Latar Belakang Masalah Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas dalam Kasus-Kasus Kepailitan T2 322010010 BAB I

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia bisnis sarat dengan perjanjian bisnis dan interaksi yang cepat antara para pelaku bisnis. Perjanjian bisnis diantaranya adalah perjanjian utang-piutang. Paul H. Brietzke 1 menyatakan bahwa: “Creditors who provide capital through debt finance are searching for the lowest risk return ratio they can find anywhere in the world, so as to maximize the value of funds they have available to lend.” Dari pernyataan tersebut diasumsikan bahwa ketika kreditor memberi piutang, ia mencari risiko terkecil untuk memaksimalkan nilai dana yang dipinjamkannya. Ketika terjadi sengketa utang-piutang, dimana kreditor sulit mendapatkan kembali pinjaman yang telah diberikannya, maka ia cenderung mencari cara yang paling cepat dan paling mudah dalam memperoleh pengembalian pinjaman. Kepailitan merupakan pranata hukum penyelesaian sengketa utang-piutang yang lebih sederhana dan lebih cepat, dibandingkan dengan gugatan perdata. Kesederhanaan yang dimaksud mencakup kesederhanaan syarat pengajuan permohonan pailit dan keserhanaan pembuktian. Syarat 1 Paul H. Brietzke, Securization and Bankruptcy in Indonesia: Theme and Variations, dalam Sunarmi, Hukum Kepailitan, 2010, Jakarta: PT. Softmedia, hal. 18 2 pengajuan permohonan pailit yaitu terdapat 2 dua kreditor dan tidak membayar lunas salah satu utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih 2 . Keserhanaan pembuktian berkaitan dengan sifat pembuktian kepailitan sebagai perkara sumir dan jangka waktu pembacaan putusan kepailitan. Berkaitan dengan sifat pembuktian 3 , pengabulan permohonan pailit harus dilakukan apabila terdapat “fakta dan keadaan yang terbukti secara sederhana summarily proving ” bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 2 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004 telah terpenuhi vide Bab II, Syarat agar pemohonan pailit dapat dikabulkan, pembuktian sederhana summarily proving. Berkaitan dengan jangka waktu 4 , Pengadilan Niaga harus memutuskan permohonan pailit maksimum 60 enam puluh hari setelah tanggal permohonan pailit didaftarkan, sedangkan pada Pengadilan Perdata, perkara diputuskan sekitar 6 enam bulan atau lebih terhitung sejak perkara didaftarkan. Secara keseluruhan, waktu yang digunakan juga sangat jauh berbeda. Bila pada Pengadilan Perdata biasanya dibutuhkan waktu 4-6 tahun untuk memutuskan perkara perdata dari tingkat Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Kasasi di Mahkamah Agung dan Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung akan tetapi berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004 hanya dibutuhkan totalitas waktu 212 hari untuk memutuskan permohonan 2 Yang dimaksud dengan “sudah jatuh waktu dan dapat ditagih” adalah kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh waktu, baik karena telah diperjanjikan, karena percepatan waktu penagihannya sebagaimana diperjanjikan, karena pengenaan sanksi atau denda oleh instansi yang berwenang, maupun karena putusan pengadilan, arbiter atau majelis arbitrase. Lihat: Penjelasan Pasal 2 UU No. 37 Tahun 2004 3 Pasal 8 ayat 4 UU No. 37 Tahun 2004 4 Pasal 8 ayat 5 UU No. 37 Tahun 2004 3 kepailitan dari tingkat Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri, Kasasi di Mahkamah Agung dan Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung 5 vide Bab II, jangka waktu time-frame pengajuan permohonan pailit per tingkat peradilan. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, diasumsikan bahwa permohonan penyelesaian sengketa utang-piutang melalui pranata hukum kepailitan di Pengadilan Niaga lebih mencerminkan prinsip sederhana, cepat dan efektif dalam beracara, dibandingkan dengan penyelesaian sengketa hutang- piutang melalui pranata hukum perdata pada Pengadilan Negeri. Dari kesimpulan tersebut, penulis memperoleh kesimpulan bahwa pranata hukum kepailitan mendukung nuansa dunia bisnis yang mengedepankan kecepatan dan kemudahan. Ini merupakan salah satu alasan mengapa kepailitan menarik untuk diteliti lebih lanjut. Kepailitan sering digunakan sebagai pranata hukum penyelesaian sengketa hutang-piutang oleh Perseroan Terbatas 6 selanjutnya disebut Perseroan. Hal ini terbukti dari data yang disajikan dalam Direktori Perdata Khusus Kepailitan pada website Mahkamah Agung Republik Indonesia. 5 Ricardo Simanjuntak SH, LLM, ANZIIF, CIP, Aspek Hukum Penguatan dan Pengembangan Pengadilan Niaga, pada Seminar Reformasi Peradilan di Bidang Bisnis, Pengadilan Pajak dan Pengadilan Niaga, diselenggarakan di CFISEL tanggal 24 Maret 2011 di Jakarta, hal. 3. Dalam perhitungannya, Ricardo Simanjuntak menulis, total jangka waktu time-frame adalah 215 hari, tetapi ketika penulis membuat bagan dan menghitungnya kembali, penulis mendapati total jangka waktu time frame adalah 212 hari. 6 Perseroan Terbatas merupakan subjek hukum kepailitan yang dapat berposisi sebagai Debitur atau Kreditur. Debitur atau Kreditur merupakan “orang”. Pengertian “orang” dalam hal ini adalah orang-perseorangan atau korporasi termasuk korporasi yang berbentuk badan hukum maupun yang bukan badan hukum dalam likuidasi. Lihat: Pasal 1 angka 2, 3, dan 11 UU No. 37 Tahun 2004 4 Gambar 1. Direktori Perdata Khusus Kepailitan pada website Mahkamah Agung Republik Indonesia Berikut ini adalah perbandingan data Termohon Pailit Perseroan dan Termohon Pailit Perorangan pada tahun 1998-2011 yang diakses dari Direktori Perdata Khusus Kepailitan pada website Mahkamah Agung Republik Indonesia. Matriks 1. Perbandingan Data Termohon Pailit Perseroan dan Termohon Pailit Perorangan Tahun Banyak perkara Termohon Pailit Prosentase Perseroan Perorangan Perseroan Perorangan 1 2 3 4 5 6 1998 19 18 1 94,74 5,26 1999 64 62 2 96,88 3,13 2000 51 51 100,00 0,00 2001 111 111 100,00 0,00 2002 83 82 1 98,80 1,20 5 Tahun Banyak perkara Termohon Pailit Prosentase Perseroan Perorangan Perseroan Perorangan 1 2 3 4 5 6 2003 70 68 2 97,14 2,86 2004 62 62 100,00 0,00 2005 56 55 1 98,21 1,79 2006 44 44 100,00 0,00 2007 25 22 3 88,00 12,00 2008 16 13 3 81,25 18,75 2009 17 16 1 94,12 5,88 2010 36 33 3 91,67 8,33 2011 2 2 100,00 0,00 Total 639 17 97,41 2,59 Data tahun 2011 sampai pada tanggal akses yaitu 21 Juli 2011 7 Matriks tersebut menunjukkan bahwa perbandingan prosentase Termohon Pailit Perseroan dibanding Termohon Pailit Perorangan dari tahun 1998 s.d. 21 Juli 2011 adalah 97,41 banding 2,59. Dengan demikian, Perseroan merupakan subjek hukum yang paling sering dipailitkan dibanding perorangan, dari tahun 1998 s.d. 21 Juli 2011. Kepailitan juga seringkali digunakan oleh Perseroan di Amerika Serikat untuk mereorganisasi bisnisnya dan berusaha untuk kembali memperoleh keuntungan, seperti pernyataan Securities Exchange Committee SEC 8 , Badan Pengawas Pasar Modal USA, berikut ini: “Federal bankruptcy laws govern how companies go out of business or recover from crippling debt. A bankrupt company, the debtor, might use Chapter 11 of the Bankruptcy Code to reorganize its business and try to become profitable again. Management continues to run the day-to-day business operations but all significant business decisions must be approved by a 7 http:putusan.mahkamahagung.go.iddirektoriperdata khususkepailitanindex-12.html diakses tanggal 21 Juli 2011 8 http:www.hg.orgbankrpt.html diakses tanggal 25 Agustus 2011 6 bankruptcy court. Under Chapter 7, the company stops all operations and goes completely out of business. A trustee is appointed to liquidate sell the companys assets and the money is used to pay off the debt, which may include debts to creditors and investors.” Hal yang sama dinyatakan dalam salah satu tujuan utama hukum kepailitan Perseroan The principle purposes of corporate insolvency law di Amerika Serikat yaitu 9 : “To facilitate the recovery of companies in financial difficulty” Berikut ini data 18 delapan belas Perseroan terbesar yang pernah dipailitkan di Amerika Serikat 10 , termasuk Lehman Brothers Holding Inc.: Matriks 2. Data 18 delapan belas Perseroan terbesar yang pernah dipailitkan di Amerika Serikat No. Nama Perseroan Tanggal Dipailitkan Total Aset Sebelum Dipailitkan Deskripsi 1 2 3 4 5 1. CIT Group 1 Nov 2011 71,000,000,000 Banking Holding Company 2. General Motors 1 Jun 2009 82,290,000,000 Manufactures Sells Cars 3. Thornburg Mortgage 1 Mei 2009 36,521,000,000 Mortgage Landing Company 4. Chrysler 30 Apr 2009 39,300,000,000 Manufactures Sells Care 5. General Growth Properties 16 April 2009 29,557,000,000 Investment Company 6. Lyondell Chemical 6 Januari 2009 27,392,000,000 Global Manufacurer of Chemical 7. Washington Mutual 26 September 2008 327,913,000,000 Saving Loan Holding Co 8. Lehman 15 September 691,063,000,000 Investment Bank 9

R. M. Goede, Principle of Corporate Insolvency Law, 1990, London: Sweet