1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum yang diterapkan di SMK Muhamadiyah 2 Bantul adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang menganjurkan
adanya aktivitas aktif siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran menitikberatkan pada
pengalaman langsung, salah satunya dengan cara melakukan praktik. Praktik yang dilakukan membutuhkan ruangan khusus yaitu disebut
laboratorium. Keberadaan laboratorium tersebut membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran praktik dilakukan di
laboratorium, karena di laboratorium terdapat berbagai peralatan yang membantu siswa dalam melakukan praktik.
Berdasarkan fakta di SMK Muhammadiyah 2 Bantul gedung laboratorium administrasi perkantoran hanya tersedia 2 ruangan, yaitu
laboratorium mengetik manual dan laboratorium komputer. Laboratorium mengetik manual dan komputer digunakan pula oleh Kompetensi Keahlian
Pemasaran. Secara kuantitas laboratorium tersebut tidak sebanding dengan jumlah siswa di SMK Muhammadiyah 2 Bantul. Sarana
laboratorium di SMK Muhammadiyah 2 Bantul kurang memadai. Sarana dalam pembelajaran misalnya dalam praktik
telephone handling, mempelajari mesin-mesin kantor, mempraktikkan sistem kearsipan, dan
sebagainya belum dapat membantu siswa dalam praktik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Laboratorium dapat membantu siswa dalam mendapatkan pengalaman langsung dengan cara melakukan praktik, namun pada
kenyataannya siswa di SMK Muhamadiyah 2 Bantul kurang mendapatkan pengalaman praktik. Kurangnya pengalaman ditandai dengan siswa kurang
maksimal dalam proses pembelajaran, karena siswa terkadang hanya dapat membayangkan, tidak dapat mempraktikkan langsung yang telah
diajarkan. Siswa hanya mengetahui secara teoritis tidak secara praktis, padahal SMK adalah sekolah yang bertujuan untuk meluluskan lulusan
yang siap kerja yang berarti siap secara teoritis dan praktis. Guru sering memposisikan ruang kelas sebagai laboratroium. Guru
memberikan praktik untuk beberapa mata pelajaran di ruang kelas, namun hanya sebatas demonstrasi saja, sedangkan siswa hanya melihat
demonstrasi yang dilakukan guru saja tanpa melakukan praktik yang telah didemonstrasikan oleh guru. Keterbatasan seperti peralatan dan ruang
gerak yang digunakan di ruang kelas membuat hanya sebagian kecil praktik pembelajaran yang dapat dilakukan di ruang kelas. Kondisi ini
mengakibatkan siswa tidak dapat mencoba mempraktikkan yang telah diajarkan melalui teori.
Jadwal pemakaian laboratorium telah dibuat, namun pada kenyataannya guru sering meminta jam tambahan praktik secara
mendadak, sehingga mengakibatkan bentroknya jadwal pembelajaran di
laboratorium. Pemanfaatan
laboratorium untuk
mengembangkan keterampilan peserta didik masih sangat terbatas. Sekolah mengalami
kekurangan dana dalam menyediakan prasarana dan sarana laboratorium. Keterbatasan dana yang dialami oleh SMK Muhammadiyah 2
Bantul yang merupakan alasan dalam memenuhi sarana dan prasarana laboratorium. Dana yang terbatas diterima oleh pihak sekolah, kemudian
dana tersebut harus dialokasikan ke sektor-sektor yang lain sehingga untuk memenuhi sarana dan prasarana laboratorium masih terbatas.
Teknisi dan tenaga laboran laboratorium administrasi perkantoran belum ada, sehingga banyak guru yang merangkap tugas sebagai
koordinator laboratorium atau teknisi laboratorium. Ketika terdapat peralatan praktik yang mengalami kerusakan berat maka pihak sekolah
memanggil teknisi dari luar sekolah untuk memperbaikinya, sehingga terkadang tidak dapat diperbaiki secara langsung melainkan harus
menunggu hari selanjutnya. Manajemen laboratorium di SMK Muhammadiyah 2 Bantul masih
belum optimal, karena belum ada tenaga laboran profesional yang khusus membantu guru dalam mempersiapkan dan mencatat alat serta bahan yang
akan digunakan dalam praktik. Selain itu kurang disiplinnya guru dalam pemanfaatan jadwal, sehingga dapat terjadi benturan jadwal antar kelas
atau antar jurusan. Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia dalam bidang manajemen laboratorium juga menggambarkan bahwa manajemen
laboratorium administrasi perkantoran belum optimal.
Berdasarkan permasalah yang dijelaskan di atas, maka peneliti bermaksud
untuk meneliti
mengenai manajemen
laboratorium administrasi perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan SMK
Muhammadiyah 2 Bantul. Penelitian ini akan mengungkapkan informasi mengenai manajemen laboratorium yang ada di SMK Muhammadiyah 2
Bantul dan hambatan-hambatannya.
B. Identifikasi Masalah