sebesar Rp.1.397,-, maka kegiatan panen tersebut akan memberikan pendapatan sebesar Rp.6.854.900,-
Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa jumlah populasi petani kopi di desa
Guru Kinayan sebanyak 480 orang. Hal ini berarti setiap tahun kegiatan budidaya tanaman kopi dapat memberikan pendapatan sebesar Rp. 24.221.723.260,-.
Apabila dihubungkan dengan masa bencana selama 5 lima tahun, maka total kerugian masyarakat petani kopi mendekati angka Rp.100 milyar,-. Pada tabel 11
berikut ini disajikan produktivitas, penerimaan dan pendapatan petani kopi di daerah penelitian
Tabel 11. Produktivitas, Penerimaan dan Pendapatan Petani Kopi Sebelum Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian, Tahun 2014
No. Uraian
Rataan per hathn Std
1. Luas Lahan ha
0,74 0,34
2. Produktivitas kg
6.723,56 cerry red 3.133,18 roasted beans
2.729,30 567,33
3. Biaya Produksi Rp
9.829.891 4.267.119
4. Penerimaan Rp
78.021.678 34.330.255
5. Pendapatan Rp
68.191.788 32.720.279
Sumber : Data primer diolah, Lampiran 34 dan Lampiran 37
5.1.2 Pendapatan Petani Kopi Setelah Erupsi Sinabung
Gunung Sinabung mulai menunjukkan kelainan aktivitas pada pertengahan tahun 2010. Boleh dikatakan, bahwa kejadian erupsi Gunung Sinabung sangat sulit
diprediksi unpredictable.Tingkat erupsi paling hebat terjadi sekitar bulan Februari, tahun 2014. Pada saat erupsi tersebut beberapa orang menjadi korban
karena terkena awan panas. Sejak kejadian tersebut, hampir sebagian besar pemukiman dan lahan-lahan pertanian kopi penduduk Guru Kinayan dinyatakan
sebagai zona merah yang sama sekali tidak dapat dikunjungi.
Universitas Sumatera Utara
Luasan tanaman kopi masyarakat di wilayah desa Guru Kinayan mencapai luasan sekitar 354 hektar. Luasan ini tersebar di sekitar kawasan pemukiman penduduk
21,4 dan selebihnya tersebar dikawasan perbukitan wilayah desa deleng. Kawasan tersebut merupakan interface area aliran kawah Sinabung. Dapat
disimpulkan bahwa secara fisik erupsi tersebut memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap lahan usahatani kopi masyarakat.
Secara kualitatif erupsi Gunung Sinabung telah mereduksi luasan tanaman kopi
lebih dari 50 persen 11,2 Ha. Akan tetapi jika dilihat secara personal, maka dari hasil penelitian diperoleh data bahwa sebanyak 17 rumah tangga 57 telah
kehilangan lahan tanam kopi. Ada beberapa petani yang tidak begitu terpengaruh terhadap luas pengusahaan, akan tetapi jumlah tanamannya tereduksi lumayan
besar. Akibat erupsi, masyarakat telah kehilangan sebanyak 13.430 batang tanaman kopi.
Erupsi Gunung Sinabung juga membawa pengaruh yang sangat besar terhadap
rutinitas pemeliharaan tanaman kopi. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa jumlah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan terpangkas dari sejumlah
Rp.7.584.410 menjadi Rp.788.020 per hektar. Secara nominal erupsi gunung sinabung memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap seluruh biaya
produksi baik on-farm maupun off-farm. Pada tabel 12 ini disajikan data perubahan biaya variabel dan biaya tetap sebelum dan sesudah erupsi Gunung
Sinabung.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12 Data Perubahan Biaya Variabel dan Biaya Tetap Usahatani Kopi Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung
No. Uraian
Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi
Dampak Nominal Biaya per petani
Rp per Ha
Rp per petani
Rp per Ha
Rp Per petani
Rp Per Ha
Rp
1. Biaya Variabel
-Biaya pupuk -Biaya obat-obatan
-Biaya T.kerja 616.258
41.817 4.371.340
1.137.713 55.737
6.391.960 5.133
200.000 550.000
7.693 200
780.133 611.125
158.183 3.821.340
1.130.020 55.537
5.611.827
2. Biaya tetap
-Biaya penyusutan -Biaya PBB
921.277 59.333
921.266 80.000
281.888 59.333
283.462 80.000
639.389 637.804
TOTAL 6.010.025
8.586.676 1.096.354
1.151.488 5.230.037
7.435.188
Sumber : Data primer diolah, Lampiran 56 dan Lampiran 74
Tabel 13. Produksi, Produktivitas , Penerimaan dan Pendapatan Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung
Roasted Beans
No Uraian
Sebelum Sesudah
Perbedaan Nominal per petani
per ha per petani
per ha per petani
per ha
1. Produktivitas
2.182,99 3.133,18
313,77 429,72
1.869,22 2.703,46
2. Penerimaan
54.276.933 78.021.678,97
8.903.937,91 12.305.357,14
45.372.995 65.716.321,83
3. Pendapatan
47.454.917,13 68.191.788
8.001.774 11.142.296
39.453.143 57.049.492,47
Ket : . Produk roasted beans Sumber : Data primer diolah, Lampiran 52 dan Lampiran 70
Dari tabel 13 dapat diinterpretasikan bahwa dari sisi produksi, maka erupsi
gunung sinabung telah mereduksi 80,31 persen produksi kopi setiap petani produsen. Jumlah penurunan ini disebabkan dua hal yaitu : pertama erupsi dengan
lahan serta awan panas telah menghanguskan dan bahkan menimbun tanaman kopi. ; kedua tanaman yang tersisa banyak mengalami gugur bunga dan terserang
hama kutu buah. Dari hasil penelitian diperoleh fakta bahwa apabila tanaman kopi terkena debu erupsi, maka akan berakibat fatal terhadap bunga. Akan tetapi
justru berdampak baik terhadap kopi yang sedang berbuah.
Universitas Sumatera Utara
Dari sebanyak 30 sampel penelitian, terdapat 13 tiga belas sampel yang kehilangan seluruh usahatani kopinya, dimana tanaman-tanaman kopi yang ada di
ladang mereka hangus dan tertimbun lahar Gunung Sinabung. Dari hasil uji beda rata-rata t-test diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi 0,000
yaitu P – Value 0,05, dimana t hitung t tabel, maka Ho diterima atau terdapat perbedaan nyata pendapatan petani kopi sebelum dan sesudah erupsi Gunung
Sinabung.
Tabel 14. Hasil Uji Beda Rata –rata T-test Pendapatan Petani Kopi Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung
Uraian Paired Differences
t df
Sig Mean
Std Deviation
Std Error Mean
Pendapatan sebelum dan
sesudah erupsi Gunung
Sinabung 5.70495E7 2.98942E7 5.45791E6 10.453
29 .000
Sumber : Data primer diolah, Lampiran 87
5.2 Perubahan Orientasi Nilai Budaya dan Sikap Mental Petani Kopi