2. Sikap Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3
a. Pengertian
Gerungan, W.A. 2004: 149 menyatakan bahwa sikap atau attitude adalah sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal. Sikap merupakan
semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa sikap
merupakan kesediaan aksi seseorang terhadap sesuatu yang hal sesuai dengan pendangan dirinya.
Menurut Bimo Walgito 2003: 124, sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg,
yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu
yang dipilihnya. Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa sikap berkaitan dengan keyakinan seseorang terhadap suatu hal yang dapat
memberikan dasar untuk melakukan tindakan dengan cara tertentu. Menurut Sugeng Budiono 2003: 171 keselamatan kerja mempunyai
ruang lingkup yang berhubungan dengan mesin. Untuk itu landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, dan sumber-sumber produksi diberi perlindungan sehingga dapat meningkatkan efesiensi dan produktifitas.
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya. Kesehatan baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha
preventif atau kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta terhadap penyakit
umum Suma’mur 1989: 13. Kesehatan dan Keselamatan Kerja sebagai penjamin keadaan, keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmniah maupun rohaniah manusia. Hasil karya dan budaya yang bertujuan pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan
siswa pada khususnya dijamin oleh K3 Dalih dan Oja Sutiarna, 1982: 6. Sugandi Aliva Kemala, 2008:126 mendefinisikan K3 sebagai upaya
dan pemikiran dalam menjamain keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani manusia pada umumnya dan pekerja pada khususnya, serta
hasil budayanya dalam upaya menuju masyarakat adil dan makmur serta sejahtera. Secara keilmuan K3 didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
penerapannya berguna untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit yang disebabkan oleh pekerja dan lingkungan kerja.
Dari beberapa definisi dan konsep mengenai sikap manusia dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 diatas, dapat disimpulkan bahwa
sikap K3 adalah keyakinan dan kesediaan individu untuk mentaati norma dan tata aturan keselamatan dalam setiap proses kerja. Hal ini ditujukan untuk
menghindari bahaya atau kecelakaan, serta agar terlindung keselamatan kerja lingkungannya.
b. Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja. Hal tersebut terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif Depnaker, 1996: 3.
Sifat universal budaya keselamatan untuk semua jenis kegiatan, baik untuk organisasi maupun untuk individu pada semua tingkatan, mencakup
berbagai unsur, seperti yang tercantum dalam Safety Report 75-INSAG-4 IAEA, 1991 dalam Muhammad Khoiri, 2010: 573.
1 Kepedulian individu terhadap pentingnya keselamatan. 2 Pengetahuan dan kompetensi, yang diperoleh melalui pelatihan dan
instruksi personil maupun belajar sendiri. 3 Komitmen, yang menuntut teladan pada tingkat manajemen senior
dalam memprioritaskan keselamatan, dan adopsi oleh individu tentang tujuan keselamatan umum.
4 Motivasi, melalui kepemimpinan, penetapan tujuan, sistem penghargaan, sangsi, dan melalui sikap individu yang timbul dengan
sendirinya. 5 Supervisi, termasuk kegiatan audit dan peninjauan ulang, dengan
kesiapan untuk merespon sikap mempertanyakan individu. 6 Tanggung jawab, melalui penugasan formal, uraian tugas dan
pemahamannya oleh individu. Tujuan dari pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada intinya
adalah menciptakan manusia yang sehat dan produktif. Tujuan demikian
dapat tercapai karena korelasi antara kesehatan yang baik dan hasil produktifitas yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan yaitu: 1 untuk
efisiensi yang optimal dan sebaik-baiknya, pekerjaan harus dilakukan dengan cara dan dalam lingkungan bengkel yang memenuhi syarat Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. 2 biaya pengobatan penyakit dan kecelakaan yang ditimbulkan sangat mahal harganya bila dibandingkan dengan biaya
pencegahannya. Biaya yang mahal itu meliputi pengobatan, perawatan, rehabilitasi, kerusakan mesin, peralatan dan bahan, terganggunya pekerjaan
dan cacat yang menetap Suma’mur, 1989: 3. Keselamatan dan kesehatan kerja K3 merupakan suatu upaya untuk
menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah mencapai produktivitas setinggi-tingginya. Maka dari itu K3 mutlak untuk
dilaksanakan pada setiap jenis bidang pekerjaan tanpa kecuali. Upaya K3 diharapkan dapat mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan
maupun penyakit akibat melakukan pekerjaan Zaenal Abidin, dkk, 2009. Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat
keselamatan kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah berikut ini.
1 Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2 Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3 Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4 Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.