Latex Amoniak TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Latex

Latex dibuat dari suatu cairan kental seperti susu yang diambil dari pohon karet yaitu Hevea brasilliensis, yang ditanam di Malaysia, Indonesia, dan Thailand. Latex mengandung protein sebanyak 15mgml. Amoniak dicampur pada latex untuk mencegah penggumpalan dan kontaminasi dengan zat lain. Konsentrasi amoniak yang dicampur terbagi 2 yaitu konsentrasi tinggi yaitu 0.6 dan konsentrasi rendah yaitu 0.2-0.3. Konsentrasi amoniak yang tinggi digunakan untuk menstabilkan larutan latex, sehingga penambahan bahan kimia lainnya dapat dikurangi, tetapi apabila menggunakan konsentrasi amoniak yang lebih rendah, perlu adanya penambahan akselerator dan antioksidan yang lebih tinggi Woods J, Lambert S, TAE P-M, Drake D, Edlich R, 1996.

2.2. Amoniak

Amoniak merupakan bahan kimia yang bersifat basa, dalam bentuk gas bersifat sangat iritan, tidak berwarna, dan memiliki bau yang sangat tajam. Sangat mudah larut dan membentuk larutan amonium hidroksida yang dapat mengakibatkan iritasi dan terbakar. Amoniak sering digunakan dalam produksi peledakan, farmasi, pestisida, tekstil, bahan-bahan yang terbuat dari kulit binatang, pencegah api, plastik, kertas dan bubur kertas, karet, petroleum, dan Imelda Olivia Hutabarat: Analisa Dampak Gas Amoniak Dan Klorin Pada Faal Paru Pekerja Pabrik Sarung Tangan Karet X Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 sianida. Amoniak juga merupakan komponen besar dalam produksi bleaching dan bahan pembersih rumah tangga, seperti pembersih kaca, pembersih toilet, pelapis logam, pembersih lantai, pembersih lilin. Nilai ambang batas amoniak yang aman dihirup pekerja selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu adalah 25 ppm. Pekerja dapat terpapar dengan amoniak dengan cara terhirup gas ataupun uapnya, tertelan, ataupun kontak dengan kulit, pada umumnya adalah melalui pernafasan dihirup. Amoniak dalam bentuk gas sangat ringan, lebih ringan dari udara sehingga dapat naik, dalam bentuk uap, lebih berat dari udara, sehingga tetap berada dibawah. Gejala yang ditimbulkan akibat terpapar dengan amoniak tergantung pada jalan pemaparan, dosis, dan lama pemaparan. Gejala-gejala yang dialami dapat berupa mata berair dan gatal, hidung iritasi, gatal dan sesak, iritasi tenggorokan, kerongkongan dan jalan pernafasan terasa panas dan kering, batuk-batuk. Pada dosis yang tinggi dapat mengakibatkan kebutaan, kerusakan paru-paru, bahkan kematian. Amoniak juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit. Kematian mendadak akibat pemaparan amoniak secara akut terjadi diakibatkan karena adanya penyumbatan saluran pernafasan, dan adanya infeksi atau komplikasi lainnya merupakan faktor yang dapat menyebabkan kematian pada orang-orang yang dapat bertahan selama beberapa hari ataupun minggu setelah terpapar amoniak. Pada kadar ini, terjadi kerusakan atau terbakar pada jaringan yang terpapar, yaitu seperti saluran pernafasan, mata, dan kulit. Imelda Olivia Hutabarat: Analisa Dampak Gas Amoniak Dan Klorin Pada Faal Paru Pekerja Pabrik Sarung Tangan Karet X Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 Penelitian de la Hoz dkk. 1996 menemukan dari 94 kasus, terdapat 20 yang berakibat fatal dan 35 memerlukan pengobatan selama 1 tahun atau lebih. Efek yang ditimbulkan akibat pemaparan amoniak bervariasi tergantung kadarnya, yaitu: • 25ppm, merupakan nilai ambang batas yang dapat diterima • 25-50ppm, bau dapat ditandai, pada umumnya tidak menimbulkan dampak • 50-100ppm, mengakibatkan ritasi ringan pada mata, hidung, dan tenggorokan, toleransi dapat terjadi dalam 1-2 minggu tanpa memberikan dampak • 140ppm, mengakibatkan iritasi tingkat menengah pada mata, tidak menimbulkan dampak yang lebih parah selama kurang dari 2 jam • 400ppm, mengakibatkan iritasi tingkat menengah pada tenggorokan • 500ppm merupakan kadar yang memberikan dampak bahaya langsung pada kesehatan • 700ppm, bahaya tingkat menengah pada mata • 1000ppm, dampak langsung pada jalan pernafasan • 1700ppm, mengakibatkan laryngospasm • 2500ppm, berakibat fatal setelah pemaparan selama setengah jam • 2500-6500ppm, mengakibatkan nekrosis dan kerusakan jaringan permukaan jalan pernafasan, sakit pada dada, edema paru, dan bronchospasm • 5000ppm, berakibat fatal. Imelda Olivia Hutabarat: Analisa Dampak Gas Amoniak Dan Klorin Pada Faal Paru Pekerja Pabrik Sarung Tangan Karet X Medan, 2007. USU e-Repository © 2008

2.3. Klorin