ANALYSIS OF ABNORMAL STOCK RETURN, TRADING VOLUME OF SHARE AND VOLATILITY OF STOCK PRICE BEFORE AND AFTER STOCK SPLIT EVENT (STUDY ON THE GO PUBLIC COMPANY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2010-2012) ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SA

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS OF ABNORMAL STOCK RETURN, TRADING VOLUME OF SHARE AND VOLATILITY OF STOCK PRICE BEFORE AND AFTER

STOCK SPLIT EVENT

(STUDY ON THE GO PUBLIC COMPANY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2010-2012)

By

Rahmat Andi Subardi

This study aims to determine the difference in abnormal stock return, trading volume of share and volatility of stock price at the time before and after the stock split. The population of this study is a registered company in Indonesia Stock Exchange stock split during the year 2010-2012. The data used in this study is secondary data. The sample consisted of 17 companies that do stock splits, sampling is determined by purposive sampling method. The period of observation in this study was 5 days before and after the stock split. This study used a different test analysis techniques paired sample t test. The results showed: (1) there is no significant difference in abnormal stock return before and after the sock split. (2) there are significant differences in the volume of stock trading before and after the stock split.(3) there were no significant differences in the volatility of the stock price at the time before and after the stock split.

Key words : Stock Split, Abnormal Stock Return, Trading Volume of Share And Volatility of Stock Price


(2)

ABSTRAK

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN

SAHAM DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM SEBELUM DAN

SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT

(STUDI PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2010-2012)

Oleh

Rahmat Andi Subardi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pada abnormal return saham, volume perdagangan saham dan volatilitas harga saham pada saat sebelum dan sesudah stock split. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan stock split selama tahun 2010-2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sampel penelitian terdiri dari 17 perusahaan yang melakukan stock split, pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive sampling. Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah 5 hari sebelum dan sesudah stock split. Penelitian ini menggunakan teknik analisis uji beda paired sample t test. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return saham saat sebelum dan sesudah sock split. (2) terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split. (3) tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada volatilitas harga saham pada saat sebelum dan sesudah stock split.

Kata Kunci : Stock Split, Abnormal Return Saham, Volume Perdagangan Saham dan Volatilitas Harga Saham


(3)

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM SEBELUM DAN

SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT

(Studi pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

Oleh

Rahmat Andi Subardi

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2014


(4)

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM SEBELUM DAN

SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT

(Studi pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

(Skripsi)

Oleh

RAHMAT ANDI SUBARDI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2014


(5)

(6)

(7)

(8)

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 27 Desember 1992, sebagai anak pertama dari dua bersaudara, buah cinta dari pasangan Bapak Sariyanto dan Ibu Khumairoh. Latar belakang pendidikan formal penulis dimulai di Taman Kanak-Kanak (TK) Dwi Tunggal yang diselesaikan pada tahun 1997. Kemudian dilanjutkan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Penengahan Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007, kemudian pada tahun 2010 penulis menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 16 Bandar Lampung.

Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada tahun 2013 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Bakung, Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung.


(9)

MOTO

Bersemangatlah pada apa saja yang bermanfaat bagimu, minta

tolonglah pada Allah dan jangan merasa tidak mampu

-HR. Imam Muslim-

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum,

kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri

mereka”


(10)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, penulis persembahkan

karya tulis ini kepada

Kedua orang tuaku, Bapak dan Mama yang sangat kucintai,

sebagai tanda baktiku terima kasih atas doa, kasih sayang dan

pengorbanan yang telah diberikan selama ini demi keberhasilan dan

masa depan yang lebih baik.

Adiku yang sangat kusayangi Intan Rizki Amelia, terima kasih

untuk keceriaan, bantuan dan doanya.

Seluruh keluarga besar ku yang selalu memberikan doa, bantuan dan

motivasi.


(11)

SANWACANA

Ahamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala kenikmatan anugerah-Nya yang tiada terkira, sehingga penulis bisa menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Analisis Abnormal Returm Saham, Volume Perdagangan Saham, dan Volatilitas Harga Saham Sebelum dan Sesudah Peristiwa Stock Split (Studi pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)” ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis di Universitas Lampung.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakutas Ilmu Ssosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. A. Effendi, M.M., selaku Pembantu Dekan I Fakutas Ilmu Ssosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku pembantu dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4. Bapak Drs. Pairul Syah, M.H. selaku pembantu dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.


(12)

5. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poilitik Universitas Lampung dan juga selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, kritik dan nasehat selama proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Ahmad Rifa‟i, S.Sos., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung serta selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, arahan, kritik, saran dan motivasi yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Mediya Destalia, S.A.B., M.AB selaku Pembimbing pembantu yang telah memberikan bimbingan, ilmu, saran, dan kritik serta motivasi yang membangun selama proses penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Wheny Khristianto, S.Sos., M.A.B selaku pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan.

9. Seluruh dosen jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

10.Ibu Mertayana selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang selalu membantu serta memberikan kemudahan dalam mengurus berkas kuliah selama ini.

11.Keluarga tercinta, Bapak, Mama dan Adikku, yang senantiasa mendoakanku dalam setiap sujudnya, memberikan kasih sayang, cinta, nasihat, pengorbanan dan sebagai pemacu semangat bagi penulis. Semoga semua pengorbanan dan


(13)

usaha yang telah kalian berikan akan menghasilkan kebahagiaan yang luar biasa indah dunia dan akhirat.

12.Mbak Sari dan Kak Anton serta Qhinaya yang telah memberikan banyak bantuan, semangat, doa dan motivasi.

13.Nenek, Mbah, Bude, Pakde, Wa lina dan Wa lis yang telah memberikan doa, semangat dan motivasinya selama penulis menyelesaikan skripsi. Terimaksih semoga semua kebaikan dan doa yang telah diberikan akan dibalas oleh Allah SWT.

14.Seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan doa, bantuan dan semangat. Terima kasih banyak untuk semua yang telah diberikan.

15.Sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuangan di Administrasi Bisnis angkatan 2010: Fahmi, Ruslan Taqim, Kiki, Nikko, Ferdy, Tara, Ica, Manda, Yulia, Lisa, Intan, Intria, Nurul, Dian S, Ade, Devi, Olla, Mala, Indah, Septi, Melissa, Kusuma, Sespana, Mery, Elita, Dian N, Tera, Nisa, Puji, Lana, Lala, Natalia, Lidia, Ranis, Patricia, Hari C, Nuhada, Deris, Juvan, Ferman, Ratna, Meika, Lusi, Fauziah, Weny, Solihin, Eriyansah, Alan, Boby, Daniel, Ifan Ari, Hari H, Yoga, Agung, Tama, Narto, Dodi, Saut, Dayu, Andi N, Alim, Arif. Terima kasih atas pengalaman dan kebersamaannya selama ini. Tetap semangat dan sukses untuk kita semua.

16.Teman-teman T. Rejo: Hendra, Nuhada, Gede, Bang Anjas, Melisa, Vita, Anisa, Dewi, Yesi. Terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman berharga yang tidak akan pernah terlupakan.

17.Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


(14)

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 7 Juni 2014


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1Pasar modal ... 9

2.1.1 Pengertian Pasar Modal... 9

2.1.2 Pasar Modal yang Efisien... 10

2.2Arti Penting Informasi... 12

2.3Corporate Action ... 13

2.4Saham ... 14

2.4.1 Pengertian Saham ... 14

2.4.2 Jenis-Jenis Saham ... 15

2.4.3 Harga Saham ... 16

2.5Stock Split ... 17

2.5.1 Pengertian Stock Split ... 17

2.5.2 Jenis Stock Split ... 18

2.5.3 Tujuan Stock Split ... 19

2.5.4 Manfaat Stock split ... 20

2.5.5 Teori Stock split... 20

2.6Likuiditas saham ... 22

2.7Abnormal Return Saham ... 23

2.8Volume Perdagangan Saham ... 26

2.9Volatilitas Harga Saham ... 27

2.10 Penelitian Terdahulu ... 28

2.11 Batasan Penelitian ... 32

2.12 Kerangka Pemikiran ... 32

2.13 Hipotesis ... 35

III.METODE PENELITIAN ... 37

3.1Jenis Penelitian ... 37


(16)

3.3Populasi dan Sampel ... 38

3.3.1 Populasi ... 38

3.3.2 Sampel ... 38

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.5Definisi Konseptual ... 41

3.6Definisi Operasional ... 42

3.7Teknik Analisis Data ... 42

3.7.1 Statistik Deskriptif ... 43

3.7.2 Uji Normalitas ... 43

3.7.3 Uji Hipotesis ... 44

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 48

4.1.1 PT Astra Internasional Tbk ... 48

4.1.2 PT Astra Otoparts Tbk ... 49

4.1.3 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ... 50

4.1.4 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk ... 52

4.1.5 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk ... 53

4.1.6 PT Ciputra Development Tbk ... 55

4.1.7 PT Intiland Development Tbk ... 56

4.1.8 PT Darya-Variya Laboratoria Tbk ... 56

4.1.9 PT Indomobil Sukses Internasional Tbk ... 57

4.1.10 PT Intraco Penta Tbk ... 58

4.1.11 PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk ... 59

4.1.12 PT PP London Sumatra Indonesia ... 59

4.1.13 PT Malindo Feedmil Tbk ... 61

4.1.14 PT Capitalinc Investment Tbk ... 62

4.1.15 PT Petrosea Tbk ... 63

4.1.16 PT Surya Semesta Internusa Tbk ... 63

4.1.17 PT Tunas Redean Tbk ... 64

4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 65

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Abnormal Return Saham ... 65

4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif Volume Perdagangan Saham ... 67

4.2.3 Analisis Statistik Deskriptif Volatilitas Harga Saham ... 69

4.3 Uji Normalitas ... 71

4.3.1 Hasil Uji Normalitas Abnormal Return Saham... 71

4.3.2 Hasil Uji Normalitas Volume Perdagangan Saham ... 73

4.3.3 Hasil Uji Normalitas Volatilitas Harga Saham ... 74

4.4 Uji Hipotesis ... 76

4.4.1 Hasil Uji Hipotesis Abnormal Return Saham, Volume Perdagangan Saham dan Volatilitas Harga Saham ... 76

4.4.2 Hasil Uji Hipotesis Rata-Rata Abnormal Return Saham,Volume Perdagangan Saham dan Volatilitas Harga Saham ... 79

4.5 Pembahasan ... 84

4.5.1 Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split .. 84

4.5.2 Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 88


(17)

4.5.3 Volatilitas Harga Saham Sebelum dan Sesudah

Stock Split ... 91

V.KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1.1 Rata-Rata Abnormal Return 5 Hari Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 5 2.1 Penelitian Terdahulu ... 31 3.1 Daftar Sampel Perusahaan yang Melakukan Stock Split di BEI Periode 2010 - 2012 ... 40 3.2 Definisi Operasional ... 42

4.1 Rata-Rata Abnormal Return Saham 5 Hari Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 65

4.2 Hasi Analisis Deskriptif Rata-Rata Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 66 4.3 Rata-Rata Volume Perdagangan Saham 5 Hari Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 67 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Rata-Rata Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 68 4.5 Rata-Rata Volatilitas Harga Saham 5 Hari Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 70 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Rata-Rata Volatilitas Harga Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 70 4.7 Hasil Uji Normalitas Abnormal Return Saham ... 72 4.8 Hasil Uji Normalitas Rata-Rata Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 72 4.9 Hasil Uji Normalitas Volume Perdagangan Saham ... 73 4.10 Hasil Uji Normalitas Rata-Rata Volume Perdagangan Saham Sebelum dan

Sesudah Stock Split ... 74 4.11 Hasil Uji Normalitas Volatilitas Harga Saham ... 75


(19)

4.12 Hasil Uji Normalitas Rata-Rata Volatilitas Harga Saham Sebelum dan

Sesudah Stock Split ... 75

4.13 Hasil Uji Paired Sample T-TestAbnormal Return Saham ... 77

4.14 Hasil Uji Paired Sample T-Test Volume Perdagangan Saham ... 78

4.15 Hasil Uji Paired Sample T-Test Volatilitas Harga Saham ... 79

4.16 Hasil Uji Paired Sample T-Test Rata-Rata Abnormal Return Saham ... 80

4.17 Hasil Uji Paired Sample T-Test Rata-Rata Volume Perdagangan Saham ... 82


(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Kerangka Pemikiran ... 35


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan perekonomian suatu negara. Kondisi pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik, mencerminkan tingkat perekonomian dalam keadaan yang baik di negara tersebut. Pada prinsipnya, pasar modal merupakan sarana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dengan pihak yang memiliki dana (investor). Dengan adanya pasar modal investor dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh keuntungan, sedangkan bagi emiten dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan.

Menurut Husnan (2003), pasar modal dikatakan efisien jika informasi yang tersedia secara luas dan murah untuk para investor dan semua informasi yang relevan telah dicerminkan dalam harga-harga sekuritas tersebut. Infomasi merupakan kebutuhan mendasar bagi para investor dalam menentukan keputusan berinvestasi. Investasi dipasar modal mengandung unsur ketidakpastian, sehingga mengakibatkan risiko yang akan dihadapi oleh para pelaku pasar modal. Untuk mengurangi ketidakpastian dan risiko dari investasi tersebut, dibutuhkaninformasi


(22)

yang lengkap dan sesuai dengan kondisi di pasar modal. Informasi dibutuhkan oleh para investor dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi dan mengurangi tingkat risiko yang akan terjadi, sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan memperoleh keuntungan. Terdapat beberapa informasi di pasar modal yang dapat dimanfaatkan oleh investor dalam mengurangi tingkat risiko yang akan dihadapi, salah satu informasi tersebut adalah mengenai corporate action.

Corporate action merupakan informasi yang umumnya menarik perhatian pihak-pihak yang terkait di pasar modal, khususnya para pemegang saham. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2008), Corporate Action merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar maupun harga saham di pasar. Salah satu bentuk dari corporate action adalah stock split. Menurut Jogiyanto (2012), pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga perlembar saham baru setelah pemecahan saham adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Sedangkan menurut Fahmi (2013), stock split adalah peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham. Dengan adanya stock split, maka investor akan menerima tambahan jumlah saham namun proporsi kepemilikan perusahaannya tidak berubah. Harga pasar saham tersebut akan menurun sehingga total nilai saham yang dipegang tetap sama.

Umumnya perusahaan melakukan stock split didasari karena tingginya harga saham yang menyebabkan investor kurang mampu untuk melakukan pembelian. Sesuai dengan trading range theory yang menyatakan bahwa tingkat kemahalan


(23)

saham merupakan motivasi perusahaan untuk melakukan stock split. Perusahaan melakukan stock split untuk menata kembali harga saham pada rentang harga tertentu yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya atau dalam rentang perdagangan yang optimal, sehingga diharapkan saham tersebut lebih aktif diperdagangkan di pasar modal. Ketika harga saham mengalami penurunan maka akan disertai perubahan jumlah saham yang beredar secara proporsional.

Peristiwa pengumuman stock split mempengaruhi keputusan jual beli yang dilakukan investor, para investor memandang bahwa perusahaan yang melakukan stock split berusaha menyampaikan sinyal positif. Dalam signaling theory yang menyatakan bahwa peristiwa stock split dipandang sebagai sinyal positif, karena manajer perusahaan ingin menginformasikan prospek masa depan yang baik yaitu informasi kepada investor mengenai peningkatan return di masa depan. Adanya sinyal positif yang coba disampaikan manajer perusahaan melalui keputusan stock split menurut Copeland dalam Fahmi (2012) didasarkan pada alasan bahwa pemecahan saham memerlukan biaya, sehingga hanya perusahaan yang memiliki prospek bagus yang dapat melakukannya. Para pelaku pasar modal juga hanya akan merespon pemberi sinyal yang kredibel atas informasi yang terdapat di pasar modal.

Menurut Brennan dan Hughes dalam Pramana (2012) menyatakan bahwa investor tertarik berinvestasi pada saham yang benar-benar diketahui dengan pasti segala sesuatunya dimana hal ini ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang positif di sekitar pengumuman stock split. Abnormal return merupakan selisih dari return yang sesungguhnya (actual return) dengan return yang diharapkan


(24)

(expected return) (Robert Ang, dalam Pramana, 2012). Abnormal return yang positif mengindikasikan bahwa tingkat keuntungan yang diperoleh lebih besar yang ditunjukan dari besarnya nilai dari actual return yang merupakan return yang sesungguhnya terjadi lebih besar daripada expected return yang merupakan return yang diharapkan oleh investor.

Dengan adanya aktivitas stock split akan menimbulkan dampak penurunan harga saham yang disertai perubahan jumlah saham yang beredar secara proporsional. Penurunan harga ini diharapkan akan diikuti dengan meningkatnya return saham, return yang meningkat akan menarik minat investor untuk melakukan investasi. Banyaknya investor yang melakukan investasi menyebabkan peningkatan jumlah transaksi saham setelah stock split yang berdampak terhadap tingkat likuiditas. Tingkat likuiditas tersebut dapat dilihat melalui aktivitas volume perdagangan saham. Adanya peningkatan volume perdagangan saham setelah aktivitas stock split mencerminkan likuiditas saham juga akan menjadi meningkat begitupun sebaliknya.

Peningkatan likuiditas saham juga dapat dilhat melalui volatilitas harga saham. Volatilitas harga saham merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk melihat adanya reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan harga-harga saham di pasar. Menurut Fang’a, dalam Purnomo, (2010) bahwa setelah aktivitas stock split jumlah pemegang saham menjadi bertambah banyak, kenaikan tersebut karena menurunnya harga saham, volatilitas saham menjadi bertambah besar sehingga menarik investor untuk menjual atau membeli saham, dengan demikian tingkat likuiditas akan meningkat dan hal ini


(25)

menandakan pasar merespon aktivitas pengumuman stock split. Sampai saat ini stock split masih menjadi salah satu pilihan yang diterapkan emiten dalam mengendalikan harga saham demi mencapai tujuan perusahaan. Hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan yang melakukan aktivitas stock split selama periode tahun 2010-2012 yaitu berjumlah 17 perusahaan yang tersebar dari berbagai sektor industri di bursa efek Indonesia. Akan tetapi seringkali ditemui fenomena yang tidak wajar di pasar modal berkaitan dengan abnormal return dan likuiditas saham pada waktu sekitar pengumuman stock split. Berikut ini daftar rata-rata abnormal return dari beberapa perusahaan sampel selama 5 hari sebelum dan sesudah dilakukannya stock split.

Tabel 1.1 Rata-Rata Abnormal Return 5 Hari Sebelum dan Sesudah Stock Split

No Kode Perusahaan Rata-rata abnormal return sebelum stock split

Rata-rata abnormal return sesudah stock split

1 DILD 0,0121 0,0067

2 ASII -0,0126 -0,0068

3 CTRA 0,0239 -0,0175

4 LSIP -0,0053 0,0615

5 CPIN -0,0252 0,0206

Sumber : www.finance.yahoo.com (data diolah)

Berdasarkan data pada tabel 1.1 terdapat perbedaan nilai rata-rata abnormal return yang terjadi antara sebelum dan sesudah dilakukannya stock split. Perbedaan dengan selisih terbesar terjadi pada CPIN dengan rata-rata abnormal return sebesar -0,0252 sebelum peristiwa stock split dan mengalami kenaikan nilai abnormal return pada saat sesudah peristiwa stock split sebesar 0,0206. Sedangkan CTRA mengalami penurunan nilai rata-rata abnormal return yaitu sebesar 0,0239 sebelum stock split dan menjadi -0,0175 setelah stock split. Perubahan nilai rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah stock split ini


(26)

menunjukan bahwa adanya respon pasar terhadap informasi stock split yang dilakukan oleh perusahaan.

Pada tabel 1.1 juga menunjukan bahwa tidak selamanya aktivitas stock split akan benar-benar mencerminkan informasi yang dipublikasikan oleh manajer perusahaan akan membawa sinyal postif kapada para investor berkaitan dengan saham yang diperdagangkan oleh perusahaan di pasar modal. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan abnormal return yang positif maupun negatif disekitar tanggal pengumuman stock split. Adanya hasil yang berbeda terhadap abnormal return juga diungkapkan oleh penelitian yang menunjukan bahwa pasar memberikan respon yang beragam terhadap peristiwa pengumuman stock split. Bahkan beberapa penelitian yang dilakukan menunjukan kesimpulan yang berbeda mengenai dampak dari aktivitas stock split terhadap abnormal return dan likuiditas saham.

Hasil penelitian yang dilakukan Muchtar (2008) pada 21 perusahaan yang melakukan stock split di BEJ periode 2005 sampai 2007 diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap abnormal return pada periode sebelum dan sesudah stock split sedangkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap trading volume activity pada periode sebelum dan sesudah stock split. Penelitian lain yang dilakukan oleh Hendrawijaya (2009) yang menganalisis perbandingan harga saham, volume perdagangan saham dan abnormal return saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham di bursa efek indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada harga saham, volume perdagangan saham dan abnormal return


(27)

saham sebelum dan sesudah pemecahan saham. Sementara penelitian yang dilakukan Pramana (2012) yang menganalisis perbandingan trading volume activity dan abnormal return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada trading volume activity dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham. Berdasarkan perbedaan hasil penelitian tentang stock split yang secara umum menghasilkan dua pendapat yang berbeda terhadap variabel-variabel yang diteliti, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang stock split sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul yaitu: “Analisis Abnormal Return Saham, Volume Perdagangan Saham dan Volatilitas Harga Saham Sebelum dan Sesudah Peristiwa Stock Split (Studi Pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1 Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return saham sebelum dan sesudah stock split?

2 Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split?

3 Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara volatilitas harga saham sebelum dan sesudah stock split?


(28)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan antara abnormal return saham sebelum dan sesudah aktivitas stock split.

2. Untuk mengetahui perbedaan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah aktivitas stock split.

3. Untuk mengetahui perbedaan antara volatilitas harga saham sebelum dan sesudah stock split.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang aktivitas stock split dan sebagai informasi tambahan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dalam pemilihan saham perusahaan pada saat sebelum dan sesudah melakukan stock split.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam membuat dan menerapkan kebijakan stock split untuk mencapai tujuan perusahaan.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar dan referensi bagi peneliti yang berminat terhadap studi pasar modal untuk penelitian lebih lanjut.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Modal

2.1.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya (Darmadji dan Fakhrudin, 2008). Undang - undang pasar modal dalam Moechdie dan Ramelan (2012) mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menyediakan sumber pembiayaan dengan jangka waktu yang lebih panjang, yang diinvestasikan sebagai modal untuk menciptakan dan memperluas lapangan kerja yang akan meningkatkan volume aktivitas perekonomian yang profitable dan sehat.

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian, karena pasar modal menjalankan fungsi ekonomi yaitu sebagai penyedia fasilitas dan wahana yang mempertemukan investor dan emiten. Selain itu pasar modal juga dikatakan memiliki fungsi keuangan karena memberikan kemungkinan dan kesempatan


(30)

memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang diilih (Darmadji dan Fakhrudin, 2008). Sehingga dapat diketahui bahwa pasar modal merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan oleh para investor untuk melakukan investasi guna menghasilkan keuntungan di masa depan dan juga sebagai sarana bagi perusahaan yang ingin memperoleh dana dengan cara menerbitkan dan menjual sekuritas.

2.1.2 Pasar Modal yang Efisien

Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan (Adiningsih et al, 2001). Sedangkan menurut Husnan dalam Pramana (2012), pasar modal yang efisien adalah pasar dimana informasi tersedia secara luas, murah untuk para investor dan semua informasi yang relevan telah dicerminkan dalam harga sekuritas-sekuritas tersebut. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut.

Pasar modal yang efisien memiliki beberapa konsep yang berbeda menurut Blake dalam Hendrawaty (2007) yaitu efisiensi secara alokasi (allocatively efficient), efisiensi secara operasional (operationally efficient) dan efisiensi secara informasi (informationally efficient) yaitu suatu pasar dikatakan efisien secara informasi jika harga pasar saat ini segera dan sepenuhnya merefleksikan semua informasi yang tersedia. Walaupun terdapat beberapa konsep pasar efisien, istilah pasar efisien pada umumnya hanya dikaitkan dengan salah satu dari tiga konsep tersebut, yaitu efisiensi secara informasi (informationally efficient).


(31)

Menurut Adiningsih et al (2001) ada tiga bentuk tingkatan yang menyatakan efisiensi pasar modal yaitu sebagai berikut:

1. Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (Weak Form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga sekuritasnya secara penuh mencerminkan informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Dalam keadaan ini, investor tidak dapat memperoleh tingkat keuntungan diatas normal dengan berdasarkan pada informasi harga diwaktu yang lalu.

2. Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (semi strong)

Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritasnya bukan hanya menverminkan harga-harga diwaktu lalu, tetapi secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan. Pada pasar efisien bentuk setengah kuat, return tak normal hanya terjadi diseputar pengumuman suatu peristiwa sebagai representasi dari respon pasar terhadap pengumuman tersebut.

3. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (Strong Form)

Pasar dikatakan efisien bentuk kuat jika harga tidak hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari analisa fundamental tentang perusahaan dan perekonomian. Konsep pasar efisien bentuk kuat mengandung arti bahwa semua informasi direfleksikan dalam harga saham baik informasi yang dipublikasikan maupun


(32)

informasi yang tidak dipublikasikan (private information), sehingga dalam pasar bentuk ini tidak akan ada seorang investorpun yang bisa memperoleh abnormal return. Dalam keadaan ini investor mampu memperoleh perkiraan yang lebih baik tentang harga saham.

2.2 Arti Penting Informasi

Investasi di pasar modal mengandung unsur ketidakpastian atau risiko yang akan dihadapi. Apabila investor mengharapkan tingkat keuntungan yang tinggi, maka mereka harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Untuk mengurangi ketidakpastian dan risiko dari investasi tersebut, maka para investor sangat membutuhkan informasi yang lengkap dan sesuai dengan kondisi di pasar modal. Informasi merupakan salah satu unsur penting dalam aktivitas perdagangan saham di pasar modal. Informasi sangat dibutuhkan oleh investor dalam menentukan keputusan untuk berinvestasi. Informasi memberikan pandangan para investor mengenai perusahaan yang mereka pilih untuk menginvestasikan dananya, tentang bagaimana prospek perusahaan kedepannya serta harapan keuntungan yang diperoleh secara maksimal dengan risiko yang dihadapi seminimal mungkin (Pramana, 2012)

Perusahaan yang go public harus menjalankan prinsip keterbukaan informasi yang diimplementasikan melalui penyampaian informasi dan fakta terkait usaha atau efeknya. Informasi yang berdasarkan prinsip keterbukaan akan dapat mengantisipasi kemungkinan investor tidak memperoleh informasi dan fakta materil atau tidak meratanya informasi bagi investor, hal tersebut dapat terjadi


(33)

disebabkan ada informasi yang tidak disampaikan dan bisa juga terjadi informasi yang belum tersedia untuk publik telah disampaikan kepada orang-orang tertentu (Ercolaw.com)

Informasi yang terkandung dalam pasar modal salah satunya berupa bentuk aksi korporasi (corporate action), baik berupa pembagian dividen, penerbitan saham bonus, stock split dan lain sebagainya.Informasi yang diterima di pasar akan terproyeksi pada harga-harga surat berharga. Pasar akan memproses informasi yang relevan kemudian pasar akan mengevaluasi harga saham berdasarkan harga tersebut.

Pengumuman informasi yang dilakukan oleh perusahaan kepada para investor merupakan pertanda bahwa pasar telah menjalankan prinsip keterbukaan. Hal ini menyebabkan terjadinya pasar yang efisien sehingga dapat memberikan informasi yang relevan di pasar modal, dimana informasi tersebut dibutuhkan oleh investor dalam memperoleh keuntungan dari aktivitas perdagangan di pasar modal.

2.3 Corporate Action

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2008) corporate action merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar maupun terhadap harga saham di pasar modal. Corporate action dapat diartikan sebagai aksi perusahaan atau langkah perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja atau menunjukkan performance baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Corporate action merupakan berita yang umumnya menarik perhatian pihak-pihak yang terkait di pasar modal, khususnya para pemegang saham. Keputusan


(34)

untuk melakukan corporate action dilakukan emiten guna memenuhi tujuan-tujuan tertentu seperti meningkatkan modal perusahaan, meningkatkan likuiditas perdagangan saham dan tujuan-tujuan lain perusahaan. Keputusan corporate action harus disetujui dalam suatu rapat umum, baik Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) (BelajarInvestasi.Net).

Umumnya corporate action memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepentingan pemegang saham, karena corporate action yang dilakukan emiten akan berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham, jumlah saham yang akan dipegang oleh pemegang saham serta pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham (Darmadji dan Fakhrudin 2008). Dengan demikian, para pemegang saham harus mencermati dampak akibat corporate action tersebut untuk mendapatkan keuntungan dari pengambilan keputusan yang tepat.

2.4 Saham

2.4.1 Pengertian Saham

Saham dapat didefinisakan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan (Anoraga dan pakarti, 2013). Apabila seorang investor memiliki saham dari suatu perusahaan, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2008) yang dimaksud dengan saham


(35)

adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perseroan terbatas.

Menurut Menurut Fahmi (2013) ada beberapa definisi mengenai saham yaitu: 1. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan. 2. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan

diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

3. Persediaan yang siap untuk dijual.

Dari beberapa definisi-definisi di atas dapat diketahui bahwa saham merupakan surat berharga yang berisi tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan usaha yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan atau perseroan terbatas yang membutuhkan pendanaan jangka panjang, dimana keuntungan yang didapat dari kepemilikan saham tersebut yaitu melalui dividen dan capital gain.

2.4.2 Jenis-Jenis Saham

Menurut jenisnya saham dibedakan menjadi dua yaitu saham biasa dan saham istimewa.

1. Saham Biasa

Saham biasa adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham biasa berasal dari pembayaran dividen dan kenaikan harga saham. Dividen akan dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. Besar kecilnya dividen yang diterima oleh pemegang saham tidak tetap, tergantung dari Keputusan Rapat Umum


(36)

Pemegang Saham (RUPS) (Muchtar, 2008). Tandelilin (2010) mendefinisikan saham biasa (common stock) sebagai sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan.

2. Saham Istimewa

Saham istimewa merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti obligasi) dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti saham biasa (Tandelilin, 2010). Menurut Fahmi (2013) saham istimewa adalah surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).

2.4.3 Harga Saham

Menurut Weston dan Copeland dalam Dhora (2012) menyatakan bahwa harga saham merupakan alat pemantau prestasi perusahaan, selain itu harga saham juga merupakan indeks prestasi perusahaan, yaitu seberapa jauh manajemen telah berhasil mengelola perusahaan atas nama pemegang saham. Nilai dari suatu perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Harga saham terbentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan. Investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli. Informasi yang diharapkan mampu mengurangi


(37)

ketidakpastian yang terjadi sehingga keputusan yang diambil diharapkan dapat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu keuntungan maksimal dengan tingkat risiko tertentu (Ciptaningsih, 2010). Berdasarkan beberapa pendapat mengenai harga saham maka dapat diketahui bahwa harga saham merupakan harga yang terbentuk melalui interaksi penjual dan pembeli dan harga saham dapat dijadikan tolak ukur terhadap prestasi dan kinerja dari perusahaan.

2.5 Stock Split

2.5.1 Pengertian Stock Split

Menurut kamus istilah keuangan dan investasi dalam Pramana (2012), stock split (pemecahan saham) merupakan pemecahan sejumlah saham yang beredar dari suatu perusahaan tanpa pembebanan apapun dalam ekuitas pemegang saham. Stock split adalah peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham, misalkan nilai nominal satu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal (Fahmi, 2013). Sedangkan menurut Hendrawaty (2007) stock split merupakan aksi emiten yang dilakukan dengan cara memecah nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil sesuai dengan rasio stock split yang di tentukan. Stock split merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan berkaitan dengan perubahan terhadap jumlah saham yang beredar dari nilai nominal perlembar saham sesuai dengan split factor.

Stock split dikatakan tidak mempunyai nilai ekonomis dan hanya memberi efek fatamorgana bagi investor karena stock split tidak menambah nilai dari


(38)

perusahaan (Van Home dan Wachowicz, dalam Pramana 2012). Stock split membuat investor seolah olah menjadi lebih makmur karena memegang lembar saham dalam jumlah yang lebih banyak, padahal penambahan lembar saham yang dimiliki juga dibarengi dengan penurunan nilai per lembar saham. Meski demikian, banyaknya peristiwa stock split yang terjadi tetap mengindikasikan bahwa stock split merupakan salah satu instrumen penting yang dipakai perusahaan di pasar modal.

Grinblatt, Masulis dan Titman dalam Hendrawijaya (2009) berpendapat bahwa pemecahan saham meski tidak memiliki nilai ekonomis memberikan sinyal yang positif terhadap aliran kas perusahaan pada masa yang akan datang. Sinyal positif dari pengumuman pemecahan saham menginterpretasikan bahwa manajer perusahaan akan menyampaikan prospek kinerja keuangan yang baik sehingga dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan investor.

2.5.2 Jenis Stock Split

Menurut Irfana dalam Komariah (2010) pada dasarnya ada dua jenis stock split yang dapat dilakukan yaitu:

1. Split up adalah penurunan nilai nominal perlembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan rasio 2:1, maksudnya adalah 2 lembar saham baru dapat ditukar dengan 1 lembar saham lama

2. Split down adalah peningkatan nilai nominal perlembar saham dan mengurangi jumlah lembar saham yang beredar. Misalnya pemecahan turun


(39)

dengan rasio 1:2, maksudnya adalah 1 lembar saham baru dapat ditukar dengan 2 lembar saham lama.

2.5.3 Tujuan Stock Split

Kebijakan perusahaan dalam melakukan stock split dilandasi oleh berbagai bentuk tujuan yang akan membuat perusahaan menjadi lebih baik. Menurut Fahmi (2013) tujuan suatu perusahaan melakukan stock split adalah sebagai berikut:

1. Untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan publik untuk membeli saham tersebut

2. Mempertahankan tingkat likuiditas saham

3. Menarik investor yang berpotensi lebih banyak guna memiliki saham tersebut 4. Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut karena jika terlalu mahal maka kepemilikan dana dari investor kecil tidak akan terjangkau

5. Menambah jumlah saham yang beredar

6. Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki saham tersebut dengan kondisi harga saham yang rendah maka karena sudah dipecah tersebut artinya telah terjadi diversifikasi investasi 7. Menerapkan diversifikasi investasi

Sementara itu Scot dkk dalam Fahmi (2013) mengatakan alasan mengapa manajer perusahaan melakukan stock split antara lain :

1. Agar saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang saham dan meningkatkan likuiditas saham


(40)

2. Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan saham kepada kisaran yang teah ditetapkan

3. Untuk membawa informasi mengenai kesempatan berinvestasi yang berupa peningkatan laba dan kas dividen.

2.5.4 Manfaat Stock Split

Menurut Hendrawaty (2007) beberapa pelaku pasar khususnya emiten mempunyai pendapat bahwa stock split mempunyai manfaat diantaranya adalah:

1. Harga saham yang lebih rendah setelah stock split akan meningkatkan daya tarik investor untuk membeli saham yang lebih besar

2. Meningkatkan daya tarik investor kecil untuk melakukan investasi 3. Meningkatkan jumlah pemegang saham sehingga akan lebih likuid

4. Sinyal yang positif bagi pasar bahwa kinerja perusahaan baik dan memiliki prospek yang baik

2.5.5 Teori Stock Split

Latar belakang perusahaan yang melakukan stock split umumnya dijelaskan dalam teori signaling theory dan trading range theory penjelasannya yaitu sebagai berikut :

1. Signaling Theory

Menurut Fahmi (2013) signaling theory adalah teori yang melihat tanda-tanda tentang kondisi yang menggambarkan suatu perusahaan. Menurut


(41)

Baker dan Powell dalam Muchtar (2008) menjelaskan signalling theory pemecahan saham dengan menggunakan penjelasan asimetri informasi. Manajemen memiliki informasi lebih tentang prospek perusahaan dibandingkan pihak luar (investor). Pemecahan saham merupakan upaya untuk menarik investor dengan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik

Berdasarkan signalling theory, manajer melakukan pemecahan saham untuk memberikan sinyal positif atau ekspektasi optimis kepada publik. Sinyal positif ini menginterpretasikan bahwa manajer perusahaan akan menyampaikan prospek yang baik sehingga dapat dianggap mampu untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Stock split memberikan sinyal positif karena menurut Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa stock split memerlukan biaya transaksi yang besar misalnya biaya mencetak sertifikat baru, sehingga hanya perusahaan yang memiliki prospek yang baik saja yang mampu menanggung biayanya.

2. Trading Range Theory

Trading Range Theory menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split agar dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal, dimana saham dipecah karena ada batas harga yang optimal untuk saham dan untuk meningkatkan daya beli investor sehingga tetap banyak investor yang mau memperjual-belikannya yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham (Harsono, 2004).


(42)

Ikenberry et al. (1996) dalam Harsono (2004) juga menyatakan bahwa stock split mengakibatkan terjadinya penataan kembali harga saham pada rentang yang lebih rendah, sehingga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham di bursa. Manajemen menilai harga saham terlalu tinggi sehingga kurang menarik untuk diperdagangkan. Manajemen berupaya untuk menata kembali harga saham pada rentang harga tertentu yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya (Khomsiyah, dalam Purnomo, 2010). Sedangkan menurut Latifah dalam Fransisca (2012) manajemen melakukan stock split karena didorong oleh perilaku pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split mereka dapat mengembalikan harga saham ke titik optimal harga agar tidak terlalu mahal sehingga menarik investor untuk membeli. Ketika harga saham mulai meningkat dan terlalu tinggi menyebabkan para investor tidak mampu lagi untuk membeli maka peningkatan harga saham inilah yang menjadi motivasi bagi perusahaan untuk melakukan stock split agar harga sahamnya terjangkau dan menarik minat investor untuk membelinya.

2.6 Likuiditas Saham

Likuiditas adalah kemampuan untuk bertransaksi dalam jumah besar, dengan waktu yang singkat, dan biaya yang rendah. Sedangkan menurut Fang’a dalam Purnomo (2010) likuiditas saham merupakan jumlah transaksi saham dipasar modal dalam periode tertentu. Suatu saham dikatakan likuid apabila saham tersebut mudah untuk ditukarkan dengan uang. Saham yang tidak likuid akan


(43)

menyebabkan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan dan dapat dikenakan delisting atau dikeluarkan dari bursa efek. Semakin tinggi frekuensi transaksi, maka semakin tinggi tingkat likuiditas saham tersebut, hal ini berarti saham tersebut diminati oleh investor. Likuiditas saham ditentukan berdasarkan apakah saham tersebut mudah diperjualbelikan dalam jangka waktu singkat dan diminati investor. Salah satu daya tarik agar suatu saham diminati oleh investor adalah harga yang murah serta rendahnya biaya komisi transaksi.

Minat yang tinggi dimungkinkan karena saham yang likuiditasnya tinggi memberikan kemungkinan yang lebih tinggi untuk mendapatkan return dibandingkan saham yang tingkat likuiditasnya rendah, sehingga tingkat likuiditas saham biasanya akan mempengaruhi harga saham yang bersangkutan. Stock split sebagai suatu aksi yang dilakukan oleh perusahaan juga memuat informasi yang diasumsikan akan mempengaruhi keputusan jual beli investor, pengaruh tersebut dapat dilihat dari tingkat likuiditas saham tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diperoleh pengertian bahwa pemecahan saham akan mempengaruhi likuiditas saham.

2.7 Abnormal Return Saham

Pengumuman stock split dikatakan mengandung informasi, jika informasi tersebut menimbulkan reaksi pasar setelah pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ini dapat diukur dengan adanya abnormal return yang diterima oleh pasar. Sebaliknya jika pengumuman stock split ini tidak mengandung informasi maka tidak ada abnormal return pada pasar (Almilia dan Kristijadi, 2005).


(44)

Abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (Adiningsih et al, 2001).

Berkaitan dengan peristiwa stock split, abnormal return yang positif setelah pemecahan saham dapat memberikan keuntungan di atas normal pada investor, dan sebaliknya bila abnormal return setelah pemecahan saham negatif menunjukan bahwa tingkat keuntungan yang di dapat investor di bawah normal (Pramana, 2012). Abnormal return umumnya menjadi fokus dalam mengamati reaksi harga atau efisiensi pasar. Return ini merupakan return yang sesungguhnya terjadi pada waktu ke t yang merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya secara relatif, sedangkan return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diharapkan oleh investor harus dilakukan dengan mengestemasi berbagai model estimasi seperti mean-adjusted model, market model dan market adjusted model.

Dalam penelitian ini abnormal return yang digunkan adalah abnormal return yang menggunkan model estimasi market adjusted model. Market adjusted model menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk megestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Abnormal return ini akan dihitung dengan selisih antara actual return dan expected return, dimana actual return merupakan perbandingan harga saham hari ini dengan harga saham sebelumnya secara relatif. Sedangkan expected return dihitung dengan return pasar yang diperoleh dari selisih IHSG pada waktu tertentu dengan IHSG sebelumnya. Menurut Jogiyanto (2010) dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi, karena sekuritas yang diestimasi


(45)

adalah sama dengan return indeks pasar. Abnormal return saham menurut Tandelilin (2010) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

A = - … … … ... ... ... ...(2.1) Keterangan:

A = abnormal return saham i pada hari ke t = actual return saham i pada hari ke t = return pasar pada hari ke t

Actual return saham yang diperoleh dengan mencari selisih antara harga saham penutupan harian dikurangi harga saham hari sebelumnya kemudian dibagi dengan harga saham hari sebelumnya. Actual return saham dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Jogiyanto ( 2010):

=

… … … ... ... ... ... (2.2)

Keterangan:

= return saham i pada hari ke t = harga saham i pada hari ke t = harga saham i pada hari ke t-1

Selanjutnya melakukan penghitungan expected return yang dihitung dengan menggunakan market adjusted model. Dalam model ini expected return merupakan return saham yang diukur dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), return ini diperoleh dengan cara mencari selisih antara IHSG pada hari tertentu dikurangi IHSG hari sebelumnya kemudian dibagi IHSG hari sebelumnya. Return pasar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Husnan ( 2003):


(46)

=

… … … …… … … ... ... ... ... (2.3) Keterangan:

= return pasar

= Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke t = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke t-1

2.8 Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang di perdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu (Husnan dalam Pramana 2012). Volume perdagangan saham merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal. Volume perdagangan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap peristiwa atau informasi yang berkaitan dengan suatu saham. Sehubungan dengan adanya pemecahan saham maka harga saham akan menjadi lebih murah sehingga volume perdagangan saham menjadi lebih besar dan akan menarik investor untuk memiliki saham tersebut atau menambah jumlah saham yang diperdagangkan. Peningkatan volume perdagangan setelah aktivitas stock split yang merupakan suatu informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan akan menyebabkan likuiditas saham semakin meningkat.

Naiknya volume perdagangan merupakan kenaikan aktivitas jual beli para investor di bursa. Semakin meningkat volume penawaran dan permintaan suatu saham, semakin besar pengaruhnya terhadap fluktuasi harga saham di bursa, dan semakin meningkatnya volume perdagangan saham menunjukan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh


(47)

terhadap naiknya harga (Indarti dan Purba, 2011). Volume perdagangan saham diukur dengan menggunakan indikator aktivitas volume perdagangan saham atau TVA (Trading Volume Activity), dimana TVA dapat diperoleh dengan cara jumlah harga saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu di bagi dengan jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu (Husnan, 2003). Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

=

..

(2.4)

2.9 Volatilitas Harga Saham

Menurut Purnomo (2010) volatilitas harga saham merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk melihat adanya reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan harga-harga saham di pasar. Menurut Lamoreux dan Poon dalam Purnomo (2010) menyatakan bahwa setelah aktivitas stock split jumlah pemegang saham akan bertambah banyak, kenaikan tersebut dikarenakan penurunan harga saham volatilitas harga saham menjadi lebih besar sehingga menarik investor untuk menjual atau membeli saham, dengan demikian likuiditas saham akan meningkat. Besarnya volatilitas menunjukan kesempatan memperoleh keuntungan dalam jangka pendek berupa capital gain dari transaksi yang dilakukan (Manurung, 2011).

Apabila volatilitas harga saham sebelum aktivitas stock split lebih kecil daripada volatilitas harga saham saat stock split, ini berarti likuiditas saham sebelum stock split tidak baik. Sedangkan pada saat stock split harga saham mengalami kenaikan, yang berakibat naiknya likuiditas saham pada saat stock split.


(48)

Volatilitas harga saham di ukur dengan varians (Desai dalam Purnomo 2010), akar varians disebut simpangan baku yang siberi symbol bagi distribusi sampel dengan n < 100 maka rumus dari varians untuk menghitung volatiitas harga saham adalah (Purnomo 2010):

=

)

2 … … … (2.5) Keterangan :

= Varians

n = Jumlah hari sebelum atau sesudah stock split X = Presentase harga saham opening dan closing

฀ = Rata-rata presentase harga saham opening dan closing

2.10 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai stock split menunjukan bahwa peristiwa stock split untuk mesaham, volume perdaganggan saham dan volatilitas harga saham. Beberapa penelitian yang sejenis dengan penelitian ini yaitu:

1. Pramana (2012) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk menganalisis perbedaan trading volume activity serta abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Penelitian ini menggunakan event study, dimana dilakukan pengamatan terhadap rata-rata trading volume activity dan abnormal return selama lima hari sebelum peristiwa dan lima hari sesudah peristiwa. Sampel yang digunakan berjumlah 30 perusahaan yang melakukan pemecahan saham selama tahun 2007 - 2011 dan terdaftar dalam BEI. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat


(49)

perbedaan trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Sedangkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa stock split.

2. Sadikin (2011) dengan penelitiannya yang mengnalisis abnormal return saham dan volume perdagangan saham, sebelum dan sesudah peristiwa pemacahan saham. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 perusahaan. Periode pengamatan dilakukan selama 10 hari sebelum dan sesudah periode stock split. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara TVA sebelum dan sesudah pemecahan saham sedangkan pada abnormal return tidak ada perbedaannya.

3. Indarti dan Purba (2011) dalam penelitiannya yang bertujuan menganalisis perbedaan harga saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 9 perusahaan yang melakukan stock split di tahun 2007. Berdasarkan hasil dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari volume perdagangan saham.

4. Purnomo (2010) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara rata-rata return saham, volume perdagangan saham, volatilitas harga saham, dan tingkat spread sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 18 perusahaan yang go public sampai pada periode tahun 2006 - 2008 dan yang melakukan stock split pada bursa efek Indonesia. Berdasarkan dari hasil penelitian ini diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan dari


(50)

volume perdagangan saham sebelum dan sesudah aktivitas stock split, sedangkan volatilitas harga saham, dan tingkat spread tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

5. Michel Hendrawijaya (2009) dalam penelitiannya yang menggunakan event study, dimana dilakukan pengamatan terhadap rata-rata harga saham, abnormal return, dan volume perdagangan saham selama lima hari sebelum peristiwa dan lima hari sesudah peristiwa. Sampel yang digunakan berjumlah 28 perusahaan yang melakukan pemecahan saham selama tahun 2005 - 2008 dan terdaftar dalam BEI. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan abnormal return, dan volume perdagangan saham yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa stock split.

6. Muchtar (2008) meneliti tentang reaksi pasar terhadap peristiwa stock split yang ditunjukkan dengan adanya perubahan terhadap abnormal return dan trading volume activity saham. Sampel yang digunakan sebanyak 21 perusahaan, yang melakukan stock split pada periode 2005-2007 di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasilnya menunjukkan hanya terdapat perbedaan terhadap abnormal return, sedangkan trading volume activity tidak dijumpai adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa stock split.


(51)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian 1 Pramana (2012) Analisis perbandingan

trading volume activity dan

abnormal return saham

sebelum dan sesudah pemecahan saham

Trading Volume Activity dan

Abnormal Return Saham

Terdapat perbedaan

trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa stock split, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa

stock split. 2 Sadikin (2011) Analisis abnormal return

saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham (studi pada perusahaan yang go public

di bursa efek indonesia)

Abnormal

Return Saham

dan Volume Perdagangan Saham Terdapat perbedaan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pemecahan saham sedangkan pada abnormal return tidak ada perbedaannya. 3 Indarti dan Purba

(2011)

Analisis perbandingan harga saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Hasil dari penelitian ini menujukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari harga saham dan volume perdagangan saham.

4 Purnomo (2010) Analisis perbedaan return saham, volume perdagngan saham, volatilitas harga saham dan tingkat spread

sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2006 - 2008 Return Saham, Volume Perdagangan Saham, Volatilitas Harga Saham dan Tingkat Spread Ada perbedaan yang signifikan dari volume perdagangan saham sebelum dan sesudah aktivitas

stock split, sedangkan return

saham, volatilitas harga saham, tidak terdapat perbedaan yang signifikan.


(52)

5 Hendrawijaya (2009) Analisis perbandingan harga saham, volume perdagangan saham, dan

abnormal return saham

sebelum dan

sesudah pemecahan saham (studi pada perusahaan go

public yang melakukan

pemecahan saham antara Tahun 2005 – 2008 di BEI)

Harga saham, volume perdagangan saham dan abormal return Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan saham

dan abnormal

return

6 Muchtar (2008) Analisis reaksi saham terhadap peristiwa stock split yang ditunjukkan oleh

abnormal return

dan trading volume activity

(event study pada perusahaan yang melakukan stock split di BEJ periode 2005-2007)

Abnormal return dan

trading volume activity

Ada perbedaan yang signifikan pada abnormal return dan tidak ada perbedaan pada

trading volume activity

2.11 Batasan Penelitian

Adapun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah: 1. Pengambilan populasi perusahaan yaitu pada perusahaan yang melakukan

stock split pada periode 1 Januari 2010 sampai 31 Juni 2012 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Sampel perusahaan yaitu menggunakan 17 perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2012 berdasarkan kriteria yang ditetapkan.

2.12 Kerangka Pemikiran

Pasar modal yang efisien adalah pasar yang memberikan informasi yang jelas dan relevan terkait aktivitas perusahaan yang tedaftar di pasar modal kepada para investor. Informasi yang terkandung di pasar modal digunakan oleh investor dalam menentukan keputusan berinvestasi. Stock split merupakan informasi yang


(53)

terdapat di pasar modal dan merupakan salah satu corporate action yang dapat mempengaruhi jumlah saham yang beredar dan harga saham. Stock split bertujuan untuk memecah jumlah harga saham menjadi lebih kecil dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan ketentuan split factor. Melalui pengumuman stock split terdapat suatu kandungan informasi yang akan bereaksi pada saat sekitar pengumuman diterima. Reaksi pasar di tunjukan dengan adanya perubahan harga saham yang biasanya di ukur dengan return sebagai nilai perubahan atau dengan menggunakan abnormal return dan likuidias saham yang dapat dilihat melalui aktivitas perubahan volume perdagangan saham dan volatilitas harga saham.

Berdasarkan signaling theory menyatakan bahwa pengumuman stock split dapat dianggap sebagai sinyal positif dari manajemen tentang prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Stock split menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi yang bagus sehingga akan memberikan keuntungan pada investor dengan harapan akan mendapatkan peningkatan return di masa depan bila investor melakukan transaksi. Setelah pengumuman stock split harga saham menjadi lebih murah menyebabkan banyaknya transaksi yang akan dilakukan sehingga harga saham berubah. Perubahan yang ditandai dengan naiknya harga saham diukur dengan adanya abnormal return yang bernilai postitif atau return yang lebih besar pada saat setelah dilakukannya stock split. Terdapatnya perubahan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split merupakan indikator dari sinyal positif yang diberikan oleh manajemen perusahaan kepada para investor.


(54)

Secara teoritis perusahaan melakukan stock split dilatar belakangi oleh trading range theory. Trading range theory menyatakan bahwa tingkat kemahalan harga saham yang memotivasi perusahaan untuk melakukan stock split. Perusahaan menganggap bahwa harga saham yang terlalu tinggi akan dapat mengurangi minat beli investor dan mengakibatkan saham menjadi tidak likuid. Dengan dilakukannya stock split perusahaan berusaha menjaga harga sahamnya pada rentang harga yang optimal, kemudian diharapkan investor akan tertarik untuk membeli saham dan meningkatkan likuiditas saham tersebut.

Dengan menganalisa perbedaan abnormal return saham, volume perdagangan saham, dan volatilitas harga saham pada saat sebelum dan sesudah peristiwa stock split maka akan dapat diketahui apakah suatu pengumuman stock split yang dilakukan oleh perusahaan memiliki kandungan informasi dan respon sesungguhnya yang terjadi di pasar modal terhadap aktivitas stock split yang dilakukan oleh perusahaan. Kerangka pemikiran yang dapat digambarkan berdasarkan uraian tersebut adalah sebagai berikut:


(55)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.13 Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka pemikiran, maka peneliti mengajukan hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Ho1 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return saham

pada saat sebelum dan sesudah stock split

Sesudah Abnormal Return Saham

Volume Perdagangan Saham

Volatilitas Harga Saham

Sebelum Abnormal Return Saham

Volume Perdagangan Saham

Volatilitas Harga Saham

Stock Split

Harga saham terlalu mahal menyebabkan rendahnya minat beli

investor

UJI BEDA

Tidak Terdapat Perbedaan Terdapat Perbedaan


(56)

Ha1 :Terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return saham pada

saat sebelum dan sesudah stock split

Ho2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan

saham pada saat sebelum dan sesudah stock split

Ha2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham

pada saat sebelum dan sesudah stock split

Ho3 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara volatilitas harga saham

pada saat sebelum dan sesudah peristiwa stock split

Ha3 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara volatilitas harga saham pada

saat sebelum dan sesudah peristiwa stock split


(57)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi peristiwa. Studi peristiwa menurut Jogiyanto (2010) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Studi peristiwa dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman, akan membuat pasar merespon pada waktu peristiwa itu dipublikasikan. Dalam penelitian ini peristiwa yang terjadi adalah stock split, dan respon yang diberikan merupakan reaksi pasar yang ditunjukan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham, abnormal return dan volatilitas harga saham.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. Data tersebut di peroleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2010-2012, www.idx.co.id dan www.financeyahoo.com data-data tersebut diantaranya:


(58)

1. Nama perusahaan dan tanggal pengumuman stock split

2. Harga saham penutupan harian perusahaan yang melakukan stock split dalam periode pengamatan, yaitu lima hari sebelum pengumuman stock split dan lima hari sesudah pengumuman stock split.

3. Jumlah saham yang diperdagangkan secara harian 4. Jumlah saham yang beredar harian.

5. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode pengamatan yang berupa harga saham harian.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan pemecahan saham (stock split) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang berjumlah 22 perusahaan.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012), sampel adalah bagian dari suatu objek penelitian atau subjek yang mewakili populasi. Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas dan karakterisitik suatu populasi. Dalam penelitian sampel yang digunakan adalah perusahaan yang melakukan stock split dan memenuhi kriteria. Pemilihan sampel


(59)

dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Di dalam purposive sampling populasi yang dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memiliki kriteria yang telah di tentukan. Perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini yang sesuai berdasarkan kriteria yang ditentukan yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan melakukan stock split pada periode 1 januari 2010 sampai 31 juni 2012 yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

2. Perusahaan tersebut tidak melakukan corporate action lain, seperti right issue, pembagian deviden dan pembagian saham bonus yang secara langsung dapat mempengaruhi likuiditas dan return saham pada periode sekitar pengumuman stock split dari tahun 2010-2012.

3. Sampel saham yang dipilih aktif diperdagangkan selama lima hari sebelum dan lima hari sesudah stock split.

4. Data perusahaan tersedia secara lengkap untuk kebutuhan analisis antara lain berupa harga saham, volume perdagangan saham, jumlah saham beredar dan tanggal stock split.

Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh 17 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Daftar perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dlihat di tabel berikut:


(60)

Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan yang Melakukan Stock Split di BEI Periode 2010-2012

No Kode Perusahaan

Nama Perusahaan Tanggal Pengumuman

Stock Split

1 CTRA PT Ciputra Development Tbk 15 Jun 2010 2 TURI PT Tunas Redean Tbk 17 Jun 2010 3 DILD PT Intiland Development Tbk 26 Juli 2010 4 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 8 Des 2010 5 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk 12 Nov 2010 6 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk 11 Jan 2011 7 LSIP PT London Sumatrea Plantation Tbk 25 Feb 2011 8 BTPN PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 28 Mar 2011 9 INTA PT Intraco Penta Tbk 6 Jun 2011 10 MAIN PT Malindo Feedmill Tbk 15 Jun 2011 11 AUTO PT Astra Otopart Tbk 24 Jun 2011 12 SSIA PT Surya Semesta Internusa Tbk 7 Jul 2011 13 JTPE PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 26 Jul 2011 14 MTFN PT Capitalinc Investment Tbk 11 Jul 2011 15 PTRO PT Petrosea Tbk 6 Mar 2012 16 ASII PT Astra Internasional Tbk 5 Jun 2012 17 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk 7 Jun 2012 Sumber : www.finance.yahoo.com (data diolah)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teknik Dokumentasi

Pengumpulan data dengan metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data atau dokumen-dokumen yang berupa catatan dan informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data yang dikumpulkan merupakan data saham dan dicatat berdasarkan peristiwa sebelum dan sesudah stock split. Dengan adanya data tersebut, maka peneliti dapat memecahkan masalah sekaligus membuktikan hipotesis penelitian


(1)

95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis uji beda pada abnormal return, volume perdagangan saham dan volatilitas harga saham pada saat sebelum dan sesudah stock split pada 17 perusahaan go public di bursa efek indonesia periode 2010-2012, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return saham antara sebelum dan sesudah stock split. Hasil penelitian ini menunjukan penurunan nilai rata-rata abnormal return saham setelah stock split. Tidak adanya perbedaan abnormal return saham ini mengindikasikan bahwa aktivitas stock split tidak memiliki kandungan informasi berupa sinyal positif hal ini berbeda dengan signalling theory yang menyatakan bahwa manajer memiliki informasi yang baik mengenai kondisi perusahaan. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan saham

sebelum dan sesudah stock split. Hasil ini mengindikasikan bahwa peristiwa stock split mengakibatkan volume perdagangan berubah secara signifikan setelah pengumuman stock split. Hasil penelitan ini sesuai


(2)

95

dengan trading range theory namun volume perdagangan mengalami penurunan setelah stock split.

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada volatilitias harga saham sebelum dan sesudah stock split. Volatilitas harga saham setelah stock split mengalami penurunan yang berarti para investor tidak merespon aktivitas stock split yang dilakukan perusahaan.

5.2 Saran

1. Bagi investor diharapkan agar lebih hati-hati dalam mengambil keputusan terhadap suatu informasi pengummuman stock split yang di publikasikan di pasar modal. Informasi yang berada dipasar modal belum tentu membawa kandungan informasi yang akan memberikan keuntungan di masa yang akan datang.

2. Bagi perusahaan yang akan melakukan kebijakan stock split harus diperhitungkan dengan tepat agar informasi yang dikeluarkan dapat

diterima oleh investor sebagai sinyal yang positif dan akan meningkatkan likuiditas saham perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian dengan menambahakan variabel dan waktu pengamatan aktivitas stock split sehingga hasil penelitian lebih baik dan lebih akurat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih et al. 2001. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. Jakarta. PT Rama Prado Kriya.

Almilia, Luciana Spica dan Emanuel, Kristijadi. 2005. Analisis Kandungan Informasi dan Efek Intra Industri Pengumuman Stock Split yang Dilakukan oleh Perusahaan Bertumbuh dan Tidak Bertumbuh. Surabaya. Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Vol. 20 No. 1, Januari 2005 (ISSN 0215 – 2487).

Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji. 2003. Pengantar Pasar Modal. Jakarta. Rineka Cipta.

BelajarInvestasi.Net. Cara Berinvestasi di Bursa Efek.http://www.belajarinvestasi. net/saham/cara-berbisnis-jual-beli-saham-di-bursa-efek. Di akses pada tanggal 27 Januari 2014. Pukul 17.21.

Bursa Efek Indonesia. Pengumuman. http://www.idx.co.id/idid/beranda/beritadan pengumuman/pengumuman.aspx. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2013. Pukul 20.15.

Ciptaningsih, Agung Nurisra. 2010. Analisis Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Variansi Return Saham Terhadap Bid Ask Spread pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bei pada Periode 2003 – 2009). Semarang. Universitas Diponegoro.

Darmadji , Tjipto dan Fakhrudin, Hendy M. 2008. Pasar Modal di Indonesia edisi 2 Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta. Salemba Empat.

Dhora, Anna. 2012. Dampak Right Issue Terhadap Abnormal Return dan

Trading Volume Activity di Bursa Efek Indonesia Tahun. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

DuniaInvestasi.com. http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock. di akses pada tanggal 17 Februari 2014.


(4)

Ercolaw.com. http://ercolaw.com/index.php?option=com_content&view=article& id=58:keterbukaan-informasi-di-pasar-modal&catid=25: theproject& Item id=50. Di akses pada tanggal 12 Januari 2014.

Fahmi, Irham. 2013. Rahasia Saham dan Obligasi Strategi Meraih Keuntungan Tak Terbatas Dalam Bermain Saham dan Obligasi. Bandung. Alfabeta. Fransisca, Maria. 2012. Perbandingan likuiditas dan return saham sebelum dan

sesudah stock split (studi pada perusahaan yang terdaftardi BEI periode 2007-2011). Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Fortuna, Chotyahani Hasna. 2010. Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Semarang. Universitas diponegoro.

Gustianingsih, Handika. 2009. Analisis likuiditas dan return saham-saham LQ 45 sebelum dan sesudah stock split periode 2000-2008. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Harsono, Margaretha K. 2004. Analisis Pemecahan Saham: Dampak terhadap Likuiditas Perdagangan dan Pendapatan Saham. Balance hal. 73 - 86. Hendrawaty, Ernie. 2007. Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa

Pengumuman Stock Splitperiode Tahun 2005-2006 Di Bursa Efek Jakarta. Volume 3 No. 2 januari 2007. ISSN 1411- 9366.

Hendrawijaya, Michael. 2009. Analisis Perbandingan Harga Saham,Volume Perdagangan Saham, dan Abnormal Return Saham Sebelum dan sesudah Pemecahan Saham (Studi Pada Perusahaan Go Public yang Melakukan Pemecahan Saham Antara Tahun 2005-2008 di BEI. Semarang. Universitas Diponegoro.

Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.

Indarti, Iin dan Purba, Desti Mulyani. 2011. Analisis perbandingan harga saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split. Vol. 13 No. 1 ISSN 1693-928X.

Indriyanto, N. Dan B. Suporno. 1999. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta. BPFE.

Jogiyanto. 2012. Teori Portofolio dan Analisis Investasi: Edisi Ketujuh. Yogyakarta. BPFE -Yogyakarta.

Jogiyanto. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis: Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.


(5)

Komariah, Dedeh. 2010. Analisis Kebijakan Stock Split Terhadap Likuiditas Saham dan Earning Per Share (EPS) Perusahaan-Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2007. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Manurung, Adler Haymans. 2011. Kaya dari Bermain Opsi di Bursa Saham. Jakarta PT. Kompas Media Nusantara.

Mila, I Gusti Ayu. 2010. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2007 – 2009. Semarang. Universitas Diponegoro.

Muchtar, Farid. 2008. Analisis Reaksi Saham Terhadap Peristiwa Stock Split yang Ditunjukkan Oleh Abnormal Return dan Trading Volume Activity (Event Study Pada Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Di Bej Periode 2005-2007). Malang. Universitas Islam Negeri (UIN).

Moechdie, Abi Hurairah dan Ramelan, Haryajid. 2012. Gerbang pintar pasar modal bukunya investor & profesional pasar modal Indonesia. Jakarta. PT Jembatan Kapital Media.

Napitupulu, Veronica dan Syahyunan. 2012. Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Volatilitas Harga Saham Terhadap Bid Ask- Spread PadaPerusahaan yang Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia. Purnomo, Yosep eko. 2010. Analisis Perbedaan Return Saham, Volume

Perdagngan Saham, Volatilitas Harga Saham dan Tingkat Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2006 – 2008. Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Pramana, Andi. 2012. Analisis Perbandingan Trading Volume Activity dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011). Universitas Diponegoro, Semarang.

Sadikin, Ali. 2011. Analisis Abnormal Return Saham dan Volume Perdagangan Saham, Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham (Studi Pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia). Vol 12 No. 1. Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10 Mengelola Data Statistic Secara


(6)

Siregar, Syofian. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Prenada Media Group.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta.

Tandelilin, Eduardus, 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio. Yogyakarta. Edisi Pertama. BPFE.

Wahana Komputer. 2009. SPSS 17 untuk Pengelolaan Data Statistik. Yogyakarta. Widiyanto, Mikha Agus. 2013. Statistika Terapan. Jakarta. PT Elex Media

Komputindo.

Yahoofinance. Composite Index (^JKSE). Historical Price. http://www.finance.ya hoo.com/q/hp?s=^JKSE+Historcal+Price. Diakses pada tanggal 2 November 2013. Pukul 21.15.