Rangkaian Toroida Rangkaian Power supply

Dalam hal ini jari- jari solenoida R tidak dianggap jauh lebih kecil dari L dalam hal ini dan ,sehingga nilai X = ½ dari L. Dimana L=100 cm maka X = 50 cm sehingga persaman 2.3 0. tidak bisa digunakan, maka medan magnet diperoleh dengan perhitungan: Karena n adalah banyaknya lilitan persatuan panjang, nilai konstanta µ = 4π. 10 -7 sehingga: π B = 59,98 x T Maka medan magnet yang diperoleh adalah B = 59,98 x T.

3.2.2 Rangkaian Toroida

Pada alat pemanas induksi ini juga digunakan kumparan Toroid pada rangkaian daya, dimana Toroid adalah solenoida yang dilengkungkan sehingga sumbunya menjadi berbentuk lingkaran. Induktor yaitu komponen elektronika berbentuk kumparan yg tersusun dari lilitan kawat. Induktor adalah salah satu di antara komponen pasif elektronika yg dapat membuahkan medan magnet apabila dialiri arus listrik sebaliknya bila di beri medan magnet dapat membuahkan listrik. Induktor uh=mikro henry dibuat dari Lilitan toroid. Induktor pada toroid merupakan sebuah kumparan yang memiliki Induktansi diri L yang signifikan. Dimana untuk mencari nilai L maka digunakan persamaan sebagai berikut : Dimana L = induktansi diri N = Jumlah lilitan A = Luas penampang = panjang kumparan. Pada rangkaian alat pemanas induksi ini digunakan 2 buah kumparan coil toroida dimana kumparan kawat dengan 30 lilitan,panjang kumparan 5 cm dan luas penampang nya 3 cm 2 . Maka besar induktansi diri toroid yang digunakan adalah ; + - 1 2 3 4 VAC Maka besar induktansi diri toroid yang digunakan adalah pada I Kuat Arus maksimum 40 A. Suatu lilitan toroida dapat di buat dari lilitan silinder dengan menghubungkannya membuat medan magnet eksternal hingga menjadikan satu kutub utara selatan. Di lilitan toroid medan magnet ditahan pada lilitan.Adapun manfaat Induktor toroid pada pemanas induksi yaitu : 1. Tempat terjadinya gaya magnet 2. Pelipat ganda tegangan 3. Penyimpan arus listrik dlm wujud medan magnet 4. Menahan arus bolak-balikac 5. Melanjutkan dan melepaskan arus dc sampai ke lilitan solenoide

3.2.3 Rangkaian Power supply

Pemanas induksi ini dirancang dengan beberapa komponen yang dirangkai menjadi satu, yang dapat dibagi atas bagian power supply, pembangkit arus bolak balik- balik dan kumparan kerja. Rangkaian bagian power supply ini merupakan rangkaian pendukung namun sangat diperlukan. Rangkaian ini berfungsi untuk mensupply tegangan dari sumber AC atau tegangan PLN. Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC dan menurunkan tegangan dari PLN sesuai dari transformator tegangan dari rangkaian ini yang akan dipakai untuk memfungsikan komponen pada rangkaian driver dan rangkaian daya. Gambar 3.6 : Rangkaian Power supply Bagian power Supply merupakan sebuah Transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan sebesar 220 V menjadi 24 V. Untuk kuat arus berkapasitas 40 A yang berfungsi untuk menyearahkan arus listrik keluar dari trafo, trafo yang digunakan trafo yang memiliki 1 jalur lilitan sekunder. Dimana trafo tersebut terdiri dari dua kumparan besi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Kedua kumparan ini tidak berhubungan secara fisik tetapi dihubungkan oleh medan magnet. Untuk meningkatkan induksi magnetic antara dua kumparan maka ditambahkan inti besi. Untuk perancangan power supply alat pemanas induksi ini maka digunakan transformator step down dan jenis kawat tembaga yang digunakan adalah kawat email dengan diameter 1mm. seperti pada gambar dibawah. Untuk membuat power supply untuk alat pemanas induksi ini pertama sekali, trafo lama atau trafo bekas direndam dalam thinner selama 2 hari 2 malam. Setelah itu inti besi trafo akan dapat dilepas dengan mudah, cukup dengan bantuan tang dan martil kecil. Setelah semua inti besi dilepas, pekerjaan selanjutnya adalah melepaskan kawat email dari tempat gulungannya. Kemudian kawat email tersebut diluruskan atau dirapikan kembali untuk dapat digulung ulang. Gulungan kawat primer biasanya memiliki jumlah lilitan yang jauh lebih banyak dari jumlah lilitan sekunder. Juga tebal kawat llilitan primer lebih kecil dari tebal kawat lilitan sekunder. Untuk menentukan tebal kawat bisa dilihat didaftar yang telah ditentukan. Tabel ini dapat dipergunakan untuk memilih tebal kawat yang diperlukan untuk keperluan lilitan primer maupun lilitan sekunder. Tabel seperti ini dapat diperoleh dengan mudah. Tabel 3. Tabel untuk lilitan primer sekunder. AWG Diameter mm SWG Diameter mm Maximum Amps Ohms 100 m 11 2.30 13 2.34 12 0.47 12

2.05 14

2.03 9.3

0.67 13

1.83 15

1.83 7.4

0.85