BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Minuman Air Tebu
Tebu Saccharum officinarum adalah tanaman yang membutuhkan musim hujan pada saat penanaman dan sedikit hujan pada saat dipanen ditebang.
Kebetulan kondisi ini sesuai kondisi iklim di Indonesia yang memiliki dua macam iklim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Tebu yang digunakan sebagai
bahan baku pabrik merupakan tanaman keturunan hasil persilangan antara tebu alam dan pimping. Maka untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan maka ditanam jenis varietas tertentu yang sesuai dengan kondisi alam dan iklim suhu, angin, dan intensitas curah hujan agar didapat hasil gula
yang cukup tinggi Soejardi, 2003. Minuman air tebu adalah minuman yang sangat alami dan manis memiliki
komposisi kandungan kimia berasal dari batang tebu yang mengandung air gula yang berkadar sampai 20. Minuman air tebu banyak dikonsumsi oleh
masyarakat, baik orang tua, dan anak-anak, dijual di pinggiran jalan serta di pusat keramaian membuat minuman segar ini mudah dijangkau oleh semua orang.
Usaha pembuatan minuman air tebu merupakan yang sederhana, tetapi jika dikelola dengan baik akan menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit. Selain
itu, proses pembuatannya mudah dan tidak membutuhkan keterampilan tinggi, serta alat yang digunakan sangat sederhana.
Adapun proses pembuatan minuman air tebu adalah sebagai berikut:
Air tebu bisa langsung didapatkan dengan menggunakan mesin khusus. Batang – batang tebu awalnya dibelah – belah menjadi dua bagian. Setelah itu baru
dimasukkan ke dalam mesin pemeras. Mesin inilah yang memeras air tebu hingga hanya tertinggal ampas batangnya. Cairan yang keluar dari perasan batang akan
langsung keluar otomatis melalui kran yang tersambung dengan mesin. Jika tanaman tebunya masih muda maka warna air tebu agak hijau muda sedangkan
batang tebu tua akan menghasilkan air perasan tebu yang berwarna lebih tua atau kecoklatan. Hasil air perasannya dapat disajikan dengan gelas – gelas plastik
ataupun dapat dibungkus dalam plastik putih, dapat pula ditambah es sebagai penyejuk Nur Arifah, 2008.
Menurut subianto 2011 manfaat air tebu yang dikutipnya dari Majalah TRUBUS 422, JANUARI 2005 XXX: Tebu mengandung senyawa octacosanol
sejenis alkohol rantai panjang yang mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Octacosanol juga menghambat penumpukan plak pada dinding pembuluh,
bahkan ia perlindungan terhadap oksidasi protein darah. Menurut hasil riset National center for scientific Research Havana kuba.
Octacosanol mekan sintesa kolesterol yang di produksi di dalam hati. Hal ini terlihat dari adanya pengaturan enzim reductase HMG-CoA—Enzim yang
membatasi laju sintesa kolesterol. Pengamatan jangka panjang terhadap konsumsi octacosanol membuktikan senyawa itu dapat menurunkan dan mengontrol kadar
kolesterol darah tanpa efek samping. Pasien diabetes pun aman mengkonsumsi tebu. Sebab, pemberian
policasanol 10 mg perhari menunjukkan penurunan total kolesterol 17,5 dan LDL-kolesterol 21,8 namun tidak terjadi peningkatan pada kadar glukosa atau
glikemik darah. Malah kadar HDL –kolesterol meningkat 11,3. Air perasan tebu memiliki efek anti diabetic. “Bila diminum ia mampu
mengatasi diabetes”. Air tebu mengandung sakaran, senyawa anti diabetik.
Sayangnya dalam pengolahan menjadi gula pasir, senyawa itu hilang saat proses pemanasan. Yang bertahan justru sakarosa, senyawa pencetus diabetes.
Tebu juga mengandung asam lemak yang memiliki efek anti radang dan analgetik. Ini dibuktikan dengan pemberian suatu campuran asam lemak yang di
isolasi dari tebu kepada tikus. Tikus yang kesakitan setelah diletakkan diatas piring panas dan diberi asam asetat,menjadi tenang setelah minum larutan itu.
Secara tradisional masyarakat memang sudah memanfaatkan tebu sebagai anti racun, antiseptic, pengencer dahak dan obat lambung. Bahkan ia juga dipakai
untuk mengobati kanker paru-paru, beberapa tumor dan menyembuhkan luka. Gula tebu juga digunakan untuk pengobatan gonore dan gangguan vagina. Ampas
tebu dipakai untuk menutup luka dan membalut patah tulang. Di India jus tebu menjadi obat untuk tumor di bagian perut. Jadi manfaat tebu tak hanya sebatas
untuk bahan baku gula pasir saja Subianto, 2011
2.2. Bakteri Coliform