PENGARUH STRATEGI BELAJAR PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPS 3 SMA N 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

PENGARUH STRATEGI BELAJAR PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPS 3

SMA N 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh: Esty Wulandini

Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar dapat dilihat dari nilai yang diperolehnya selama kurun waktu tertentu yang diberikan oleh guru melalui mekanisme penilaian yang telah ditetapkan. Hasil belajar tersebut merupakan salah satu parameter yang dapat dilihat untuk mengetahui seberapa berhasilnya siswa dalam kegiatan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa tentu akan menjadi permasalahan bagi guru. Sehingga perlu adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar tersebut. Salah satunya dengan menerapkan strategi belajar PQ4R, strategi belajar PQ4R merupakan suatu strategi belajar yang digunakan untuk meningkatkan ingatan siswa dalam membaca dan menghafal pelajaran.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah ada pengaruh yang signifikan dan seberapa besar taraf signifikansi pengaruh strategi belajar PQ4R terhadap hasil belajar kognitif sejarah siswa kelas X IPS 3 di SMA N 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2014/2015?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dan seberapa besar pengaruh strategi belajar PQ4R terhadap hasil belajar kognitif sejarah siswa kelas X IPS 3 di SMA N 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2014/2015.

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan tipe Time Series Design. Sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan populasi yang ada, yaitu seluruh siswa kelas X IPS 3 yang berjumlah 33 orang siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah test, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif deskriptif yaitu dengan membandingkan hasil data pretest dan posttest.

Berdasarkan analisis data secara kuantitatif dengan menggunakan uji t paired menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada pembelajaran dengan strategi belajar PQ4R terhadap hasil belajar kognitif sejarah siswa kelas X IPS 3 di SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2014/2015. Besarnya pengaruh yang diberikan strategi belajar PQ4R terhadap hasil belajar kognitif sejarah siswa kelas X IPS 3 di SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2014/2015 sebesar 0,54 yang jika di masukkan kedalam interpretasi korelasi termasuk kedalam kategori cukup signifikan.


(2)

PENGARUH STRATEGI BELAJAR PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPS 3

SMAN 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

ESTY WULANDINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Poncowarno Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 20 Juli 1990 merupakan anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Deny Maryoto dan Sumini Enilawati (Alm).

Penulis memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Sidodadi Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah pada Tahun 2002, setelah itu penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah dan selesai pada Tahun 2005. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kalirejo dan selesai pada Tahun 2008.

Pada Tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Tahun 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3 Gedong Tataan dan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bogorejo Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif diberbagai organisasi kemahasiswaan kampus, Organisasi FOKMA sejarah sebagai anggota bidang pendidikan pada periode 2009-2010 dan Sekretaris Bidang Pengembangan Organisasi dan Kaderisasi pada periode 2010-2011, Baramuda Himapis 2008-2009, BEM FKIP menjadi Brigade Muda Periode 2008-2009, Staf Ahi Dinas Pendidikan BEM FKIP 2009-2010, Sekretaris Dinas Internal BEM FKIP 2011-2012, Pansus X Pemira FKIP. Selain itu penulis juga aktif mengikuti organisasi ektsternal kampus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat KIP UNILA, serta IMAKIPSI (Ikatan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Seluruh Indonesia) 2012-2014.


(7)

P

ersembahan

Dengan rasa syukur dan kerendahan hati, Sebagai ungkapan terima kasih kupersembahkan

lembaran-lembaran sederhana ini untuk orang-orang terkasihku :

Ibuku Sumini Enilawati (Alm), yang telah membukakan mata tentang sebuah

kehidupan, yang mengajarkan untuk menghadapinya dengan kesabaran dan

perjuangan, yang selalu menopang dan mendoakan disaat sempit maupun lapang.

Bapakku Deny Maryoto, terimakasih telah menjadi bapak sekaligus ibu terbaik bagi

kami anak-anakmu, rangkaian tasbih dan dzikir d

alam setiap do’a dan shalat

mu tiada

pernah henti terus mengiringi langkahku. Semoga butir-butir air mata dan tetesan

keringatmu terwujud sebagai kebahagian dan keberhasilanku.

Kakak-kakakku, Danys Tya Ningrum dan Dany Haristya, Serta Adik-adikku Dyah Ayu

Hening, Tya Pancas Wury dan Kunto Jiwo Smedi, yang tak lelah mendoakanku.

Keponakanku, Shafa Nabilah Khairunnisa, Shalwa Nayla Rahadatul Arsy dan Satrio

Galih Panggayu.

Para pendidikku


(8)

MOTO

Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak

kesabaran(yang kau jalani) yang akan membuatmu terpana

hing

ga kau lupa pedihnya rasa sakit”


(9)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan segala bentuk kerendahan hati, penantian panjang dan perjuangan yang selalu dihiasi dengan pasang surutnya sebuah semangat demi sebuah harapan dan tanggung jawab untuk mengemban amanah dari orang-orang yang selalu merindukan keberhasilanku, maka tidak ada kata yang pantas yang patut penulis

ucapkan kecuali ucapan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan sebuah karya tulis ini, yang berjudul Pengaruh Strategi Belajar

PQ4R Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPS 3 di SMAN 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015” penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, selaku plt. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum, Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(10)

xi

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan sebagai pembimbing II skripsi,terimakasih atas dukungan, masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Drs. H. Iskandarsyah, M.H. Selaku pembimbing akademik (PA) dan pembimbing I terimakasih atas segla saran, dukungan, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Drs. H. Maskun, M.H Selaku pembahas skripsi yang dengan ikhlas dan senantiasa sabar membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Drs. Wakidi, M.Hum, Drs. H. Ali Imron, M.Hum, M. Basri, S.Pd, M.Pd, Drs. H. Tontowi Amsia, M.Si, Drs. Henry Susanto, M.Si, Dr. Risma Margaretha Sinaga, M.Hum, Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum dan Suparman Arif S.Pd, M.Pd sebagai dosen Pendidikan Sejarah FKIP Unila yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah.

10. Bapak Drs. Sabar, selaku kepala SMAN 1 Kalirejo yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitan.


(11)

11. Bapak Drs. Sumadi selaku guru bidang studi sejarah SMAN 1 Kalirejo yang memberi bantuan dan saran dalam melaksanakan penelitian.

12. Teman-temanku Aas Lailah, Benetta Okta Violetta, Diyana Sisca, Iin Purnama Sari, Lianovayanti, Nur Indah Lestari, Edi Hartono, Amerza Fransiska, Solikin, Elly Alpes Jusa, Umar Sabiring, Ginanjar Saputro, Andrian Rifa’i, Lian Pratama, Jainal Abidin dan Reki pahlevi. Dan teman-teman seperjuangan angkatan 2008 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk kekeluargaan dan kebersamaan selama ini.

13. Keluarga cemara yang selalu memberikan dukungan dan semangat hingga akhir, Wenni Clara Kurnia, Siti Nurfitiana, dan Aditya Murdani, terimakasih untuk hari-hari indah yang penuh dukungan dan semangat. 14. Teman-teman kos asrama Angan Saka, terimakasih atas kekeluargaan dan

kebersamaan, serta dukungan yang selama ini diberikan.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi.

Semoga amal ibadah dan ketulusan hati kalian semua mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2015 Penulis,

Esty Wulandini NPM 0813033027


(12)

DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 6

1.3.Pembatasan Masalah ... 6

1.4.Rumusan Masalah ... 7

1.5.Tujuan Penelitian ... 7

1.6. Kegunaan Penelitian ... 8

1.7.Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II.Tinjauan Pustaka, KerangkaPikir, Dan Paradigma 2.1 TinjauanPustaka ... 9

2.1.1. Konsep Pengaruh ... 9

2.1.2. Konsep Strategi Belajar PQ4R ... 10

2.1.3. KonsepHasil Belajar Siswa ... 15

2.1.4. Konsep Pembelajaran Sejarah ... 18

2.2. Penelitian Yang Relevan ... 19

2.3. Kerangka Pikir ... 21

2.4. Paradigma ... 22

2.5. Hipotesis Penelitian ... 23

III.METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian... 24

3.2. Populasi dan Sampel ... 25

3.2.1. Populasi ... 25

3.2.2. Sampel... 25

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 26

3.3.1. Variabel Penelitian ... 26

3.3.2. Definisi OperasionalVariabel ... 26

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.4.1. Tes ... 28

3.4.2. Dokumentasi ... 30

3.4.3. Wawancara ... 30

3.5. Uji Instrument Penelitian ... 31

3.5.1. Uji Validitas Instrumen ... 31

3.5.2. Uji Reliabilitas ... 32

3.5.3. Tingkat Kesukaran ... 33

3.5.4. Daya Pembeda ... 33


(13)

4.1.1.1. Sejarah Berdirinya SMAN 1 Kalirejo ... 37

4.1.1.2. Letak Geografis ... 39

4.1.1.3. Perkembangan Sekolah ... 39

4.1.1.4. KeadaanTenaga Pendidik dan Kependidikan ... 40

4.1.1.5. Keadaan Peserta Didik SMA N 1 Kalirejo ... 42

4.1.1.6. Visi dan Misi SMA N 1 Kalirejo ... 43

4.1.1.7. Kondisi Sarana dan Prasarana SMA N 1 Kalirejo ... 44

4.1.1.8. Kegiatan Ekstrakulikuler di SMA N 1 Kalirejo ... 45

4.1.1.9. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 46

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 49

4.1.3. Analisis Data Hasil Penelitian ... 52

4.1.3.1. Uji Normalitas Data ... 52

4.1.3.2. Uji Hipotesis ... 54

4.2. Pembahasan ... 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 64

5.2. Saran... 65 DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Mid Semester Mata Pelajaran Sejarah siswa kelas X Semester Ganjil SMA N 1 Kalirejotahun

Pelajaran 2014/2015 ... 3

Tabel 2.Langkah-langkah Penerapan Strategi Belajar PQ4R ... 13

Tabel 3.Populasi Kelas X IPS 3 SMA N 1 Kalirejo ... 25

Tabel 4. Sampel Kelas X IPS 3 SMA N 1 Kalirejo ... 26

Tabel 5. Pedoman Pensekoran Pretest dan Posttest ... 29

Tabel 6. Kategori Koefisien Reliabilitas ... 32

Tabel 7. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 33

Tabel 8. Klasifikasi daya beda ... 34

Tabel 9. Interpretasi Koefisien Korelasi ... 36

Tabel 10. Daftar Nama Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kalirejo ... 39

Tabel 11.Keadaan Tenaga Pendidik SMA Negeri 1 Kalirejo ... 41

Tabel 12. Keadaan Tenaga Kependidikan SMA Negeri 1 Kalirejo ... 42

Tabel 13. Keadaan Jumlah Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Kalirejo ... 45

Tabel 14. Kegiatan Ekstrakulikuler di SMA Negeri 1 Kalirejo ... 46

Tabel 15. Rekapitulasi Hasil Pretest Kelas X IPS 3 ... 50

Tabel 16. Rekapitulasi Hasil Posttest Kelas X IPS 3 ... 51

Tabel 17. Perhitungan Kenormalan Data Hasil Pretest ... 52

Tabel 18. Perhitungan Kenormalan Data Hasil Posttest ... 53

Tabel 19. Perhitungan Uji Pengaruh ... 55

Tabel 20. Perhitungan Besarnya Pengaruh ... 57


(15)

I. PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kegiatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh seseorang dan memiliki tujuan untuk menjadikan manusia dewasa yang berkualitas serta dapat mengabdikan dirinya kepada masyarakat sehingga berguna bagi bangsa dan negara. Kegiatan untuk mengembangkan potensi tersebut harus dilakukan secara berencana, terarah, dan sistematis agar dapat mencapai suatu tujuan dan menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam diri peserta didik. Salah satu cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan adalah dengan cara meningkatkan mutu pendidikan.

Pendidikan yang bermutu sangat dibutuhkan, semua pelaku yang terlibat dalam pendidikan harus selalu berusaha meningkatkan kualitas pendidikan yang baik. Kualitas pendidikan yang baik dapat tercipta melalu banyak elemen baik dari guru, siswa, orangtua, keadaan fasilitas sarana dan prasarana, maupun iklim pendidikan itu sendiri. Di dalam pendidikan terjadi proses kegiatan belajar-mengajar, belajar adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Dalam belajar, kita tidak dapat melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar dan mendapatkan hasil belajar yang kita inginkan dalam proses belajar. Berhasil atau


(16)

2

tidaknya tujuan pendidikan sangat tergantung pada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa sebagai peserta didik. Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar itu terlihat dari penguasaan materi pelajaran dan hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yakni ; ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Kognitif terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. Psikomotor meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, menghubungkan dan mengamati. Sedangkan afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang meliputi 5 jenjang kemampuan yakni menerima, menjawab atau bereaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMAN 1 Kalirejo dan keterangan dari guru bidang studi, hasil mata pelajaran sejarah siswa kelas X semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 kurang optimal dan masih belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sebagaimana terlihat pada tabel 1 berikut ini.


(17)

Tabel 1. Hasil Mid Semester Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas X Semester Ganjil SMAN 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2014/2015

Kelas X Nilai Jumlah

Siswa Keterangan 00-50 51-69 70-100

X IPS1 5 13 15 33 Kriteria

ketuntasan miimum yang ditetapkan sekolah adalah 70

X IPS2 4 11 18 33

X IPS3 3 14 16 33

X IPS4 4 14 15 33

X IPA1 3 10 20 33

X IPA2 6 12 15 33

X IPA3 2 13 18 33

X IPA4 5 11 17 33

Jumlah 32 98 134 264

Presentase (%) 12% 37% 51% 100%

Sumber : Daftar nilai mid semester siswa mata pelajaran Sejarah semester ganjil pada guru Sejarah kelas X SMAN1 Kalirejo.

Berdasarkan tabel 1 di atas, hasil belajar Sejarah siswa kelas X masih tergolong rendah karena siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu dengan nilai 70 sebanyak 134 siswa dari 264 siswa atau sebesar 51% sedangkan 49% atau sebanyak 130 siswa belum mampu mencapai ketuntasan. Hal ini didukung oleh pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, “apabila pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka presentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah” (Djamarah, 2000:18).

Rendahnya hasil belajar ranah kognitif siswa tersebut diduga disebabkan oleh model atau strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang relevan. Murid kurang dilibatkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga menyebabkan murid kurang aktif dalam mengikuti materi pembelajaran. Keadaan


(18)

4

demikian, dikarenakan guru belum mampu menerapkan pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik pembelajaran yang relevan. Sebagaimana diungkapkan oleh Kokom Komalasari (2011:3) bahwa “pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien”.

Sesuai dengan hakikat pembelajaran di atas, maka untuk mendapatkan hasil dari proses pendidikan yang maksimal diperlukan pemikiran yang kreatif dan inovatif serta didukung faktor dan sarana yang memadai. Inovasi pendidikan tidak hanya pada inovasi sarana dan prasarana serta kurikulum saja melainkan juga inovasi proses pendidikan itu sendiri yaitu inovasi pembelajaran. Inovasi dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar kearah yang lebih baik. Inovasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan, metode, atau strategi belajar. Strategi belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Penggunaan strategi belajar yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran.

“Pembelajaran sangat ditentukan oleh strategi dan pendekatan yang digunakan dalam mengajar” (Slameto 2003:76). Salah satu cara untuk melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan dapat memahami konsep sejarah, yakni dengan menggunakan strategi pembelajaran yang cocok dengan kondisi tersebut. Salah


(19)

satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review).

Strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) adalah suatu strategi belajar yang digunakan untuk meningkatkan ingatan siswa dalam membaca dan menghafal pelajaran. PQ4R merupakan singkatan dari preview (membaca selintas), Question (bertanya), Read (membaca), Reflect (merefleksi), Recite (menanyakan pada diri sendiri), dan Review (mengulang secara menyeluruh) (Trianto, 2009 :153).

Strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) sangat efektif dalam membaca untuk studi. Usaha yang efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitan yang mudah dipahami dan mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain, atau dengan menghubungkan pengalaman atau konteks yang dihadapi. Dengan adanya strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) ini diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar sejarah, karena pelajaran sejarah membutuhkan ketrampilan dalam membaca, mengingat, menghafal dan menganalisis fakta-fakta sejarah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan penelitian yang

berjudul ”Pengaruh strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect,

Recite, dan Review) terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”.


(20)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :

a. Pengaruh strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo tahun pelajaran 2014/2015. b. Pengaruh strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,

dan Review) terhadap peningkatan hasil belajar afektif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo tahun pelajaran 2014/2015. c. Pengaruh strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,

dan Review) terhadap peningkatan hasil belajar psikomotor siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo tahun pelajaran 2014/2015.

1.3. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo tahun pelajaran 2014/2015.


(21)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2014/2015?"

2. Seberapa besar taraf signifikansi pengaruh strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1

Kalirejo Tahun Pelajarn 2014/2015?”

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui besarnya taraf signifikan pengaruh strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2014/2015.


(22)

8

1.6.Kegunaan Penelitiaan

2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajarn agar tercipta suasana belajar aktif, kreatif, efisien, dan menarik.

3. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Bagi Sekolah, dapat menjadi salah satu bahan rujukan yang bermanfaat untuk perbaikan mutu pembelajaran.

1.7. Ruang Lingkup Penelitian a) Ruang Lingkup Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) dan hasil belajar kognitif Sejarah siswa kelas X IPS 3 di SMAN 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015. b) Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo Lampung Tengah, tahun pelajaran 2014/2015.

c) Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah SMAN 1 Kalirejo Lampung Tengah.

d) Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu sosial, khususnya pendidikan Sejarah.

e) Ruang Lingkup Waktu Penelitian


(23)

REFERENSI

Djamarah. 2000. Kurikulum dan Pembelajaran. Karya: Bandung. Halaman 18.

Kokom Komalasari. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Adi Tama. Halaman 3.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 76.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progreesif. Surabaya : Kencana. Halaman 153.


(24)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

2.1. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep atau generalisasi-generalisasi yang akan dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini antara lain :

2.1.1. Konsep Pengaruh

Pengaruh dapat diartikan sebagai suatu hubungan antara dua keadaan yang memiliki hubungan sebab akibat. Pengaruh muncul sebagai suatu reaksi akibat adanya aksi dari sesuatu yang lain. Dengan kata lain keadaan pertama diperkirakan menjadi penyebab keadaan yang kedua.

Menurut Badudu dan Zain, pengertian pengaruh adalah sebagai berikut: a) Daya yang menyebabkan sesuatu terjadi;

b) Sesuatu yang dapat membentuk dan mengubah sesuatu yang lain;

c) Tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain (Badudu dan Zain, 2001: 1031).

Pengaruh adalah efek yang tegar dan membentuk terhadap pikiran dan prilaku manusia baik sendiri-sendiri maupun kolektif (Louis Gottschalk, 1975: 171)


(25)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah efek atau keadaan yang timbul sebagai akibat dari sesuatu yang dapat membentuk dan mengubah sesuatu yang lain. Pengaruh yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah bentuk hubungan sebab akibat antara variabel X yaitu penerapan strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) dalam pembelajaran sejarah yang berpengaruh terhadap variabel Y yaitu hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah yang diajar dengan strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) .

2.1.2. Konsep Strategi Belajar PQ4R

Proses pembelajaran berjalan secara optimal perlu adanya rencana pembuatan strategi belajar. Menurut Trianto (2009:140) strategi belajar adalah “tindakan khusus yang dilakukan oleh seseorang untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami secara langsung, lebih efektif dan lebih mudah ditransfer kedalam situasi yang baru”.

Sedangkan menurut Yatim Riyanto (2009:132) strategi pembelajaran merupakan semua komponen materi/paket pembelajaran dan prosedur yang digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Strategi Pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan melainkan termasuk seluruh komponen materi atau paket pengajaran dan pola pengajaran itu sendiri. Oemar Hamalik (2003:201) menyatakan strategi pembelajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.


(26)

11

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi belajar merupakan pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Melalui strategi belajar yang tepat akan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.

Salah satu teknik belajar yang dikenal untuk membantu siswa dalam memahami, mengingat materi, berfikir, memecahkan masalah, mengaplikasikan pengetahuan konsep dan keterampilan adalah strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review). Strategi ini digunakan untuk meningkatkan kinerja memori otak dalam memahami substansi teks yang dapat mendorong pembaca melakukan pengolahan materi pelajaran secara lebih mendalam dan luas. Untuk mengembangkan sistem belajar yang efektif dan efisien diterapkan strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) yang merupakan gabungan dari beberapa kata yang meliputi:

1. Preview

Langkah Pertama, Siswa membaca selintas dengan cepat bahan bacaan. Fokus preview adalah menemukan ide-ide pokok yang dikembangkan dalam bacaan. Bagian-bagian yang bisa dibaca misalkan bab, pengantar, daftar isi, topik, sub topik, judul, sub judul, ringkasan akhir pada suatu bab. Melalui preview peserta didik telah mempunyai gambaran mengenai hal yang dipelajarinya.

2. Question

Langkah Kedua, mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri dengan menggunakan 5W + H (What, Where, Who, When, Why and How). Pengalaman


(27)

telah menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk menjawab pertanyaan maka akan membuat dia membaca lebih hati-hati serta seksama agar dapat mengingat apa yang dibaca dengan baik.

3. Read

Langkah Ketiga, siswa membaca secara detil bahan bacaan yang dipelajari. Pada tahap ini siswa diharapkan mencari jawaban terhadap semua pertanyaan yang telah dirumuskan pada tahap question.

4. Reflect

Reflect bukanlah langkah yang terpisah dengan langkah membaca tetapi merupakan suatu kesatuan. Selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi mencoba untuk memahami informasi yang disampaikan dengan cara (1) menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah diketahui, (2) mengaitkan subtopik-suptopik didalam teks dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama, (3) mencoba untuk memecahkan kontradiksi didalam informasi yang disajikan.

5. Recite

Langkah Kelima, pada tahap ini peserta didik diminta untuk merenungkan kembali informasi yang telah dipelajari. Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah mereka buat. Siswa diminta untuk membuat intisari dari materi bacaan dengan redaksinya sendiri. Akan lebih baik jika peserta didik tidak hanya menyampaikan dalam bentuk lisan tetapi juga dalam bentuk tulisan.

6. Review

Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk membaca catatan singkat (intisari) yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan meninjau ulang seluruh pertanyaan dan jawabannya secara singkat. Tahap ini


(28)

13

selain membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman, juga mendapatkan hal-hal penting yang barangkali terlewat. Adapun aktivitas dalam strategi pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Langkah–Langkah Penerapan Strategi Belajar PQ4R

Langkah-langkah Tingkah laku guru Aktivitas siswa

Langkah 1

Preview

a. Memberikan bahan bacaan kepada siswa untuk dibaca.

b. Menginformasikan kepada siswa bagaimana menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

Membaca selintas dengan cepat untuk menemukan ide pokok / tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Langkah 2

Question

a. Menginformasikan kepada siswa agar memperhatikan makna dari bacaan.

b. Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan dari ide pokok yang ditemukan dengan menggunakan kata – kata apa, mengapa, siapa,kapan, dimana dan bagaimana.

a. Memperhatikan penjelasan guru b. Menjawab pertanyaan yang telah

dibuatnya.

Langkah 3

Read

Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan menanggapi / menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.

Membaca secara aktif sambil memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibaca dan menjawab zpertanyaan yang telah dibuat Langkah 4

Reflect

Mensimulasikan/menginformasikan materi yang ada pada bahan bacaan

Bukan hanya sekedar menghafal dan mengingat materi pelajaran tetapi mencoba memecahkan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan pengertahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan. Langkah 5

Recite

Meminta siswa membuat inti sari dari seluruh pembahasan pelajaran yang dipelajari hari ini.

a. Menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan.

b. Melihat catatan–catatan / inti sari yang telah dibuat sebelumnya. c. Membuat inti sari dari seluruh

pembahasan. Langkah 6

Review

a. Menugaskan siswa membaca inti sari yang dibuatnya dari rincian ide pokok yang ada dalam benaknya.

b. Meminta siswa membaca kembali bahan bacaan, jika masih belum yakin jawabannya.

a. Membaca inti sari yang telah dibuatnya.

b. Membaca kembali bahan bacaan jika masih belum yakin akan jawaban yang telah dibuatnya.


(29)

Adapun kelebihan strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review):

a. Dengan mempreview buku terlebih dahulu, kita akan mengenal organisasi pemahaman terhadap buku tersebut.

b. Pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun tentang apa yang dibaca akan membangkitkan keingintahuan untuk membaca dengan tujuan mencari jawaban-jawaban yang penting.

c. Dapat melakukan kegiatan membaca secara lebih cepat, karena dipandu oleh langkah-langkah sebelumnya, yaitu mempreview buku dan menyusun pertanyaan tentang bacaan.

d. Melalui review atau mengulang akan memperoleh penguasaan bulat, menyeluruh atas bahan yang dibaca.

e. Dapat membantu siswa yang daya ingatannya lemah untuk menghafal konsep-konsep pelajaran.

f. Mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan.

g. Mampu membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses bertanya dan mengomunikasikan pengetahuannya

h. Dapat menjangkau materi pelajaran dalam cakupan yang luas.

Kekurangan Strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review): a. Sulit dilaksanakan jika sarana seperti buku siswa (buku paket) tidak tersedia

di sekolah.


(30)

15

c. Kurang efektif dilaksanakan pada kelas dengan jumlah siswa yang telalu besar karena bimbingan guru tidak maksimal terutama dalam merumuskan pertanyaan.

2.1.3. Konsep Hasil Belajar Siswa

Setelah melakukan aktifitas belajar, seseorang berhasil atau tidaknya mengalami proses belajar, dapat diukur dengan hasil belajar. Hasil belajar sangat penting untuk diidentifikasi agar kita dapat mengetahui seberapa besar perubahan setelah seseorang melakukan aktivitas belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3) hasil belajar merupakan “hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, dari segi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.” Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2003:43) hasil belajar adalah “perubahan tingkah laku yang diharapakan yang dimiliki murid setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar”.

Sedangkan menurut Suryosubroto (1997:2) hasil belajar adalah “penilaian tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan dan kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sesudah penilaian.” Hasil belajar siswa biasanya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (intern) maupun dari luar (ekstern), seperti yang dikemukakan oleh Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu:


(31)

“Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal) meliputi: suasana rumah, orang tua, motivasi dari orang tua, keadaan ekonomi keluarga dan juga faktor yang berasal dari siswa itu sendiri (faktor internal) meliputi: kesehatan, intelegensi, bakat, motivasi, minat, kreativitas dan lain-lain. Selain itu penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan” (Slameto, 2003: 54-64).

Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka hasil belajar merupakan segala perubahan dan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami sebuah rangkaian kegiatan dalam proses belajar. Seseorang yang telah melakukan aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya serta memiliki pengalaman baru dalam hidupnya, maka individu tersebut dapat dikatakan telah melaksanakan apa yang dimaksud dengan belajar.

Dalam sistem pendidikan nasional, pengklasifikasian hasil belajar yang diadopsi adalah klasifikasi yang dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom secara garis besar membagi hasil belajar menjadi 3 ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk mengukur aspek kognitif dilakukan melalui tes, untuk mengukur aspek afektif dapat dilakukan melalui skala sikap dan untuk menguji aspek psikomotorik dapat dilakukan dengan ujian tindakan. Untuk penjelasan lebih lanjut pendapat Bloom mengenai ranah kognitif yaitu sebagai berikut:

a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode. b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang

hal yang dipelajari.

c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.


(32)

17

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya

kemampuan menyusun suatu program.

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.(Dimyati & Mudjiono, 1999:26-27)

Hasil belajar dalam penelitian ini yaitu, hasil belajar pada ranah kognitif. Menurut Sudijono, “Tujuan dari ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

2. Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang diketahui dan diingat. Dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai sisi. Seorang siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

3. Penerapan atau aplikasi (Application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.

4. Analisis (Analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagiab-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang lain.

5. Sintesis (Synthesis) adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.

6. Penilaian atau evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai, atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau

kriteria yang ada” (Sudijono 2008:50-52)

Sehingga hasil belajar kognitif merupakan perubahan perilaku peserta didik karena adanya latihan dan pengalaman yang mencakup enam ranah kemampuan


(33)

yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Dimana hasil belajar tersebut dapat diketahui setelah adanya tes.

2.1.4. Konsep Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran sejarah memiliki dua konsep kata yang jika didefinisikan memiliki pengertiannya masing-masing. Pembelajaran menurut Ahmad Susanto yaitu bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Ahmad Susanto, 2014:19).

Roeslan menyatakan bahwa Sejarah adalah sebagai berikut:

“Salah satu bidang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau, beserta segala kejadian-kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan pembendaharaan pedoman nagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan” (Roeslan dalam Hugiono dan Poerwanta, 1992: 4).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa masa lampau dialami manusia dianalisis kritis dan ditafsirkan guna pemahaman masa kini dan bekal pengetahuan di masa depan.


(34)

19

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat diartikan bahwa pembelajaran sejarah adalah suatu proses bantuan belajar yang diberikan guru kepada siswa dalam mempelajari Ilmu Sejarah agar siswa mampu memahami dan menemukan arti dari proses belajar sejarah.

Tujuan dari pembelajaran sejarah sendiri menurut Depdiknas 2003 adalah agar siswa menyadari adanya keberagaman hidup pada masing-masing-masyarakat dan adanya cara pandang yang berbeda terhadap masa lampau untuk memahami masa kini dan membangun pengetahuan serta pemahaman untuk menghadapai masa yang akan datang (Depdiknas 2003 dalam Isjoni, 2007: 72).

Berdasarkan uraian beberapa di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah merupakan mata pelajaran penting karena melalui Mata Pelajaran Sejarah menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan kehidupan manusia dengan tujuan kehidupan manusia yang lebih baik di masa kini dan masa yang akan datang.

2.2. Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marchamah Ulfa (2011) mengemukakan

penggunaan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan

Review) berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman konsep siswa untuk pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil analisis penelitian menggunakan uji-t dengan taraf 5% rata-rata pemahaman konsep matematika


(35)

siswa yang menggunakan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Kemudian juga ditunjukkan dengan nilai sebagian besar siswa memenuhi KKM yang ditetapkan di sekolah setelah diberi pembelajaran menggunakan

strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review). Jumlah

siswa yang nilainya di atas KKM (65), yakni sebanyak 31 siswa dengan persentase sebasar 86,1%. Yang berarti hasil belajar tersebut sudah sangat baik dan sudah memenuhi target yang diinginkan.

2. Hasil penelitian dilakukan oleh Fahria Rahmida (2010) menyatakan bahwa

ada pengaruh yang signifikan pemberian strategi PQ4R (Preview, Question,

Read, Reflect, Recite, dan Review) terhadap prestasi belajar belajar sejarah.

Hasil perhitungan uji –t Randomized Pretest Posttes Control Group Design

menunjukkan bahwa ( P=0.054>0.05), oleh karena itu melihat t-tes pada baris

pertama (equal variances assumed) yaitu t=6.059 dengan signifikansi (sig)

0.000. ini berrati nilai t signifikan ( p = 0.000<0.05). sedangkan pada pertemuan kedua hasil perhitungan juga menunjukkan ( p= 0.076>0.05), dan

melihat t-tes pada baris kedua(equal variances not assumed) yaitu t =3.884

menunjukkan bahwa nilai t signifikan. Artinya siswa menggunakan strategi

PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) menunjukkan

kemampuan mengingat materi sejarah lebih tinggi daripada yang tidak

menggunakan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan

Review). Hasil penelitiannya adalah terjadi peningkatan prestasi belajar dari rata-rata nilai pretest 4,9 menjadi rata-rata nilai 8,7 setelah diberikan posttest


(36)

21

dengan diberi perlakuan dalam pembelajaran yaitu menggunakan strategi

PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review).

2.3. Kerangka Pikir

Pembelajaran sejarah dirancang untuk dapat memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat menumbuh kembangkan kemampuan mereka secara maksimal. Dengan demikian pembelajaran sejarah menuntut keaktifan siswa, namun sayangnya pelajaran sejarah masih dianggap sebagai pelajaran yang kurang menarik, hal ini dikarenakan dalam pembelajaran sejarah diberbagai sekolah lebih menekankan pada fakta sejarah dan hafalan fakta seperti pelaku, tahun kejadian, dan tempat kejadian. Penggunaan strategi belajar yang tepat sangat berkaitan dengan keaktifan siswa. Dalam pelajaran sejarah kebanyakan aktifitas belajar siswa adalah membaca, menghafal, mengingat, serta menganalisis fakta-fakta, dalam hal ini dibutuhkan sebuah strategi belajar penunjang agar siswa merasa lebih mudah dan nyaman dalam belajar sejarah.

Strategi Belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) adalah suatu strategi belajar yang digunakan untuk meningkatkan ingatan siswa dalam membaca dan menghafal pelajaran. Strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) sangat efektif dalam membaca untuk studi. Usaha yang efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitan yang mudah dipahami dan mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain, atau dengan menghubungkan pengalaman atau konteks yang dihadapi.


(37)

Penggunaan strategi belajar PQ4R(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) di dalam kelas pada proses belajar mengajar diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa dalam mata pelajaran sejarah menjadi lebih baik. Hasil belajar yang diperoleh pun akan mengalami peningkatan, terutama hasil belajar pada ranah kognitif yang mencakup pengetahuan pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).

2.4. Paradigma

Keterangan:

: Garis kegiatan : Garis pengaruh

Pembelajaran Sejarah dengan Strategi belajar PQ4R

C1 C2 C3 C4 C5 C6


(38)

23

2.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Suharsimi Arikunto (2002: 62) adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data yang terkumpul.” Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka pikir, maka hipotesis atau pernyataan sementara yang dapat diambil adalah :

Hipotesis 1:

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo Lampung Tengah tahun pelajaran 2014/2015.

H1 : Ada pengaruh yang signifikan strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo Lampung Tengah tahun pelajaran 2014/2015.

Hipotesis 2:

H0 : Taraf signifikansi pengaruh strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah tidak cukup.

H1 : Taraf signifikansi pengaruh strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah cukup.


(39)

REFERENSI

Badudu, J.S dan Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Halaman 1031

Louis Gottschalk. 1975. Mengerti Sejarah. Depok: Yayasan penerbit Universitas Indonesia. Halaman 171

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progreesif. Surabaya : Kencana. Halaman 140

Yatim Riyanto .2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Prenada Media: Jakarta. Halaman 132

Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 201

Trianto. Op Cit. Halaman. 154-155

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Halaman.3

Oemar Hamalik. Op Cit. Halaman 43

B.Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta:Rineka Cipta. Halaman 2

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 54-64

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 26-27

Anas Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Halaman 50-52.

Ahmad Susanto. 2014. Teori Mengajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Halaman 19

Hugiono dan Poerwantana. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 4


(40)

25

Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah pada Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Halaman 72.

Marchamah Ulfa. 2011. Efektifitas Penggunaan Strategi Pembelajaran PQ4R Pada Mata Pemahaman Konsep Matematika Pokok Bahasan Bangun Datar. Skripsi. Unversitas Lampung. Bandar Lampung.

Fahria Rahmida. 2010. Pengaruh Strategi Mengingat PQ4R Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Siswa Sman 1 Parung. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.http://skripsi pengaruh strtategi PQ4R /2010/05.14.00 WIB. Diakses Pada tanggal 20 N0vember 2013.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Yogyakarta: Rineka Cipta. Halaman. 62


(41)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

“Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2014:2). Lebih lanjut lagi Sukardi

menjelaskan, “Metodologi penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan guna menjawab permasalahan yang

hendak diteliti” (Sukardi, 2003:19). Dari penjelasan diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan seseorang dalam memecahkan permasalahan guna mendapatkan jawaban yang tepat. Pada penelitian ini metode yang penulis gunakan yaitu penelitian Quasi Experimental Design.

Penelitian dengan metode Quasi Experimental Design yang memiliki beberapa bentuk desain eksperimen. Desain yang digunakan oleh peneliti adalah tipe Time-Series Design. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest dengan maksud untuk mengetahui kesetabilan dan kejelasan kelompok sebelum diberi perlakuan. Setelah diketahui keadaan awal kelompok tersebut baru diberi perlakuan atau treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelas kontrol (Sugiyono, 2014:75).


(42)

25

3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2014:80). Sedang

menurut Suharsimi Arikunto, “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto, 2007:115). Jadi populasi merupakan keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut maka popoulasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 3 di SMA N 1 Kalirejo Tahun Ajaran 2014/2015 seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 3: Populasi Kelas X IPS 3 SMA N 1 Kalirejo

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. X IPS 3 15 18 33 orang

JUMLAH 15 18 33 orang

Sumber : Tata Usaha SMA N 1 Kalirejo Tahun Ajaran 2014/2015

3.2.2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut” (Sugiyono, 2014:81). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sampling jenuh. Menurut Nasution, “Sampling dikatakan jenuh (tuntas) bila seluruh populasi dijadikan sampel” (Nasution, 1996:100). “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi” (Arikunto, 1998:117). Sehingga sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan populasi yang ada yaitu


(43)

seluruh siswa kelas X IPS 3 di SMA N 1 Kalirejo, seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini:

Tabel 4 : Sampel Kelas X IPS 3 SMA N 1 Kalirejo

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. X IPS 3 15 18 33 orang

JUMLAH 15 18 33 orang

Sumber : Tata Usaha SMA N 1 Kalirejo Tahun Ajaran 2014/2015

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.3.1. Variabel Penelitian

“Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Arikunto, 1998:99). Pada penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah straetegi belajar PQ4R serta variabel terikatnya adalah hasil belajar kognitif.

3.3.2. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran variabel yang akan diteliti, maka perlu adanya batasan atau definisi oprasional tentang variabel yang akan diteliti. Definisi oprasional variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Strategi Belajar PQ4R

Strategi belajar PQ4R merupakan salah satu strategi belajar yang lebih mengaktifkan siswa dalam peningkatan pemahaman, penghayatan, dan penerapan dalam konteks nyata dengan pemberian rincian pada informasi, sehingga menjadi


(44)

27

informasi baru yang lebih bermakna. Hal ini dapat berlangsung melalui enam langkah yaitu (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review).

Pada tahap pertama (Preview) menjajaki materi seperti sebuah bab dan mendapatkan gagasan dan mendapatkan tentang berbagai topik pokok dan bagiannya. Tahapan kedua Question (mengajukan pertanyaan) dan ketiga Read (membaca) merupakan sebuah paket yang menjadi satu kesatuan, pada tahapan kedua Question (mengajukan pertanyaan) siswa diharuskan mengajukan pertanyaan untuk setiap bagian, sedangkan pada tahap ketiga Read (membaca) siswa diharuskan membaca bagian tersebut dengan teliti untuk mendapatkan jawaban- jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya. Pada tahap keempat Reflect (merefleksikan) siswa diajak untuk merefleksikan teks pada waktu tahap membaca, memikirkan contohnya dan membuat hubungan dengan hal-hal lain yang mereka ketahui. Pada tahap kelima dan keenam yaitu Recite (menceritakan) dan Review (mengulang), pada tahap kelima siswa diminta untuk menceritakan kembali setelah menyelesaikan satu bagian, sedangkan pada tahap keenam siswa diminta mengulang kembali pelajaran yang sudah dipelajari dari awal hingga akhir.

b. Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar secara normatif merupakan hasil penelitian terhadap kegiatan pembelajaran sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam memahami pembelajaran yang dinyatakan dengan nilai berupa huruf dan angka. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang diperoleh siswa tersebut setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Terjadi perubahan perilaku tersebut


(45)

dapat diamati diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan siswa sebagai hasil belajar dan proses interaksi dengan lingkungannya yang diwujudkan dalam pencapaian hasil belajar kognitif.

Hasil belajar yang merupakan variabel terikat yang mengarah kepada hasil belajar kognitif. Dimana hasil tersebut diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review). Hasil belajar diketahui setelah adanya test. Kemampuan kognitif tersebut terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian, diantaranya:

3.4.1. Tes

Tes merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa. “Tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang distandarsikan, dan yang dimaksud untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok” (Masidjo, 1995:38). Dari pengertian tersebut terdapat unsur-unsur:

1. Adanya kewajiban peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang ada; 2. Peserta didik berada pada situasi yang sama artinya tata tertib, waktu,

pengukuran, pengawasan, dan lain-lain berlaku bagi semua peserta didik; 3. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengukur kemampuan dan hasil


(46)

29

Tes yang digunakan merupakan tes pilihan ganda yang terdiri dari dua puluh empat butir soal yang tersebar dalam enam ranah kognitif yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Langkah-langkah peneliti dalam penyusunan tes yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan mengadakan tes.

2. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan. 3. Merumuskan tujuan intruksional khusus dari tiap bagain bahan.

4. Menderetkan semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandung dalam TIK itu. Tabel ini digunakan untuk mengadakan identifikasi terhadap tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak terlewati.

5. Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berpikir yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut.

6. Menuliskan butir-butir soal, didasarkan atas TIK-TIK yang sudah dituliskan pada tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup.

(Arikunto, 2007:154)

Setelah penyusunan tes, maka setiap soal butir soal diberi skor. Skor yang diberikan untuk setiap jenjang kemampuan kognitif terlihat pada tabel berkut: Tabel 5: Pedoman Pensekoran Pretest dan Postest

No. Jenjang Kognitif Jumlah Soal Skor Jumlah

1. C1 4 1 4

2. C2 4 2 8

3. C3 4 3 12

4. C4 4 5 20

5. C5 4 6 24

6. C6 4 8 32

Total 100 Sumber : Olah Data Peneliti


(47)

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa skor yang diberikan untuk setiap jenjang kemampuan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang maka skor yang diberikan akan semakin tinggi. Terkait perbedaan skor yang diberikan untuk setiap jenjangnya, tidak ada pedoman yang peneliti gunakan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Sudijono “Orang yang paling tahu berapa bobot yang seharusnya diberikan terhadap jawaban yang betul itu adalah pembuat soal itu sendiri, yaitu tester, karena dialah orang yang paling tahu mengenai derajat kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar” (Sudijono, 2009:306).

3.4.2. Dokumentasi

“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu” (Sugiyono, 2014:240). Dokumen ini sebagai penguat data yang diperoleh setelah wawancara Pada penelitian ini teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data yang sudah ada, seperti data siswa dan nilai kelas X IPS di SMA N 1 Kalirejo Tahun Ajaran 2014/2015.

3.4.3. Wawancara

“Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data” (Mohammad Ali, 1992: 64). Wawancara yang digunakan yakni wawancara langsung dengan guru sejarah di SMA N 1 Kalirejo.


(48)

31

3.5. Uji Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat pengumpul data penelitian. “Instrument sebagai alat

pengumpul data yang dibuat dan dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagai mana adanya” (Margono, 2010:155). Terdapat dua persyaratan penting yang harus dimiliki instrumen sebagai alat pengumpul data, yaitu valid dan reliabel.

3.5.1. Uji Validitas Instrumen

“Validitas suatu instrumen penelitian tidak lain adalah derajat yang menunujukan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur” (Sukardi, 2003:122). Validitas yang penulis gunakan yaitu validitas butir soal atau validitas item. Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui besarnya validitas dengan rumus product moment yaitu sebagai berikut:

r =

Keterangan:

r = Koefisien korelasi pearson

∑xy = Jumlah hasil dari X dan Y setelah dikalikan ∑x = Jumlah skor X

∑y = Jumlah skor Y

∑x2

= Jumlah kuadrat dari skor X

∑y2

= Jumlah kuadrat dari skor Y n = Jumlah sampel

(Arikunto, 2013: 75)

Setiap butir soal dikatakan valid jika nilai korelasi (r) yang diperoleh lebih dari 0.3. Hal demikian seperti yang diungkapkan Masrun dalam Sugiyono “Bahwasannya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat valid adalah kalau r = 0.3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0.3

n∑xy –(∑x)(∑y)


(49)

maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid” (Sugiyono, 2014:134).

3.5.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan (Sukardi, 2003:127). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2014:121). Ada berbagai cara yang digunakan untuk mengetahui kereliabilitasan suatu soal. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus Spearman-Brown, sebagai berikut:

Keterangan :

r

1/21/2

=

Korelasi belahan awal dan akhir

(Arikunto, 2013: 93)

Bila koefisien reliabilitas telah dihitung maka untuk menetukan keeratan hubungan bias digunakan kriteria Guilford, seperti pada tabel berikut:

Tabel 6 : Kategori Koefisien Reliabilitas

Besarnya r Interpretasi

0.80 – 1.00 Reliabilitas Sangat Tinggi 0.60 – 0.80 Reliabilitas Tinggi 0.40 – 0.60 Reliabilitas Sedang 0.20 – 0.40 Reliabilitas Rendah Sumber: Guilford (1979:85)


(50)

33

P =

3.5.3. Tingkat Kesukaran

Setelah soal dinyatakan valid dan reliabel, selanjutnya setiap butir soal dihitung tingkat kesukarannya. Sebab soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P : Angka indeks kesukaran item

B : Banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul JS : Jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar

(Sudijono, 2008:372)

Setelah diketahui indeks kesukaran tiap butir soal, maka untuk menginterpretasikan tingkat kesukarannya dapat ditentukan dengan menggunakan tabel berikut ini:

Tabel 7: Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Besarnya P Interpretasi

Kurang dari 0,30 Sangat Sukar

0,30 - 0,70 Cukup (Sedang)

Lebih dari 0,70 Sangat Mudah

Sumber : Sudijono (2008:372)

3.5.4. Daya Pembeda

Daya Beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Daya beda soal dapat dicari dengan menggunakan rumus:


(51)

Keterangan: D = daya beda soal

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

proporsi kelompok atas yang menjawab benar proporsi kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 8: Klasifikasi daya beda

Besarnya D Interpretasi

0,00 ― 0,20 jelek (poor)

0,20 ― 0,40 cukup (satisfactory)

0,40 ― 0,70 baik (good)

0,70 ― 1,00 baik sekali (excellent)

negatif semuanya tidak baik

(Arikunto, 2007: 218).

3.6. Teknik Analisis Data

Tujuan analisis data adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan dari masalah yang ada. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian kuantitatif. Data yang dianalisis merupakan nilai siswa yang diperoleh setelah adanya tes.

Setelah seluruh nilai siswa Kelas X IPS 3 SMA N 1 Kalirejo diketahui, maka untuk selanjutnya nilai tersebut dianalisis guna mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan strategi belajar PQ4R terhadap hasil belajar kognitif sejarah. Pada penelitian ini, analisis data yang penulis gunakan untuk mengetahui adanya pengaruh signifikan strategi belajar PQ4R terhadap hasil belajar kognitif


(52)

35

sejarah yaitu uji-t. Menurut Siregar, dalam penerapan uji-t ada beberapa persyaratan yang harus terpenuhi. Dari beberapa persyaratan uji-t, diketahui bahwa data peneliti telah memenuhi persyaratan tersebut. Persyaratan dalam uji-t meliputi:

1. Bila permasalahan lebih dari satu variabel, maka variabel terikat (dependent) datanya harus bersifat interval atau rasio. Sedangkan untuk variabel bebas (independent) datanya harus berbentuk nominal atau ordinal.

2. Untuk menggunakan uji-t, data diasumsikan berdistribusi normal. 3. Data berjenis probability sampling (setiap unsur kesempatan yang

sama untuk dipilih menjadi sampel dari suatu populasi). (Siregar, 2012: 194)

Rumus uji-t yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh yaitu:

Keterangan:

B = Selisih data pertama dan kedua SB = Simpangan dari B

n = Jumlah Sampel (Sudjana, 2005:242)

Setelah diketahui t hitung maka dibandingakan dengan t tabel. Jika t hitung yang diperoleh lebih dari (>) t tabel, hal tersebut menunjukan adanya pengaruh. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh dengan menghitung koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat diketahui dengan rumus product momen:

B t = SB n


(53)

r =

Keterangan:

r = Koefisien korelasi pearson

∑xy = Jumlah hasil dari X dan Y setelah dikalikan ∑x = Jumlah skor X

∑y = Jumlah skor Y

∑x2

= Jumlah kuadrat dari skor X

∑y2

= Jumlah kuadrat dari skor Y n = Jumlah sampel

(Arikunto, 2013:87)

Untuk mengetahui interpretasi besarnya pengaruh terlihat pada tabel berikut: Tabel 9 : Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 – 0,100 Sangat tinggi

0,600 – 0,800 Tinggi

0,400 – 0,600 Cukup

0,200 – 0,400 Rendah

0,00 – 0,200 Sangat rendah

Sumber : Sugiyono, 2014:184

n∑xy –(∑x)(∑y)


(54)

37

REFERENSI

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Halaman 2

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta : PT Bumi Aksara. Halaman 19

Sugiyono. Op Cit. Halaman 75 Ibid. Halaman 80

Suharsimi Arikunto. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Halaman 115

Sugiyono. Op Cit. Halaman 81

S. Nasution. 1996. Metode Risearch (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 100

Suharsimi Arikunto. Op Cit. Halaman 117

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Alfabeta. Halaman 99

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Halaman 38

Suharsimi Arikunto. Op Cit. Halaman 154 Sugiyono. Op Cit. Halaman 240

Mohammad Ali. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa. Halaman 64

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Halaman 155


(55)

Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan . Bumi Aksara. Jakarta. Halaman 75

Sugiyono. Op Cit. Halaman 134 Sukardi. Op Cit. Halaman 127 Sugiyono. Op Cit. Halaman 121

Suharsimi Arikunto. Op Cit. Halaman 93

Anas Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Halaman 372

Ibid. Halaman 372

Suharsimi Arikunto. Op Cit. Halaman 218 Ibid. Halaman 236

Syofian Siregar. 2012. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif (Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17). Yogyakarta: Bumi Aksara. Halaman 193

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Halaman 242 Suharsimi Arikunto. Op Cit. Halaman 87


(56)

65

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulan bahwa:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) yang diberikan terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Besarnya pengaruh signifikansi strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) yang diberikan terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2014/2015 sebesar 0.54 yang jika di masukkan kedalam interpretasi korelasi termasuk kedalam kategori cukup signifikan.

Dengan demikian strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) cukup baik untuk diterapkan pada mata pelajaran sejarah di SMAN 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 untuk menigkatkan hasil belajar kognitif siswa.


(57)

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk mencapai hasil belajar siswa yang maksimal pada ranah kognitif.

2. Bagi guru, strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) cukup baik diterapkan dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.

3. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang strategi pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) agar dapat mempertimbangkan waktu pelaksanaan penelitian dengan tepat dan mempersiapkan instrumen dengan lebih baik.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 1982. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:Angkasa.

---. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

---. 2013.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: .Bumi Aksara.

Badudu, J.S dan Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Djamarah. 2000. Kurikulum dan Pembelajaran. Karya: Bandung.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Depok: Yayasan penerbit Universitas

Indonesia.

Hamzah. 2006. Peroses Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hugiono dan Poerwantana. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta. Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah pada Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Adi

Tama.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Mardalis. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi


(59)

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Nasution, S. 1996. Metode Risearch (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Rahmida, Fahria. 2010. Pengaruh Strategi Mengingat PQ4R Terhadap Prestasi

Belajar Sejarah Siswa Sman 1 Parung. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.http://skripsi pengaruh strtategi PQ4R /2010/05.14.00 WIB Diakses Pada tanggal 20 N0vember 2013.

Riyanto, Yatim.2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media. Siregar, Syofian. 2012. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif

(Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17). Yogyakarta: Bumi Aksara.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Suryosubroto, B. 1997.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta:Rineka Cipta. Susanto, Ahmad. 2014. Teori Mengajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progreesif. Surabaya : Kencana.

Ulfa, Marchamah. 2011. Efektifitas Penggunaan Strategi Pembelajaran PQ4R Pada Mata Pemahaman Konsep Matematika Pokok Bahasan Bangun Datar. Skripsi. Unversitas Lampung. Bandar Lampung.


(1)

REFERENSI

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Halaman 2

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta : PT Bumi Aksara. Halaman 19

Sugiyono. Op Cit. Halaman 75 Ibid. Halaman 80

Suharsimi Arikunto. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Halaman 115

Sugiyono. Op Cit. Halaman 81

S. Nasution. 1996. Metode Risearch (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 100

Suharsimi Arikunto. Op Cit. Halaman 117

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Alfabeta. Halaman 99

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Halaman 38

Suharsimi Arikunto. Op Cit. Halaman 154 Sugiyono. Op Cit. Halaman 240

Mohammad Ali. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa. Halaman 64

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Halaman 155


(2)

38

Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan . Bumi Aksara. Jakarta. Halaman 75

Sugiyono. Op Cit. Halaman 134 Sukardi. Op Cit. Halaman 127 Sugiyono. Op Cit. Halaman 121

Suharsimi Arikunto. Op Cit. Halaman 93

Anas Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Halaman 372

Ibid. Halaman 372

Suharsimi Arikunto. Op Cit. Halaman 218 Ibid. Halaman 236

Syofian Siregar. 2012. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif (Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17). Yogyakarta: Bumi Aksara. Halaman 193

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Halaman 242 Suharsimi Arikunto. Op Cit. Halaman 87


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulan bahwa:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) yang diberikan terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Besarnya pengaruh signifikansi strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) yang diberikan terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPS 3 SMAN 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2014/2015 sebesar 0.54 yang jika di masukkan kedalam interpretasi korelasi termasuk kedalam kategori cukup signifikan.

Dengan demikian strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) cukup baik untuk diterapkan pada mata pelajaran sejarah di SMAN 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 untuk menigkatkan hasil belajar kognitif siswa.


(4)

65

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk mencapai hasil belajar siswa yang maksimal pada ranah kognitif.

2. Bagi guru, strategi belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) cukup baik diterapkan dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.

3. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang strategi pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) agar dapat mempertimbangkan waktu pelaksanaan penelitian dengan tepat dan mempersiapkan instrumen dengan lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 1982. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:Angkasa.

---. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

---. 2013.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: .Bumi Aksara.

Badudu, J.S dan Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Djamarah. 2000. Kurikulum dan Pembelajaran. Karya: Bandung.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Depok: Yayasan penerbit Universitas

Indonesia.

Hamzah. 2006. Peroses Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hugiono dan Poerwantana. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta. Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah pada Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Adi

Tama.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Mardalis. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi


(6)

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Nasution, S. 1996. Metode Risearch (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Rahmida, Fahria. 2010. Pengaruh Strategi Mengingat PQ4R Terhadap Prestasi

Belajar Sejarah Siswa Sman 1 Parung. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.http://skripsi pengaruh strtategi PQ4R /2010/05.14.00 WIB Diakses Pada tanggal 20 N0vember 2013.

Riyanto, Yatim.2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media. Siregar, Syofian. 2012. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif

(Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17). Yogyakarta: Bumi Aksara.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Suryosubroto, B. 1997.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta:Rineka Cipta. Susanto, Ahmad. 2014. Teori Mengajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progreesif. Surabaya : Kencana.

Ulfa, Marchamah. 2011. Efektifitas Penggunaan Strategi Pembelajaran PQ4R Pada Mata Pemahaman Konsep Matematika Pokok Bahasan Bangun Datar. Skripsi. Unversitas Lampung. Bandar Lampung.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG MATA PELAJARAN SEJARAH DAN SIKAP SISWA TERHADAP GURU SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XII IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG MATA PELAJARAN SEJARAH DAN SIKAP SISWA TERHADAP GURU SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XII IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

3 4 129

PENGARUH KEMAMPUAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BERBANTUAN VIRTUAL LABORATORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 29 63

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU, MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 76

PENGARUH MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 DI SMA SWADHIPA NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

5 33 68

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 11 79

PENGARUH STRATEGI BELAJAR PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPS 3 SMA N 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 59

PENGARUH EXPECTANCY DAN TASK VALUE TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA MATERI AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 SEPUTIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 9 125

PENGARUH SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN KONSEP DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 15 103

PENGARUH METODE BELAJAR RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 1 KOTAAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 8 68