar oleh anak didik dengan aktivitasnya (Usman, 2001: 54).

Dimyati (2002: 65-69) mengemukakan 9 prinsip belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa agar mau dan dapat belajar sebagai berikut.

1. Prinsip Prerikwisit (Prasyarat)

Siswa terodorong untuk mempelajari sesuatu yang baru bila telah memiliki bekal yang merupakan prasyarat bagi pelajaran itu. Bila guru mengabaikan hal ini bisa menimbulkan kebosanan bagi siswa-siswa yang telah menguasai dan sebaliknya atau menimbulkan frustrasi bagi siswa-siswa merasa sukar dan tidak dapat menguasainya.


(44)

29 2. Prinsip Kebermaknaan

Siswa termotivasi untuk belajar bila materi pelajaran itu bermakna baginya. Oleh sebab itu hendaknya guru dalam menyampaikan materi pelajaran dihubungkan dengan apa yang dialaminya, dihubungkan dengan kegunaan di masa depan dan dihubungkan dengan apa yang menjadi minatnya.

3. Prinsip Modeling

Siswa termotivasi untuk menunjukan tingkah laku bila sekiranya tingkah laku itu dimodelkan oleh gurunya (Performance Modeling). Dalam hal ini siswa akan lebih suka menuruti apa yang dilakukan oleh gurunya dari pada

yang dikatakan, sehingga di sini berlaku prinsip “The Medium is the Message”.

4. Prinsip Komunikasi Terbuka

Siswa termotivasi untuk belajar bila informasi dan harapan yang disampaikan kepadanya terstruktur dengan baik dan komonikatif. Dalam hal ini Bruner meyarankan agar pengajaran menjadi lebih efektif perlu materi pelajaran distrukturkan dengan baik dengan pengolahan pesan yang komunikatif. Salah satu contoh dari prinsip ini ialah: perumusan dan pemberitahuan tujuan instruksional dengan jelas, menggunakan kata-kata yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa.

5. Prinsip Atraktif

Siswa termotivasi untuk belajar pesan dan informasinya disampaikan secara menarik (atraktif). Oleh karena itu guru harus selalu berusaha menyajikan materi pelajaran dengan cara manarik perhatian, dan alangkah baiknya kalau


(45)

30 setiap materi pelajaran dapat diikuti dan diterima siswa dengan perhatian yang cukup intensif.

6. Prinsip Partisipasi dan Keterlibatan

Siswa termotivasi untuk belajar apabila merasa terlibat dan mengambil bagian aktif dalam kegiatan itu. Dengan demikian guru perlu menerapkan konsep kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dalam pelakasanaan proses belajar mengajar, karena dengan konsep ini siswa mengalami keterlibatan intelektual emosional di samping keterlibatan fisik didalam proses belajar mengajar.

7. Prinsip Penarikan Bimbingan Secara Berangsur

Siswa termotivasi untuk belajar jika bimbingan dan petunjuk guru berangsur-angsur ditarik. Penarikan itu mulai dilaksanakan bila siswa-siswa sudah mulai mengerti dan menguasai apa yang sudah dipelajari.

8. Prinsip Penyebaran Jadwal

Siswa termotivasi untuk belajar bila program-program belajar mengajar dijadwalkan dalam keadaan tersebar dalam periode waktu yang tidak terlalu lama. Program-program belajar mengajar dalam waktu yang lama dan secara berturut-turut cenderung akan membosankan siswa.

9. Prinsip Konsekuen dalam Kondisi yang Menyenangkan

Siswa termotivasi untuk belajar bila kondisi instruksionalnya menyenangkan, sehingga memberi kemungkinan terjadinya belajar secara optimal.


(46)

31 Motivasi yang bersifat intrinsik mempunyai peranan yang ampuh dalam peristiwa belajar, tetapi walaupun memberikan tugas. Dalam memberikan tugas kepada murid-murid harus dilihat dan diingat hubungan tingkat kebutuhan murid dan tingkat motivasi yang akan dikenakan. Guru harus cerdik

melibatkan “ego involement” murid. Bila motivasi tersebut dikenakan secara tepaat akan menyentuh ego involvement murid, sehingga setiap tugas yang memberikan akan dianggap sebagai tantangan, hal ini menyebabkan yang bersangkutan akan mempertahankan harga dirinya untuk menyelesaikan tugasnya dengan penuh semangat. Murid akan merasa puas dan harga dirinya timbul bila dapat menyelesaikan tugas yang diberikan (Dimyati dan Mujinono, 2002: 81).

E.Belajar

Mengenai belajar ini ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut:

a. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2000: 2).

b. Ramayulis (2002: 26) menyatakan, belajar adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menganggapi, serta menganalisa bahan-bahan pelajaran


(47)

32 yang disjikan oleh pengajar, yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang telah disajikan.

Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat dilihat ciri-ciri belajar sebagai berikut.

1. Belajar adalah aktivitas yang menghasilakan perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual maupun potensial.

2. Perubahan tersebut pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu relatif lama.

3. Perubahan tersebut terjadi karena usaha (Muhaimin, 1996: 45).

Pendapat lain mengatakan belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun. Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru (Dimyati dan Mujiono, 2002: 10).

Menurut Slameto (2000: 12) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan menurut Nurkencana (1986: 62)


(48)

33 mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Ekonomi Akuntansi.

F. Aktifitas Siswa

Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang berinteraksi membahas materi pelajaran (Kunandar, 2010: 25).

Menurut Darsono (2001: 61) mengatakan bahwa motif adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi motif itu merupakan suatu kondisi internal atau disposisi internal. Dalam bahasa yang lebih sederhana, motif itu adalah

“kesiapsiagaan” dalam diri seseorang. Motivasi diartikan sebagai motif yang

sudah menjadi aktif pada saat-saat melakukan suatu perbuatan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang, jauh sebelum orang itu melakukan suatu perbuatan.

G.Prestasi Belajar

Menurut Ahmadi (1999: 87), menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan,


(49)

34 maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi). Disamping itu siswa memerlukan dan harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas.

Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran ekonomi dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya

H.Microsoft Excel

Microsoft Excel adalah sebuah program aplikasi lembar kerjaspreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan grafik yang, dengan menggunakan strategi marketing Microsoft yang agresif, menjadikan Microsoft Excel sebagai salah satu program komputer yang populer digunakan di dalam komputer mikro hingga saat ini. Bahkan, saat ini program ini merupakan program spreadsheet paling banyak digunakan oleh banyak pihak, baik di platform PC berbasis Windows maupun platform Macintosh berbasis Mac OS, semenjak versi 5.0 diterbitkan pada tahun 1993 (Susilana, 2007: 78).

Microsoft Office Excel digunakan untuk mengurangi tingkat kesulitan yang dialami pendidik dan siswa dalam menggunakan buku pelajaran dalam


(50)

35 melaksanakan pembelajaran ekonomi terutama pada materi akuntansi laporan keuangan.

I. Excel for Accounting

Program aplikasi akuntansi menggunakan Microsoft Excel ini siklus akuntansinya tidak jauh beda dengan siklus akuntansi dengan yang dilakukan secara manual. Dalam siklus ini dimulai dari pencatatan transaksi berdasarkan bukti transaksi ke dalam jurnal, kemudian data jurnal diposting ke buku besar. Dari buku besar dipindahkan ke neraca saldo, kemudaian membuat neraca lajur, lalu dilakukan penyesuaian berdasarkan data penyesuaian yang ada, setelah itu dari berdasarkan data neraca lajur dibuatlah laporan keuangan. Jika digambarkan secara sederhana siklus akuntansi program aplikasi menggunkan microsft excel adalah sebagai berikut.

INPUT PROSES OUTPUT

Manual Manual Komputer Komputer Komputer

Gambar 2.1 Siklus akuntansi menggunakan Excel Bukti

Transaksi

Jurnal Buku Besar

Neraca lajur

Laporan Keuangan


(51)

36

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Seting Penelitian

Seting dalam penelitian ini meliputi: Materi yang diteliti, tempat dan waktu penelitian, dan rencana (Siklus penelitian) sebagai berikut.

1. Materi yang akan diteliti

Materi yang akan diteliti adalah penyusunan laporan keuangan (Laba/rugi, perubahan modal, neraca).

2. Tempat dan waktu

Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di kelas XI IPS semester 2 SMA PGRI 2 Marga Tiga. Waktu pelaksanaannya adalah tanggal 7 Pebruari 2012 untuk siklus 1, tanggal 23 Pebruari 2012 untuk siklus 2, dan tanggal 8 Maret 2012 untuk siklus 3.

3. Rancangan Penelitian.

Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas. Kegiatan diterapkan dalam upaya menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebagai langkah untuk memahamkan cara menyusun laporan keuangan demi tercapainya kompetensi dasar yang diharapkan. Tahapan langkah


(52)

37 disusun siklus 1, siklus 2 dan siklus 3. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sebagai langkah-langkah besar yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Siklus 1

Siklus 1 ini mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Perencanaan

a) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah disiapkan dalam bentuk prototype/modul (RPP, lembar kerja, soal evaluasi, aplikasi microsoft excel yang sudah dirancang untuk laporan keuangan). Selain itu perencanaan disini juga menyiapkan siswa benar-benar berada pada suasana penyadaran diri untuk melakukan pemecahan masalah yang menekankan pada keaktifan siswa dalam setiap proses pembelajaran dengan menggunakan Aplikasi microsoft excel for accounting. Persiapan ini akan ditemukan terlebih dahulu antara guru dan siswa di luar jam.

b) RPP harus menggambarkan pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model Praktik langsung dengan media aplikasi microsoft Excel.

c) Lembar kerja yang isinya berupa soal dan prosedur untuk alur pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran ekonomi praktik dengan media aplikasi microsoft excel.


(53)

38 2) Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran penyusunan laporan keuangan dengan menggunakan model pembelajaran ekonomi praktik langsung dengan media aplikasi microsoft excel for accounting pada siklus 1 ini secara garis besar adalah sebagai berikut.

a) Guru memberikan apersepsi tentang laporan keuangan secara kontekstual yang ada pada lingkungan siswa.

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c) Guru mempraktikan cara penyusunan laporan keuangan dengan menggunakan program Microsoft Excel.

d) Guru memberikan soal/masalah yang berhubungan dengan konsep laporan keungan.

e) Dengan penggunaan aplikasi microsoft excel siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

f) Menyamakan persepsi dipandu oleh guru.

g) Menyimpulkan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. h) Guru melakukan tes formatif secara individual.

3) Observasi dan Evaluasi

Guru dan peneliti melakukan evaluasi sebagai berikut.

a) Selama proses pembelajaran untuk mengetahui tentang keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan praktik.


(54)

39 c) Dengan mencatat keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian.

4) Refleksi

a) Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu diperbaiki untuk siklus ke 2 nantinya.

b) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1.

b. Siklus 2

Untuk pelaksanaan siklus 2 secara teknis sama dengan pelaksanaan siklus 1. Langkah-langkah dalam siklus 2 ini di mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi akan dijelaskan sebagai berikut. 1) Perencanaan

Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus 1.

2) Pelaksanaan

Guru mitra dengan didampingi peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti dan direfisi berdasarkan evaluasi pada siklus 1. Adapun langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran ekonomi praktik langsung dengan


(55)

40 media aplikasi microsoft excel sama dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada siklus1.

3) Observasi dan evaluasi

Guru dan peneliti melakukan evaluasi yang sama pada siklus 1, dan membuat lembar observasi untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa.

4) Refleksi

Refleksi pada siklus kedua ini dilakukan untuk melakukan penyempurnaan prototype/ modul pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekonomi praktik langsung dengan media aplikasi microsoft excel yang diharapkan dapat meningkatkan motifasi dan hasil belajar siswa.

c. Siklus 3

Siklus ketiga merupakan putaran ketiga dari penggunaan program Microsoft excel dalam penyelesaian laporan keuangan akuntansi dengan tahapan yang sama pada siklus pertama dan siklus kedua. Dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Perencanaan

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dari siklus kedua.

2) Pelaksanaan

Guru dan siswa melakukan praktik penyelesaian laporan keuangan akuntansi dengan menggunakan program micrososft Excel.


(56)

41 3) Pengamatan dan observasi

Peneliti melakukan pengamatan terhadap motivasi belajar dengan menggunakan program Microsoft excel.

4) Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan program micrososft excel dalam menyelesaikan laporan keuangan akuntansi dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi akuntansi di SMA PGRI 2 Marga Tiga.

4. Metode Penyusunan Instrumen

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus 1 dan siklus 2 dibuat berdasarkan format yang disyaratkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Didalam RPP tertuang skenario pembelajaran ekonomi dengan pokok bahasan penyusunan laporan keuangan yang menggunakan model pembelajaran ekonomi praktik langsung dengan media aplikasi Microsoft excel.

b. Lembar Kerja/ modul

Lembar kerja dibuat berdasarkan langkah-langkah untuk memahami konsep laporan keuangan dengan model pembelajaran ekonomi praktik langsung dengan media aplikasi Microsoft excel.


(57)

42 c. Instrumen observasi

Instrumen pengamatan disusun dengan indikator-indikator yang bisa mengukur tercapainya kompetensi dasar pokok bahasan penyusunan laporan keuangan. Dalam hal ini terutama untuk mengukur selama proses pelaksanaan pembelajarannya, baik mengamati keaktifan siswa, dan pemahaman konsep.

d. Tes Formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep ekonomi akuntansi pada pokok bahasan penyusunan Laporan keuangan. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah essay praktik. Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 3 soal yang telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Analisis butir soal meliputi sebagai berikut. 1) Validitas Alat Tes

Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini dapat dihitung dengan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut.


(58)

43

 

 

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

(Arikunto, 2001: 72)

Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment N : Jumlah peserta tes

ΣY : Jumlah skor total

ΣX : Jumlah skor butir soal

ΣX2

: Jumlah kuadrat skor butir soal

ΣXY : Jumlah hasil kali skor butir soal

Kriteria kevalidtan tes adalah:

r = 0.800 – 1.00 Sangat tinggi 0.600 – 0.800 Tinggi 0.400 – 0.600 Cukup 0.200 – 0.400 Rendah 0.00 – 0.200 Sangat Rendah (Arikunto, 1992).

2) Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes yang digunakan digunakan rumus Spearman-Brown (teknik belah dua) sebagai berikut.


(59)

44          2 1 2 1 2 1 11 1 2 r r r

 

 

  2 2 2 2 2 1 2 1 Y Y N X X N Y X XY N r Keterangan: r 2 1 2

1 = korelasi antara skor-skor belahan tes

r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan X = soal nomor ganjil

Y = soal nomor genap

Kriteria nilai r adalah sebagi berikut. Antara 0,81r 1,00 : sangat tinggi Antara 0,61r0,80 : tinggi

Antara 0,41r0,60 : cukup Antara 0,21r0,40 : rendah

Antara 0,00r 0,20 : sangat rendah

3) Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Untuk mengukur indeks kesukaran soal digunakan rumus sebagai berikut.

P =

JS B


(60)

45 Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria Harga P adalah sebagai berikut. Antara0,00P0,30: sukar

Antara0,31 P0,70: sedang

Antara0,71 P1,00: mudah (Arikunto, 2003 : 212).

Dalam hal ini soal yang dipilih adalah soal dengan tingkat kesukaran sedang yaitu antara0,31P0,70.

4) Daya Beda

Daya pembeda adalah kemamapuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Cara menentukan daya pembeda yaitu dengan rumus sebagai berikut.

D = A B

B B A A

P P J B J

B

Keterangan:

J = jumlah peserta tes D = daya beda

JA = banyaknya peserta kelompokatas JB = banyaknya peserta kelompok bawah


(61)

46 BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria harga D adalah sebagai berikut: Antara 0,00 D0,20 : jelek Antara 0,21 D0,40 : cukup

Antara 0,41 D1,00 : baik sekali (Arikunto, 2003 : 213).

5. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar aktif, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif. a. Cara Pengumpulan Data

1) Dokumenter

Metode dokumenter digunakan untuk mengetahui dan mendapatkan daftar nama siswa dari kelas XI IPS SMA PGRI 2 Marga Tiga.

2) Tes

Tes digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa setelah melakukan pembelajaran ekonomi pokok bahasan Laporan keuangan dengan model pembelajaran ekonomi praktik langsung dengan media aplikasi Microsoft excel, baik pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3.


(62)

47 3) Lembar kerja

Lembar kerja berupa langkah-langkah untuk memahami konsep laporan keuangan dengan model pembelajaran ekonomi praktik langsung dengan media aplikasi Microsoft excel yang diberikan siswa pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3.

4) Evaluasi dan observasi

Pengamatan dilakukan pada tiap siklus. Pengamatan siklus 1 dipakai untuk tindak lanjut pada siklus 2 dan referensi sikles 2 digunakan untuk direferensikan pada silkus 3.

b.Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.


(63)

48 Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sebagai berikut.

1) Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan sebagai berikut.

N X X

Keterangan : X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa

2) Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut. % 100 . . . x Siswa belajar tuntas yang Siswa P

3) Motivasi siswa dalam proses belajar akuntansi dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar ekonomi akuntansi. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi, tinggi, sedang dan rendah.


(64)

49 4) Implementasi penggunaan aplikasi Excel dalam menyelesaikan laporan keuangan akuntansi dengan menganalisis tingkat keberhasilan implementasi penggunaan aplikasi Excel dalam menyelesaikan laporan keuangan akuntansi kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.

6. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat dari siklus ke siklus.


(1)

49 4) Implementasi penggunaan aplikasi Excel dalam menyelesaikan laporan keuangan akuntansi dengan menganalisis tingkat keberhasilan implementasi penggunaan aplikasi Excel dalam menyelesaikan laporan keuangan akuntansi kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.

6. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat dari siklus ke siklus.


(2)

72

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dalam upaya meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa siklus I, II dan III untuk kehadiran siswa 100%, siswa yang bertanya pada siklus I sebanyak 5 siswa (20,83%), siklus II sebanyak 11 siswa (45,83%) dan siklus III sebanyak 15 siswa (62,50%), siswa yang menjawab pertanyaan pada siklus I sebanyak 7 siswa (29,16%), siklus II sebanyak 13 siswa (54,17%) dan siklus III sebanyak 20 (83,33%), dan siswa yang memberikan argumen pada siklus I sebanyak 4 siswa (16,67%), siklus II sebanyak 9 siswa (37,50%), dan siklus III sebanyak 11 (45,83%). Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan program Microsoft Excel untuk menyelesaikan laporan keuangan akuntansi dapat meningkatkan motivasi siswa secara keseluruhan yang berjumlah 25 siswa. Keberhasilan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan program Microsoft Excel untuk menyelesaikan laporan keuangan akuntansi, yaitu dengan upaya guru memberikan penjelasan dan arahan yang mudah diterima oleh siswa serta menarik. Sehingga


(3)

langkah-73 langkah yang dilakukan dalam penggunaan program Microsoft Excel untuk menyelesaikan laporan keuangan akuntansi akan lebih mudah diterima oleh siswa.

2. Hasil belajar siswa mulai siklus I sampai dengan siklus III, yaitu siklus I hanya sejumlah 12 orang siswa atau 50%, siklus II meningkat jadi 18 orang siswa atau 75% dan pada siklus III menjadi 25 orang siswa atau 100%. Berdasarkan ketiga siklus yang sudah dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas sudah berhasil, bahwa dengan menggunakan program Microsoft excel untuk menyusun laporan keuangan perusahaan jasa dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan. Keberhasilan penggunaan program Microsoft Excel untuk menyelesaikan laporan keuangan akuntansi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh upaya guru untuk meningkatkan motivasi siswa terlebih dahulu. Sehingga ketika motivasi siswa untuk menyelesaikan laporan keuangan akuntansi dengan menggunakan Microsoft Excel tinggi maka diharapkan hasil belajarnya juga tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan ditingkatkan oleh guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas agar siswa lebih aktif, kreatif, dan tercipta suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, sebagai berikut.


(4)

74 1. Guru harus mencoba proses belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran yang bervariasi, dan meninggalkan proses pembelajaran model lama yang konvensional.

2. Guru harus menguasai model pembelajaran berbasis tekhnologi dan mampu menerapkannya dalam proses belajar mengajar, untuk menghindari pembelajaran monoton dan kurang bervariasi agar siswa tidak merasa jenuh dan malas belajar.

3. Guru harus menguasai materi pembelajaran dengan baik serta mampu menjelaskan pokok bahasan dengan lugas, agar siswa cepat mengerti dan memahami pesan yang terkandung dalam materi yang dibahas tersebut. 4. Guru harus memiliki dan menguasai keterampilan dasar seperti:

penguasaan dasar teknologi, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan alasan, keterampilan melakukan variasi belajar, kemampuan menjelaskan yang efektif, kemampuan mengelola waktu belajar, keterampilan membuka dan menutup pelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta. 243 hlm.

Ardhana, Wayan. 1985. Pokok-pokok Jiwa Umum. Usaha Nasional, Surabaya. 197 hlm.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta. 182 hlm.

Darsono, Max. 2001. Belajar dan Pembelajaran. IKIP Semarang, Semarang. 142 hlm.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas, Jakarta. 260 hlm.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta. 186 hlm.

Kock, Heinz . 1991. Saya Guru Yang Baik, Kanisius. Yogyakarta. 164 hlm.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Rajawali, Jakarta. 241 hlm.

Maslow, Abraham H. 1994. Motivasi dan Kepribadian 1 (Teori Motivasi Dengan Pendekatan Hirearki Kebutuhan Manusia). PT PBP, Jakarta. 303 hlm. Muhaimin. 1996. Strategi belajar mengajar. Surabaya. CV. Citra Media Karya

Anak Bangsa, Jakarta. 241 hlm.

Mulyadi. 2010. Hubungan antara Motivasi dan Intelegensi dengan Prestasi, FT IAIN, Jakarta. 198 hlm.

Nasution. 2009. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jemmars, Bandung. 151 hlm Nurkencana W dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Usaha Nasional,

Surabaya. 276 hlm.


(6)

76 Ritonga dan Yoga Firdaus. 2004. Ekonomi/Akuntansi SMA Jilid 2. Phibeta,

Jakarta. 192 hlm.

Rusyan, Tabrani. 1984. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. CV. Remaja, Surabaya. 231 hlm.

Sardiman A.M. 1992. Interaksi dan Motivasi belajar dan Mengajar, CV Rajawali. Jakarta. 312 hlm.

Slameto. 2000. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta. 231 hlm.

Shvoong. 29 Januari 2011. Diperoleh tanggal 19 Juni 2012. Prinsip Belajar dan

Prinsip Mengajar Siswa SMA. http://id.shvoong.com/social-sciences

/education/2108900- prinsip-prinsip-belajar-mengajar/.

Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Wacana Prima, Bandung. 172 hlm.

Suryabrata, Suryadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Rajawali Press, Jakarta. 201 hlm.

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. Wacana Prima, Bandung. 232 hlm.

Tadjab MA. 1994. Ilmu Pendidikan. Karya Abditama, Surabaya. 210 hlm.

Usman, Moh Uzar. 2002. Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 253 hlm.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

1 12 12

PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 15 76

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 69

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 81

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ICT DAN METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAY TENONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 56

PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 25 83

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

0 23 91

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

0 9 69

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 52 99

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI SISWATENTANG METODE MENGAJAR GURU MELALUI MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 101