dengan menarik suatu garis melingkar pada Gambar mikro struktur. Bahan dengan butiran yang lebih halus lebih kuat dari pada baja dengan butiran yang
kasar.
2.6. Kekerasan Hardenability
Kekerasan suatu logam didefenisikan sebagai ketahanan terhadap penetrasi, memberikan indikasi sifat-sifat deformasinya. Kekerasan merupakan
suatu sifat dari bahan yang sebagian besar dipengaruhi oleh unsur-unsur paduannya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil kekerasan dalam perlakuan panas antara lain ; komposisi kimia, langkah perlakuan panas, cairan pendinginan,
temperatur pemanasan, dan lain-lain. Proses hardening cukup banyak dipakai di Industri logam. Alat – alat permesinan atau komponen mesin banyak yang harus
dikeraskan supaya tahan terhadap tekanan dan gesekan dari logam lain misalnya roda gigi, poros-poros dan lain-lain yang banyak dipakai pada benda bergerak.
Kekerasan diperhitungkan berdasarkan perbedaan kedalaman penetrasi. Dengan cara Rocwell dapat digunakan beberapa skala, tergantung pada kombinasi
jenis indentor dan besar beban utama yang digunakan. Macam skala dan jenis indentor serta besar beban utama dapat dilihat pada Tabel 2.1 Load and indentors
for Rocwell hardness tests.
Tri Chandra Surapati : Analisis Simulasi Fraksi Baja Mangan Fe Mn Pada Kondisi Pendinginan Udara Air Cooling, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 2.1 Load and indentors for Rocwell hardness tests Wahid Suherman,1987
Test Load Kilograms
Indentor A
B C
D F
G 60
100 150
100 60
150 Brale
116” Ball Brale
Brale 116 ” Ball
116” Ball
Dari Tabel 2.1 Load and indentors for Rocwell hardness tests diperoleh untuk logam biasanya digunakan skala B atau skala C, dan angka kekerasannya
dinyatakan denga R
B
dan R
C
. Untuk skala B harus digunakan indentor berupa bola baja berdiameter
16 1
” dan beban utama 100 kg. Kekerasan yang dapat diukur dengan Rockwell B ini sampai R
B
100, bila pada suatu pengukuran diperoleh angka diatas 100 maka pengukuran harus diulangi dengan menggunakan
skala lain. Kekerasan yang diukur dengan skala B relatif tidak begitu tinggi, untuk mengukur kekerasan logam yang keras digunakan Rockwell C sampai angka
kekerasan R
C
. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekerasan logam, seperti :
Jenis Logam, Unsur Paduan, Besar Butiran, Perlakuan Panas, Temperatur , Pembentukan.
Tri Chandra Surapati : Analisis Simulasi Fraksi Baja Mangan Fe Mn Pada Kondisi Pendinginan Udara Air Cooling, 2007. USU e-Repository © 2008
Langkah-langkah proses pengerasan hardening adalah sebagai berikut Iqbal,2007 :
a. Melakukan pemanasan heating diatas temperatur kritis diatas temperatur
723 C dengan tujuan untuk mendapatkan struktur austenit, yang salah
satu sifat austenit adalah tidak stabil pada temperatur di bawah temperatur kritis, sehingga dapat ditentukan struktur yang diinginkan.
b. Waktu Penahanan holding time dilakukan untuk mendapatkan kekerasan
maksimum dari suatu bahan pada proses hardening dengan menahan pada temperatur pengerasan untuk memperoleh pemanasan yang homogen
sehingga struktur austenitnya homogen atau terjadi kelarutan karbida ke dalam austenit dan difusi karbon dan unsur paduannya.
2.7 Mikrostruktur