48
Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari Bapepam untuk dapat melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara
pedagang efek, atau manajer investasi, atau kegiatan lain yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam. Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun
1995 Pasal 32 menyebutkan bentuk perusahaan efek berupa perusahaan yang sahamnya dimiliki seluruhnya oleh warga Negara RI dan atau berbadan hukum; atau
perusahaan patungan yang sahamnya dimiliki oleh WNRI dan atau badan hukum
Indonesia dan WNA atau badan hukum asing.
4.2. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data
itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Data dalam penelitian ini diperoleh dari situs www,jdx.co.id
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistic dengan menggunakan model persamaan regresi berganda yang
tahun 2012 – 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masih aktif
dari tahun 2012 – 2014. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan, terdapat sejumlah 30 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel.
49
bertujuan untuk mengetahui hubungand an pengaruh dari beberapa variabel bebas atau independen terhadap variabel tidak bebas atau dependen. Analisis data dimulai
dengan mengolah data, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis yang dilakukand engan menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi
klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan sofware SPSS 17.
4.3. Analisis Data Penelitian
4.3.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif pada umumnya digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel penelitian di dalam suatu penelitian. Analisis statistik
deskriptif akan memberikan gambaran atau deskprisi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata mean, dan standar deviasi yang dihasilkan dari
variabel penelitian. Hasil analisis dengan statistik deskriptif dari sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2012 – 2014 disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1
50
Dari Tabel 4.1 diketahui nilai minimum dari ROE adalah - 20,40 pada perusahaan ALMI tahun 2012, dan nilai maksimum 60,40 pada perusahaan ZBRA
tahun 2012, dengan rata-rata 9,18 . Besarnya nilai standar deviasi adalah 11,40 , hal ini menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata ROE adalah peningkatan
maksimum yang mungkin adalah + 11,40 sedangkan penurunan nilai rata-rata ROE yang mungkin adalah – 11,40 .
Nilai minimum dari current ratio adalah 196,41 pada perusahaan ALKA tahun 2013, dan nilai maksimum 213,29 pada perusahaan WEHA tahun 2014,
dengan rata-rata 200,27 . Besarnya nilai standar deviasi adalah 3,50 , hal ini menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata current ratio adalah peningkatan
maksimum yang mungkin adalah + 3,50 sedangkan penurunan nilai rata-rata current ratio yang mungkin adalah – 3,50 .
Nilai minimum dari DER adalah 5,00 pada perusahaan LPIN tahun 2013, dan nilai maksimum 383,00 pada perusahaan PDES tahun 2012, dengan rata-rata
89,94 . Besarnya nilai standar deviasi adalah 71,24 , hal ini menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata DER adalah peningkatan maksimum yang mungkin adalah +
71,24 sedangkan penurunan nilai rata-rata DER yang mungkin adalah – 71,24 . Nilai minimum dari TATO adalah 0,11 pada perusahaan ALMI tahun
2012, dan nilai maksimum 2,32 pada perusahaan ISSP tahun 2014, dengan rata- rata 0,78 . Besarnya nilai standar deviasi adalah 0,33 , hal ini menunjukkan
bahwa besarnya nilai rata-rata TATO adalah peningkatan maksimum yang mungkin
51
adalah + 0,33 sedangkan penurunan nilai rata-rata TATO yang mungkin adalah – 0,33 .
Nilai minimum dari PER adalah -22,92 pada perusahaan LPIN tahun 2013, dan nilai maksimum 299,09 pada perusahaan IATA tahun 2014, dengan rata-rata
22,79 . Besarnya nilai standar deviasi adalah 57,34 , hal ini menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata PER adalah peningkatan maksimum yang mungkin adalah +
57,34 sedangkan penurunan nilai rata-rata PER yang mungkin adalah – 57,34 . Nilai minimum dari return saham adalah -1,60 pada perusahaan ALMI
tahun 2012, dan nilai maksimum 5,78 pada perusahaan ZBRA tahun 2012, dengan rata-rata 1,38 . Besarnya nilai standar deviasi adalah 1,47 , hal ini menunjukkan
bahwa besarnya nilai rata-rata return saham adalah peningkatan maksimum yang mungkin adalah + 1,47 sedangkan penurunan nilai rata-rata return saham yang
mungkin adalah – 1,47 .
4.4. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu model regresi
dalam memprediksi variabel terikat. 1.
Uji Normalitas
Uji normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi
52
normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan:
• Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. •
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas. Grafik Normal P-P Plot dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.1 Normal P-P Plot
53
Dari grafik Normal P-P Plot terlihat titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini berarti data yang
digunakan sudah memenuhi asumsi normalitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi return saham berdasarkan masukan variabel bebasnya.
2. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut heterokedastisitas. Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan mengamati diagram pancar Scatter plot residual.
54
Gambar 4.2 Scatterplot
Berdasarkan grafik terlihat bahwa titik-titiknya menyebar secara merata. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi
layak dipakai untuk memprediksi return saham berdasarkan masukan variabel bebasnya.
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode dengan kesalahan pada
periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
55
autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Deteksi autokorelasi dengan melihat besarnya DURBIN-WATSON.
Secara umum bisa diambil patokan: • Angka D - W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
• Angka D - W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. • Angka D - W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Pada bagian MODEL SUMMARY pada Lampiran 1, terlihat angka D – W sebesar + 1,911. Dengan demikian pada model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi.
4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengatahui ada tidaknya hubungan linear diantara variabel bebas dalam model regresi. Hasil SPSS pada Lampiran 1
menunjukkan tidak ada gejala multikolinearitas dimana hasil uji VIF menunjukkan nilai kurang dari 5 VIF 5.
4.5. Uji Hipotesis