Sejarah dan Perkembangan Bank Syari’ah Pembentukan Bank-Bank Syari’ah

kewajiban liability untuk menawarkan pembiayaan kepada investor pada sisi asetnya, dengan pola dana dan atau skema pembiayaan yang sesuai dengan syariat Islam. Pada sisi kewajiban, terdapat dua kategori utama, yaitu interest-fee current and saving account dan investment accounts yang berdasarkan pada prinsip PLS profit and loss sharing antara pihak bank dan pihak depositor, sedangkan pada sisi aset, yang termasuk di dalamnya adalah segala bentuk pola pembiayaan yang bebas riba dan sesuai prinsip atau standar syari’ah, seperti mudharabah, musyarakah, istisna, salam, dan lain-lain. Bank syari’ah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syar’iah itu adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana danatau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syari’ah Wirdyaningsih, dkk ; 2005

2.2.2 Sejarah dan Perkembangan Bank Syari’ah

Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan renaissance Islam modern : neo-revivalis dan modernis. Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan Al-Qur’an dan As- Sunnah. Upaya awal penerapan sistem profit dan loss sharing tercatat di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940-an, yaitu adanya upaya mengelola dana jamaah haji secara non- konvensional. Rintisan institusional lainnya adalah Islamic Rural Bank di desa Mit Ghamr pada tahun 1963 di Kairo, Mesir. Setelah rintisan awal yang cukup Universitas Sumatera Utara sederhana itu, bank Islam tumbuh dengan sangat pesat. Sesuai dengan analisa Prof. Khursid Ahmad dan laporan Internasional Association of Islamic Bank, hingga akhir tahun 1999 tercatat lebih dari dua ratus lembaga keuangan Islam yang beroperasi di seluruh dunia, baik di negara-negara berpenduduk muslim maupun di Eropa, Australia, maupun Amerika. Suatu hal yang patut juga dicatat adalah saat ini banyak nama besar dalam dunia keuangan internasional seperti Citibank, Jardine Flemming, ANZ, Chase Chemical Bank, Goldman Sach, dan lain-lain telah membuka cabang dan subsidiories yang berdasarkan syariah. Dalam dunia pasar modal pun, Islamic fund kini ramai diperdagangkan, suatu hal yang mendorong singa pasar modal dunia Dow Jones untuk menerbitkan Islamic Dow Jones Index. Oleh karena itu, tak heran jika Scharf, mantan direktur utama Bank Islam Denmark yang kristen itu, menyatakan bahwa Bank Islam adalah partner baru dalam pembangunan.

2.2.3 Pembentukan Bank-Bank Syari’ah

Berdirinya Islamic Development Bank telah memotivasi banyak negara Islam untuk mendirikan lembaga keuangan syari’ah. Untuk itu, komite ahli IDB pun bekerja keras menyiapkan panduan tentang pendirian, peraturan dan pengawasan bank syari’ah. Kerja keras mereka membuahkan hasil, pada akhir periode 1970-an dan awal dekade 1980-an, bank-bank syariah bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh serta Turki. Secara garis besar, lembaga-lembaga tersebut dapat dimasukkan ke dalam dua kategori. Pertama, bank Islam komersial Islamic Comercial Bank. Kedua, lembaga investasi dalam bentuk international holding companies. Bank-bank yang masuk kategori pertama diantaranya, Faisal Islamic Bank di Mesir dan Sudan, Universitas Sumatera Utara Kuwait Finance House, Dubai Islamic Bank, Jordan Islamic Bank for Finance and Investment, Bahrain Islamic Bank, Islamic International Bank for Investment and Development Mesir. Adapun yang termasuk kategori kedua yaitu Daar al-Maal al- Islami Jenewa, Islamic Investment Company of the Gulf, Islamic Investment Company Bahama, Islamic Investment Company Sudan, Bahrain Islamic Investment Bank Manama dan Islamic Investment House Amman Mery, dkk ; 2007 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Perkembangan Bank-bank Syari’ah No Nama Bank Tahun Berdiri Modal di setor Negara US juta 1 Dubai Islamic Bank 1973 14 U.A.E 2 Islamic Development Bank 1975 - Arab Saudi 3 Faisal Islamic Bank 1977 21 Mesir 4 Kuwait Finance House 1977 30 Kuwait 5 Jordan Islamic Bank 1978 9 Yordania 6 Faisal Islamic Bank 1978 9 Sudan 7 Kuwait Finance House 1978 10 Turki 8 Bahrain Islamic Bank 1979 15 Bahrain 9 Masraf Faisal Al-Islami 1980 20 Bahrain 10 Banque Mier 1980 - Mesir 11 Islamic International Bank For - - Mesir Investment and Development 12 Al-Raijhi Company for 1981 - Inggris Islamic Invesment 13 Iranian Banking Sistem 1982 20 Iran 14 Masraf Faisal Islami 1982 20 Turki 15 Masraf Faisal Islami 1982 20 Guinea 16 Kibris Islamic Bank 1982 21 Cyprus 17 Islamic Bank International 1982 - Denmark 18 Dar Al-Mal Al-Islamia Trust 1982 - Bahama 19 Islamic Banking Sistem 1982 20 Luxemburg International Holding SA 20 Bank Islami Malaysia 1983 42 Malaysia 21 Masraf Faisal Islami 1983 20 Nigeria 22 Masraf Faisal 1983 20 Senegal 23 Pakistan Banking Sistem 1983 20 Pakistan 24 Dar al-Mal - - Swiss 25 Tadamon Islamic Bank 1983 - Sudan 26 Sudanse Islamic Bank 1983 - Sudan 27 Qaton Islamic Bank 1984 - Sudan 28 Al Barka Islamic Bank 1984 - - 29 Bank Muamalat Indonesia 1991 - Indonesia Universitas Sumatera Utara 2.2.4 Perkembangan Bank Syari’ah di Indonesia 2.2.4.1 Latar Belakang Bank Syari’ah