55
autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Deteksi autokorelasi dengan melihat besarnya DURBIN-WATSON.
Secara umum bisa diambil patokan: • Angka D - W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
• Angka D - W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. • Angka D - W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Pada bagian MODEL SUMMARY pada Lampiran 1, terlihat angka D – W sebesar + 1,911. Dengan demikian pada model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi.
4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengatahui ada tidaknya hubungan linear diantara variabel bebas dalam model regresi. Hasil SPSS pada Lampiran 1
menunjukkan tidak ada gejala multikolinearitas dimana hasil uji VIF menunjukkan nilai kurang dari 5 VIF 5.
4.5. Uji Hipotesis
1. Uji t Uji Parsial
Untuk mengetahui pengaruh parsial masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan Uji t. Variabel yang digunakan adalah ROE, current
ratio, DER, TATO, PER sebagai variabel bebas serta return saham sebagai variabel terikat. Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:
56
Tabel 4.2 Hasil Uji t
Berdasarkan Tabel 4.2 maka persamaan umum antara pengaruh ROE, current ratio, DER, TATO, PER terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI adalah sebagai berikut: Y = -2.156 + 0.074 X1 + 0.008 X2 + 0.007 X3 + 0.653 X4 + 0.006 X5 .............1
a. Pengaruh DAR terhadap ROA
Persamaan 1 menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel ROE adalah 0,074, artinya setiap peningkatan ROE 1 akan meningkatkan return saham sebesar
0,074 . Nilai t-hitung berdasarkan Tabel 4.7 adalah sebesar 8,079, sedangkan nilai t-tabel 5 dengan tingkat kepercayaan 95 dan derajat bebas 84 jumlah sampel
sebesar 90 – jumlah variabel sebanyak 6 adalah sebesar 1,988. Terlihat bahwa t- hitung lebih besar dari t-tabel 5 sehingga diputuskan untuk menolak H
dan menerima H
1
. Hipotesis yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95 .
57
b. Pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham
Persamaan 1 menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel current ratio adalah 0,008, artinya setiap peningkatan current ratio 1 akan meningkatkan return
saham sebesar 0,008 . Nilai t-hitung berdasarkan Tabel 4.7 adalah sebesar 0,258, sedangkan nilai t-tabel 5 adalah sebesar 1,988. Terlihat bahwa t-hitung lebih kecil
dari t-tabel 5 sehingga diputuskan untuk menerima H dan menolak H
1
. Hipotesis yang menyatakan bahwa current ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham
harus ditolak pada tingkat kepercayaan 95 . c.
Pengaruh DER terhadap Return Saham Persamaan 1 menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel DER adalah
0,007, artinya setiap peningkatan DER 1 akan meningkatkan return saham sebesar 0,007 . Nilai t-hitung berdasarkan Tabel 4.7 adalah sebesar 5,012, sedangkan nilai
t-tabel 5 adalah sebesar 1,988. Terlihat bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel 5 sehingga diputuskan untuk menolak H
dan menerima H
1
. Hipotesis yang menyatakan bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap return saham dapat
diterima pada tingkat kepercayaan 95 . d.
Pengaruh TATO terhadap Return Saham Persamaan 1 menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel TATO adalah
0,653, artinya setiap peningkatan TATO 1 kali akan meningkatkan return saham sebesar 0,653 . Nilai t-hitung berdasarkan Tabel 4.7 adalah sebesar 2,060,
sedangkan nilai t-tabel 5 adalah sebesar 1,988. Terlihat bahwa t-hitung lebih
58
besar dari t-tabel 5 sehingga diputuskan untuk menolak H dan menerima H
1
. Hipotesis yang menyatakan bahwa TATO berpengaruh signifikan terhadap return
saham dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95 . e.
Pengaruh PER terhadap Return Saham Persamaan 1 menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel PER adalah
0,006, artinya setiap peningkatan PER 1 akan meningkatkan return saham sebesar 0,006 . Nilai t-hitung berdasarkan Tabel 4.7 adalah sebesar 3,663, sedangkan nilai
t-tabel 5 adalah sebesar 1,988. Terlihat bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel 5 sehingga diputuskan untuk menolak H
dan menerima H
1
. Hipotesis yang menyatakan bahwa PER berpengaruh signifikan terhadap return saham dapat diterima
pada tingkat kepercayaan 95 .
2. Uji F Uji Serempak
1. Untuk mengetahui pengaruh serempak variabel bebas terhadap
variabel terikat maka digunakan uji F. Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai F-hitung adalah 29,366, sedangkan nilai F-tabel 0,05 Lampiran Tabel F adalah 2,32. Karena F-hitung lebih besar dari
59
F-tabel maka disimpulkan menolak H dan menerima H
1
. Artinya, secara serempak variabel ROE, current ratio, DER, TATO, PER berpengaruh nyata terhadap ROA
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
3. Uji Determinasi R
2
2. Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel terikat. Nilai R
2
dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Hasil Uji Determinasi
Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa koefisien determinasi R Square antara ROE, current ratio, DER, TATO, PER adalah sebesar 0,636. Artinya, sebesar 63,60
dari perubahan return saham dapat dijelaskan oleh perubahan ROE, current ratio, DER, TATO, PER. Sedangkan sebagian lainnya 36,40 dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan sebagai variabel dalam penelitian.
60
4.6. Pembahasan