AnalisisPeran Kiai Dan Hakim Dalam Penyelesaian Sengketa Tanah Di Masjid

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 59 kejadian di masa lalu. Bukti keempat menurut Hukum Acara Perdata adalah pengakuan, dan pada bukti terakhir atau yang kelima yaitu sumpah.Mengingat letaknya yang paling akhir, sumpah pun menjadi alat satu-satunya untuk memutuskan sengketa tersebut. Jadi sumpah tersebut memberikan dampak langsung kepada pemutusan yang dilakukan hakim. Hal ini terjadi karena perkara itu sudah harus selesai, tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, apalagi sampai bertahun-tahun, karena kedua belah pihak yang bersengketa masih coba-coba mencari bukti dan saksi lain. Dalam keadaan tertentu hakim mungkin masih menimbang-nimbang seandainya mungkin mendapatkan bukti yang lain. Kalau sudah buntu sama sekali, hakim akan langsung merujuk ke bukti sumpah. Dalam keadaan tanpa bukti sama sekali, hakim akan memberikan sumpah decisoir atau sumpah pemutus yang sifatnya tuntas, menyelesaikan perkara. Gagasan untuk melakukan sumpah pocong bisa ditawarkan oleh hakim, meski tidak tertutup kemungkinan inisiatif justru diajukan penggugat yang merasa sangat yakin berada di pihak yang benar. Dalam keadaan begini, penggugat pun bisa meminta sumpah dibebankan pada dirinya atau pada lawan. Bila penggugat meminta hakim membebankan pada pihak lawan, maka pihak lawan pun bisa kembali melemparkan agar sumpah dilakukan oleh si penggugat. Dalam keadan seperti itu maka hakim harus memberikan putusan yang disebut putusan sela untuk menentukan siapa yang harus dibebani sumpah, pihak penggugat atau tergugat.Dengan menggunakan alat sumpah digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 60 decisoir, putusan hakim akan semata-mata tergantung kepada bunyi sumpah dan keberanian pengucap sumpah. Hal ini sangat rawan untuk membenarkan pernyataan seseorang, karena banyak orang cukup berani untuk melanggarnya. Bisa jadi yang dikatakannya benar, tapi tidak tertutup pula dusta. Sementara di sisi lain, hakim harus segera memutuskan kasus yang tidak lengkap bukti-buktinya. Hal tersebut menjadi sebuah dilema pemutusan dengan Sumpah Mimbar atau sumpah pocong menurut masyarakat Desa Polagan. Tata cara tersebut ditempuh untuk mencegah orang melakukan sumpah palsu, karena ada orang yang bersedia melanggar demi kemenangan. Meski dalam undang-undang telah dicantumkan, Barang siapa memberikan keterangan yang tidak benar di muka pengadilan bisa dituntut. Bagi pengadilan melakukan sumpah di ruang sidang atau di depan mimbar tempat suci sebetulnya sama saja. Yang diharapkan, semua yang diucapkan adalah benar. Karenanya, diupayakanlah tata cara yang berhubungan langsung dengan keimanannya pada Tuhan, meskipun sanksinya pun tidak langsung akan diterimanya. 6 Dalam praktiknya menurut kepala desa, kepala desa setempat membuat surat pernyataan pelaksanaan sumpah pocong untuk diajukkan kepada kepala desa Polagan. Surat pernyataan tersebut juga harus diketahui oleh Kapolsek dan Danramil setempat. Biasanya Kapolsek dan Danramil 6 Muhdor, Masyarakat Desa Polagan, Wawancara, Sampang, Pada tanggal 23 Nopember 2014 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 61 langsung menandatangani. Menurut Kapolsek dan Danramil kalau surat pernyataan tidak segera ditanggani dan dilaksanakan sumpah pocong, dikhawatirkan terjadi carok. Setelah surat pernyataan ditanda tangani oleh Kapolsek dan Danramil, penggugat tergugat langsung pergi untuk menemui kepala desa Polagan. Kepala desa Polagan memberikan beberapa ketentuan dan syarat-syarat pada saat pelaksanaan sumpah pocong. Adapun kasus ini terkadang melewati kapolsekn terkadang tidak sesuai apakah permasalahan tersebut diketahui oleh aparat hukum maupun tidak. 7 Ketentuan dan syarat-syarat untuk saat pelaksanaan sumpah pocong adalah biaya Rp 2.000.000,-, satu ekor ayam putih dan kain kafan 9 meter. Perincian biaya Rp 2.000.000,- dipergunakan untuk Rp 500.000 untuk kas kepala desa, masing-masing Rp 25.000,- untuk enam santri yang membantu untuk pelaksanaan sumpah pocong, Rp. 100.000,- untuk kyai, masing-masing Rp 50.000,- untuk dua orang dari Kapolsek dan Koramil setempat dan dua orang dari Kapolsek dan Koramil Sampang, sisanya sekitar Rp 1.050.000 untuk kas masjid Polagan. Pada umumnya biaya ini ditanggung pihak penggugat. Sedangkan satu ekor ayam putih dan kain kafan 9 meter dipergunakan saat prosesi sumpah pocong. Setelah penggugat-tergugat menyetujui dan sepakat untuk tetap melaksanakan sumpah pocong, kepala desa Polagan membuat surat pemberitahuan kepada Kapolsek dan Danramil Sampang untuk hadir dalam 7 Muhdor, Masyarakat Desa Polagan, Wawancara, Sampang, Pada tanggal 23 Nopember 2014 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 62 pelaksanaan sumpah pocong. Makna sumpah pocong sebagai upaya penyelesaian sengketa pada masyarakat Madura. Hal ini dimaksudkan Kapolsek dan Danramil Sampang selain sebagai saksi, juga mengamankan jalannya sumpah pocong untuk menghindari terjadinya pertarungan antar kerabat dari pihak penggugat-tergugat. Pada saat pelaksanaan sumpah pocong, dihadiri dua orang dari Kapolsek dan DANRAMIL setempat dan dua orang dari Kapolsek dan Danramil Sampang, penggugat-tergugat beserta bala, kancanya masing- masing paling sedikit 20 orang. Penggugat-tergugat diminta oleh kyai dipersilahkan untuk berwudlu. Berwudlu mempunyai makna mensucikan tubuh manusia secara lahir maupun batin. Setelah berwudlu, pihak tergugat terlebih dahulu untuk mengenakan kain kafan. Seluruh tubuhnya dibungkus dengan kain kafan, kecuali muka. Bagian tubuh yaitu kaki, lutut, perut diikat dan dibaringkan dengan kepala disebelah utara, kaki di selatan menghadap ke barat. Kyai duduk di depan orang yang akan disumpah dengan membawa pengeras suara dan dibantu dengan empat santrinya dengan membawa Al Qur’an Ajimat. 8 Kyai menuntut tergugat dengan membaca: Syahadat seperti Asyhadu Alla IllahaIllallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah artinya Tiada Tuhan Selain Allah, dan Muhammad Adalah Utusannya. Makna dari membaca Syahadat ini adalah Tuhan itu satu, tidak ada 8 Muhdor, Masyarakat Desa Polagan, Wawancara, Sampang, Pada tanggal 23 Nopember 2014 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 63 pembandingnya dan mengetahui atas segala perbuatan manusia yang baik dan yang tercela. Setelah membaca Syahadat, tertuduh mengucapkan sumpah yaitu: “Demi Allah, saya melakukan sumpah pocong karena saya tertuduh oleh … nama penggugat berbuat … misalnya tuduhan, sengketa tanah, santet. Manakala tuduhan itu benar, saya tertuduh akan mendapatkan laknat dari Allah. Sebaliknya kalau tuduhan tersebut salah, maka laknat tersebut akan kembali kepada yang menuduh”. Setelah tergugat membaca syahadat dan pengucapan sumpah, penggugat juga melakukan proses yang sama. Penggugat membaca Syahadat dan dilanjutkan pengucapan sumpah. 9 Pengucapan sumpahnya seperti: “Demi Allah, saya melakukan sumpah pocong karena saya menuduh …. nama tergugat berbuat … misalnya tuduhan, sengketa atanh, santet. Manakala dalam menuduh itu salah, saya sebagai pihak penuduh akan mendapatkan laknat dari Allah. Sebaliknya kalau penuduh tersebut benar, maka laknat tersebut akan kembali kepada yang tertuduh”. Setelah pengucapan sumpah, tergugat- penggugat minum air putih yang telah dicelupkan dengan tongkat ajimat. Makna dari minum air putih adalah sumpah yang diucapkan oleh tergugat- penggugat bukan hanya sebatas ucapan saja, akan tetapi hakikat dari sumpah itu adalah seluruh tubuh baik jiwa dan raga juga ikut terkena sumpah. Kemudian tergugat-penggugat ke luar masjid, setelah itu Kyai memotong ayam yang berwarna putih. Ayam yang telah disembelih dan 9 Nur Halimah ,Masyarakat Desa Polagan, Wawancara, Sampang, Pada tanggal 23 Nopember 2014 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 64 mati tersebut diletakkan di tanah. Prosesi dilanjutkan dengan tergugat- penggugat yang secara bergiliran melewati bangkai ayam tersebut. Ayam putih dipilih sebagai media prosesi sumpah pocong karena ayam putih secara filosofis diartikan sebagai perwujudan hal yang suci. Tujuan pelibatan media ayam putih adalah jika salah satu dari tergugat-penggugat menemui ajalnya maka diharapkan dalam keadaan suci. Prosesi berjalan di atas bangkai ayam putih dilakukan sebanyak tujuh kali. Langkah pertama dimulai dengan menghadap ke barat. Setelah itu tergugat-penggugat diminta Kyai untuk berjalan mengelilingi pohon sawo yang berada di belakang Masjid Madegan sebanyak tujuh kali. Langkah ini diartikan sebagai upaya untuk mencari kebenaran dari kedua pihak tergugat- penggugat dan siapapun yang bersalah diharapkan akan mendapat hukuman dari Tuhan. Sumpah pocong yang dikatakan sebagai disputing proces melalui jalur di luar peradilan. ternyata sebelum dan saat prosesi sumpah pocong diperlukan adanya pelegalan dari aparat. Yaitu adanya penyelesaian sengketa melalui jalur di luar peradilan dipengaruhi oleh adat yang terikat oleh kebijakan negara. 10 Bagi pihak-pihak yang bersengketa menyelesaikan perkara di luar pengadilan merupakan jalur yang efektif karena secara tenaga dan waktu lebih cepat prosesnya dibanding dengan jalur hukum konstitusional. Selain itu dilihat dari rasa keadilan belum tentu penyelesaian yang dilakukan 10 K. Abd. Halim, Wawancara Pelaksana Sunpah Pocong Desa Polagan, Sampang, Pada tanggal 20 Nopember 2014 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 65 melalui pengadilan legal pengadilan konstitusional dengan keputusan berdasarkan kepastian hukum memberi kepuasan bagi yang bersengketa. Penyelesaian sengketa dibawah bimbingan pemuka agama kyai lebih dirasakan sebagai keadilan yang membawa kondisi sosial kembali stabil harmonis. Dengan demikian, bahwa tidak semua sengketa pada masyarakat Madura diselesaikan dengan carok tetapi juga bisa melalui sumpah pocong. Hal ini didukung pendapatnya masyarat desa yang bernama Pak Soleh bahwa masyarakat Madura dalam penyelesaian sengketa selain penggunaan media kekerasan carok juga memakai cara supranatural. Sumpah pocong tidak ada dalam syari’at Islam, juga tidak diatur dalam KUHP atau hukum positif. Maka tidak ada cara tertentu dan cara baku dalam melaksanakan sumpah tersebut. Dalam melaksanakan sumpah tersebut terdapat cara yang berbeda antara satu dengan yang lainnya namun tujuannya sama. C. AnalisisTinjauan Hukum Islam Tentang Sumpah Pocong Dalam Kasus Penyelesaian Sengketa Tanah Di Desa Polagan Sampang Madura Ritual sumpah pocong sebagaimana tersebut di atas adalah merupakan upaya para pihak yang bersengketa dalam mencari kebenaran atas kasus yang dihadapi. Nadine Gordimer, novelis pemenang Nobel dari Afrika Selatan, menegaskan bahwa hakikat kebenaran merupakan sisi tersembunyi dari kehidupan manusia. Secara tersirat pernyataan ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai keterbatasan dalam digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 66 mengungkapkan kebenaran apapun. Dengan penyerahan diri pada kekuasaan adikodrati, manusia secara tidak langsung menegaskan kemanusiannya. Prinsip dalam aliran sejarah hukum mencerminkan keterkaitan antara hukum dan basis sosialnya adalah: 11 1. Hukum tidak dapat dibuat melainkan ditemukan. Hukumtidakdapatdilihatsebagaisuatuinstitusi yang berdirisendiri, melainkansemata-matasuatu proses danperilakumasyarakatsendiri. 2. Hukumitutumbuhdarihubungan-hubunganhukum yang sederhanapadamasyarakatprimitivesampaimenjadihukum yang besardankompleksdalamperadaban modern. 3. Hukumitutidakmempunyaikeberlakuandanpenerapan yang universal. Setiapbangsamemiliki habitat hukumnya, sepertimerekamemilikibahasadan adatnya. Hukum adat yang berlaku di dalam masyarakat adat antara lain mengatur soal hukum tata tantra negara dan administrasi tantra, hukum pidana, hukum pribadi, hukum harta kekayaan, hukum benda benda tetap dan benda lepas, dan hukum perikatan perjanjian, penyelewengan perdata, hak immateriil dan waris. Di dalam penyelesaian suatu sengketa atau penyelewengan adat, masyarakat yang diwakili oleh pemimpin- 11 W.J.S. Poerwadarminta , 1984, KamusUmumBahasa Indonesia, Jakarta, BalaiPustaka, hlm 160 - 161 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 67 pemimpinnya menggariskan ketentuan-ketentuan yang fungsi utamanya adalah: 1. Merumuskanpedomanbagaimanawargamasyarakatseharusnyaberperilaku , sehinggaterjadiintegrasidalammasyarakat, 2. Menetralisirkekuatan-kekuatandalammasyarakat, sehinggadapatdimanfaatkanuntukmengadakanketertiban, 3. Mengatasipersengketaan agar keadaansemulapulihkembali, 4. Merumuskan kembali pedoman-pedoman yang mengatur hubungan antar warga masyarakat dan kelompok-kelompok apabila terjadi perubahan. 12 Salah satu hukum adat yang masih sering dilaksanakan dalam menyelesaikan sengketa tanah antar warga masyarakat adat adalah sumpah pocong. Pengertian sumpah pocong seperti telah diuraikan di atas, terutama berlaku bagi pemeluk agama Islam. Bagi pemeluk agama atau kepercayaan lain terdapat juga sumpah yang sejenis sesuai dengan agama atau kepercayaan tersebut. Berdasarkanpraktiktersebutmakasumpahpocongdalam hokum Islam diperbolehkandimanadarisumpahtersebutuntukmenguatkan dari pembuktian yang dinyatakanolehpihaktertuduh, sepertidalamfirmanAllah Swt berfiman: 12 H. Riduan Syahrani , Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, hlm. 83 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 68 وُﺬَﺗَو ﺎَِﻮُﺒُـﺛ َﺪْﻌَـﺑ ٌمَﺪَﻗ لِﺰَﺘَـﻓ ْﻢُﻜَﻨْـﻴَـﺑ ًﻼَﺧَد ْﻢُﻜَﻧﺎَْﳝَأ اوُﺬِﺨﺘَـﺗ َﻻَو ﺎَِﲟ َءﻮﺴﻟا اﻮُﻗ ِﻪﻠﻟا ِﻞﻴِﺒَﺳ ْﻦَﻋ ُْﰎْدَﺪَﺻ ۖ◌ ٌﻢﻴِﻈَﻌٌـﺑاَﺬَﻌْﻤُﻜَﻟَو Artinya: “dan janganlah kamu jadikan sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan kakimu tergelincir setelah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan didunia karena kamu menghalangi manusia dari jalan allah serta bagimu azab yang besar.” QS. 16 ayat 94 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 68

BAB V KESIMPULAN

A. Simpulan

Setalah peneliti memaparkan seluruh hasil penelitian baik ditinjau secara teoritis maupunsecara praktis. Hasil penelitian tersebut, dapat peneliti simpulkan sebagai berikut: 1. Penyebab dan proses pelaksanaan terjadinya sumpah pocong di Masjid Madegan Desa Polagan Sampang Madura bahwa sumpah pocong ini merupakan tradisi penyelesaian sengketa secara turun temurun sampai saat ini khusunya dalam studi kasus sengketa tanah milik ahli waris Siti Romlah dimana siti Romlah sebagai penggugat dan paman Nasiruddin sebagai tergugat, dalam kasus ini tidak cukup bukti dan saksi jika diproses melalui jalur peradilan. Proses proses pelaksanaan terjadinya sumpah pocong terdapat beberapa cara antara lain berbalut dengan kain dengan beberapa cara. Cara membuktikan sumpah pocong yaitu konsekuensi dari orang yang bersalah akan mendapatkan hukuman dari Tuhan berupa kematian atau tidak mempunyai rasa hidup serta lebih berkaitan dengan harga diri, harkat dan martabat dan perasaan malu dengan adanya sumpah pocong tersebut. 2. Peran kiai dan hakim dalam penyelesaian sengketa tanah tersebut semua masyarakat ikut berperan dalam sumpah pocong di masjid Madegan Sampang dimana Kepala Desa setempat membuat surat pernyataan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 69 pelaksanaan sumpah pocong untuk diajukkan kepada kepala desa Polagan. Surat pernyataan tersebut juga harus diketahui oleh Kapolsek dan Danramil setempat. Menurut Kapolsek dan Danramil kalau surat pernyataan tidak segera dilaksanakan sumpah pocong, dikhawatirkan terjadi carok, setelah semuanya ditanda tangani maka praktik tersebut dilakukan oleh penggungat dan tergugat dengan disertai Kyai, serta para hakim yang terlibat dalam penelitian ini. 3. Tinjauanhukum Islam tentang sumpah pocong dalam kasus penyelesaian sengketa tanah di Desa Polagan Sampang Madurasumpah ada dua macam yaitu sumpah suppletoir dan sumpah decisoir. Dalam keadaan tanpa bukti sama sekali, hakim akan memberikan sumpah decisoir atau sumpah pemutus yang sifatnya tuntas, menyelesaikan perkara. Dengan menggunakan alat sumpah decisoir, putusan hakim akan semata-mata tergantung kepada bunyi sumpah dan keberanian pengucap sumpah. Sumpah itu dikaitkan dengan sumpah pocong.Berdasarkan praktik tersebut maka sumpah pocong dalam hukum Islam diperbolehkan dimana dari sumpah tersebut untuk menguatkan dari pembuktian yang dinyatakan oleh pihak tertuduh.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, peneliti menganggap perlu untuk mencantumkan beberapa saran dalam penulisan penelitian ini, sebagai berikut: digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 70 1. Peraturan dan hukum adalah untuk rakyat, bukan sebaliknya. Sehingga segala bentuk permasalahan yang ada di masyarakat Desa Polagan Sampang Madura merupakan sebuah kegelisahan masyarakat, yang harus segera dicarikan solusi penyelesaiannya oleh penegak hukum sehingga segala bentuksengketa bukan jalan satu-satunya penyelesaiannya adalah sumph pocong karena masyarakat desa masih mempunyai hulum atau atauran yaitu hukum pengadilan.. 2. Bagi pihak masayarakat Desa Polagan baik pihak-pihak yang terkait maupun masyarakat desa yang mempercayai tradisis sumpah pocong ini hendaknya tetap mengikuti pearaturan pemerintah dan tidak mempercayai sumpah pocong bisa menyelesaikan masalah. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR PUSTAKA Abdul ‘Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil ‘Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash- Shahihah, terj. Ma’ruf Abdul Jalil, Pustaka As-Sunnah, ________________________________, Alwajis, Panduan Fiqh Lengkap, terj. Team Tashfiyah LIPIA, Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2007, Abdul Manan. Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama. Jakarta: Yayasan Al-Hikmah, 2000, Ahmad Mujahidin. Pembaharuan Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syar’iyah di Indonesia. Jakarta: IKAHI, 2008, Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran al-Qur’an, 1971. Hasan Saleh,Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada: 2008, H. Riduan Syahrani, Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, Mukti Arto. Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, Prof Dr. Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005, R. Subekti, Hukum Pembuktian, Pradnya Paramita, Jakarta, 1975,