PENGARUH METODE BELAJAR RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 1 KOTAAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

(1)

ABSTRAK

PENGARUH METODE BELAJAR RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPA

SMA 1 NEGERI 1 KOTAAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Oleh Julianto

Perkembangan metode pembelajaran di sekolah saat ini terus mengalami kemajuan. Kemajuan dibidang pembelajaran pada akhirnya memberikan dampak pada proses belajar mengajar. Dampak perkembangan tersebut dapat terlihat dengan banyaknya metode-metode pembelajaran baru yang diterapkan guru. Metode-metode pembelajaran ini bertujuan agar pembelajaran di sekolah dapat menjadi lebih menarik dan memiliki hasil yang lebih maksimal. Salah satu metode pembelajaran tersebut adalah metode belajar resitasi.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ‘Apakah metode belajar resitasi

berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014?

Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian pretes-postest control grup desain. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, yang kemudian diberi pretest

untuk mengetahui keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya setelah diketahui hasil dari pretest dua kelompok tersebut, maka pada kelas eksperimen diberikan perlakuan (X), sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan (X).

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh metode belajar resitasi terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014 dapat diketahui bahwa metode belajar resitasi memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014.


(2)

PENGARUH METODE BELAJAR RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPA

SMA NEGERI 1 KOTAAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Oleh

Julianto

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekon Sanggi pada tanggal 05 Juli 1991. Merupakan anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Ishak dan Ibu Asimah. Pendidikan yang telah diselesaikan oleh penulis adalah:

Pada tahun 1997 penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Sanggi Kec. Wonosobo Kab. Tanggamus selesai pada tahun 2003, selanjutnya penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Wonosobo yang terletak di Pekon Sanggi Kec. Wonosobo Kab. Tanggamus, dan selesai pada tahun 2006, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kotaagung selesai pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP UNILA). Tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jakarta. Kemudian tahun 2012 penulis melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP PGRI 4 Labuhan Ratu Lampung Timur yang terintegrasi dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dusun Tansmigrasi Pramuka (Transpram) Desa Rajabasa Lama II Kec. Labuhan Ratu Kab. Lampung Timur.


(7)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap alhamdulillahirobbil’alamin, syukur kepada Allah SWT. yang tak terhingga atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014” ini. Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan karya sederhana ini untuk :

1. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Ishak dan ibunda Asimah yang telah mendidik, membesarkan dan selalu menyayangiku serta tak henti-hentinya selalu berdoa untuk keberhasilanku dalam setiap sujud lima waktunya ; 2. Kakak-kakakku tersayang Mas’an, Susilawati, Heryani, dan Iskandarsyah

dan keponakan-keponakanku tercinta ; Muhammad Chairul Fahmi, Muhammad Fadli Azizi, Zahwa, Rama, dan Raisya.

3. Para pendidikku, Guru-guru dan Dosen-dosenku yang telah

mengajarkanku banyak hal tentang kepribadian, ilmu, iman dan pengetahuan;


(8)

MOTTO

Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya

(Ali bin Abi Tholib ra.)


(9)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan segala bentuk kerendahan hati, penantian panjang dan perjuangan yang selalu dihiasi dengan pasang surutnya sebuah semangat demi sebuah harapan dan tanggung jawab untuk mengemban amanah dari orang-orang yang selalu merindukan keberhasilanku, maka tidak ada kata yang pantas yang patut penulis ucapkan kecuali ucapan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya tulis ini, yang berjudul “Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1

Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014”pada Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP UNILA). Tetesan keringat dari setiap perjuangan yang melelahkan, demi keinginan melihat orang-orang yang terkasih tersenyum bahagia karena kesuksesan, selalu kujadikan motivasi untuk melanjutkan harapan walau tak jarang pasang surut semangat dan rasa penat itu selalu ada. Hadirnya, sahabat-sahabat dan mengenal banyak orang dengan keberagamannya membuat cerita hidup ini semakin indah, dan ini adalah sebuah anugerah terindah dalam hidup penulis.


(10)

Penulis menyadari akan segala bentuk keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Hi. Maskun, M.H., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Hi. Tontowi Amsia, M.Si., Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus Pembimbing Akademik (PA) penulis dan pembimbing skripsi pertama yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik,


(11)

saran, motivasi, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Drs. Syaiful M., M.Si., Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus sebagai Pembimbing kedua yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, motivasi, dan nasihat serta ilmu yang sangat bermanfaat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi ini.

9. Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus sebagai pembahas utama, terimakasih atas kesediaannya, serta saran dan kritiknya dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Bapak Drs. Wakidi, M.Hum., Bapak Drs. Hi. Ali Imron, M.Hum., Bapak

M. Basri, S.Pd., M.Pd., Bapak Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., Bapak Dr. Henry Susanto, M.Si., Ibu Dr. Risma Margaretha Sinaga, M.Hum., serta Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd., M.Hum. sebagai dosen Pendidikan Sejarah FKIP Unila yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah.

11.Bapak Drs. Muhammad Yusuf, Kepala SMA Negeri 1 Kotaagung yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitan, memberi bantuan dan saran dalam melaksanakan penelitian skripsi ini.

12.Ibu Diana Ekawati, S.Pd., Guru mata pelajaran sejarah SMA Negeri 1 Kotaagung yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing,


(12)

memberi arahan, dan motivasi kepada penulis selama melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Kotaagung.

13.Teman-teman yang saya banggakan dan saya sayangi pendidikan Sejarah FKIP UNILA angkatan 2009: Guskannur, Khatmi Fadilah, Sobri, Charles, Ardi Yudhistira, Eni Samiasih, Putu Maryanto, Adi Sanjaya. Terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman-pengalaman berharga selama mengikuti perkuliahan.

14.Rekan-rekan KKN dan PPL Kecamatan Labuhan Ratu; Decky Saputra, Cinde Futriyah, Yulia Florentina, Devi, Risdianto Farahat, Ayu Nurjannah. Terimakasih atas pengalaman yang penuh perjuangan selama tiga bulan yang telah menginspirasiku.

15.Seluruh Kakak tingkat angkatan 2006, 2007, 2008 dan Adik tingkat angkatan 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014

16.Sahabat dan saudaraku pengurus BEM FKIP 2011/2012.

17.Pengurus FOKMA Sejarah 2011/2012, serta kakanda dan ayunda HMI Komisariat KIP Unila: Amerza Fransiska, Reki Fahlevi, Aas Lailah, Esti Wulandini, Siti Nurfitriana, Umar Sabiring, Wiwid Ferdiawan, Ginanjar Saputro, Aditya Murdani, Ikhwan Nurhakim, Jeni Firawan, Heri Setiawan, Sagita Markawira, terima kasih selalu memberiku insipirasi dan motivasi selama menempuh studi.

18.Adek-adek SMA Negeri 1 Kotaagung, terima kasih atas partisipasinya dalam proses pembelajaran dan penelitian saya, semoga kita dapat meraih cita-cita kita semua kelak, aamiin.


(13)

19.Semua pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini, terima kasih atas segalanya, semoga kita semua mendapat jalan yang diridhoi Allah SWT.

Semoga ALLAH SWT kelak memberikan tempat yang mulia kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. Penulis sadar akan segala bentuk keterbatasan yang ada, namun besar harapan penulis bahwa untaian goresan-goresan tinta sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin

Wassalamu`alaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, 2015 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... ... 5

C. Pembatasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah... ... 6

E. Tujuan Penelitian, Kegunaan dan Ruang Lingkup ... 6

E.1. Tujuan Penelitan ... 6

E.2. Kegunaan Penelitian... 6

E.3. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Konsep Pembelajaran ... 8

2. Konsep Metode Belajar Resitasi... 10

3. Konsep Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 13

B. Penelitian Yang Relevan ... 16

C. Kerangka Pikir. ... 18

D. Paradigma ... 20

E. Hipotesis ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

C. Desain Penelitian ... 23

D. Populasi dan Sampel ... 24

1. Populasi... ... 24

2. Teknik Pengambilan Sampel ... 25

3. Sampel ... 26


(15)

1. Variabel Penelitian ... 27

2. Definisi Operasional ... 28

F. Data Penelitian ... 29

G. Teknik Pengumpulan Data ... 30

a. Tes ... 30

b. Observasi ... 30

c. Dokumentasi ... 31

d. Kepustakaan ... 31

H. Langkah-langkah ... 31

I. Instrumen Penelitian ... 32

J. Uji Alat Ukur ... 33

1. Uji Validitas ... 33

2. Uji Reabilitas ... 34

3. Tingkat Kesukaran ... 36

4. Daya Pembeda ... 37

K. Uji Analisis Data ... 38

1. Uji Normalitas ... 39

2. Uji Kesamaan Dua Varian (Homogenitas) ... 39

L. Teknik Analisis Data ... 40

a. Uji Hipotesis ... 41

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Kotaagung ... 43

2. Visi Misi SMA Negeri 1 Kotaagung ... 45

a. Visi Sekolah ... 45

b. Misi Sekolah ... 45

3. Tujuan Sekolah ... 47

B. Keadaan SMA Negeri 1 Kotaagung ... 49

1. Personil Sekolah ... 50

2. Proses Pembelajaran ... 50

3. Sarana dan Prasarana ... 50

4. Kegiatan Ekstra Kurikuler ... 51

5. Situasi Pengelolaan Kelas ... 52

C. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 53

D. Deskripsi Data... 56

1. Pretest Hasil Belajar Sejarah Siswa ... 56

2. Posttest Hasil Sejarah Belajar Siswa ... 57

3. Data Gain Hasil Belajar Sejarah Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 59

4. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ... 60

E. Analisis Data ... 61

1. Uji Normalitas ... 61

2. Uji Homogenitas ... 62

F. Uji Hipotesis ... 63


(16)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………. ... 69 B. Saran ………. ... 70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Taksonomi Bloom ... 15

2.1. Desain penelitian pretest-postest control group design ... 24

2.2 Jumlah anggota populasi ... 25

2.3 Sampel penelitian ... 27

2.4 Koefisien validitas tes ... 34

2.5 Koefisien realibilitas tes ... 36

2.6 Interpretasi nilai tingkat kesukaran ... 37

2.7 Interpretasi nilai daya pembeda ... 38

2.8 Klasifikasi gain (n) ... 41

3.1 Daftar nama-nama kepala sekolah ... 44

3.2 Keadaan siswa SMA Negeri 1 Kotaagung ... 49

3.3 Distribusi frekuensi pretest hasil belajar sejarah siswa kelas kontrol .... 56

3.4 Distribusi frekuensi pretest hasil belajar sejarah siswa kelas eksperimen ... 57

3.5 Distribusi frekuensi postest hasil belajar sejarah siswa kelas kontrol ... 58

3.6 Distribusi frekuensi postest hasil belajar sejarah siswa kelas eksperimen ... 58


(18)

3.7 Distribusi frekuensi gain hasil belajar sejarah siswa kelas kontrol ... 59

3.8 Distribusi frekuensi gain hasil belajar sejarah siswa kelas eksperimen ... 60

3.9 Rekapitulasi perbandingan rata-rata ... 60

3.10 Uji normalitas data pretest ... 61

3.11 Uji normalitas data postest ... 62

3.12 Uji normalitas data n (gain) ... 62

3.13 Nilai varians untuk distribusi data postest ... 63

3.14 Hasil uji perbedaan dua rata-rata data postest ... 65


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

C.1. Uji Validitas Instrumen C.2. Uji Reabilitas Instrumen

C.3. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda

C.4. Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol C.5. Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen C.6. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

C.7. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen C.8. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol C.9. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen C.10. Uji Normalitas Gain Posttest Kelas Kontrol C.11. Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen

C.12. Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen C.13. Uji Mann Whitney

C.14. Uji Beda Dua Rata-Rata

C.15. Indikator Pencapaian Kognitif Siswa 18. Tes Kemampuan Awal

19. RPP

20. Tes Kemampuan Akhir

21. Rencana Judul Penelitian Kaji Tindak/Skripsi 22. Izin Penelitian Pendahuluan

23. Izin Penelitian


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pengajaran dan atau pelatihan adalah proses, cara, perbuatan mengajar atau melatih (Depdiknas, 2008: 353). Dalam kehidupan sehari-hari, proses tersebut kita kenal dengan sebutan belajar-mengajar.

Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar dapat dilihat dari nilai yang diperolehnya selama kurun waktu tertentu yang diberikan oleh guru melalui mekanisme penilaian yang telah ditetapkan, misalnya dengan menggunakan cara ujian tertulis. Dengan kalimat lain, nilai hasil belajar tersebut merupakan salah satu parameter yang dapat dilihat untuk mengetahui seberapa berhasilnya siswa dalam kegiatan proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Tinggi maupun rendahnya hasil belajar siswa tidak semata-mata hanya ditentukan oleh usaha siswa itu sendiri melalui kegiatan belajar yang intens, melainkan juga ditentukan oleh kemampuan gurunya dalam menyampaikan pembelajaran. Artinya, upaya siswa untuk memahami materi pembelajaran harus diimbangi dengan kemampuan memadai yang dimiliki oleh guru


(21)

2

pengampu dalam hal menyampaikan materi pembelajaran tersebut. Semakin bagus penyampaian yang dilakukan seorang guru, akan semakin besar tingkat pencapaian pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan, begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung Ibu Diana Ekawati, S.Pd., pada saat penelitian pendahuluan tanggal 27 Februari 2014, diketahui bahwa pembelajaran sejarah yang dilakukan selama ini masih didominasi oleh pembelajaran dengan metode konvensional dan diskusi kelompok. Guru menjelaskan materi dan setelah menjelaskan dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Sementara itu, hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa kelas X IPA, diketahui bahwa pelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap kurang menarik. Para siswa menginginkan pembelajaran dengan suasana belajar yang baru agar materi pelajaran yang diajarkan oleh guru lebih menarik, memotivasi, dan mudah dipahami.

Diduga, rendahnya hasil belajar ranah kognitif siswa tersebut disebabkan oleh Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum bervariasi. Guru yang mengajarkan materi pembelajaran tersebut masih dominan menerapkan Model pembelajaran konvensional. Murid kurang dilibatkan dalam pelaksanaan peroses belajar mengajar sehingga menyebabkan murid kurang aktif dalam mengikuti materi pembelajaran. Keadaan demikian, dikarenakan guru belum mampu menerapkan pendekatan / strategi / metode / teknik / taktik pembelajaran yang relevan. Sebagaiamana diungkapkan oleh Kokom Komalasari bahwa pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau


(22)

3

proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik / pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Kokom Komalasari, 2011:3).

Lebih lanjut diungkap oleh Kokom bahwa pada hakikatnya pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran. Pembelajaran juga dapat dipandang sebagai suatu proses yang merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut meliputi :

1. Persiapan, dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan, semester dan penyusunan persiapan mengajar antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasi.

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengaju pada persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Pada tahapan ini, strukur dan situasi pembelajaran yang diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru, persepsi dan sikapnya terhadap siswa.

3. Menindak lanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan

pascapembelajaran ini dapat berbentuk pengayaan, dapat pula berupa pemberian layanan remidial teaching bagi siswa yang kesulitan belajar.


(23)

4

Sesuai dengan hakikat pembelajaran di atas, maka dalam proses pembelajaran diharapkan siswa dapat mempengaruhi hasil akhir yang maksimal. Salah satunya adalah dengan penerapan strategi-strategi dan metode-metode pembelajaran yang bisa mempengaruhi hasil belajar siswa.

Guru perlu menerapkan suatu strategi pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir dan bertindak siswa secara optimal.salah satu strategi yang bisa digunakan adalah dengan mengggunakan metode-metode pembelajaran yang relevan. Ada banyak jenis metode pembelajaran. Beberapa diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Zainal Aqib dalam dalam bukunya yang berjudul Metode-metode dan model-model pembelajaran.

Metode-metode tersebut adalah; a) metode ceramah (Lecture), b) metode Demonstrasi, c) metode tanya jawab, d) metode penampilan, e) metode Diskusi, f) metode studi Mandiri, g) metode pembelajaran terprogram, h) metode Latihan bersama teman, i) metode Simulasi, j) metode metode pemecahan masalah, j) metode studi kasus, k) metode insiden, l) metode praktikum, m) metode proyek, n) metode bermain peran, o) metode seminar, q) metode simposium, r) metode metode tutorial, s) metode deduktif, t) metode induktif, u) metode pemberian tugas atau resitasi, p) metode kerja kelompok, w) metode penemuan, x) metode sumbang saran, y) metode inquiri, z) metode karya wisata, aa) metode penyajian lapangan, bb) metode penyajian secara sistem regu, cc) metode mengajar dengan penggunaan komputer, dd) metode Andragogi. (Zainal Aqib. 2013 :117)

Metode resitasi adalah metode pemberian tugas dalam bentuk daftar pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi yang perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran tertentu seperti yang dikatakan Zainal Aqib.

Metode resitasi adalah pemberian tugas dalam bentuk daftar pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi yang perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran tertentu.


(24)

5

dapat juga berupa berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain serta dapat ditugaskan untuk mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu mengadakan sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen (Zainal Aqib, 2013 : 117).

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kotaagung penerapan metode resitasi diduga menjadi relevan saat ini melihat faktor jam belajar yang semakin sedikit karena bertambahnya jumlah mata pelajaran yang diberikan kepada siswa khususnya kelas IPA. Karena teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap dengan melaksanakan latihan-latihan, mengerjakan tugas. Hal ini agar pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi (Zainal Aqib, 2013:177).

Maka, berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian yang berjudul ” Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014

2. Bagaimana Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014


(25)

6

3. Bagaimana Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah pada “Bagaimana Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Pembelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung 2013-2014

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Metode Belajar Resitasi Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014?

E. Tujuan Penelitian, Kegunaan dan Ruang Lingkup E.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014.

E.2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai pengembangan disiplin ilmu, berupa penyajian informasi ilmiah untuk penelitian berikutnya.


(26)

7

b. Sebagai referensi disiplin ilmu, berupa penyajian informasi ilmiah untuk penelitian berikutnya.

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas terutama bagi pihak-pihak potensial yang terkait yaitu guru dan seluruh komponen pengelola X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung.

E.3. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah pendidikan, khususnya pendidikan sejarah, karena yang akan dilihat hasil belajarnya pada mata pelajaran sejarah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung. Sementara Objek dalam penelitian ini adalah pengaruh metode resitasi dalam meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014.


(27)

8

REFERENSI

Depdiknas. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Tatap Muka Penugasan

Terstruktur dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur.

Kokom Komalasari. 2011. Pembelajaran Konstekstual. Bandung: Refika Aditama Zainal Aqib. 2013. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovaif). Bandung: Yrama Widya


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep atau generalisasi-generalisasi yang akan dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini antara lain :

1. Konsep Pembelajaran

Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik / pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik / pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Komalasari, 2011: 3).

Pembelajaran atau pengajaran menurut Sardiman, adalah upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi siswa. (Sardiman, 2011: 48). Pengertian pembelajaran seperti ini memberikan petunjuk bahwa fungsi pokok pengajar itu adalah menyediakan kondisi yang kondusif sedang yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah siswanya, dalam upaya menemukan dan dan memecahkan masalah. Konsep


(29)

9

mengajar seperti ini memberikan indikator bahwa pembelajarannya lebih bersifat pupil centered.

Menurut Trianto, Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, (Trianto, 2009 : 17). Sedangkan, menurut Zainal Aqib Pembelajaran adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran secara efektif dan efesien yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Zainal Aqib, 2013 : 67).

Pendapat lain menyatakan, Pembelajaran adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Hamalik, 2004: 27). Pada bagian yang sama beliau juga mengemukakan bahwa, ”pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya”. Dari pendapat di atas belajar dikatakan proses, karena adanya usaha untuk mangadakan perubahan dalam diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Menurut Hakim, Pembelajaran adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut di tempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, sikap, pemahaman, daya pikir dan pengetahuan”. Segala kegiatan belajar yang dilakukan seseorang yang berupa kegiatan mendengarkan, merenungkan, menganalisa, berpikir, membandingkan, menghubungkan, dan menyimpul dengan demikian dia akan berubah kedalam kualitas dan kuantitas yang lebih baik.


(30)

10

Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, pertama pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran / alat peraga, pengoragisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan). Kedua pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar.

Proses dalam pembelajaran menurut Kokom Komalasari (2010: 3) proses tersebut meliputi : (1). Persiapan, dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan pengajaran (lesson plan) berikut penyiapan perangkat kelengkapannya, antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasi. Persiapan pembelajaran juga mencakup kegiatan guru untuk membaca buku-buku atau media cetak lainnya, yang akan disajikan kepada para siswa dan mengecek jumlah dan kebermanfaatan alat peraga yang akan digunakan. (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini, struktur dan situasi pembelajaran yang diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru, persepsi dan sikapnya terhadap siswa. (3) menindak lanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegitan pasca pembelajaran ini dapat berbentuk enrichmen (pengayaan), dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang kesulitan belajar.

Dari konsep diatas jelas terlihat bahwa pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”.

2. Konsep Metode Belajar Resitasi

Metode pembelajaran Resitasi adalah suatu Metode mengajar dimana siswa membuat resume sendiri dengan kalimatnya sendiri. hal ini dikondisikan agar


(31)

11

siswa memiliki pemahaman yang bersifat long term memory. tujuan utama dari metode ini, yaitu siswa mampu mencurahkan segala idenya melalui tulisannya sendiri berdasarkan pengetahuan dan pemahamannya yang didapat dari proses pembelajaran didalam kelas.

Metode resitasi adalah pemberian tugas dalam bentuk daftar pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi yang perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran tertentu. dapat juga berupa berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain serta dapat ditugaskan untuk mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu mengadakan sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen. (Zainal Aqib:2013)

Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memilki hasil belajar yang lebih mantap. Oleh karena itu, siswa melaksanakan latihan-latihan, selalu melaksanakan tugas. Hal ini agar pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Senada dengan pernyataan diatas Djamarah dan Zain, mengemukakan bahwa metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

Tugas yang dilaksanakan siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan atau dimana saja.

Resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas dari itu. Resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. (Djamarah dan Zain : 2010)

Adapun langkah-langkah metode resitasi menurut Subana, adalah : 1. Mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai dengan tugas itu.

2. Memberikan tugas yang cukup jelas dipahami siswa sehingga mereka tidak perlu bertanya-tanya lagi.

3. Mengontrol apakah tugas dikerjakan dengan baik, apakah dikerjakan oleh siswa sendiri atau oleh orang lain.


(32)

12

4. Mengevaluasi hasil siswa untuk menumbuhkembangkan semangat kerja yang lebih luas.

Langkah-langkah pembelajaran metode resitasi

1. Mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai dengan tugas itu. 2. Memberikan tugas yang cukup jelas dipahami siswa sehingga mereka tidak perlu bertanya-tanya lagi.

3.Mengevaluasi hasil siswa untuk menumbuhkembangkan semangat kerja yang lebih luas. (Subana : 1995)

Kemudian fase-fase dalam pemberian tugas tersebut menurut Djamarah dkk, hendaknya mempertimbangkan

1. Tujuan yang akan dicapai;

 Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut

 Sesuai dengan kemampuan siswa

 Ada petunjuk/ sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa

 Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. 2. Fase pelaksanaan tugas, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

 Diberikan bimbingan/ pengawasan oleh guru

 Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

 Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain

 Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematis.

3. Fase mempertanggungjawabkan tugas. Hal yang harus dikerjakan pada fase ini yaitu:

 Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya

 Ada tanya jawab/diskusi kelas

 Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun dengan non tes atau cara lainnya. Rancangan penilaian yang ditetapkan harus menjadi tolak ukur kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan resitasi (Djamarah, dkk : 2010)

Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes/ ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat/ mengerjakan latihan-latihan


(33)

13

yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Sesuai prinsip di muka, jelas mengerjakan tugas itu mempengaruhi hasil belajar. Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlu mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Menghadapi tugas/ ujian perlu dilaksanakan cara-cara belajar yang baik, seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 89) sebagai berikut.

1. Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir menjelang tes (semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya). 2. Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur

sehari atau dua hari sebelumnya.

3. Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang

sedang dipelajari kembali itu.

4. Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah

dikerjakan.

5. Peliharalah kondisi kesehatan.

6. Konsentrasikan seluruh pehatian terhadap tugas yang akan

ditempuh.

7. Siapkanlah segala alat/ perlengkapan-pelengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan syarat-syarat tertentu , bereskan seawal

mungkin (Slameto : 2003: 89)

Belajar dapat dilakukan dengan cara atau gaya yang dianggap sesuai dengan apa yang siswa anggap dapat memahami dan mengerti serta dapat menyerap materi secara optimal. Cara belajar itu bersifat individual (suatu cara yang tepat bagi seseorang belum tepat pula bagi orang lain) dalam arti yang berhubungan dengan aspek khusus tertentu. Misalnya, kebiasaan membaca, waktu belajar, dan hal lain yang bersifat teknis. Tetapi untuk sesuatu yang menyangkut metode umum, dapatlah dijumpai hal-hal yang dapat

dipraktekkan oleh siapapun.

3. Konsep Hasil Belajar Kognitif Siswa

Hasil belajar merupakan merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses


(34)

14

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 3). Jadi hasil belajar merupakan hasil pencapaian yang diperoleh siswa dan guru setelah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.

Menurut Sukmadinata, Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan semata-mata pelajaran yang ditempuhnya. (Sukmadinata : 2007: 102)

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar dapat dikatakan sebagai output dari suatu input seperti yang dikemukakan oleh A. J Romizowski bahwa hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sitem pemerosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi, sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance). Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik (Jihad dan Haris, 2008:14).

Lantas seperti apa bentuk hasil belajar tersebut, apakah hanya sebatas berubah dari tidak tahu menjadi tahu saja. Hamalik dalam Amali, menyatakan bahwa “Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan tingkah laku manusia yang terdiri dari sejumlah aspek”. Aspek tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam bagian-bagian tertentu yang disebut ranah. Tiga ranah yang dimaksud


(35)

15

adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. (Hamalik dalam Amali, 2001: 35).

Hal tersebut lebih terperinci lagi dijelaskan oleh Bloom dalam Dimyati (2002: 26), ada tiga ranah yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar, yaitu ;

a. Ranah Kognitif, terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah Afektif, terdiri dari lima perilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

c. Ranah Psikomotor, terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas (Bloom dalam Dimyati: 2002: 26).

Keenam aspek / kategori kognitif yang tersebut diatas tetap saja merupakan suatu hirarkis (berurutan dari yang terendah ke yang tertinggi), dari C1 hingga C6, sesuai dengan Taksonomi Bloom yang digambarkan dalam bentuk Piramida. Piramida Taksonomi Bloom yang dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Sumber : (Dimyati, 2002 : 26)

Penulis berpendapat bahwa setelah melaksanakan aktivitas belajar, siswa akan memperoleh sesuatu yang baru yang disebut hasil belajar. Hasil belajar yang

C1 C2 C3 C4 C5 C6


(36)

16

diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut dapat diteliti dan diukur secara terpisah dengan teknik dan instrumen yang berbeda. Sementara dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian tentang pengaruh dari salah satu metode pembelajaran yakni metode pembelajaran resitasi terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Kotaagung. Mengingat banyak aspek dari hasil belajar kognitif lebih mudah dicapai apabila pembelajaran menggunakan metode ini.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang menunjang penelitan ini adalah penelitian yang dilakukan Emiliah tahun 2011 yang berasal dari Universitas Lampung dengan judul “Penggunaan Metode Pembelajaran Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011”. Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian bertujuan (1) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ips di kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung melalui penggunaan metode pembelajaran pemberian tugas. (2) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan penggunaan metode pembelajaran pemberian tugas. Hasil penelitian, yaitu. Nilai rata-rata penguasaan materi pelajaran IPS siswa pada siklus I adalah sebesar 54,44 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 11 orang siswa (36,67%) atau dari 30 siswa terdapat 19 orang siswa (63,33%) yang belum mendapat nilai lebih dari sama dengan 65. Pada siklus II rata-rata penguasaan konsep materi IPS


(37)

17

siswa adalah sebesar 77,67 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 26 oraang siswa (86,67%) atau dari 30 siswa terdapat 4 siswa (13,33%) yang belum mendapat nilai lebih dari sama dengan 65.

Adapun penelitian yang hampir sama berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh A. Thamrin Nasier tahun 2011 yang berasal dari Universitas Lampung dengan judul “Penerapan Metode Pemberian Tugas Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa/I Kelas X Jurusan Akutansi Pada SMK PGRI 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011”. Jenis penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pemberian tugas terhadap prestasi belajar Akutansi pada siswa kelas X SMK PGRI 4 Bandar Lampung. Hasil penelitian yang diperoleh siswa yang mendapat nilai rata-rata pada siklus I sebesar 59,29, siklus II sebesar 60,14, sedangkan pada siklus III mendapatkan rata-rata 66,69, ini berarti bahwa siswa sebagai standar KKM sebesar 65 dari jumlah siswa 35 pada siklus III tercapai, dengan persentase 73,33% ini berarti sudah nampak peningkatan keberhasilan dengan penerapan metode pemberian tugas sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa/i kelas X pada SMK PGRI 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011.

Sementara itu yang akan dilakukan peneliti adalah penelitian dengan jenis penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh Metode Belajar Resitasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014” yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014.


(38)

18

C.Kerangka Pikir

Metode resitasi adalah suatu strategi pembelajaran dimana siswa dituntut untuk bekerja baik secara kelompok maupun perorangan dengan menggunakan kemampuan sebaik-baiknya terutama dalam hal mengingat dan pemahaman pembelajaran.

Dalam metode pembelajaran resitasi, terdapat beberapa tahapan yakni sebagai berikut :

1. Persiapan, yang dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan, semester dan penyusunan persiapan mengajar antara lain berupa instrumen soal dan alat-alat evaluasi setiap pertemuan.

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya.

3. Pelakukan pengawasan selama berlangsung aktivitas pembelajaran.

4. Menindak lanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan

pascapembelajaran ini dapat berbentuk pengayaan, dapat pula berupa pemberian layanan remidial teaching bagi siswa yang berkesulitan belajar.

Dari keempat tahapan proses pembelajaran diatas yang meliputi

persiapan/perencanaan, penerapan/pelaksanaan, kontrol/pengawasan dan tindak lanjut/evaluasi, diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar konitif siswa yang meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Atas dasar itulah, peneliti mengadakan penelitian tentang pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar sejarah siswa pada kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Bertindak sebagai variabel adalah penerapan pembelajaran melalui


(39)

19

metode pembelajaran resitasi (selanjutnya disebut X) dan sebagai varibel terikatnya adalah adalah hasil belajar (disebut Y).


(40)

20

D. Paradigma

Keterangan :

: Garis Pengaruh

Hasil Belajar Kognitif : 1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi Metode

Pembelajaran Resitasi


(41)

21

E. Hipotesis

Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto, adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002). Sedangkan menurut Sukardi, yang dimaksud dengan hipotesis adalah rumusan jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya dengan kegiatan penelitian dilapangan. (Sukardi : 2003)

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H0 :Metode belajar resitasi tidak berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif

siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014.

H1 : Metode belajar resitasi berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif

siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014.


(42)

22

REFERENSI

Komalasari. 2011. Model Pembelajaran Konstekstual. Bandung: Refika Aditama. Sardiman. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo

Kokom Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi /RAD. Refika Aditama.

Zainal Aqib.2013. model-model, media dan strategi pembelajaran konstekstual

(inovativ). Bandung: Yrama Widya.

Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta

Sukmadinata. 2007. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Jihad dan Haris. 2008. Evaluasi Belajar. Yogyakarta: Multi Media Hamalik dalam Amali. 2001. Pendekatan Baru Srategi Pembelajaran

Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


(43)

III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut Sumadi Suryabrata merupakan “suatu metode penelitian untuk mengetahui atau menyelidiki perbedaan dan pengaruh dua metode mengajar pada mata pelajaran tertentu di dalam kelas” (Sumadi Suryabrata, 2012:88). Sedangkan Sugiyono menyatakan bahwa di dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment) yang diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu, dengan demikian metode penelitian eksperimen adalah “sebuah metode yang digunakan untuk mencari pengaruh sebuah perlakuan tertentu terhadap objek-objek yang ingin diteliti dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono, 2013:107).

Penelitian ini akan membandingkan nilai pretest dan posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya data pretest dan posttest dari kedua kelas dianalisis untuk melihat ada tidaknya perbedaan atau pengaruh positif yang signifikan antara metode pembelajaran pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol.


(44)

23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kotaagung yang beralamatkan di Jalan Bhayangkara no. 77, Kotaagung, kode Pos 35384. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Oktober, yaitu pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014.

C. Desain Penelitian

Metode penelitian eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain. Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan jenis desain penelitian dengan metode pretest-posttest control group design. Dalam desain ini, Sugiyono menyatakan “bahwa terdapat dua kelompok yang dipilih secara

random, yang sebelumnya diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol” (Sugiyono, 2012:112). Selanjutnya setelah diketahui hasil dari pretest dua kelompok tersebut, maka pada kelas eksperimen diberikan perlakuan (X), sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan (X).

Setelah diberikan perlakuan atau treatment pada salah satu kelompok sampel (kelompok eksperimen) dilanjutkan dengan pemberian posttest pada kedua kelas atau kedua kelompok sampel yang digunakan. Pengaruh perlakuan disimbolkan dengan (O2-O1)-(O4-O3) dan selanjutnya untuk melihat pengaruh

perlakuan berdasarkan signifikansinya adalah dengan menggunakan uji statistik parametrik ataupun uji statistik nonparametrik. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.


(45)

24

Untuk lebih jelasnya tentang desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design

KELAS PRETEST PERLAKUAN POST-TEST

Eksperimen a1 Ex b1

Kontrol a2 C b2

Keterangan :

a1 =hasil pretest kelas eksperimen

a2 = hasil pretest kelas control Ex= penerapan metode resitasi C = pembelajaran konvensional

b1 = hasil posttest kelas eksperimen b2 = hasil posttest kelas kontrol

Sumber : (Sugiyono, 2013:112)

Tujuan dari penelitian eksperimen ini adalah untuk mengetahui dan menyelidiki ada tidaknya pengaruh dan hubungan sebab akibat suatu model atau metode mengajar yang dilakukan atau yang diujikan oleh peneliti dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok yang diujikan, yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok pada kontrol yang telah ditentukan.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah “semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel, baik berupa orang, barang, maupun peristiwa” (Komaruddin dalam Mardalis, 2009:53). Arikunto (2006:130), menyatakan bahwa populasi merupakan “keseluruhan subjek penelitian”. (Suharsimi Arikunto :2006:130), Sedangkan populasi menurut Sugiyono adalah “wilayah generalisasi yang


(46)

25

terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya berdasarkan kepentingan dalam penelitian” (Sugiyono, 2012:117).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung pada tahun pelajaran 2013-2014, seperti pada tabel berikut ini. Tabel 2.2. Jumlah anggota populasi

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. X IPA1 10 26 36 orang

2. X IPA2 11 25 36 orang

3. X IPA3 11 24 35 orang

4 X IPA4 10 26 36 orang

Jumlah 42 orang 101 orang 143 orang

Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014

Dari tabel di atas, diketahui bahwa yang menjadi populasi adalah siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun ajaran 2013-2014 yang terdistribusi dalam 4 (empat) kelas (dari kelas X IPA1 sampai kelas X IPA4) dengan

jumlah siswa sebanyak 143 orang siswa. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 42 orang siswa laki-laki dan 101 orang siswa perempuan.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Random Sampling. Dalam teknik Random Sampling ini, Mardalis menyatakan bahwa “tiap-tiap peneliti memperkirakan bahwa setiap sampel dalam populasi berkedudukan sama” (Mardalis, 2009:57), sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul prosedur


(47)

26

penelitian, “Teknik Random Sampling ini memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan untuk dipilih menjadi sampel” (Suharsimi Arikunto, 2006:134). Oleh karena itu, maka asumsi peneliti adalah setiap subjek sama dan memiliki kemampuan yang hampir seimbang, yaitu siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung.

Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara pengundian yang sebelumnya telah mengalami proses pemilihan. Hasil dari pengundian yang telah mengalami proses pemilihan tersebut merupakan sampel yang terpilih dan akan digunakan dalam penelitian.

3. Sampel

Sampel adalah “sebagian contoh yang diambil dari populasi” (Sudjana, 2005:6). Sedangkan menurut Mardalis, sampel merupakan “sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian” (Mardalis, 2009:55). Sugiyono menyatakan sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2012:118). Karena populasi dalam penelitian ini cukup banyak, dan peneliti memiliki keterbatasan waktu, tenaga, maupun biaya, maka peneliti menggunakan sampel dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(48)

27

Tabel 2.3. Sampel penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Keterangan

Laki-laki Perempuan

1. X IPA1 10 26 36 orang Eksperimen

2. X IPA2 11 25 36 orang Kontrol

Jumlah 21 orang 51 orang 72 orang

Sumber : Hasil pengolahan sampel yang dilakukan oleh peneliti

Dari tabel di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa sampel yang terpilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA1 dan siswa kelas X IPA2,

dengan siswa kelas X IPA2 sebagai kelas eksperimen yang mendapat

perlakuan dengan diajarkan menggunakan metode pembelajaran Resitasi dan siswa kelas X IPA1 sebagai kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan

dengan tidak diajarkan menggunakan metode pembelajaran tersebut, tetapi diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel menurut Sutrisno Hadi adalah “gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun dalam tingkatnya”(Hadi, 2001:224), sedangkan menurut Suharsimi Arikunto variabel merupakan “objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian” (Arikunto, 2006:118). Hatch dan Farhady menyatakan bahwa variabel merupakan “sebuah atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu

orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain” (Hatch dan Farhady:1981,dalam Sugiyono, 2012:60).


(49)

28

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel Independen yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab perubahan atau yang menyebabkan timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pengaruh metode belajar Resitasi pada pembelajaran sejarah. Sedangkan Variabel terikat adalah variabel dependen yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar kognitif siswa pada pembelajaran sejarah.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu cara untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut bersifat spesifik dan terukur. Agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk menguantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Definisi

operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Resitasi

pada kelas eksperimen yang merupakan suatu pembelajaran yang dilakukan dengan cara pemberian tugas dalam bentuk daftar pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi yang perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran tertentu. dapat juga berupa berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain serta dapat ditugaskan untuk


(50)

29

mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu mengadakan sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen.

Variabel bebas pada kelas kontrol dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode diskusi kelompok. Metode diskusi kelompok adalah sebuah metode mengajar atau cara belajar dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang bersifat problematik sesuai dengan taraf kemampuan untuk dibahas bersama-sama. Diskusi kelompok merupakan sebuah metode belajar dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2-5 orang atau lebih. Diskusi kelompok bertujuan untuk membahas permasalahan dengan cara bersama-sama di dalam kelompok.

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan berupa metode pembelajaran Resitasi. Hasil belajar dalam penelitian ini berupa nilai atau skor yang diperoleh oleh siswa setelah mengerjakan posttest berbentuk pilihan ganda pada materi pelajaran sejarah yang telah ditentukan.

F. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang terdiri dari:

1. Data awal berupa skor yang diperoleh melalui pretest sebelum memulai pembelajaran.

2. Data akhir berupa skor yang diperoleh melalui posttest yang dilakukan di akhir pembelajaran atau setelah pemberian treatment, dan


(51)

30

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari empat teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

a. Tes

Tes atau kuis merupakan “alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan” (Arikunto, 2011:52). Tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tes untuk menetukan atau mengukur hasil belajar siswa di bidang aspek kognitif siswa pada pembelajaran sejarah. Tes yang digunakan berupa pilihan ganda yang berjumlah 18 soal dan diadakan pada waktu yang telah ditentukan. Tes diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.

Tujuan utama diadakan tes untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan hasil belajar siswa di bidang aspek kognitif pada pembelajaran sejarah setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran di kelas dengan treatment atau perlakuan, yaitu dengan diajarkan menggunakan metode pembelajaran

Resitasi

b. Observasi

Observasi merupakan “suatu proses yang kompleks, yaitu suatu proses pengamatan dan ingatan” (Sutrisno Hadi, 1986). Untuk mendapatkan data yang relevan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik


(52)

31

observasi langsung. Teknik observasi langsung adalah sebuah teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung kepada objek-objek dalam penelitian. Observasi ini dilakukan selama peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Kotaagung.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan cara mencatat data yang sudah ada. Dokumentasi dilakukan dengan cara pengambilan data yang sudah ada, seperti: data siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung dan nilai-nilai tes siswa pada materi pelajaran sejarah sebelum menggunakan metode pembelajaran Resitasi

d. Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penulisan dalam penelitian ini, seperti : teori yang mendukung, konsep-konsep dalam penelitian, serta data-data pendukung yang diambil dari berbagai referensi.

H. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini terdiri dari beberapa langkah penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi awal untuk melihat kondisi lokasi atau tempat penelitian seperti: jumlah kelas, jumlah siswa, dan cara guru bidang studi mengajar.

2. Menentukan populasi dan sampel.

3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam

penelitian.


(53)

32

5. Membuat instrumen tes penelitian. 6. Melakukan perbaikan instrument tes.

7. Mengadakan tes awal (pretest) pada kedua kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol.

8. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada kedua kelas. 9. Mengadakan tes akhir (posttest) pada kedua kelas.

10. Menganalisis data.

11. Membuat kesimpulan.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2012:148). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengolah data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan hasilnya pun menjadi lebih baik, dalam artian menjadi lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga data lebih mudah diolah” (Arikunto, 2006:160).

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini adalah sebuah alat ukur yang digunakan peneliti dalam mengolah data ataupun mengukur sebuah gejala yang diamati, sehingga membantu peneliti dalam mengukur gejala yang diamati tersebut. Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang ditetapkan dalam sebuah penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa


(54)

33

pada aspek kognitif, yaitu tes hasil belajar siswa (nilai posttest) pada pembelajaran sejarah setelah diberikan perlakuan (treatment) yaitu diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran Resitasi sesuai dengan materi yang telah ditentukan.

Berdasarkan kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa yang dimaksud diatas, diketahui bahwa pokok bahasan dalam penelitian ini adalah tentang “Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia”. Jumlah item soal yang digunakan berjumlah 18 soal, dengan soal bertipe pilihan ganda dan dibedakan kategorinya dari tipe C1 Sampai dengan C6. Selanjutnya agar mendapatkan data yang akurat, maka instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik dan benar. Oleh karena itu, sebelum instrumen penelitian digunakan sebaiknya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, penghitungan tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir soal tes pada instrumen penelitian ini.

J. Uji Alat ukur 1. Uji Validitas

Pengertian validitas adalah “ukuran sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang telah diinginkan secara mantap dan sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur” (Suharsimi Arikunto, 2011:65), sedangkan menurut Oemar Hamalik, validitas merupakan “alat penilaian yang harus benar-benar mengukur apa yang hendak diukur” (Hamalik, 2005:157).


(55)

34

Karena instrumen test yang digunakan dalam bentuk pilihan ganda, maka untuk mengetahui tingkat validitas instrumen menggunakan uji korelasi poin biserial. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

r =

Keterangan:

r : koefisien korelasi poin biserial Mp: rerata skor untuk jawaban benar Mt : rerata skor total

St : standar deviasi skor total p : proporsi jawaban benar q : proporsi jawaban salah

(UjiKorelasi Poin Biserial: Pearson, dalam Suharsimi Arikunto,( 2011:72) Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas. Koefisien validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Besar koefisien yang dimaksud adalah sebagai berikut: Tabel 2.4. Koefisien Validitas tes

Koefisien Kualifikasi

0,91 - 1,00 0,71 - 0,90 0,41 - 0,70 0,21 - 0,40 Negatif - 0,20

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

Dengan alpa 5% maka diperoleh rtabel = 0,43 kriteria uji jika rhitung > rtabel maka

maka item dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu kata yang berhubungan dengan sebuah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang


(56)

35

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Menurut Suharsimi Arikunto, reliabilitas adalah “ketetapan suatu tes yang dapat diteskan pada objek yang sama, dan untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya harus melihat kesejajaran hasil” (Arikunto, 2011: 86), sedangkan Oemar Hamalik menyatakan reliabilitas “suatu alat evaluasi yang menunjukkan ketetapan hasil yang sama” (Hamalik, 2005:158).

Suatu alat ukur itu mempunyai reliabilitas, jika hasil pengukurannya dilakukan tidak jauh berbeda walaupun alat ukur tersebut diukur pada situasi lain, maksudnya adalah suatu objek yang di tes atau diujikan akan mendapat skor atau hasil yang sama bila tes uji tersebut diuji dengan alat uji yang sama pula. Oleh karena itu untuk mengetahui alat ukur dapat dikatakan reliabel ataupun tidak, maka sebelumnya harus dilakukan uji coba terlebih dahulu.

Salah satu rumus untuk menguji atau mengetahui reliabilitas suatu tes, adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

               

2

2 11 1 1 t b k k r   Keterangan : 11

r : koefisien reliabilitas instrumen (tes)

k : banyaknya item

2

b

 : jumlah varians dari tiap-tiap item tes 2

t

 : varians total

Taraf reliabilitas suatu tes butir soal dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut dengan koefisien reliabilitas. Untuk menentukan tingkat reliabilitas suatu alat ukur adalah dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:


(57)

36

Tabel 2.5. Koefisien Reliabilitas tes

Koefisien Kualifikasi

0,80 - 1,00 0,60 - 0,80 0,40 - 0,60 0,20 - 0,40 Negatif - 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Sumber : (Suharsimi Arikunto, 2006:195)

Instrumen tes dapat dikatakan mempunyai reliable yang baik, apabila nilai kriteria soal yang digunakan dalam instrumen antara 0,6 sampai dengan 1,00.

3. Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut:

TK = Keterangan:

TK: angka indeks kesukaran item

Np : banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul

N : jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar (Sudijono, 2008: 372).

Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran suatu butir soal dapat ditentukan dengan menggunakan kriteria indeks kesukaran yang dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini:


(58)

37

Tabel 2.6. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi

15 . 0 00

.

0 TK Sangat Sukar

30 . 0 16

.

0 TK Sukar

70 . 0 31

.

0 TK Sedang

85 . 0 71

.

0 TK  Mudah

00 . 1 86

.

0 TK Sangat Mudah

Sumber : Sudijono (2008: 372)

Untuk mengetahui instrumen yang digunakan dalam penilitian ini masuk dalam katagori sukar, sedang atau mudah untuk tiap-tiap item soal maka dilakukan uji tingkat kesukaran item soal.

4. Daya Pembeda

Sebelum menghitung daya pembeda, terlebih dahulu data diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil (20%, 27%, ataupun 33%) siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan (20%, 27%, ataupun 33%) siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Sudijono mengungkapkan bahwa menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

DP = PA - PB ; dimana PA= dan PB =

Keterangan:

DP: indeks diskriminasi satu butir soal

PA : proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal

yang diolah

PB : proporsi kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir soal

yang diolah


(59)

38

yang diolah

BB : banyaknya kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir

soal yang diolah

JA : jumlah kelompok atas

JB : jumlah kelompok bawah

(Sudijono, 2008: 389-390)

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera pada tabel berikut ini

Tabel 2.7. Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

Kurang dari 0,20 Buruk

0,20 - 0,40 Sedang

0,40 - 0,70 Baik

0,70 - 1,00 Sangat Baik

Bertanda negatif Buruk sekali

Sumber : Sudijono (2008:389)

K. Uji Analisis Data

Sebelum melakukan analisis uji kesamaan dua rata-rata terhadap data nilai

pretest, data nilai posttest, dan data gain, perlu dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. Apabila data berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistika parametrik, tetapi apabila data berdistribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistika nonparametrik.

Langkah-langkah analisis data sebelum uji kesamaan dua rata-rata atau perbandingan rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:


(60)

39

1. Uji Normalitas

Tahap lebih lanjut sebelum menganalisis data adalah melakukan uji normalitas pada data. Data di uji kenormalannya, apakah data kedua kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Chi Kuadrat. Adapun rumus yang digunakan adalah uji

Chi Kuadrat menurut Sudjana, yaitu sebagai berikut : a. Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Taraf signifikan : α = 0,05 c. Statistik uji

Keterangan: = frekuensi

= frekuensi yang diharapkan = banyaknya pengamatan d. Keputusan uji

Terima H0 jika χ2hitung≤ χ2tabel, dengan χ2 tabel (1-α) (k-3).

(Sudjana, 2005:273).

2. Uji Kesamaan Dua Varian (Homogenitas)

Uji kesamaan dua varian atau uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok siswa atau sampel yang berasal dari kedua kelompok tersebut dapat dikatakan bervarians sama (homogen) ataupun tidak.


(61)

40

Untuk menguji homogenitas varians dari dua kelompok data, maka peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

a) Hipotesis

H0 : σ12= σ22 (varians populasi homogen)

H1 : σ12≠ σ22 (varians populasi tidak homogen)

b) Taraf signifikansi: α = 0,1 c) Statistik uji:

Variansterkecil

terbesar Varians

Fhitung

d) Kriteria uji: tolak Ho jika Fhitung≥ F1/2α (v1,v2) dengan F1/2α (v1,v2) didapat

dari daftar distribusi F dengan peluang 1/2α , derajat kebebasan v1 dan v2

masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut. (Sudjana, 2005: 250).

L. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data hasil pretest dan posttest dari kedua sampel yang telah diberi perlakuan berbeda, maka dilanjutkan dengan menghitung data pencapaian atau gain. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan belajar siswa pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol.

n gain =

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi seperti pada tabel berikut ini:


(62)

41

Tabel 2.8. Klasifikasi gain ( g )

Besarnya g Interpretasi

g > 0.7 Tinggi

0.3 < g ≤ 0.7 Sedang

g ≤ 0.3 Rendah

(Sudjana, 2005:250)

a. Uji Hipotesis

Jika data normal dan homogen maka dapat dilanjutkan dengan melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji kesamaan rata-rata. Analisis data dengan menggunakan uji t, uji satu pihak yaitu pihak kanan. Uji ini juga digunakan pada analisis data tes akhir. Hipotesis:

: rata-rata skor posttest dalam kelompok eksperimen. : rata-rata skor posttest dalam kelompok kontrol.

Untuk menguji hipotesis menggunakan rumus :

Keterangan :

i

x : skor rata-rata tes awal dari kelas eksperimen

2

x : skor rata-rata tes awal dari kelas kontrol n1 : banyaknya subyek kelas eksperimen

n2 : banyaknya subyek kelas kontrol

2 1 2 1 1 1 1 n n s x x t   

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s dengan 2 1 1 2 1 : :       H Ho


(63)

42

Kriteria pengujian adalah dengan dk = (n1 + n2 – 2 ) dan taraf kepercayaan 5%

terima Ho jika t hitung < t tabel. (Sudjana, 2005: 24)


(64)

43

REFERENSI

Sumadi Suryabrata. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sugiyono.2013. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman 112

Suharsimi Arikunto. 2006. Pengelolaan Kelas dan Siswa Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Mardalis, 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

(Sugiyono.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Arikunto. 2006. Pengelolaan Kelas dan Siswa Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Suharsimi Arikunto. 2011. Pengelolaan Kelas dan Siswa Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Sudijono. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada . 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Halaman 389-390)

Sudjana, 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya .2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Halaman 250


(65)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh metode pembelajaran resitasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014 dengan kesimpulan dari tiap aspek diperoleh sebagai berikut:

1. Aspek pengetahuan pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 87,96 %, sementara untuk pembelajaran konvensional diperoleh peningkatan sebesar 81,48 %.

2. Aspek pemahaman pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 78,70 %, sementara untuk pembelajaran konvensional diperoleh peningkatan sebesar 68,52 %.

3. Aspek aplikasi pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 62,96 %, sementara untuk pembelajaran konvensional diperoleh peningkatan sebesar 60,19 %.

4. Aspek sintesis pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 69,44 %, sementara untuk pembelajaran konvensional diperoleh peningkatan sebesar 58,33 %.


(1)

Kriteria pengujian adalah dengan dk = (n1 + n2 – 2 ) dan taraf kepercayaan 5% terima Ho jika t hitung < t tabel.


(2)

43

REFERENSI

Sumadi Suryabrata. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sugiyono.2013. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta. Halaman 112

Suharsimi Arikunto. 2006. Pengelolaan Kelas dan Siswa Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Mardalis, 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

(Sugiyono.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Arikunto. 2006. Pengelolaan Kelas dan Siswa Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Suharsimi Arikunto. 2011. Pengelolaan Kelas dan Siswa Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Sudijono. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada . 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Halaman 389-390)

Sudjana, 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya .2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Halaman 250


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh metode pembelajaran resitasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014 dengan kesimpulan dari tiap aspek diperoleh sebagai berikut:

1. Aspek pengetahuan pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 87,96 %, sementara untuk pembelajaran konvensional diperoleh peningkatan sebesar 81,48 %.

2. Aspek pemahaman pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 78,70 %, sementara untuk pembelajaran konvensional diperoleh peningkatan sebesar 68,52 %.

3. Aspek aplikasi pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 62,96 %, sementara untuk pembelajaran konvensional diperoleh peningkatan sebesar 60,19 %.

4. Aspek sintesis pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 69,44 %, sementara untuk pembelajaran konvensional diperoleh peningkatan sebesar 58,33 %.


(4)

70

5. Aspek menganalisis pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 67,59 %, sementara untuk pembelajaran konvensional diperoleh peningkatan sebesar 66,67 %.

6. Aspek mengevaluasi pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 54,63 %, sementara untuk pembelajaran konvensional diperoleh peningkatan sebesar 41,67 %.

Berdasarkan kesimpulan dari enam aspek kognitif diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode belajar resitasi memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014.

B. Saran

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, saran yang dapat dikemukakan yaitu : 1. diharapkan guru dapat meningkatkan pencapaian kemampuan kognitif

siswa dengan menerapkan metode pembelajaran resitasi secara optimal. 2. diharapkan peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang metode

pembelajaran resitasi dapat mempertimbangkan waktu pelaksanaan penelitian dengan tepat dan mempersiapkan instrumen dengan lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

.2006. Pengelolaan Kelas dan Siswa Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

.2011. Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual (Inovativ). Bandung: Ryama Widya

Depdiknas. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Tatap Muka Penugasan Terstruktur dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur

Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri, Drs dan Drs. Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah. 2000. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung:Rineka Cipta Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta:

Rineka Cipta

Hamalik dalam Amali. 2001. Pendekatan Baru Srategi Pembelajaran

Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Hamalik, Oemar.2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Jihad dan Haris. 2008. Evaluasi Belajar. Yogyakarta: Multi Media

Komalasari, Kokom. 2010.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi /RAD. Bandung: Refika Aditama

. .2011. Model Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama Mardalis.2009. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara


(6)

Sanjaya. 2008. Konsep dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sardiman.2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Slameto.2003.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudijono.2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta

.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta

.2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata. 2007. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sumadi Suryabrata. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sumber Lain :

Wulan A.R., 2009.Direktori File UPI: Taksnonomi Bloom Revisi. Diakses 24 Januari 2013 dari http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=taksonomi