Pendahuluan Ciri-ciri Orang yang Mempunyai Motivasi Belajar

A. Pendahuluan

Konseling behavioral atau konseling perilaku merupakan satu jenis konseling yang berorientasi perilaku, bertujuan untuk menghilangkan perilaku yang tidak betul dan membantu konseli menguasai ketrampilan-ketrampilan atau perilaku baru Loekmono, 2003. Bagi pendekatan behavioral, perilaku,kognisi, dan perasaan bermasalah,terbentuk karena dipelajari oleh karenanya dapat di ubah melalui proses belajar Supriyatna, 2003. Konseling kelompok merupakan suatu upaya untuk membantu individu dalam suasana kelompok, dimana teori-teori yang dipakai dalam konseling kelompok adalah juga teori-teori yang dipakai dalam konseling individual. Pendekatan konseling kelompok behavioral menekankan pada upaya untuk membantu siswaklien mengatasi masalah yang berkaitan dengan perilaku. Adapun alasan yang mendasari pentingnya konseling behavioral adalah: 1. Motivasi belajar bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar sehingga ia dapat dirubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku. 2. Peningkatan diri yang adaptif dapat ditempuh melalui peningkatan pemikiran yang positif. 3. Siswa dapat mempelajari keterampilan dalam mengatasi masalah motivasi belajar, cognitive restructuring.

B. Tujuan

Tujuan umum konseling kelompok behavioral untuk mengatasi motivasi belajar dengan menggunakan teknik Cognitive Restructuring Tujuan khusus konseling behavioral 1. Siswa dapat meningkatkan empat kemampuan interpersonal yaitu : menyatakan tidak, membuat permintaan, mengekpresikan perasaan baik positif maupun negatif, membuka dan mengakhiri percakapan. 2. Agar siswa dapat mengubah cara pikirnya yang salah selama ini. 3. Agar siswa dapat menguasai teknik dalam mengatasi kurangnya motivasi belajar dengant teknik cognitive restructuring. C. Sistematika Kegiatan dan Alokasi Waktu Konseling Kelompok No. Kegiatan Sesi Waktu 1 Konseptualisasi 1.1 Pembentukan kelompok 45-65 pertemuan 1-2 1.2 Pemberian Informasi mengenai konseling kelompok behavioral teknik cognitive restructuring, tujuan konseling kelompok serta prosedur-prosedur konseling menit 2 Teknik cognitive restructuring pertemuan 3-4 1.1 Pemberian informasi 1.2 Penugasan 1.3 Pembahasan masalah 45-65 menit 3 Teknik cognitive restructuring pertemuan 5-6 1.1 Pelaksanaan cognitive restructuring 1.2 Latihan cognitive restructuring 1.3 Evaluasi sesudah latihan 45-65 menit 7 Aplikasi follow- up pertemuan 7- 8 1.1 Pengulangan teknik cognitive restructuring 1.2 Evaluasi kegiatan 45-65 menit PERTEMUAN 1-2 Sesi 1 : Pembentukan Kelompok Kegiatan ini merupakan awal pertemuan dalam proses konseling kelompok. Tujuannya adalah agar terjadinya dinamika kelomok, dimana konselor dan klien saling berkenalan satu sama lain sehingga terjalin ikatan dalam kelompok. Sesi 2 : Pemberian Informasi Siswa memahami bahan informasi yang diberikan konselor yang berisi rasional, tujuan dan hal yang diharapkan dari siswa selama mengikuti kegiatan konselling kelompok teknik cognitive restructuring dan mendorong siswa agar berperan dalam kegiatan latihan tersebut. Selanjutnya, konselor berdiskusi dengan siswa tentang motivasi belajar, menjelaskan prosedur konseling kelompok. MATERI PELATIHAN

1. Motivasi Belajar A. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif Sardiman,2001. Motivasi belajar menurut Sardiman 2001 merupakan pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Motivasi memberikan suatu nialai atau intensitas tersendiri dari seorang siswa dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajarnya. Menurut Mc.Donald yang dikutip Sardiman 2001, dalam motivasi belajar mengandung tiga elemen penting, yaitu: 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. 2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasafeeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini menyangkut dengan kebutuhan. Menurut Winkel 2004 motivasi sangat penting untuk mencapai keberhasilan siswa dalam belajar. Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri. Motivasi yang kuat akan membuat siswa sanggup bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuannya, dan motivasi itu muncul karena dorongan adanya kebutuhan. Dalyono 2005 memaparkan bahwa “motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar”. Dalam bukunya Ngalim Purwanto 2007 mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan goal atau perangsang insentive. Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan pembelajaran secara khusus.

B. Ciri-ciri Orang yang Mempunyai Motivasi Belajar

Menurut Sardiman 2004 siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat dicirikan sebagai berikut: 1. Tekun tugas dapat bekerja terus dalam waktu yang lama tidak pemah berhenti sebelum selesai 2. Ulet menghadapi kesulitan tidak cepat putus asa 3. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya 4. Lebih senang kerja mandiri 5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin 6. Dapat mempertahankan pendapatuya ftalau sudah yakin akan sesuatu 7. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya 8. Senang mencari dan memecatrkan soal-soal Berdasarkan akan pentingnya motivasi belajar untuk mencapai suatu tujuan pendidikan maka dibuat program peningkaran motivasi belajar siswa.

C. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi Belajar dengan Teknik Cognitive Restructuring Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Pabelan

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi Belajar dengan Teknik Cognitive Restructuring Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Pabelan T1 132010053 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi Belajar dengan Teknik Cognitive Restructuring Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Pabelan T1 132010053 BAB II

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi Belajar dengan Teknik Cognitive Restructuring Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Pabelan T1 132010053 BAB IV

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi Belajar dengan Teknik Cognitive Restructuring Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Pabelan T1 132010053 BAB V

0 1 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Kemandirian Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pabelan

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Kemandirian Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pabelan T1 132008019 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Kemandirian Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pabelan T1 132008019 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Kemandirian Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pabelan T1 132008019 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Kemandirian Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pabelan

0 0 11