13
akibat dari tindak pidana yang dilakukan. Menurut pandangan teori ini pidana mutlak diberikan bagi mereka yang telah melakukan kejahatan. Selanjutnya teori
teleologis atau relative, teori ini menyatakan bahwa pidana digunakan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mencapai kemanfaatan. Teori ini
dimaksudkan sebagai alat pencegahan baik secara umum maupun khusus. Sedangkan teori retributivisme teleologis gabungan menganggap bahwa selain
sebagai konsekuensi yang harus diterima pelaku tindak pidana, pemidanaan juga harus memberikan kemanfaatan baik melalui pencegahan secara umum maupun
pencegahan secara khusus.
a. Pidana Seumur Hidup Menurut Teori Retributif
Pidana seumur hidup dipandang dari tujuan pembalasan dalam teori ini merupakan perwujudan yang nyata bahwa tindak pidana pencurian, teroris dan
pembunuhan sebagaimana merupakan tindak pidana yang dapat dikenakan sanksi pidana seumur hidup bagi pelakunya adalah konsekuensi yang harus diterima
narapidana. Pidana seumur hidup merupakan bentuk perampasan kemerdekaan seseorang. Jika tujuan pidana adalah semata-mata untuk sarana pembalasan saja
maka tak ada ruang bebas bagi pelaku tindak pidana yang dipidana seumur hidup. Dalam pandangan teori absolute, tujuan pemidanaan yang ingin dicapai dari suatu
pemidanaan cenderung pada sifat pembalasan, bahwa setiap orang yang melakukan tindak pidana adalah wajib menerima sanksi atas perbuatannya
tersebut. Bertolak dari tujuan tersebut dalam kaitannya dengan pidana seumur
14
hidup, pidana seumur hidup merupakan konsekuensi yang mutlak diterima bagi pelakunnya sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaku atas tindak pidana yang
dilakukan. Menurut Penulis tujuan pemidanaan dari sudut teori absolute hanya melihat satu aspek saja yaitu bahwa narapidana hanya dijadikan obyek dalam
penjatuhan pidana tanpa memandang bahwa selain obyek pidana, narapidana adalah subyek dalam hukum pidana yang patut dihormati hak-haknya, sebab
dalam pandangan teori absolute pelaku tindak pidana adalah mutlak untuk dipidana.
b. Pidana Seumur Hidup Menurut Teori Teleologis
Menurut pandangan teori ini, pemidanaan harus bertujuan untuk memberikan kemanfaatan. Pidana dianggap sah apabila dapat memberikan manfaat yang lebih
baik. Pidana ditujukan sebagai sarana pencegahan umum dan pencegahan khusus. Pencegahan secara umum, pidana seumur hidup yang dijatuhkan,setidak-tidaknya
memberikan perlindungan kepada masyarakat umum karena pelaku tindak pidana dijauhkan dari lingkungan masyarakat. Dengan demikian dapat mengurangi
keresahan yang terjadi dalam masyarakat serta dapat memulihkan keadaan yang sempat terganggu akibat tindak pidana yang ditimbulkan. Tindak pidana
pencurian, teroris dan pembunuhan sebagaimana merupakan tindak pidana yang dapat dikenakan pidana seumur hidup memberikan gambaran bagi masyarakat
luas akan sangat besar resiko yang akan diterima bagi pelakunya. Oleh karena itu, penjatuhan pidana seumur hidup memberikan gambaran bagi masyarakat luas
15
sebagai upaya mencegah masyarakat umumnya tidak melakukan tindak pidana. Pencegahan secara khusus dimaksudkan agar pidana seumur hidup yang
dijatuhkan dapat memberikan pembelajaran bagi narapidana agar menginsyafi perbuatannya dan menjadi lebih baik. Pencegahan secara khusus juga
dimaksudkan agar narapidana mampu menahan diri untuk tidak mengulangi perbuatannya. Bertitik tolak dari tujuan pemidanaan sebagai pencegahan baik
secara umum dan khusus, pidana seumur hidup akan dianggap benar dijatuhkan bagi para pelakunya, sepanjang dapat memberikan manfaat baik bagi masyarakat
maupun diri pelaku tindak pidana tersebut.
c. Pidana Seumur Hidup Dari Sudut Pandang Teori Retributivisme