Pengertian Penyusutan Metode Penyusutan Aset Tetap

39 perubahan Aset Tetap di unitnya dan mengirimkan Advice atau fotocopy dan Nota Perhitungan ke Kantor Wilayah.

B. Penyusutan

1. Pengertian Penyusutan

Penyusutan adalah proses pengalokasian harga perolehan, bukan proses penilaian aset tetap. Pengalokasian harga perolehan diperlukan agar dapat dilakukan perbandingan yang tepat antara pendapatan dengan biaya. Perubahan harga aset tetap yang terjadi di pasar, tidak perlu dicatat dalam pembukuan perusahaan karena aset tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan, bukan untuk di jual kembali. Oleh karena itu nilai buku aset harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi, biasanya sangat berbeda dengan harga pasar aset yang bersangkutan. Selama masa pemakaian, kemampuan suatu aset untuk menghasilkan pendapatan dan jasa biasanya semakin menurun baik secara fisik maupun fungsinya. Penurunan dari segi fungsi adalah karena aset menjadi tidak memadai dan ketinggalan jaman. Suatu aset dikatakan tidak lagi memadai, jika aset tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan di masa datang. Penggolongan aset tetap juga dapat dilihat dari segi disusutkan atau tidak, biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan dari nilai aset tersebut. Penyusutan terhadap harga perolehan dilakukan apabila aset tetap mengalami penurunan nilai selama masa manfaatnya. Penggolongan aset tetap dari segi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu aset tetap yang dapat 40 disusutkan Depreciated Plant Assets dan aset tetap yang tidak dapat disusutkan Undepreciated Plant Assets.

2. Metode Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aset tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aset tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Akuntansi penyusutan merupakan suatu sistem akuntansi yang bertujuan untuk mendistribusikan harga perolehan atau nilai dasar lain, setelah dikurangi nilai sisa jika ada dari harga aset berwujud, terhadap masa pemakaian yang ditaksir untuk harga tetap yang bersangkutan. Penyusutan merupakan proses alokasi dan penilaian valuation. Penyusutan untuk tahun berjalan merupakan bagian dari biaya total yang dialokasikan pada tahun tersebut menurut sistem yang berlaku. Meskipun alokasi secara wajar dapat mempertimbangkan kejadian yang timbul selama tahun berjalan, tetapi penyusutan bukanlah dimaksudkan untuk mengukur pengaruh dari kejadian itu. [ Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang layak ke beban periodik, jika pemanfaatan aset dan pendapatan yang terkait dari pemakaian itu sama setiap periodenya. Samanya penyusutan aset tersebut tiap periodenya mempermudah pemegang saham melihat penyusutan di laporan keuangan. 41 Nilai sisa dianggap Rp. 0, dan perhitungan beban penyusutan ditetapkan dari biaya perolehan historisnya. [ Menurut PSAK 17 penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk satu periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengakuan atas depresiasi aset tetap tidak berakibat adanya pengumpulan kas untuk mengganti aset lama dengan aset yang baru. Saldo rekening akumulasi depresiasi menggambarkan jumlah depresiasi yang dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana yang telah dihimpun. Berikut ini merupakan beberapa metode penyusutan yang umumnya digunakan oleh suatu instansi adalah: a. Metode Garis Lurus Metode garis lurus merupakan metode penyusutan dimana perhitungan yang paling sederhana dan banyak digunakan oleh organisasi perusahaan. Cara ini memberikan beban depresiasi yang konstan pada setiap periode akuntansi selama masa manfaat dari aset tetap yang bersangkutan. Rumus: Penyusutan tiap tahun = Nilai Perolehan – Nilai Residu Umur Ekonomis Contoh : 42 Mesin dengan harga perolehan Rp. 1.000.000 taksiran nilai sisa sebesar Rp. 50.000 dan umur taksiran selama 5 tahun. Depresiasi tiap tahun dihitung sebagai berikut; Penyusutan tiap tahun = Rp. 1.000.000 – Rp. 50.000 5 = Rp 190.000 Perhitungan depresiasi dengan metode garis lurus ini didasarkan pada anggapan-anggapan berikut : 1 Kegunaan ekonomis dari suatu aset akan menurun secara proporsional setiap periode 2 Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap 3 Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu 4 Penggunaan kapasitas aset tiap-tiap relatif tetap b. Metode Jumlah Angka Tahun Metode jumlah angka tahun akan menghasilkan biaya depresiasi yang lebih pada tahun-tahun awal dan semakin kecil pada tahun-tahun akhir. Oleh karena itu, metode ini juga termasuk dalam metode depresiasi yang dipercepat. Metode ini disebut jumlah angka-angka tahun karena tarif depresiasinya didasarkan pada suatu pecahan yang: 1 Pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aset yang masih tersisa sejak awal tahun ini 43 2 Penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama hingga tahun pemakaian akhir Metode jumlah angka tahun adalah salah satu metode penyusutan yang dipercepat. Metode penyusutan jumlah angka tahun tidak diperkenankan dalam perhitungan penghasilan kena pajak. c. Metode Saldo Menurun Ganda Pada metode ini, biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin menurun. Hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasi aset yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Metode saldo menurun ganda merupakan metode depresiasi yang dihitung dengan mengalihkan nilai buku aset pada awal periode dengan dua kali tarif garis lurus. Nilai buku pada awal tahun pertama adalah sama dengan harga perolehan aset, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya, nilai buku adalah selisih antara harga perolehan dengan akumulasi depresiasi pada awal tahun. Berbeda dengan metode lainnya, pada metode saldo menurun ganda nilai residu tidak diperhitungkan. Akan tetapi, nilai residu akan menjadi batas jumlah depresiasi yang akan dilakukan. Depresiasi akan berakhir apabila nilai buku telah mencapai jumlah yang sama dengan atau mendekati taksiran nilai residu. Metode saldo menurun ganda termasuk metode penyusutan yang dipercepat dan dapat dipakai dalam perpajakan. Tarif pajak dalam 44 metode saldo menurun ganda ditentukan terlebih dahulu dan besarnya sama setiap tahun. Penyusutan dihitung dengan mengalikan tarif dengan nilai buku yang sama kecil. Contoh: Lemari seharga Rp. 20.000.000,- Dibeli pada bulan Agustus 2009 Tarif 50 dengan masa manfaat 4 tahun Penyusutan: Tahun ke 1 = 50 x Rp. 20.000.000 = Rp. 10.000.000,- Tahun ke 2 = 50 x Rp. 10.000.000 = Rp. 5.000.000,- Tahun ke 3 = 50 x Rp. 5.000.000 = Rp. 2.500.000,- Tahun ke 4 = 505 x Rp. 2.500.000 = Rp. 2.499.999,- Dalam tahun yang bersangkutan Misalnya lemari yang dibeli pada bulan Agustus 2009, seperti contoh diatas, penyusutan untuk tahun 2009 = 50 x Rp. 20.000.000,- = Rp. 10.000.000,- Penyusutan setiap bulannya sejak bulan Agustus 2009 sd Desember 2009 adalah sebesar = Rp. 10.000.000 : 12 = Rp. 833.333,- Untuk 5 bulan = 5 x Rp. 833.333 = Rp. 4.166.665 Selanjutnya untuk tahun 2010 penyusutan perbulan adalah = 50 x Rp. 20.000.000 – Rp. 4.166.665 = Rp. 7.916.668,- 45 Penyusutan perbulan = Rp. 7.916.668 : 12 = Rp. 659.722 Dengan catatan untuk bulan Desember besar penyusutan adalah sebesar Rp. 659.722 disesuaikan dengan angka pembulatan, sehingga jumlah penyusutan untuk tahun 2009 menjadi Rp. 7.916.668,- d. Metode Satuan Produksi Dalam metode ini, masa pemakaian aset yang dinyatakan dengan jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan unit yang dapat dihasilkan oleh aset yang bersangkutan. Metode ini cocok digunakan untuk depresiasi mesin pabrik, karena hasil suatu mesin dapat diukur satuannya. Metode ini dapat juga didasarkan pada jam kerja mesin atau jam kerja operator yang menangani mesin. Metode ini dapat digunakan juga untuk peralatan angkutan diukur dengan jarak yang ditempuh atau peralatan kantor tertentu diukur dengan jam pemakaian. Namun demikian metode ini tidak tepat digunakan pada gedung atau mebel, karena untuk aset semacam ini depresiasi lebih merupakan fungsi waktu bukan kegiatan, dan satuan hasilnya sukar untuk diukur. Oleh karena itu dalam metode ini yang perlu ditaksir adalah jumlah satuan hasil yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh aset. Taksiran satuan hasil ini dipakai untuk membagi harga perolehan depresiasi, sehingga dapat ditentukan depresiasi per tahun hasil. Angka depresiasi per unit hasil ini kemudian dikalikan dengan jumlah satuan hasil 46 sesungguhnya pada satru tahun, sehingga dapat diterapkan depresiasi untuk tahun yang bersangkutan. Rumus: Penyusutan per jam = Nilai Perolehan – Nilai Sisa Taksiran Jumlah Penggunaan Aset Contoh : Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 1.000.000, taksiran nilai sisa Rp. 50.000, taksiran penggunaan sebanyak 10.000 jam. Depresiasi dihitung sebagai berikut: Depresiasi per jam = Rp. 1.000.000 – Rp. 50.000 10.000 = Rp. 95 e. Penyusutan grup dan gabungan Penyusutan grup dan gabungan adalah metode yang apabila disusutkan lebih dari satu, mempunyai umur ekonomis yang berbeda dan harga beli serta scarp value yang berbeda pula, biasanya dalam perhitungan penyusutan dilakukan dengan metode penyusutan grup atau gabungan. Untuk menghindari pekerjaan administrasi yang kecil-kecil, biasanya perusahaan memilih penyusutan dengan mengelompokkan aset kedalam beberapa kelompok grup agar memudahkan dalam menghitung penyusutan aset yang dimiliki perusahaan. Dalam perpajakan kelompok ini disebut golongan harta. 47

C. Pengawasan Internal Aset Tetap