berbondong-bondong yang terkadang mengganggu jalannya rekonstruksi perkara pidana tersebut.
D. Contoh Kasus
75
Konkritnya adalah kasus pembunuhan yang terjadi pada bulan Oktober 2007 di Kabupaten Deli Serdang dimana tersangka yang merupakan kepala
pekerja yang mendapat surat perintah kerja dari PUSKOPAD A dan bersama dengan tersangka lainnya yang merupakan rekan kerjanya disuruh untuk
memperagakan kembali terjadinya tindak pidana menghilangkan jiwa orang lain atau dimuka umum secara bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang
Kasus yang dilakukan rekonstruksinya pada Kepolisian Resor Deli Serdang adalah kasus pembunuhan. Seperti yang terlihat dalam tabel jumlah
pelaksanaan rekonstruksi perkara pidana diatas, maka rekontruksi diadakan untuk perkara pembunuhan saja yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang. Pihak
penyidik sendriri saat ditanya mengapa hanya terhadap perkara pidana pembunuhan saja dilakukan rekonstruksinya, menyatakan bahwa pembunuhan
termasuk kasus yang rumit yang memerlukan detail dan penjabaran mendalam mengenai perbuatan yang dilakukan sebelumnya, perbuatan yang dilakukan
sesudahnya, serta menyangkut peran tersangka di dalamnya apalagi jika tersangka pembunuhan lebih dari satu yang memungkinkan dalam memberi keterangan
mereka saling melindungi atau pun menutupi peran masing-masing.
75
Berdasarkan Berita Acara Rekonstruksi terjadinya tindak pidana menghilangkan jiwa orang lain atau dimuka umum secara bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau
penganiayaan atau menghasut untuk melakukan perbuatan yang dapat dihukum atau turut serta melakukan perbuatan yang dapat dihukum di Kepolisian Resor Deli Serdang Lampiran
Universitas Sumatera Utara
atau penganiayaan atau menghasut untuk melakukan perbuatan yang dapat dihukum atau turut serta melakukan perbuatan yang dapat dihukum. Singkat cerita
yakni ketika itu tersangka hendak melakukan pekerjaan yang diperintahkan kepadanya di tanah PUSKOPAD A dengan membuat tanggul, namun warga
masyarakat melalui Kepala Desa Sei Tuan melarang para pekerja untuk melakukan aktivitas di tanah tersebut karena tanah itu diklaim sebagai tanah milik
warga sejak tahun 1967. Kemudian tersangka yang melihat masyarakat Desa Sei Tuan yang
berjumlah lebih kurang 100 seratus orang datang, memerintahkan kepada anggota kerjanya untuk membuat pagar betis yang menghalangi warga untuk
masuk ke lokasi kerja dan ketika itu para pekerja memegang parang babat di tangan mereka masing-masing. Tersangka juga memerintahkan kepada anggota
kerjanya dengan megatakan ’BUNUH’ dan ’SERANG’ warga yang nekad masuk untuk menghentikan pekerjaan mereka membuat tanggul. Kemudian Kepala Desa
yang masuk untuk berbicara dengan mereka pun tak pelak menjadi sasaran panganiayaan beserta dua anggotanya. Sehingga mereka bertiga berada dalam
kadaan kritis dan meninggal dunia. Jika dilihat dari kasus diatas, rekonstruksi yang dilakukan oleh penyidik
Polres Deli Serdang adalah untuk menguji kebenaran keterangan yang diberikan oleh tersangka juga saksi mengenai perbuatan pidana tersebut, dengan cara
mencocokkan keterangan yang diberikan oleh tersangka dengan peragaan adegan ulang pada saat rekonstruksi. Pada saat berlangsungnya proses rekonstruksi
penyidik yang menangani kasus tersebut menganalisa setiap bagian yang
Universitas Sumatera Utara
dilakonkan oleh tersangka, kemudian mencatat hal-hal yang dianggap perlu. Hal tersebut dilakukan untuk lebih meyakinkan penyidik sehubungan dengan tindak
pidana pembunuhan yang ditanganinya, agar nantinya dapat menerapkan pasal yang sesuai dengan tindak pidana tersebut.
Setiap gerakan dari tersangka diamati yakni dengan melihat bagaimana cara tersangka menganiaya korban dengan menggunakan parang babat, berapa
banyak bacokan yang diarahkan pada tubuh korban, bagaimana tersangka mengejar korban yang lari meminta pertolongan, kemudian bagaimana cara
tersangka memerintahkan anggota kerjanya untuk ikut menganiyaya korban hingga tak bernyawa. Hal ini memang membutuhkan detail dan penjabaran yang
lebih signifikan sehingga memang harus dilakukan rekonstruksi agar tindak pidana pembunuhan tersebut jelas baik dari keseluruhan perbuatannya maupun
peran tersangka lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan