Pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan dengan analisis stock split dan reverse stock split

(1)

PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT SECARA KEPUTUSAN DENGAN ANALISIS STOCK SPLIT DAN REVERSE

STOCK SPLIT

Oleh :

Wediastri Chalida

Nim : 106081002513

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ABSTRACT

The main purpose of testing in this research was to analyse difference among return stock before and after event of stock split and reverse stock split. Data which was used in this research are daily stock price and Jakarta Composite Index, total stock trading volume period 2004-2008. By using method Purposive Sampling the samples was selected 34 company by doing corporate action stock split and 13 company by doing corporate action reverse stock split.

This research use Paired Samples Test to test difference of return and Wilcoxon Signed Rank Test to test difference of trading volume among period before and after stock split and reverse stock split.

The result of hypothesis testing show that Indonesian stock market in the period between years of 2004 to 2008 can be said efficiently semi strong towards the decision of stock split and reverse stock split announcement.

Keyword : Efficiency Market, Return, Trading Volume, Stock Split, and Reverse Stock Split


(3)

ABSTRAK

Tujuan utama pengujian dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan antara return saham sebelum dan setelah peristiwa stock split dan

reverse stock split. Serta menganalisis perbedaan volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa stock split dan reverse stock split. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham harian dan IHSG harian, jumlah volume saham yang diperdagangkan selama periode 2004-2008. Dengan menggunakan metode Purposive Sampling Sampel dipilih sebanyak 34 perusahaan yang melakukan kebijakan stock split dan 13 perusahaan yang melakukan kebijakan

reverse stock split.

Penelitian ini menggunakan Uji Beda Paired Samples Test untuk menguji perbedaan return saham dan Uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk menguji perbedaan volume perdagangan antara sebelum dan sesudah kebijakan stock split

dan reverse stock split.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pasar modal di Indonesia periode 2004-2008 dapat dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat secara keputusan denga analisis stock split dan reverse stock split.

Kata Kunci : Efisiensi Pasar, Return Saham, Volume Perdagangan, Stock Split, dan Reverse Stock Split.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, hidayah dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurah kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke jalan yang benar dan penuh rahmat sebagaimana yang kita rasakan saat ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada berbagai pihak yang telah membantu serta memberikan motivasi kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Kedua orang tuaku, Ayahanda tercinta H. Mu’tamarullah dan Ibunda tersayang Ibu Nurlaela, yang telah memberikan curahan kasih sayang yang tiada hentinya serta memotivasi untuk terus maju sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pudek I dan Dosen Pembimbing I, yang senantiasa memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

4. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB selaku Pembimbing II dan Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan kesabarannya untuk selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Herni Ali, SE, MM selaku Pudek II dan sebagai Dosen Seminar Keuangan dan Pasar Modal.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis.

7. Para staf akademik dan jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah banyak membantu penulis.


(5)

vi

8. KakakQuw Yuni Nurul Herfiansyah dan Maria Khairun Nisa, terimakasih untuk dukungan, do’a dan kasih sayangnya.

9. AdikQuw Mufti Setiati, Nayla Azka, Ichlasul Abid dan Ichsanul Haqi…”Someday U Feel Like This”…

10. Keluarga Bapak Sutisna NS dan Ibu Sarmanah HS, yang selalu memberikan semangat selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua teman-teman Konsentrasi Manajemen Keuangan B (mamay, citi, tina, 3a, uwie, teteh, unie, siska fakot, kiki, rita, rifan, riza, ijank dll) atas motivasi dan semangatnya serta kerjasama dan kebersamaan selama kuliah.

12. Sahabat dan teman-temanku di Manajemen E (eni, zahra, zee, intan, yudi, opick, arul, ti2s, vicky) atas dukungan dan semangatnya.

13. Kepada calon pendamping hidup penulis Ahmad Hary Denis yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

14. Dan kepada semua teman-teman dan pihak lain yang telah membantu, mendukung, dan mendo’akan dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dari penulis. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Jakarta, 04 Juni 2010


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wahana untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Hal ini berarti bahwa dalam pasar modal terdapat dua pihak yang berkepentingan, yaitu investor dan emiten. Investor sebagai pihak yang kelebihan dana dapat melakukan alternatif investasi pada

financial assets. Sedangkan emiten sebagai pihak yang membutuhkan dana dapat memperoleh alternatif dana eksternal jangka panjang.

Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat akan membawa perubahan besar pada tuntutan kualitas informasi. Dalam pasar modal yang efisien semua informasi baru dengan cepat dan secara lengkap tercermin dalam harga saham. Semakin cepat informasi tercermin dalam harga sekuritas, semakin efisien pasar modal yang bersangkutan. Masuknya informasi baru tidak dapat diramalkan sebelumnya, sehingga informasi yang menguntungkan hampir sama dengan informasi yang tidak menguntungkan. Perubahan harga dalam pasar yang efisien mungkin merupakan perubahan yang positif ataupun perubahan yang negatif. Keterbukaan informasi yang berkualitas baik dari sisi keanekaragaman, kecepatan, frekuensi, kebenaran serta ketepatan informasi merupakan kata kunci dalam pasar modal. Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda, namun sangat berhubungan. Pengujian kandungan informasi


(7)

dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu peristiwa (event). Apabila peristiwa (event) mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu peristiwa (event) tersebut diterima pasar. Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya perubahan sekuritas tersebut. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return dan abnormal return sebagai akibat perubahan harga (Jogiyanto, 2005:63). Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal return.

Sedangkan normal return merupakan return yang diharapkan oleh investor. Suatu investasi selalu mengandung unsur risk and return. Karena perolehan yang diharapkan baru akan diterima pada masa yang akan datang, maka resiko itu juga timbul karena return yang diterima mungkin lebih besar atau lebih kecil dari dana yang diinvestasikan. Return merupakan motivasi investor dalam melakukan investasi, maka pengukuran terhadap return

merupakan cara yang sering digunakan oleh investor dalam membandingkan alternatif berinvestasi. Para investor selalu ingin memaksimalkan return yang diharapkan berdasarkan tingkat toleransinya terhadap resiko yang dapat berbeda-beda untuk setiap investor. Bagi investor yang menyukai resiko (risk lover) , mereka akan memilih saham-saham yang mempunyai resiko yang tinggi dengan harapan dikemudian hari akan mendapatkan return yang tinggi pula, sesuai dengan prinsip investasi, yaitu high risk-high return. Sebaliknya, bagi investor yang tidak menyukai resiko (risk avaster), mereka akan merencanakan keuntungan yang normal terhadap investasi yang dilakukan.


(8)

Para investor yang bertransaksi dalam bursa efek bertujuan menghimpun dana dari keuntungan sebesar mungkin dari investasinya. Agar dapat membuat suatu keputusan dalam memilih portofolio investasi yang menguntungkan, investor memerlukan informasi. Suatu informasi memiliki makna bila informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal yang akan tercermin dalam indikator atau karakteristik pasar seperti volume perdagangan, harga saham dan lain-lain.

Dihubungkan dengan volume, suatu peristiwa (event) memiliki kandungan informasi, apabila jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar ketika earnings diumumkan pada saat waktu lain selama tahun tersebut (Beaver. 1968 dalam Novi, 2004:1). Didalam pasar modal, informasi merupakan kebutuhan utama para investor dan traders, karena informasi tersebut digunakan oleh mereka untuk mengambil keputusan investasi. Tingkat kecepatan pasar modal dalam merespon atau menyerap informasi baru telah lama menjadi perhatian para ahli ekonomi keuangan diseluruh dunia. Mereka sepakat bahwa tingkat kecepatan pasar dalam merefleksikan informasi baru ke dalam perubahan nilai sekuritas merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi. Semakin cepat pasar modal melakukan reaksi terhadap informasi baru, maka pasar tersebut semakin efisien. Konsekuensi dari pasar modal yang efisien adalah sangat sulit (atau bahkan hampir tidak mungkin) bagi para investor untuk memperoleh tingkat keuntungan abnormal (tingkat keuntungan yang direalisir lebih tinggi dari tingkat keuntungan yang diharapkan) secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di


(9)

bursa efek. Kandungan informasi atas stock split dan reverse stock split

menghipotesiskan bahwa para manajer menggunakan peristiwa (event) akan pengumuman stock split dan reverse stock split untuk memberi sinyal perubahan dalam pengharapannya tentang prospek perusahaan yang akan datang.

Didalam pasar modal, yang mempengaruhi permintaan maupun penawaran adalah tingkat harga saham tersebut. Bila saham tersebut dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaannya akan berkurang. Harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan saham tersebut tidak liquid sehingga investor tidak tertarik membeli saham tersebut. Agar saham tersebut mudah liquid, maka perusahaan go-public memiliki alternatif menambah jumlah saham untuk membuat harga lebih rendah untuk merangsang perdagangan. Selain itu, perusahaan yang sudah go-public dapat melakukan stock split atau memecah jumlah sahamnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar sahamnya di pasar modal terlihat lebih attractive bagi investor. Karena secara logika investor lebih tertarik membeli saham dengan harga yang lebih murah. Stock split

dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar. Dengan tingginya harga saham tersebut akan mengurangi kemampuan investor untuk membeli saham tersebut.

Namun apabila yang terjadi adalah keadaan sebaliknya, ketika harga pasar dinilai terlalu rendah, maka perusahaan akan melakukan reverse stock split, yaitu menggabungkan beberapa saham menjadi satu sehingga memiliki nilai nominal yang lebih besar.


(10)

Stock split merupakan peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham; misalkan nilai nominal satu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal. Sedangkan reverse stock split

adalah pemecahan saham dimana pemegang saham menerima satu saham baru atas pertukaran dengan dua saham lama yang dimiliki (James Van Horne, 2007:291).

Reverse stock split merupakan perubahan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan.

Reverse stock split biasanya dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu rendah (I Putu, 2007:110). Reverse stock split merupakan penggabungan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih besar. Oleh karena itu, jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham akan berkurang dengan nominal perlembar saham menjadi lebih besar. Ini menyebabkan nilai saham akan meningkat secara proporsional.

Scott, Martin, Petty dan keown (1999) dalam Lukman (2008) ada beberapa alasan mengapa manajer perusahaan melakukan stock split antara lain : Agar saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang saham dan meningkatkan likuiditas perdagangan saham, Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata saham kepada kisaran yang telah ditargetkan, Untuk membawa informasi mengenai kesempatan berinvestasi yang berupa peningkatan laba dan dividen kas.


(11)

Menurut Lukman (2008) apabila harga suatu saham terlalu tinggi, maka kemungkinan saham tersebut dapat dibeli oleh masyarakat semakin kecil. Manajemen perusahaan yakin bahwa apabila kepemilikan saham semakin luas, maka hubungan dengan masyarakat lebih baik, sehingga adanya stock split dapat mengurangi nilai pasar saham dan memiliki kemampuan menarik mayoritas investor potensi.

Menurut Ross, et. al (2006:537) ada tiga alasan perusahaan melakukan

reverse stock split, yaitu : ”First, transactions costs to shareholders are often less after the reverse split. This follows the conclusions of copeland that

brokerage commissions per dollar traded rise as the price of the stock falls.

Second, the liquidity and marketability of a company's stock are improved

when its price is raised to the "popular trading range". Third, stocks selling

below a certain level are not considered “respectable”, implying that

investors bias downward their estimates of these firm’s earnings, cash flow,

growth, and stability.”

Fama, Fisher, Jensen dan Roll dalam Hartono (2005: 72) menguji 940

stock splits pada New York Stock Exchange dari tahun 1927-1959. Perilaku harga saham yang diuji adalah pada periode 29 bulan sebelum dan 29 bulan sesudah stock splits. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah stock split tidak lagi terjadi peningkatan CAR, tetapi peningkatan CAR terjadi sebelum dilakukan stock split. Hal ini berarti bahwa para investor sudah melakukan antisipasi terhadap kemungkinan saham tersebut displits. Temuan ini mendukung hipotesis pasar efisiensi bentuk setengah kuat.


(12)

Peterson dan Peterson (1992) melakukan studi untuk menguji abnormal return yang berkaitan dengan pengumuman reverse stock splits. Hasil ini menunjukkan bahwa pengumuman reverse stock splits berhubungan dengan

abnormal return yang negatif efeknya.

Pasar modal juga berfungsi sebagai tempat berbelanja bagi investor. Para investor saham mengevaluasi dan menganalisis saham dengan menggunakan semua informasi yang relevan. Konsep pasar modal efisien menyebutkan bahwa dalam pasar modal yang efisien, harga pasar saham merefleksikan secara penuh semua informasi relevan yang ada, baik mengenai pasar modal, maupun mengenai perusahaan tertentu yang terlibat dalam pasar modal yang bersangkutan.

Perkataan efisien dalam konsep efisiensi pasar menyangkut efisiensi penyampaian informasi dari perusahaan emiten ke perusahaan pemodal (Husnan, 2005:18), pasar dikatakan efisien jika penyebaran informasi ini dilakukan secara cepat sehingga informasi menjadi simetris. Ini berarti semua investor mendapatkan informasi yang sama kualitas dan jumlahnya serta diterima pada saat yang sama. Efisiensi pasar berdasarkan informasi dibagi menjadi : (1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form) (2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form) (3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form).

Menurut teori Ahli Chart dalam modul Manajemen Investasi dan Instrument Derivative Prof. Dr. Ahmad Rodoni (2008:49), perilaku harga saham waktu yang lalu adalah penuh dengan informasi tentang perilaku harga


(13)

saham waktu yang akan datang. Ini berdasarkan andaian bahwa akan berbentuk satu pola yang berulang yang dapat digunakan untuk memperkirakan harga saham waktu yang akan datang melalui kaedah analisis teknikal dan chart harga yang terperinci.

Salah satu informasi yang signifikan terhadap harga sekuritas adalah pengumuman stock split. Stock split merupakan salah satu bentuk corporate action (tindakan yang dilakukan perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan) yang dilakukan emiten, dengan cara memecah sahamnya (split) menjadi lebih banyak dan harga per lembar saham berubah menjadi lebih kecil dari harga sebelum pemecahan. Pemecahan saham telah menjadi alat yang digunakan untuk membentuk harga pasar saham perusahaan. Tujuan dilakukannya stock split antara lain agar saham lebih menarik di mata investor, karena secara psikologis investor lebih tertarik membeli saham yang murah. Lebih banyaknya investor yang tertarik pada saham tersebut maka kemungkinan harga naik akan lebih besar.

Menurut Fama (1970) dalam Hartono (2005:9) menyatakan bahwa efisien pasar bentuk setengah kuat dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi: efisien pasar bentuk setengah kuat secara informasi dan efisien pasar bentuk setengah kuat secara keputusan. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi menekankan kepada fully reflect dan information available, tapi tidak memperhitungkan kecanggihan investor dalam mengolah informasi. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan mencakup fully reflect,

keterbatasan informasi dan kecanggihan pasar.


(14)

Di Indonesia, penelitian mengenai pengujian efisiensi pasar modal atas peristiwa pengumuman stock split dilakukan oleh Ernie Hendrawaty (2007). Hasil analisis penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi tingkat pendapatan abnormal saham di Bursa Efek Jakarta, sehingga tidak adanya abnormal return yang dapat diperoleh investor pada saat pengumuman

stock split sehingga membuktikan bahwa pasar modal di Indonesia sudah efisien dalam bentuk setengah kuat.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, Bagaimana dengan pasar modal di Indonesia, khususnya BEI ? Apakah pasar modal Indonesia sudah efisien ? kalau sudah, pada tingkat efisien yang mana ? Apakah penyebaran informasi kepada masyarakat sudah secepat yang diharapkan untuk dapat digunakan sebagai informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan.beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda. Perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut, mungkin disebabkan oleh perbedaan data yang digunakan dan periode yang diamati. Untuk itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan Dengan Analisis Stock Split Dan Reverse Stock Split” dengan studi kasus pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang melakukan kebijakan stock split dan reverse stock split selama periode penelitian dari tahun 2004-2008.


(15)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan antara return saham sebelum dan setelah peristiwa stock split dan reverse stock split di Bursa Efek Indonesia.

2. Apakah terdapat perbedaan signifikan volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman stock split dan reverse stock split di Bursa Efek Indonesia.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis perbedaan return saham sebelum dan setelah peristiwa stock split dan reverse stock split.

b. Untuk menganalisis perbedaan volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa stock split dan reverse stock split.

2. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis

Memperluas informasi serta wawasan luas mengenai pasar modal di Indonesia terutama masalah efisiensi pasar serta sebagai bahan masukan dalam memahami efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan.


(16)

11 2. Bagi Investor

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyikapi informasi tertentu yang di publikasikan khususnya stock split serta sebagai informasi untuk bahan pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

3. Bagi Akademis

Sebagai bahan acuan referensi dalam memahami efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan.

4. Bagi ilmu manajemen, khususnya dan memperkaya informasi ilmiah mengenai validitas empiris dari aplikasi Efisien Market Hypotesis

(EMH).

5. Bagi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI)

Dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki kinerja Bursa menjadi lebih baik.


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan indeks harga saham yang meliputi harga saham harian dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian, volume saham yang di

perdagangkan, return saham dengan objek penelitian perusahaan-perusahaan

yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang mengumumkan peristiwa stock split dan reverse stock split pada tahun 2004-2008.

Peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini adalah peristiwa stock split

dan reverse stock split, dengan dipilih 11 hari perdagangan, yaitu 5 hari

sebelum peristiwa, 1 hari pada saat peristiwa dan 5 hari sesudah peristiwa. Alasan penentuan periode 11 hari perdagangan ini untuk mencegah terpengaruhnya variabel yang dianalisis oleh peristiwa-peristiwa lain (corporate action lain). Jika periode yang digunakan kurang dari 5 hari ada

kecurigaan akan kurang melihat reaksi investor secara keseluruhan.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian yang ciri-cirinya akan

diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan

go-public yang sahamnya aktif diperdagangkan dan melakukan kebijakan stock


(18)

split atau reverse stock split di bursa efek Indonesia pada tahun 2004 sampai

dengan tahun 2008.

Dari penelitian tersebut, kemudian diambil sampel yang akan diteliti, sampel dari penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek

Indonesia dan yang melakukan stock split atau reverse stock split selama

periode penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

dimana penentuan sampel tergantung dari kepentingan penelitian.

Berdasarkan data perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, populasi yang akan dijadikan sampel adalah yang memenuhi kriteria sampel sebagai berikut :

1. Perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar di BEI dari tahun 2004-2008.

2. Perusahaan-perusahaan yang mengumumkan kebijakan stock split dan

reverse stock split dari tahun 2004-2008

3. Sampel tidak meliputi perusahaan-perusahaan yang melakukan corporate

action yang lain (seperti pembagian dividen, pembagian saham bonus,

merger dan akuisisi, tindakan IPO, dan Right issue) selama periode

penelitian, untuk menghindari dari adanya pengaruh gabungan yang

disebabkan oleh adanya corporate action tersebut, karena itu akan

mempengaruhi keakuratan hasil penelitian.

4. Perusahaan dengan data yang tidak lengkap, tidak termasuk sampel.

5. Dalam periode penelitian perusahaan tidak melakukan kebijakan stock

split dan reverse stock split lebih dari satu kali secara berturut-turut.


(19)

6. Saham perusahaan secara aktif diperdagangkan selama periode yang telah ditentukan.

Selama Januari 2004 sampai dengan Desember 2008 telah terjadi 53

peristiwa stock split, dengan 8 perusahaan melakukan corporate action lain, 5

perusahaan melakukan stock split lebih dari satu kali selama periode

penelitian. Sehingga jumlah sampel menjadi 40 perusahaan.

Emiten yang sahamnya jarang diperdagangkan sehingga dianggap tidak likuid dan dikeluarkan dari sampel sebanyak 3 perusahaan. Pertimbangan ini diambil karena saham tersebut tidak mengalami aktivitas perdagangan selama paling tidak satu minggu berturut-turut (lima hari perdagangan) sehingga akan mempengaruhi keakuratan penelitian.

Selain itu, 3 perusahaan lagi dikeluarkan dari sampel karena memiliki data yang tidak lengkap. Proses penyeleksian sampel yang dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan di atas menyisakan

sampel akhir yang akan digunakan dalam penelitian stock split sebanyak 34

perusahaan.

Sedangkan untuk reverse stock split selama periode penelitian telah terjadi

18 peristiwa reverse stock split, dan terjadi 2 corporate action lain. Disamping

itu, emiten yang datanya tidak lengkap dan dikeluarkan dari sampel sebanyak 2 perusahaan dan perusahaan yang tidak likuid sebanyak 1 perusahaan. Proses penyeleksian ini menyisakan sampel akhir yang akan digunakan dalam

penelitian reverse stock split sebanyak 13 peristiwa reverse stock split dengan

13 perusahaan.


(20)

Tabel 3.1

Perhitungan Jumlah Sampel

SS RSS

Emiten yang melaksanakan stock split dan reversestock split 53 18

Emiten yang melaksanakan Corporate action lain (8) (2)

Emiten yang tidak likuid (3) (1)

Emiten yang melakukan stock split dan reverse stock split

lebih dari satu kali

(5) (0)

Emiten yang datanya tidak lengkap (3) (2)

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitianc 34 13

Sumber : Data diolah

Berdasarkan pada teknik sampling yang dilakukan seperti di atas, maka

para emiten yang masuk ke dalam sampel penelitian stock split adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.2

Emiten yang melakukan Stock Split tahun 2004-2008 No Kode Emiten Nama Perusahaan

1 BBCA Bank Central Asia Tbk

2 BRNA Berlina Tbk

3 DOID Delta Dunia Petroindo Tbk

4 INCO International Nickel Indonesia Tbk

5 PANS Panin Sekuritas Tbk

6 PANR Panorama Sentrawisata Tbk

7 TINS Timah Tbk

8 AKRA AKR Corporindo Tbk

9 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

10 DAVO Davomas Abadi Tbk

11 HADE Hortus Danavest Tbk

12 JPRS Jaya Pari Steel Tbk

13 PWON Pakuwon Jati Tbk

14 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk

15 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk

16 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk

17 INTA Intraco Penta Tbk

18 JRPT Jaya Real Properti Tbk

19 PJAA Pembangunan jaya Ancol Tbk

20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk

21 CTRS Ciputra Surya Tbk

22 HEXA Hexindo Adi Pekasa Tbk

23 PRAS Prima Alloy Steel Tbk

24 SMAR Smart Tbk


(21)

25 TGKA Tiga Raksa Satria Tbk

26 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk

27 RIGS Rigs Tenders Tbk

28 RALS Ramayana lestari Sentosa Tbk

29 KLBF Kalbe Farma Tbk

30 JIHD Jakarta International Hotel & Development Tbk

31 EKAD Ekadharma International Tbk

32 DNKS Dankos Laboratories Tbk

33 ISAT Indosat Tbk

34 BLTA Berlian Laju Tankers Tbk

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Sedangkan Emiten yang masuk sampel dalam penelitian reverse stock split

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Emiten yang melakukan Reverse Stock Split tahun 2004-2008

NO KODE EMITEN NAMA PERUSAHAAN

1 POLY Polysindo Eka Perkasa, Tbk

2 INPC Bank Artha Graha Internasional,Tbk

3 BNGA Bank Niaga, Tbk

4 BNLI Bank Permata, Tbk

5 PLAS Palm Asia Copora, Tbk

6 SIPD Siared Produce, Tbk

7 JAKA Jaka Artha Graha, tbk

8 BKSL Bukit Sentul, Tbk

9 BNBR Bakrie & Brothers, Tbk

10 INDX Indo Exchange, Tbk

11 LPLI Lipo E-net, Tbk

12 SRSN Sarasa Nugraha, Tbk

13 UNIT United Capital Indo Nusantara

Corporate,Tbk Sumber : Bursa Efek Indonesia

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk jadi dan dipublikasikan.


(22)

a. Data-data dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data-data tersebut antara lain daftar perusahaan yang

melakukan kebijakan stock split dan reverse stock split dari Januari

2004 sampai Desember 2008, data harga saham penutupan, return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan volume perdagangan saham.

b. Internet dengan situs website (diantaranya : www.idx.co.id,

www.duniainvestasi.com, www.finance.yahoo.com, www.e-bursa.com dan situs-situs lainnya).

2. Riset Kepustakaan (Library Research)

Riset kepustakaan adalah melakukan studi kepustakaan dengan pengumpulan data yang dilengkapi dengan membaca, mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis

Penentuan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan pada variabel yang akan diteliti, berurutan sesuai dengan rumusan masalah pada bab sebelumnya. Pengujian metode analisis diawali dengan

melakukan uji normalitas data dengan melihat Grafik Normal P-P Plots

kemudian melakukan pengujian terhadap keberadaan abnormal return pada

hari-hari disekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split. Setelah itu


(23)

menguji perbedaan volume perdagangan antara sebelum dan setelah stock split

dan reverse stock split.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data. Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah data yang diambil adalah data tersebut berdistribusi normal, yaitu data yang mengikuti distribusi normal dan data dengan mean dan standar deviasi yang sama.

Uji normalitas data yang akan digunakan adalah dengan melihat grafik

Grafik Normal P-P Plots. Apabila data tersebut terdistribusi normal, maka

akan digunakan uji parametrik, yaitu paired sample t test. Sedangkan data

yang tidak berdisrtibusi normal akan digunakan uji non parametrik, yaitu wilcoxon signed rank test.

2. Return Saham

Return merupakan salah satu aspek terpenting dalam analisis investasi.

Ketika investor menanamkan modalnya, mereka mengharapkan suatu

tingkat keuntungan tertentu. Return merupakan hasil yang diperoleh dari

investasi (Hartono, 2005). Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor untuk menanggung resiko atas investasi yang

dilakukan. Return dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Return realisasi, yaitu hasil keuntungan yang telah terjadi dan dihitung

berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan


(24)

sebagai ssalah satu pengukur dari kinerja perusahaan dan berguna juga

untuk menentukan expected return dan resiko dimasa datang.

b. Return ekspektasi, yaitu return yang diharapkan akan diperoleh

investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang

sifatnya mudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Untuk menghitung besarnya return saham digunakan rumus :

Rit = Pit – Pit-1

Pit-1

Dimana :

Rit : Return saham i pada hari ke-t

Pit : Harga saham i pada hari ke-t

Pit-1 : Harga saham i pada hari ke t-1

Untuk menghitung besarnya return market digunakan rumus sebagai

berikut :

Rmt = IHSGt – IHSGt-1

IHSGt-1 Dimana :

Rmt : Return Market pada hari ke-t

IHSGt : IHSG pada hari ke-t

IHSGt-1 : IHSG pada hari ke-t-1.

Kemudian expected return dihitung dengan menggunakan rumus :

E (Ri) = ∑ E (Ri)

n Dimana :

n = merupakan banyaknya periode saham.


(25)

3. Abnormal Return

Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return

yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal

merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor).

Dengan demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih

antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi

(Jogiyanto, 2005:43). Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

RTNi,t = Ri,t – E(Ri,t)

Keterangan :

RTNi,t = return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada

periode peristiwa ke-t

Ri,t = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada

pada perode peristiwa ke-t

E(Ri,t) = return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t

Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t

yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus :

Rit = Pit – Pit-1

Pit-1

Dimana :

Rit : Return saham i pada hari ke-t

Pit : Harga saham i pada hari ke-t

Pit-1 : Harga saham i pada hari ke t-1


(26)

Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi.

Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (2005) mengestimasi return

ekspektasi menggunakan model estimasi sebagai berikut : a. Mean Adjusted Model

Mean Adjusted Model atau model disesuaikan rata-rata ini menganggap

bahwa return ekpektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return

realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period), sebagai

berikut :

E[Ri,t] = t2

R i,j j=tl

T

Keterangan :

E (Ri,t) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t

Ri,j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2 b. Market Model

Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini

dilakukan dua tahap, yaitu :

1) Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi

selama periode estimasi.

2) Menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi return ekspektasi

di periode jendela.


(27)

Model ekspektasi ini dapat dibentuk dengan menggunakan teknik

regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan :

Ri,j = αi +βi . Rmj + εi,j

Keterangan :

Ri,j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

αi = intercept untuk sekuritas ke-i

βi = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i

Rm,j = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j

Εi,j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

c. Market Adjusted Model

Model disesuaikan pasar (Market Adjusted Model) menganggap bahwa

penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah

return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini,

maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model

estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan

return indeks pasar.

4. Volume Perdagangan

Dalam membandingkan kedua sample volume perdagangan, yaitu

sebelum dan setelah stock split dan reverse stock split, penelitian akan

menggunakan uji Paired Sample t-test atau uji Wilcoxon. Penentuan

penggunaan uji statistik mana yang akan digunakan, ditentukan dengan melihat terlebih dahulu kenormalan data. Untuk itu akan dilakukan uji normalitas sebelum melakukan uji statistik. Normalitas data akan


(28)

dilakukan dengan melihat Grafik Normal P-P Plots. Dari hasil uji

normalitas inilah dapat ditentukan, apakah penelitian akan menggunakan uji paired simple T-test (jika data distribusi normal), atau uji wilocoxon

(jika data tidak berdistribusi normal).

E. Uji Statistik

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Uji Statistik Parametik (Uji T)

Dalam pengujian statistik parametik penulis menggunakan Paired Sample

Test yang merupakan suatu analisis untuk membandingkan rata-rata dari

dua populasi atau lebih. Paired Sample Test berguna untuk melakukan

pengujian terhadap 2 sampel yang berhubungan atau “sampel

berpasangan” yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata (mean)

sama dengan asumsi data terdistribusi normal (Stanislaus, 2006:93).

Adapun rumus t terhitung untuk paired Sample T Test adalah :

Sb =

d

2

n(n-1)

Dimana : Sb = Standart error dua mean yang berhubungan

T hitung = (B – 0) = B

Sb Sb


(29)

Dimana : B = beda antara pengamatan tiap pasang

Sb = Standart error dua mean yang berhubungan

B = mean dari beda pengamatan

Dalam penelitian ini paired sample t-test diuji dengan α = 5%, dan uji dua

pihak (Two Tail Test). Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa, bila t hitung

lebih kecil atau sama dengan (≤) t tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Harga t hitung adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-) nya (Sugiyono, 2005:95).

2. Uji Statistik Nonparametrik

Dalam pengujian statistik nonparametik penulis menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test yang digunakan untuk menguji beda data

berpasangan. Uji peringkat bertanda Wilcoxon merupakan alternatif dari

uji-t dua sampel berpasangan (Stanislaus, 2006:275).

Uji wilcoxon merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Kalau dalam

uji tanda besarnya selisih nilai angka antar positif dan negatif tidak

diperhitungkan, sedangkan dalam uji wilcoxon hal ini diperhitungkan.

Seperti dalam uji tanda, teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal atau berjenjang (Sugiyono, 2005:131).

Hipotesis yang akan diuji untuk peristiwa stock split adalah :

Ho : Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham antara

periode sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split.


(30)

H1 : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham antara periode

sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split.

Sedangkan hipotesis yang akan diuji untuk peristiwa reverse stock split

adalah :

Ho : Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham antara

periode sebelum dan sesudah pelaksanaan reverse stock split.

H1 : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham antara periode

sebelum dan sesudah pelaksanaan reversestock split.

F. Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel utama dalam penelitian ini adalah:

1. Harga Saham Penutupan (Closing Price)

Harga saham penutupan adalah harga yang terjadi pada transaksi terakhir satu saham. Menggunakan harga saham penutupan harian yang digunakan

untuk menghitung return saham.

2. Return Indeks Harga Saham (IHSG)

Return indeks harga saham adalah tingkat pengembalian atau hasil yang

diperoleh dari suatu investasi saham. Melakukan perhitungan return

saham pada hari tersebut yaitu dengan menghitung perubahan harga masing-masing indeks harga saham setiap harinya berdasarkan harga penutupan indeks harga saham harian yang merupakan perbandingan

antara indeks saham pada saat stock split dan reverse stock split (t) dengan

indeks harga saham hari sebelumnya (t-1).


(31)

3. Volume Perdagangan

Volume perdagangan merupakan jumlah lembar saham yaang

diperdagangkan pada saat stock split dan reverse stock split.

Rumus yang digunakan untuk mengukur Trading Volume Activity

(TVA) adalah sebagai berikut :

TVA = Jumlah saham i yang diperdagangkan pada periode t

Jumlah saham i yang beredar pada periode t

4. Abnormal Return Disesuaikan Pasar

Return adalah alat manajemen yang digunakan untuk mengukur besarnya

bagian keuntungan yang diperoleh pemegang saham atau investor. Return

juga dapat digunakan sebagai alat pengukuran untuk menilai pertumbuhan atau kinerja suatu perusahaan.

Return saham perusahaan diproksi dari abnormal return sebelum dan

setelah stock split atau reverse stock split. Abnormal return merupakan

selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return yang

diharapkan. abnormal return untuk masing-masing saham dapat diperoleh

dengan menggunakan Market Adjusted Model yang dapat dinyatakan

sebagai berikut :

ARDPTt = RETHt – RETPBNt

Keterangan :

RETHt = return harian emiten hari ke-t

RETBNt = return pasar hari ke-t


(32)

55 5. Stock Split

Stock split adalah peningkatan jumlah lembar saham beredar dengan

mengurangi nilai nominal satu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal.

Menurut Jones (2004:41) “stock split is the issuance by a corporation of

shares of common stock in proportion to the existing shares outstanding”.

6. Reverse Stock Split

Reverse stock split adalah pemecahan saham dimana jumlah saham

beredar menurun; misalkan pemecahan saham dimana pemegang saham menerima satu saham baru atas pertukaran dengan dua saham lama yang dimiliki.

Menurut Gitman (2006:606) ”reverse stock split is a method used to raise

the market price of a firm’s stock by exchanging a certain number of


(33)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan 1. Return Saham

a. Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif dilakukan untuk memberi gambaran suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (Mean), standard deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghazali, 2005 :19). Berikut ini

adalah analisis deskriptif untuk variabel abnormal return :

Tabel 4.1

Hasil Uji Analisis Deskriptif Return Saham

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Return Stock Split 374 -.8955 .9453 .016569 .2090519

Return Reverse Stock Split 143 -.3588 .6588 .005521 .0967190

Valid N (listwise) 143

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukkan jumlah sampel untuk

penelitian return saham yang melakukan stock split (N) ada 374. Dari 374

sampel ini, return saham terkecil (Minimum) adalah -0.8955 dan return saham

terbesar (Maksimum) adalah 0.9453. Rata-rata return saham dari 374 sampel

adalah 0.016569 dengan standard deviasi sebesar 0.2090519.

Pada penelitian reverse stock split jumlah sampel untuk penelitian return

saham (N) ada 143. Dari 143 sampel ini, return saham terkecil (Minimum)


(34)

adalah -0.3588 dan return saham terbesar (Maksimum) adalah 0.6588.

Rata-rata return saham dari 143 sampel adalah 0.005521 dengan standard deviasi

sebesar 0.0967190.

b. Pengujian Hipotesis

Keberadaan return saham dalam penelitian didasari dari hipotesis yang

menyatakan bahwa terdapat return saham yang signifikan pada hari-hari

disekitar pelaksanaan stock split atau reverse stock split. Namun, sebelum

melakukan pengujian hipotesis maka akan dilakukan uji normalitas data sebagai berikut :

Ho : Data terdistribusi secara normal.

Ha : Data tidak terdistribusi secara normal.

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Data Return Saham Stock Split

Sumber : Output SPSS


(35)

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Data Return Saham Reverse Stock Split

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan gambar 4.1 dan 4.2 Grafik Normal P-P Plots pada return

saham stock split dan reverse stock split menunjukkan bahwa titik-titik nilai

data terletak kurang lebih dalam suatu garis lurus, sehingga dapat disimpulkan

bahwa data return saham stock split dan reverse stock split berasal dari dari

populasi yang terdistribusi normal. maka pengujian hipotesis akan

menggunakan uji paired sample t test. Pengujian hipotesis akan dilakukan

terhadap sampel emiten yang melakukan stock split dan emiten yang

melakukan reverse stock split.

Berikut adalah hasil pengujian hipotesis untuk sampel perusahaan yang

melakukan stock split dengan uji paired sample t test :


(36)

Tabel 4.2

Hasil Uji Beda Return Saham Stock Split

Periode N

t-statistik

Sign-t

Keterangan

Pair 1 H-5 & H-0 34 -0.172 0.864 Ho diterima

Pair 2 H-4 & H-0 34 -0.192 0.849 Ho diterima

Pair 3 H-3 & H-0 34 -0.204 0.839 Ho diterima

Pair 4 H-2 & H-0 34 -0.247 0.806 Ho diterima

Pair 5 H-1 & H-0 34 -0.242 0.810 Ho diterima

Pair 6 H+1 & H-0 34 -0.266 0.792 Ho diterima

Pair 7 H+2 & H-0 34 -0.234 0.816 Ho diterima

Pair 8 H+3 & H-0 34 -0.252 0.803 Ho diterima

Pair 9 H+4 & H-0 34 -0.169 0.867 Ho diterima

Pair 10 H+5 & H-0 34 -0.324 0.748 Ho diterima

Sumber : Data sekunder diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, menunjukkan bahwa pada saat sebelum

peristiwa stock split, yaitu pada pair 1, pair 2, pair 3, pair 4 dan pair 5

memiliki t-hitung untuk uji statistik return saham sebesar -0.172, -0.192,

-0.204, -0.247, dan -0.242 dengan signifikansi sebesar 0.864, 0.849, 0.839, 0.806, dan 0.810 yang nilainya diatas 0.05 (p-value > 0.05).

Kemudian pada saat sesudah peristiwa stock split, yaitu pada pair 6, pair

7, pair 8, pair 9 dan pair 10 memiliki t-hitung untuk uji statistik return saham

sebesar -0.792, -0.816, -0.803, -0.867, dan -0.748 dengan signifikansi sebesar 0.792, 0.816, 0.803, 0.867, dan 0.748 yang nilainya diatas 0.05 (p-value >

0.05).Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham

antara sebelum pengumuman dengan return saham sesudah pengumuman

stock split.


(37)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ernie Hendrawaty (2007) yang membuktikan bahwa tidak terjadi tingkat

pendapatan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman

stock split di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2006. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Ajeng Widha Irfana (2008) yang menemukan bahwa tidak

terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah stock split.

Pengumuman stock split hanya berpengaruh terhadap rata-rata return saham

sesaat yaitu pada saat pengumuman stock split terjadi, dimana return

mengalami pelonjakan yang cukup tinggi.

Pada penelitian reverse stock split, pengujian dilakukan dengan

menggunakan paired sample t test dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3

Hasil Uji Beda Return Saham Reverse Stock Split

Periode N

t

statistik

Sign-t

Keterangan

Pair 1 H-5 & H-0 13 0.245 0.811 Ho diterima

Pair 2 H-4 & H-0 13 -1.443 0.175 Ho diterima

Pair 3 H-3 & H-0 13 -0.908 0.382 Ho diterima

Pair 4 H-2 & H-0 13 -1.131 0.280 Ho diterima

Pair 5 H-1 & H-0 13 -2.182 0.050 Ho diterima

Pair 6 H+1 & H-0 13 0.306 0.765 Ho diterima

Pair 7 H+2 & H-0 13 -1.408 0.184 Ho diterima

Pair 8 H+3 & H-0 13 -1.553 0.146 Ho diterima

Pair 9 H+4 & H-0 13 -2.211 0.047 Ho ditolak

Pair 10 H+5 & H-0 13 -1.116 0.286 Ho diterima

Sumber : Data sekunder diolah, 2010


(38)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, menunjukkan bahwa pada saat sebelum

peristiwa reversestock split, yaitu pada pair 1, pair 2, pair 3, pair 4 dan pair 5

memiliki t-hitung untuk uji statistik return saham sebesar 0.245, -1.443,

-0.908, -1.131, dan -2.182 dengan signifikansi sebesar 0.811, 0.175, 0.382, 0.280, dan 0.050 yang nilainya diatas 0.05 (p-value > 0.05).

Kemudian pada saat sesudah peristiwa reversestock split hanya pada pair

9 yang memiliki t-hitung untuk uji statistik sebesar -2.211 dengan signifikansinya 0.047 yang nilainya dibawah 0.05 (p-value < 0.05). Namun

pada pair 6, pair 7, pair 8, dan pair 10 memiliki t-hitung untuk uji statistik

return saham sebesar 0.306, -1.408, -1.553, dan -1.116 dengan signifikansi

sebesar 0.765, 0.184, 0.146, dan 0.286 yang nilainya diatas 0.05 (p-value >

0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham

antara sebelum pengumuman dengan return saham sesudah pengumuman

reverse stock split.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rahman

Kurniawan (2009) yang menemukan bahwa terdapat perbedaan return saham

sebelum dan setelah reverse stock split yang ditunjukkan dengan adanya

perbedaan return sebelum dan setelah peristiwa reverse stock split.

2. Volume Perdagangan

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yang dilakukan untuk variabel volume perdagangan

pada penelitian stock split dan reverse stock split adalah sebagai berikut :


(39)

Tabel 4.4

Hasil Uji Analisis Deskriptif Volume Perdagangan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Volume Stock Split 340 .0000 .0345 .001690 .0032015

Volume Reverse Split 130 .0000 .0833 .005364 .0127909

Valid N (listwise) 130

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, menunjukkan jumlah sampel untuk

penelitian volume perdagangan yang melakukan stock split (N) ada 340. Dari

340 sampel ini, volume perdagangan terkecil (Minimum) adalah 0.0000 dan

volume perdagangan terbesar (Maximum) adalah 0.0345. Rata-rata volume

perdagangan dari 340 sampel adalah 0.001690 dengan standard deviasi sebesar 0.0032015.

Pada penelitian reverse stock split jumlah sampel untuk penelitian volume

perdagangan (N) ada 130. Dari 130 sampel ini, volume perdagangan terkecil (Minimum) adalah 0.0000 dan volume perdagangan terbesar (Maximum)

adalah 0.0833. Rata-rata volume perdagangan dari 130 sampel adalah 0.005364 dengan standard deviasi sebesar 0.0127909.

b. Pengujian Hipotesis

Pendekatan atau indikator yang digunakan untuk membandingkan

likuiditas antara sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split atau reverse

stock split adalah dengan menggunakan data volume perdagangan. Pengujian

hipotesis akan dilakukan dengan paired sample t test atau wilcoxon signed

rank test. Penentuan pengujian uji statistik mana yang akan digunakan,


(40)

ditentukan terlebih dahulu melihat kenormalan data. Untuk itu akan dilakukan

uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov sebagai berikut :

Gambar 4.3

Hasil Uji Normalitas Data Volume Perdagangan Stock Split

Sumber : Output SPSS

Gambar 4.4

Hasil Uji Normalitas Data Volume Perdagangan Reverse Stock Split

Sumber : Output SPSS


(41)

Berdasarkan gambar 4.3 dan 4.4 Grafik Normal P-P Plots pada volume

perdagangan stock split dan reverse stock split menunjukkan bahwa titik-titik

nilai data terletak tidak dalam suatu garis lurus, sehingga dapat disimpulkan

bahwa data volume perdagangan stock split dan reverse stock split berasal dari

dari populasi yang tidak terdistribusi normal. maka pengujian hipotesis akan

menggunakan uji wilcoxon signed rank test . Pengujian hipotesis akan

dilakukan terhadap sampel emiten yang melakukan stock split dan emiten

yang melakukan reverse stock split.

Berikut adalah hasil pengujian hipotesis untuk sampel perusahaan yang

melakukan stock split dengan uji wilcoxon signed rank test :

Tabel 4.5

Hasil Uji Beda Volume Stock Split

Test Statisticsb

Vol Stock Split Sesudah - Vol Stock Split Sebelum

Z -.676a

Asymp. Sig. (2-tailed) .499

a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa volume perdagangan

memiliki Zhitung sebesar -0.676 dan probabilitas signifikansi sebesar 0.499 dan

nilainya berada di atas α = 0.05, hal ini berarti Ho diterima, yang berarti tidak

terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara

sebelum dan setelah pelaksanaan stock split.


(42)

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman Kurniawan (2009) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara volume perdagangan sebelum stock split dan setelah stock

split. Penelitian lain yang dilakukan oleh Indah Retno Rahayu (2006), juga

menemukan bahwa stock split yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di

BEI pada tahun 2001-2003, secara statistik tidak mengakibatkan adanya pengaruh volume perdagangan saham relative yang signifikan.

Pada penelitian reverse stock split, pengujian mengenai volume

perdagangan juga dilakukan dengan menggunakan wilcoxon signed rank test

dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Uji Beda Volume Reverse Stock Split

Test Statisticsb

Vol Reverse Split Sesudah - Vol Reverse Split Sebelum

Z -1.670a

Asymp. Sig. (2-tailed) .095

a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa volume perdagangan

memiliki Zhitung sebesar -1.670 dan probabilitas signifikansi sebesar 0.095 dan

nilainya berada di atas α = 0.05, hal ini berarti Ho diterima, yang berarti tidak

terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara

sebelum dan setelah pelaksanaan stock split.


(43)

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman Kurniawan (2009) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara volume perdagangan sebelum reversestock split dan setelah

reverse stock split. Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan olen Melinda Savitri (2006), yang menemukan bahwa terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan

setelah pelaksanaan reverse stock split.

B. Interpretasi

Berdasarkan pada hasil pembahasan yang telah dilakukan di atas, tidak

ditemukan terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah peristiwa

stock split ataupun reverse stock split. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa

hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan return saham sebelum dan

sesudah stock split atau reverse stock split tidak diterima atau H1 ditolak.

Dengan demikian maka hipotesis alternatif yang menyatakan tidak terdapat

perbedaan return saham sebelum dan sesudah stock split dan reverse stock

split diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ernie Hendrawaty (2007) yang membuktikan bahwa tidak

terjadi tingkat pendapatan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa

pengumuman stock split di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2006. Penelitian

lain juga dilakukan oleh Ajeng Widha Irfana (2008) yang menemukan bahwa

tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah stock split. Pada


(44)

67 reverse stock split juga tidak terdapat perbedaan return saham yang signifikan

pada hari-hari disekitar pelaksanaan reverse stock split.

Pada penelitian volume perdagangan, tidak ditemukan terdapat perbedaan

volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa stock split atau reverse

stock split. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan

terdapat perbedaan volume perdagangan pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split tidak diterima atau H1 ditolak. Dengan

demikian maka hipotesis alternatif yang menyatakan tidak terdapat perbedaan

volume perdagangan pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split diterima.

Hasil penelitian volume perdagangan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman Kurniawan (2009) yang tidak menemukan perbedaan

signifikan volume perdagangan antara sebelum dan sesudah peristiwa stock


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. 2004. “Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio”. PT. Rineka Cipta : Jakarta.

Basir, Saleh. Hendy M, Fakhrudin. 2005. “Aksi Korporasi, Strategi Untuk Meningkatkan Nilai Saham Melalui Aksi Korporasi”. Salemba Empat : Jakarta.

Block, Stanley B. Hirt, Geoffrey A. 2002. “Foundations of Financial Management

Tenth Edition. McGraw-Hill Irwin.

Bodie, Kane, Marcus. 2008. “Investasi”. Buku 1 Edisi 6. Salemba Empat : Jakarta.

Brigham, Eugene F. Joel F. Houston. 2006 “Fundamental of Financial Management”. Harcourt Brace : Florida.

Ekaputra, Irwan Adi. Ekaputri Okta Zuriani. “Stock Split, Fraksi Perdagangan, dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta”. Usahawan No.12 TH XXXV Desember 2006.

Fabozzi, Frank J. Peterson, Pamela P. “Financial Management and Analysis” Second Edition. Wiley Finance.

Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Alfabeta : Bandung.

Ghazali, Imam. 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit Undip : Semarang.

Gitman, Lawrence J. 2006. ”Principles of Managerial Finance” Eleventh Edition. Hamid, Abdul. 2007. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial UIN Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. 2005. “Pasar Efisien Secara Keputusan”. Gramedia : Jakarta.

Harmono. 2009. ”Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard”. Bumi Aksara : Jakarta.

Hendrawaty, Ernie. “Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2005-2006 di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Manajemen Volume 3 No.2 Januari 2007.


(46)

Hermawan, Moudy. Subiyantoro, Heru. 2006. ”Pengujian Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah pada Pasar Modal di Indonesia : Sebuah Catatan Empiris”. Jurnal Keuangan Publik Vol.4 No.1.

Husnan, Suad. 2005. “Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas” – Edisi Keempat. UPP AMP YKPN : Jakarta.

Irfana, Ajeng Widha. 2008. “Analisis Pengaruh Publikasi Stock Split terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta

Jones, Charles P. 2004. ”Investments Analysis and Management” Ninth Edition. Wiley.

JSX Statistik, 2004-2008.

Kurniawan, Rahman. “Analisis Pengaruh Stock Split dan Reverse Stock Split Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan “. Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah 2009.

Kurniawati, Indah. 2003. “Analisis Kandungan Informasi Stock Split dan likuiditas saham : Studi Empiris pada Non-Synchronous Trading”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.6, No.3, September 2003 : Jakarta.

Lukman. 2008.”Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Stock Split Yang Ditunjukan Oleh Abnormal Return Dan Trading Volume Activity”. Jurnal Keuangan Publik.

Mahendru, Mandeep. “Efficiency Hypothesis of the Stock Markets : A Case of Indian Securities”. International Journal of Business and Management Vol.4 No.3 March 2009.

Mardiyanto, Handono. 2009. “Inti Sari Manajemen Keuangan”. PT Grasindo : Jakarta.

Martani, Dwi. Savitri, Melinda. 2006. ”The Analysis Of Stock Split and Reverse Stock Split On Stock Return and Volume (The Case Of Jakarta Stock Exchange)”. The Journal Of Accounting, Vol.3, No.1 : Jakarta.

Miliasih, Retno. ”Analisis Pengaruh Stock Split terhadap Earning”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2 No. 2. Agustus 2000.

Rodoni, Ahmad. Ali, Herni. 2010. ”Manajemen Keuangan”. Mitra Wacana Media : Jakarta.


(47)

73 Rodoni, Ahmad. Yong, Othman. 2002. ”Analisis Investasi dan Teori Portofolio”.

PT Rajagrafindo Persada : Jakarta.

Rodoni, Ahmad. “Modul Insitusi Depositori Dan Pasar Modal”. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Tahun 2008.

Rodoni, Ahmad. ”Modul Manajemen Investasi Dan Instrumen Derivative”. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UIN Tahun 2008.

Ross, Stephen A. Randolph W, Westerfield. Jeffrey, Jaffe. 2006. ”Corporate Finance” Seventh Edition. McGraw-Hill International Edition.

Sanjaya, I Putu. “Kandungan Informasi Pada Pengumuman Reverse Stock Split”. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, volume 6, No 2 tahun 2007.

Siamat, Dahlan. 2005. “Manajemen Lembaga Keuangan” Edisi Kelima. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta.

Sjahrial, Dermawan. 2006. “Pengantar Manajemen Keuangan” Edisi kedua. Mitra Wacana Media.

Sugiono, Arief. 2009. “Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan”. Grasindo : Jakarta.

Sugiyono. 2005. “Statistika untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.

Susanti. Arozzy. dan Setyawan 2005. “Pengaruh Harga, Volume Perdagangan, dan Volatilitas Harga Saham pada Bid-Ask Spread Perusahaan yang Melakukan Stock Split ”.Jurnal Usahawan No.10 TH XXXIV Oktober 2005.

Uyanto, Stanislaus S. 2006. “Pedoman Analisis Data Dengan SPSS”. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Van Horne, James C. Wachowicz JR, John. 2007. “Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan”. Salemba Empat : Jakarta.

Wahana Komputer. “SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik”. C.V Andi Offset : Yogyakarta.

Wickremasinghe, Guneratne. ”Predictability of Exchange Rates in Srilangka : A Test of the Efficient Market Hypothesis”. AAMJAF Vol. 3 No.2 H.43-59 2008.

Zulfayanati, Novi. “Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan Dengan Analisis Ex Divident”. Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2004.


(1)

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman Kurniawan (2009) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan sebelum stock split dan setelah stock split. Penelitian lain yang dilakukan oleh Indah Retno Rahayu (2006), juga

menemukan bahwa stock split yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di BEI pada tahun 2001-2003, secara statistik tidak mengakibatkan adanya pengaruh volume perdagangan saham relative yang signifikan.

Pada penelitian reverse stock split, pengujian mengenai volume perdagangan juga dilakukan dengan menggunakan wilcoxon signed rank test dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Uji Beda Volume Reverse Stock Split

Test Statisticsb

Vol Reverse Split Sesudah - Vol Reverse Split Sebelum

Z -1.670a

Asymp. Sig. (2-tailed) .095

a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa volume perdagangan memiliki Zhitung sebesar -1.670 dan probabilitas signifikansi sebesar 0.095 dan

nilainya berada di atas α = 0.05, hal ini berarti Ho diterima, yang berarti tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah pelaksanaan stock split.


(2)

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman Kurniawan (2009) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan sebelum reverse stock split dan setelah reverse stock split. Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan olen Melinda Savitri (2006), yang menemukan bahwa terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah pelaksanaan reverse stock split.

B. Interpretasi

Berdasarkan pada hasil pembahasan yang telah dilakukan di atas, tidak ditemukan terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah peristiwa stock split ataupun reverse stock split. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa

hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah stock split atau reverse stock split tidak diterima atau H1 ditolak.

Dengan demikian maka hipotesis alternatif yang menyatakan tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah stock split dan reverse stock split diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ernie Hendrawaty (2007) yang membuktikan bahwa tidak terjadi tingkat pendapatan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman stock split di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2006. Penelitian lain juga dilakukan oleh Ajeng Widha Irfana (2008) yang menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah stock split. Pada


(3)

67 reverse stock split juga tidak terdapat perbedaan return saham yang signifikan

pada hari-hari disekitar pelaksanaan reverse stock split.

Pada penelitian volume perdagangan, tidak ditemukan terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa stock split atau reverse stock split. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan

terdapat perbedaan volume perdagangan pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split tidak diterima atau H1 ditolak. Dengan

demikian maka hipotesis alternatif yang menyatakan tidak terdapat perbedaan volume perdagangan pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split diterima. Hasil penelitian volume perdagangan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman Kurniawan (2009) yang tidak menemukan perbedaan signifikan volume perdagangan antara sebelum dan sesudah peristiwa stock split dan reverse stock split.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. 2004. “Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio”.

PT. Rineka Cipta : Jakarta.

Basir, Saleh. Hendy M, Fakhrudin. 2005. “Aksi Korporasi, Strategi Untuk

Meningkatkan Nilai Saham Melalui Aksi Korporasi”. Salemba Empat : Jakarta.

Block, Stanley B. Hirt, Geoffrey A. 2002. “Foundations of Financial Management” Tenth Edition. McGraw-Hill Irwin.

Bodie, Kane, Marcus. 2008. “Investasi”. Buku 1 Edisi 6. Salemba Empat :

Jakarta.

Brigham, Eugene F. Joel F. Houston. 2006 “Fundamental of Financial

Management”. Harcourt Brace : Florida.

Ekaputra, Irwan Adi. Ekaputri Okta Zuriani. “Stock Split, Fraksi Perdagangan,

dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta”. Usahawan No.12 TH XXXV Desember 2006.

Fabozzi, Frank J. Peterson, Pamela P. “Financial Management and Analysis

Second Edition. Wiley Finance.

Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. “Teori Portofolio dan Analisis

Investasi”. Alfabeta : Bandung.

Ghazali, Imam. 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.

Badan Penerbit Undip : Semarang.

Gitman, Lawrence J. 2006. ”Principles of Managerial Finance” Eleventh Edition.

Hamid, Abdul. 2007. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial UIN Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. 2005. “Pasar Efisien Secara Keputusan”. Gramedia : Jakarta.

Harmono. 2009. ”Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard”. Bumi

Aksara : Jakarta.

Hendrawaty, Ernie. “Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa

Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2005-2006 di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Manajemen Volume 3 No.2 Januari 2007.


(5)

Hermawan, Moudy. Subiyantoro, Heru. 2006. ”Pengujian Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah pada Pasar Modal di Indonesia : Sebuah Catatan Empiris”. Jurnal Keuangan Publik Vol.4 No.1.

Husnan, Suad. 2005. “Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”

Edisi Keempat. UPP AMP YKPN : Jakarta.

Irfana, Ajeng Widha. 2008. “Analisis Pengaruh Publikasi Stock Split terhadap

perubahan harga saham dan likuiditas saham di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta

Jones, Charles P. 2004. ”Investments Analysis and Management” Ninth Edition.

Wiley.

JSX Statistik, 2004-2008.

Kurniawan, Rahman. “Analisis Pengaruh Stock Split dan Reverse Stock Split

Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan “. Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah 2009.

Kurniawati, Indah. 2003. “Analisis Kandungan Informasi Stock Split dan

likuiditas saham : Studi Empiris pada Non-Synchronous Trading”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.6, No.3, September 2003 : Jakarta.

Lukman. 2008.”Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Stock Split

Yang Ditunjukan Oleh Abnormal Return Dan Trading Volume Activity”. Jurnal Keuangan Publik.

Mahendru, Mandeep. “Efficiency Hypothesis of the Stock Markets : A Case of

Indian Securities”. International Journal of Business and Management Vol.4 No.3 March 2009.

Mardiyanto, Handono. 2009. “Inti Sari Manajemen Keuangan”. PT Grasindo :

Jakarta.

Martani, Dwi. Savitri, Melinda. 2006. ”The Analysis Of Stock Split and Reverse

Stock Split On Stock Return and Volume (The Case Of Jakarta Stock Exchange)”. The Journal Of Accounting, Vol.3, No.1 : Jakarta.

Miliasih, Retno. ”Analisis Pengaruh Stock Split terhadap Earning”. Jurnal Bisnis

dan Akuntansi. Vol. 2 No. 2. Agustus 2000.

Rodoni, Ahmad. Ali, Herni. 2010. ”Manajemen Keuangan”. Mitra Wacana Media

: Jakarta.


(6)

73

Rodoni, Ahmad. Yong, Othman. 2002. ”Analisis Investasi dan Teori Portofolio”.

PT Rajagrafindo Persada : Jakarta.

Rodoni, Ahmad. “Modul Insitusi Depositori Dan Pasar Modal”. Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Tahun 2008.

Rodoni, Ahmad. ”Modul Manajemen Investasi Dan Instrumen Derivative”.

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UIN Tahun 2008.

Ross, Stephen A. Randolph W, Westerfield. Jeffrey, Jaffe. 2006. ”Corporate

Finance” Seventh Edition. McGraw-Hill International Edition.

Sanjaya, I Putu. “Kandungan Informasi Pada Pengumuman Reverse Stock Split”.

Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, volume 6, No 2 tahun 2007.

Siamat, Dahlan. 2005. “Manajemen Lembaga Keuangan” Edisi Kelima. Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta.

Sjahrial, Dermawan. 2006. “Pengantar Manajemen Keuangan” Edisi kedua.

Mitra Wacana Media.

Sugiono, Arief. 2009. “Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan”.

Grasindo : Jakarta.

Sugiyono. 2005. “Statistika untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.

Susanti. Arozzy. dan Setyawan 2005. “Pengaruh Harga, Volume Perdagangan,

dan Volatilitas Harga Saham pada Bid-Ask Spread Perusahaan yang Melakukan Stock Split ”.Jurnal Usahawan No.10 TH XXXIV Oktober 2005.

Uyanto, Stanislaus S. 2006. “Pedoman Analisis Data Dengan SPSS”. Graha Ilmu

: Yogyakarta.

Van Horne, James C. Wachowicz JR, John. 2007. “Prinsip-Prinsip Manajemen

Keuangan”. Salemba Empat : Jakarta.

Wahana Komputer. “SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik”. C.V Andi Offset

: Yogyakarta.

Wickremasinghe, Guneratne. ”Predictability of Exchange Rates in Srilangka : A

Test of the Efficient Market Hypothesis”. AAMJAF Vol. 3 No.2 H.43-59 2008.

Zulfayanati, Novi. “Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara

Keputusan Dengan Analisis Ex Divident”. Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2004.