Analisis Efisiensi Produksi Usaha Penggemukan Domba Tawakal Farm Caringin Bogor pada Asal Daerah Bakalan yang Berbeda

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PENGGEMUKAN
DOMBA TAWAKAL FARM CARINGIN BOGOR PADA
ASAL DAERAH BAKALAN YANG BERBEDA

RIDWAN HERDIAN

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Efisiensi
Produksi Usaha Penggemukan Domba Tawakal Farm Caringin Bogor pada Asal
Daerah Bakalan yang Berbeda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Nopember 2013

Ridwan Herdian
NIM D14090071

ABSTRAK
RIDWAN HERDIAN. Analisis Efisiensi Produksi Usaha Penggemukan Domba
Tawakal Farm Caringin Bogor pada Asal Daerah Bakalan yang Berbeda.
Dibimbing oleh LUCIA CYRILLA ENSD dan MOHAMMAD YAMIN.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi produksi usaha
penggemukan domba di Tawakal Farm, Caringin, Bogor. Penelitian ini
menggunakan tiga perlakuan dengan delapan ulangan. Perlakuan dibedakan
berdasarkan asal daerah bakalan, yakni domba lokal dari Cicurug (Jawa Barat),
Jampang (Jawa Barat), dan Temanggung (Jawa Tengah). Domba diberi pakan
hijauan Brachiaria humidicola dan ampas tahu. Parameter yang diukur adalah
pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan efisiensi pakan. Hasil pengukuran
menunjukkan domba dari Temanggung memiliki nilai PBBH tertinggi

(100.919±6.949g/ekor) dan efisiensi pakan tertinggi (0.113±0.008/ekor). Hasil
perhitungan analisis pendapatan domba memperlihatkan bahwa domba dari
daerah Temanggung (Jawa Tengah) memiliki rataan pendapatan yang tertinggi
(Rp 460 593±28 537.84/ekor) dan nilai R/C rasio tertinggi (1.63±0.05/ekor). Pada
penelitian ini pemeliharaan bakalan domba dari Temanggung (Jawa Tengah) di
Tawakal Farm memiliki tingkat efisiensi produksi tertinggi.
Kata kunci : analisis pendapatan, efisiensi pakan, penggemukan domba, pertambahan bobot badan, sumber bibit.

ABSTRACT
RIDWAN HERDIAN. Analysis of the Efficiency of Sheep Fattening Production
at Tawakal Farm Caringin Bogor with Differences of Sheeps Origin. Supervised
by LUCIA CYRILLA ENSD and MOHAMMAD YAMIN.
This research is aimed to analyze the efficiency of sheep fattening
production at Tawakal Farm, Caringin, Bogor. This research used three treatments
with eight replication. The treatment was devided by the origin of the sheep’s
seeds, which was the local sheep from Cicurug (West Java), Jampang (West Java),
and Temanggung (Central Java). The sheep were given Brachiaria humidicola
and tofu waste as feed. Average daily gain (ADG) and feed efficiency were
observed. The result showed that sheep from Temanggung got the highest value of
ADG (100.919±6.949 g/sheep) and the highest value of feed efficiency

(0.113±0.008/sheep). The calculation of income analysis showed that the local
sheep from Temanggung (Central Java) got the highest income (Rp 460 593±28
537.84/sheep) and the highest R/C ratio (1.63±0.05/sheep). In this study, the
sheep from Temanggung (Jawa Tengah) which has cultivated at Tawakal Farm
had the highest production efficiency.
Keywords : feed efficiency, income analysis, increasing body weight, seed origin,
sheep fattening.

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PENGGEMUKAN
DOMBA TAWAKAL FARM CARINGIN BOGOR PADA
ASAL DAERAH BAKALAN YANG BERBEDA

RIDWAN HERDIAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan


DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Analisis Efisiensi Produksi Usaha Penggemukan Domba Tawakal
Farm Caringin Bogor pada Asal Daerah Bakalan yang Berbeda
: Ridwan Herdian
Nama
: D14090071
NIM

Disetujui oleh

IT L u m S D , MSi
Pembimbing I

Dr Ir Moh. Yamin, MAgrSc
Pembimbing II


,.--

Tanggal Lulus:

06

2013

Judul Skripsi : Analisis Efisiensi Produksi Usaha Penggemukan Domba Tawakal
Farm Caringin Bogor pada Asal Daerah Bakalan yang Berbeda
Nama
: Ridwan Herdian
NIM
: D14090071

Disetujui oleh

Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi
Pembimbing I


Dr Ir Moh. Yamin, MAgrSc
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Pebruari-Mei 2013 ini ialah
mengenai manajemen produksi peternakan, dengan judul Analisis Efisiensi
Produksi Usaha Penggemukan Domba Tawakal Farm Caringin Bogor pada Asal
Daerah Bakalan yang Berbeda.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Lucia Cyrilla ENSD MSi, Dr Ir
Moh.Yamin MAgrSc serta Ir Sri Rahayu MSi yang telah memberikan bimbingan

dan saran akademik. Ucapan terima kasih pula penulis sampaikan kepada Ir Rini
H. Mulyono MSi, Dr Ir Sri Darwati MSi serta Ir Kukuh Budi Satoto MS selaku
dosen penguji ujian sidang penulis. Di samping itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada Bapak Bunyamin pemilik dari Tawakal Farm dan Kang Ikin
yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayahku Hermanu Widjaja, ibuku Desy Baeddiana, adikku
Firdaus, Nesya, Salsa, Raihan, serta seluruh keluarga yang tidak henti-hentinya
memberikan cinta, kasih sayang, dukungan doa, kepada Gayuh, Azis, Syeh,
Monica, Burton, Dofactora, Adit, Rany, Fitria, Fajar, Kiki, Listy, Alit, Hengki,
Gesta, Alul, Oki dan sahabat-sahabat IPTP atas dukungan, bantuan, dan
semangatnya, kepada Handi, Aldyanza, Aprilya, Aditya, Amsetyo, Bobby, Ramon,
Indra, Samson, Adit GZR, Jihad, Yosia, Farda, Domingus, dan sahabat IPB
lainnya atas canda tawa yang telah diberikan dan kepada Anindila Fitria atas
waktunya untuk selalu hadir dalam tiap kesempatan, perhatian, tenaga, pikiran,
serta doanya yang selalu menyertai.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Nopember 2013
Ridwan Herdian


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Alat
Bahan
Prosedur
Rancangan Percobaan
Peubah yang Diamati
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Penelitian
Kondisi Ternak
Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)
Efisiensi Pakan

Analisis Pendapatan dan R/C Rasio
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vii
vii
vii
1
1
1
1
2
2
2
2
3
4
5

6
6
10
10
12
13
15
15
17
18

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Kandungan nutrien bahan pakan dalam bentuk bahan kering

Kandungan (g) pakan yang diberikan pada domba
Hasil pengukuran kandang A Tawakal Farm
PBBH domba selama pemeliharaan
Efisiensi pakan domba selama pemeliharaan
Hasil rataan analisis pendapatan pemeliharaan domba selama 3 bulan

3
4
9
10
12
13

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Kandang domba yang digunakan
Domba lokal yang digunakan selama penelitian.
Penilaian body condition score bakalan domba berkisar pada nilai 1 – 3
Grafik perkembangan PBBH domba
Grafik efisiensi pakan domba

2
3
7
11
12

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Hasil analisis ragam PBBH domba selama penelitian
Hasil analisis ragam efisiensi pakan domba selama penelitian
Rincian rataan biaya pemeliharaan per ekor selama penelitian
Rumus untuk menghitung nilai TDN

17
17
17
17

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki populasi domba terbesar,
dengan populasi mencapai 7 832 484 ekor pada tahun 2012. Populasi tersebut
mencakup lebih dari 50% populasi domba Indonesia (DPKH 2012). Kebutuhan
konsumsi daging domba di daerah Bogor dan sekitarnya sebagian besar dipenuhi
oleh beberapa peternakan-peternakan besar. Salah satu peternakan besar yang
berperan sebagai pemasok adalah Tawakal Farm yang terletak di Caringin, Bogor.
Peternakan ini telah memiliki pengalaman yang cukup lama dan telah dipercaya
oleh banyak pihak untuk memasok domba siap potong. Manajemen sudah sangat
baik dalam halsistem pemeliharaan, pemberian pakan, biosecurity dan pemasaran.
Peternak domba komersial pada saat ini jarang sekali yang melakukan usaha
pembibitan domba, sehingga untuk memperoleh bibit peternak membeli dari
daerah yang harga dan spesifikasi domba sesuai untuk digemukkan. Hal serupa
terjadi juga pada Tawakal Farm yang mendatangkan bibit dari daerah lain, karena
usaha pembibitan yang telah dilakukan belum dapat memenuhi kebutuhan
bakalan yang dibutuhkan. Penelitian sebelumnya telah dilakukan dengan mengkaji
prospek usaha ternak di Tawakal Farm yang telah menyinggung sedikit akan
masalah bakalan yang digunakan untuk usaha penggemukan. Pada penelitian ini
dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai efisiensi penggunaan bakalan dari
setiap daerah asal yang digunakan untuk usaha penggemukan di Tawakal Farm.
Pemilihan bakalan yang tepat merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha
penggemukan, karena berkaitan erat dengan pertambahan bobot badan yang
diperoleh selama usaha penggemukan. Efisiensi produksi peternakan
penggemukan domba perlu dilakukan agar peternak mendapatkan keuntungan
secara ekonomis.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efisiensi produksi usaha
penggemukan domba Tawakal Farm di Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengkaji efisiensi produksi penggunaan bakalan domba dari
daerah asal yang berbeda pada usaha penggemukan Tawakal Farm berdasarkan
performa produksi dan analisis pendapatan usaha. Bakalan domba yang digunakan
adalah domba berjenis kelamin jantan, umur kurang lebih satu tahun, yang berasal
dari Cicurug (Jawa Barat), Jampang (Jawa Barat) dan Temanggung (Jawa
Tengah).

2

METODE
Waktu dan TempatPenelitian
Pengambilan data dan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dimulai
pada bulan Februari hingga Mei 2013.Penelitian dilaksanakan di Tawakal Farm,
Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.
Alat
Penelitian ini menggunakan kandang serta alat-alat kandang. Peralatan yang
digunakan adalah ban bekas sebagai alas penggantung domba pada saat ditimbang,
gunting, terpal, alat suntik, dan timbangan gantung dengan kapasitas 50 kg untuk
menimbang sisa pakan serta bobot badan domba. Kandang yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kandang individu dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi
masing-masing 120x43x90 cm3. Kandang tersebut sudah dilengkapi dengan
tempat pakan.Kandang yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1.

A. Kandang tampak dari luar

B. Kandang tampak dari dalam

Gambar 1 Kandang domba yang digunakan.
Bahan
Ternak
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah domba lokal jantan yang
berjumlah 24 ekor dan berumur kurang lebih satu tahun, yang berasal dari daerah
Cicurug dengan bobot 21.133±1.38 kg, daerah Jampang dengan bobot
21.784±3.07 kg dan daerah Temanggung dengan bobot 17.383±1.25 kg. Domba
lokal yang digunakan adalah domba lokal tipe pedaging (Gambar 2).

3

A. Domba dari Cicurug

B. Domba dari Jampang

C. Domba dari Temanggung

Gambar 2 Domba lokal yang digunakan selama penelitian.
Pakan
Pakan yang digunakan adalah rumput Brachiaria humidicola dan ampas
tahu. Rasio perbandingan pemberian pakan betdasarkan as fed adalah 3:1 dan
rasio perbandingan pemberian pakan berdasarkan berat kering adalah 89:11,
dengan pemberian rumput lapang 3 kg per ekor per hari dan pemberian ampas
tahu 1 kg per ekor per hari. Pemberian pakan dilakukan pada pagi, siang dan sore
hari berupa rumput Brachiaria humidicola dan ampas tahu pada sore hari. Pakan
diberikan dalam keadaan segar (Gambar 3). Kandungan nutrien bahan pakan yang
digunakan dan kandungan (g) pakan disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1 Kandungan nutrien bahan pakan dalam bentuk bahan kering
Pakan

BK

Brachiaria humidicola 31.6
Ampas tahu
12.33

Abu

PK
SK
LK
Beta-N
Kandungan nutrien bahan pakan (%)
7.24
8.38
41.39
0.2
42.79
3.08
20.52
30.57
3.97 41.86

TDN
66.57*
66.04*

Keterangan : * diperoleh dengan menggunakan rumus Wardeh (1981) dalam Kearl (1982);
Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan (2013); BK= bahan kering; PK=
protein kasar; SK= serat kasar; LK= lemak kasar; TDN= total digestible nutrient.

4
Tabel 2 Kandungan (g) pakan yang diberikan pada domba
Pakan
Jumlah yang diberikan (g)
Brachiaria humidicola
3000
Ampas tahu
1000
Total (g)
4000

BK (g)
948
123.3
1071.3

PK (g)
79.45
25.3
104.74

TDN (g)
631.13
81.43
712.56

Tabel 1 menunjukkan kandungan nutrien bahan pakan dalam bentuk bahan
kering. Persentase bahan kering pakan Brachiaria humidicola sebesar 31.6% dan
kandungan TDN sebesar 66.57%. Persentase bahan kering pakan ampas tahu
sebesar 12.33 dan kandungan TDN sebesar 66.04%. Tabel 2 menunjukkan
kandungan (g) pakan yang diberikan pada domba selama pemeliharaan. Total
pemberian pakan dalam bentuk bahan kering pada satu ekor domba dalam satu
hari sebesar 1 073.3 g, total protein kasar sebesar 104.74 g dan total TDN sebesar
712.56 g. Berdasarkan NRC (1985), jumlah pakan dalam bentuk bahan kering
sudah mencukupi standar kebutuhan harian domba, yakni lebih dari 1 000 g.
Pemberian protein kasar dan TDN masih berada di bawah standar kebutuhan
harian domba, untuk domba bobot 20 kg dalam mencapai pertambahan bobot
badan harian 200 – 250 g membutuhkan protein kasar sebesar 167 g dan TDN
sebesar 800 g.
Prosedur
Persiapan Pemeliharaan
Persiapan pemeliharaan dilakukan sebelum penelitian dimulai,meliputi persiapan kandang dan peralatan, pengadaan pakan dan obat-obatan. Obat-obatan
yang diberikan saat ternak datang adalah obat cacing (Kalbazen), antibiotik, tetes
mata, vitamin B12, vitamin B kompleks, dan obat luka luar. Pengacakan
dilakukan dengan mengundi dan memilih domba yang sesuai ketentuan sampel,
yakni berjenis kelamin jantan, berumur kurang lebih satu tahun dan sehat. Setiap
domba kemudian ditempatkan di dalam kandang individu.
Pemeliharaan
Penimbangan sisa pakan dilakukan dengan menimbang sisa pakan per hari
serta dicatat berat sisa pakannya. Penimbangan bobot badan domba dilakukan satu
bulan sekali selama pemeliharaan, hal ini untuk menghindari stress pada domba.
Pemberian obat-obatan diberikan pada ternak yang sakit, seperti sakit mata, diare
dan kembung.
Rancangan Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan tiga perlakuan dan delapan ulangan. Perlakuan dibedakan berdasarkan
daerah asal ternak, yakni daerah Cicurug, Jampang dan Temanggung. Model
matematis yang digunakan menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002) sebagai
berikut :

5
Yij = µ + Pi +ɛij
Keterangan:
Yij : nilai pengamatan perlakuan ke-i (Cicurug, Jampang dan Temanggung) dan
ulangan ke-j
µ
: nilai tengah
Pi
: pengaruh perlakuan asal domba ke-i (Cicurug, Jampang dan Temanggung)
ɛij
: pengaruh galat percobaan

Analisis Data
Data PBBH dan efisiensi pakan yang diperoleh diuji asumsi, yaitu uji
normalitas, aditif, homogenitas dan kebebasan galat. Apabila telah memenuhi
semua asumsi tersebut maka data dianalisis ragam (ANOVA) untuk mengetahui
pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati dengan software Minitab 16.
Jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diukur maka dilanjutkan
dengan uji lanjut Tukey untuk mengetahui perbedaan di antara perlakuan tersebut.
Analisis pendapatan dilakukan dengan menghitung penerimaan dikurangi
pengeluaran. Penerimaan didapat dari perkalian bobot hidup domba hasil
penggemukan dengan harga per kilogram hidup. Pengeluaran terdiri atas
pembelian bibit, biaya pakan, biaya tenaga kerja, dan obat. Data-data tersebut
diperoleh dari laporan peternakan dan wawancara dengan pemilik peternakan.
Perhitungan Revenue Cost (R/C) rasio dilakukan setelah mengetahui jumlah
pendapatan, dengan cara membagi penerimaan dengan pengeluaran.
Peubah yang Diamati
Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)
Pertambahan bobot badan harian merupakan hasil pengurangan bobot akhir
dengan bobot awal, dibagi dengan lamanya pemeliharaan (Anggorodi 1990). Pada
penelitian ini perhitungan pertambahan bobot badan harian (PBBH) diperoleh dari
bobot badan akhir penggemukan dikurangi bobot badan awal ternak dibagi
dengan jumlah hari pemeliharaan dalam setiap bulannya.

Keterangan :
PBBH : Pertambahan Bobot Badan Harian (g/hari)
BBn : Bobot badan akhir pemeliharaan (g)
BBo : Bobot badan awal pemeliharaan (g)
t
: Lama Pemeliharaan (hari)

Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan adalah perbandingan pertambahan bobot badan dengan
konsumsi bahan kering (Anggorodi 1990). Pada penelitian ini efisiensi pakan
dihitung dari perbandingan jumlah pakan yang dikonsumsi tiap harinya terhadap
pertambuhan bobot badan harian pada setiap bulannya.

6

Keterangan :
EP
: Efisiensi Pakan
PBBT : Pertambahan Bobot Badan Total (kg)
KBKT : Konsumsi Bahan Kering Total (kg)

Pendapatan
Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Menurut
Kadarsan (1995), pendapatan adalah selisih antara penerimaan total perusahaan
dengan pengeluaran. Perhitungan analisis pendapatan dihitung dengan rumus:

Keterangan :
: pendapatan
TR : nilai output yang dihasilkan
TC : biaya input yang digunakan, meliputi pembelian bibit, biaya pakan, biaya tenaga
kerja dan obat.

R/C Rasio
AnalisisRevenueCost (R/C) ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dengan biaya.Analisis dilakukan setelah diketahui pendapatan dari
peternakan tersebut, kemudian pendapatan dibandingkan dengan biaya. Menurut,
Hernanto (1995), R/C rasio menunjukkan pendapatan kotor yang diterima untuk
setiap rupiah yang dikeluarkan untuk produksi dan rumus perhitungannya adalah:
R/C Rasio =

TR
TC

Keterangan :
TR : nilai output yang dihasilkan
TC : biaya input yang digunakan, meliputi pembelian bibit, biaya pakan, biaya tenaga
kerja, dan obat.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Penelitian
Profil Tawakal Farm
Tawakal Farm merupakan salah satu perusahaan penggemukan domba di
daerah Kabupaten Bogor. Tawakal Farm terletak di Jl. Raya Sukabumi Desa
Cimande Hilir No. 32 RT 04 RW 05 Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor.
Tawakal Farm sudah berdiri selama 20 tahun sejak tahun 1993.
Pada tahun 1993 pemilik perusahaan dengan modal sendiri dan mendapatkan pinjaman modal akhirnya dapat membangun usaha beternak domba sesuai
keinginannya dan diberi nama Tawakal Farm dengan satu buah kandang
berkapasitas 140 ekor pada lahan 600 m2. Tahun 1995 domba yang digemukkan
hanya domba jantan untuk dipasarkan saat Idul Qurban. Tahun 1996 menambah

7
satu buah kandang lagi berkapasitas 280 ekor pada lahan 600 m2. Melihat prospek
permintaan daging yang terus meningkat, pada tahun 1999 peternakan menambah
dua buah kandang pada lahan seluas 1 200 m2 dengan kapasitas masing-masing
300 ekor dan 350 ekor. Total lahan yang digunakan sampai saat ini seluas
2 400m2.
Manajemen Pemeliharaan Domba
Manajemen pemeliharaan yang dilakukan Tawakal Farm terdiri atas
pemilihan bibit, biosecurity, manajemen pemberian pakan dan manajemen tenaga
kerja. Bakalan domba yang digunakan Tawakal Farm diperoleh dari daerah
Cicurug (Jawa Barat), Jampang (Jawa Barat) dan Temanggung (Jawa Tengah).
Domba yang digunakan sebagai bibit untuk penggemukan adalah domba lokal
berjenis kelamin jantan yang berumur kurang lebih satu tahun.
Pemilihan bakalan dilakukan dengan menyeleksi domba menggunakan
metode judging dan penilaian body condition score. Judging dilakukan dengan
mengamati domba yang keadaan tubuhnya kurus, namun dalam kondisi sehat,
tidak pucat dan mata terlihat cerah. Penilaian body condition score (BCS) pada
bakalan domba di Tawakal Farm berkisar pada nilai 1– 3, dengan melihat daging
di sekitar pangkal ekor, tulang punggung dan pinggul. Pemilihan bakalan dengan
nilai BCS1 – 3 dilakukan dengan tujuan adanya peningkatan pertumbuhan setelah
diberikan pakan yang lebih baik. Nilai 1 (sangat kurus) processus spinosus
menonjol dan tajam, processus transversus juga tajam, jari tangan dengan mudah
meraba bagian bawah processus transversus. Bagian antara dua ujung processus
mudah diraba. Otot (eye muscle) sangat tipis, dan tidak ada perlemakan. Nilai 2
(kurus) processus spinosus masih menonjol tetapi lebih halus dan masing-masing
processus dapat dirasakan, processus transversus halus dan bulat, dan jari masih
dapat masuk ke bawah ujungnya dengan sedikit ditekan. Otot agak tebal dengan
sedikit perlemakan. Nilai 3 (sedang) processus spinosus hanya mempunyai sedikit
penonjolan, halus dan bulat, masing-masing tulang dapat diraba dengan tekanan,
processus transversus halus dan tertutup otot dan lemak, dan tekanan agak kuat
perlu untuk meraba ujungnya. Otot penuh dengan perlemakan yang sedang
tebalnya.Penilaian body condition score pada bakalan domba di Tawakal Farm
berkisar pada nilai 1 – 3 (Gambar 3).

A. Tampak Depan

B. Tampak Belakang

8

C. Tampak Samping
Gambar 3 Penilaian body condition score bakalan domba berkisar pada nilai 1 – 3
Tawakal Farm menerapkan biosecurity yang baik dan teratur. Biosecurity
yang dilakukan berupa pencucian kandang dilakukan setiap 10 - 15 hari,
penyemprotan kandang, pembersihan kandang secara rutin dilakukan pagi dan
sore, pencukuran bulu dan kuku sebelum pemeliharaan dilakukan. Pembersihan
feses dan urin pada setiap unit kandang dilakukan setiap hari. Feses dan urin
kemudian dikumpulkan dan dijual oleh masing – masing pegawai kandang.
Tenaga kerja Tawakal Farm berjumlah 21 orang yang terdiri atas empat orang
pegawai kandang, satu orang petugas keamanan, dua orang supir dan empat belas
orang penyabit rumput.
Tawakal Farm juga telah menerapkan aspek Good Farming Practice pada
manajemen dan tatalaksana. Good Farming Practice menurut Departement of
Agriculture (2001) merupakan cara beternak yang baik dan benar, yang
memperhatikan lingkungan dan memenuhi standar minimal sanitasi dan 12
kesejahteraan ternak. Good Farming Practice (GFP) juga termasuk di dalamnya
aturan yang berlaku di lingkungan, hygiene atau sanitasi, kesejahteraan ternak,
identifikasi, registrasi ternak, serta kesehatan ternak. Pemeliharaan domba di Tawakal
Farm telah memenuhi aturan kebersihan lingkungan, terlihat dari adanya proses
pembersihan feses dan urin domba setiap hari dari setiap unit kandang. Hygiene dan
sanitasi juga dilakukan oleh Tawakal Farm dengan melakukan biosecurity terhadap
hewan dan fasilitas kandang. Aspek kesejahteraan hewan di Tawakal Farm juga
sudah terpenuhi dengan kualitas nutrisi dan kuantitas pakan yang cukup, serta
keadaan lingkungan yang nyaman untuk produksi domba.
Pemasaran Domba
Pemasaran utama domba pada Tawakal Farm adalah memasok ke rumah
makan yang menggunakan daging domba sebagai bahan baku utama menunya.
Tawakal Farm memasok rumah makan di daerah sekitar Bogor kurang lebih 570
ekor/bulan. Penjualan domba untuk aqiqah kurang lebih 15 ekor/bulan, sehingga
total penjualan tetap domba Tawakal Farm selama 1 bulan adalah 585 ekor.
Pemasaran lain adalah saat Idul Adha dimana Tawakal Farm dapat menjual
sampai 2 500 ekor/tahun. Total penjualan domba pada setiap tahunnya yang
dicapai olehTawakal Farm berkisar 9520 ekor.

9
Kondisi Lingkungan Penelitian
Keberhasilan beternak domba dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan,
bakalan, pemberian pakan dan kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi
kondisi di dalam kandang dan di luar sekitar kandang. Tawakal Farm mempunyai
empat kandang dengan bahan bambu dan kayu. Setiap kandang mempunyai tujuan
penggunaan yang berbeda. Penggunaan kandang A dan C ditujukan untuk penggemukan domba. Penggunaan kandang B untuk pemeliharaan bakalan domba garut
yang berkualitas dan penggunaan kandang D adalah untuk pemeliharaan induk,
anakan dan pembibitan domba. Kandang yang digunakan untuk penelitian ini
adalah di kandang A Tawakal Farm, Caringin, Bogor. Hasil pengukuran kandang
A Tawakal Farm yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil pengukuran kandang A Tawakal Farm
Parameter
Ukuran
Kandang
Panjang
120 cm
Lebar
43 cm
Tinggi
90 cm
Tempat pakan
Lebar
34 cm
Tinggi
23 cm
Tinggi bak pakan
42 cm
Tinggi panggung
90 cm
Tipe atap
Monitor
Kandang yang digunakan merupakan kandang individu. Kandang ini
memiliki langit-langit atap tipe tertutup dengan bahan asbes, sehingga sirkulasi
udara berjalan dengan baik. Pada bagian sisi kandang terdapat jendela yang
mendukung sirkulasi udara dari setiap sudut kandang. Jendela bagian belakang
kandang berhadapan langsung dengan kebun tanaman sengon yang dapat
mendukung udara yang sejuk bagi domba.
Suhu dan kelembaban lingkungan kandang sangat berpengaruh terhadap
kenyamanan domba di dalam kandang. Temperatur lingkungan sekitar kandang
berkisar antara 28°C (18-29°C) dengan kelembaban udara 70% -80%. Suhu di
dalam kandang lebih tinggi dibandingkan suhu disekitar kandang pada pagi dan
sore hari, sebaliknya pada siang hari suhu disekitar kandang lebih tinggi
dibandingkan suhu di dalam kandang. Hal ini disebabkan posisi kandang yang
menghadap utara selatan, sehingga pancaran sinar matahari tidak sepenuhnya
mengarah pada kandang. Kebun tanaman sengon pada bagian belakang kandang
membuat udara di sekitar kandang lebih sejuk.
Pengamatan suhu udara selama penelitian menunjukkan keadaan suhu
masih berada pada kisaran yang optimum bagi ternak untuk berproduksi di daerah
tropis. Menurut Kartasudjana (2001) menyatakan suhu optimal bagi ternak di
daerah tropis adalah 22-31°C. Kelembaban udara didalam kandang lebih tinggi
dibandingkan kelembaban disekitar kandang. Kelembaban udara di dalam
kandang yang tinggi ini menunjukkan bahwa udara di dalam kandang
mengandung uap air yang tinggi yang dihasilkan dari proses respirasi ternak.
Keadaan lingkungan yang sesuai dengan kisaran suhu optimal bagi ternak terlihat

10
pada kondisi respon fisiologis ternak. Respon fisiologis merupakan respon ternak
terhadap perubahan berbagai macam faktor, baik secara fisik, kimia maupun
lingkungan sekitarnya.

Kondisi Ternak
Pada penelitian ini ternak yang digunakan diperoleh dari pemasok bibit
domba lokal jantan yang berasal dari Cicurug (Jawa Barat), Jampang (Jawa Barat)
dan Temanggung (Jawa Tengah). Menurut Einstiana (2006), jenis domba ekor
tipis memiliki tubuh yang kecil, sehingga disebut juga domba kacang atau domba
Jawa. Ekor relatif kecil dan tipis, pada umumnya bulu badan berwarna putih,
belang-belang hitam di sekitar mata, hidung atau bagian tubuh lain (Edey 1983).
Domba betina umumnya tidak memiliki tanduk, sedangkan pada jantan memiliki
tanduk kecil dan melingkar (Tiesnamurti 1992). Rataan bobot domba ekor tipis
jawa sekitar 20 kg, pada domba ekor tipis yang tinggal di daerah dataran tinggi
berat berkisar 27 kg dan yang tinggal di daerah dataran rendah berkisar 16 kg
(Gatenby 1991). Rataan bobot badan awal domba yang dipelihara sebagai bakalan
di Tawakal Farm berkisar antara 15 - 19 kg.
Ternak yang dipilih merupakan ternak yang terlihat sehat, normal atau tidak
cacat dan rata-rata masih berumur dibawah satu tahun (I0). Masa adaptasi ternak
dilakukan sebelum pemeliharaan dengan diberikan obat cacing, vitamin dan obat
tetes mata. Selama penelitian berlangsung, beberapa sampel domba ada yang
terkena penyakit orf, diare dan kembung. Penyakit kembung terjadi bila rumput
yang diberikan masih basah. Rumput yang basah terjadi karena pemotongan
rumput dari pastura saat pagi hari dan langsung diberikan tanpa dilayukan atau
karena cuaca hujan.

Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)
Pada pemeliharaan domba, PBBH merupakan indikator kecepatan pertumbuhan seekor ternak selama pemeliharaan. Hal tersebut dikarenakan PBBH
merupakan tujuan utama peternak dalam memperoleh keuntungan dari hasil
pemeliharaan. PBBH merupakan salah satu kriteria yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi kualitas makanan ternak, karena pertumbuhan yang diperoleh
merupakan salah satu indikasi pemanfaatan zat makanan dari pakan yang diberikan (Church dan Pond 1955). Rataan PBBH domba penelitian dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4 PBBHdomba selama pemeliharaan
Asal daerah domba
Parameter
Cicurug
Jampang
Temanggung
PBBH (g/ekor/hari)
91.488±6.450 b 84.305±6.069 b 100.919±6.949a
Keterangan : superskrip yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata(P