Untuk mempermudah pelaksanaan penghimpunan dana, biasanya diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan, namun ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Meskipun tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini
dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya pengganti biaya ini sekedar menutupi biaya
yang benar-benar timbul. Wakalah perwakilan, Dalam aplikasi perbankan, wakalah terjadi apabila
nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti inkaso dan tansfer uang.
2.2.5.3 Jasa Perbankan
Bank syari’ah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa perbankan
tersebut antara lain berupa: 1.
Sharf Jual Beli Valuta Asing Pada prinsipnya, jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf. Jual
beli mata uang yang tidak sejenis ini penyerahannya harus dilaksanakan pada waku yang sama spot. Bank mengambil keuntungan dan jual beli
valuta asing ini. 2.
Ijarah Sewa Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan safe deposit
box dan jasa tata laksana administrasi dokumen custodian. Bank dapat imbalan sewa dan jasa tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah 2.3.1 Pengertian
Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah BPRS sebagai salah satu lembaga keuangan perbankan syariah, yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip
syari’ah ataupun muamalah Islam. BPR Syari’ah didirikan sebagai Iangkah aktif dalam rangka restrukturisasi perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam
berbagai paket kebijaksanaan keuangan, moneter, dan perbankan secara umum, dan secara khusus mengisi peluang terhadap kebijaksanaan bank konvensional
dalam penetapan tingkat suku bunga rate of interest, yang selanjutnya BPRS secara luas dikenal sebagai sistem perbankan bagi hasil atau sistem perbankan
Islam. BPRS berdiri berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan
Peraturan Pemerintah PP No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Pada pasal 1 butir 4 UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Pada saat ini kehadirannya telah mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan terutama bagi pengusaha kecil dan
mikro dalam rangka membantu pengembangan usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengusaha kecil dan mikro yang selama ini terbiasa
memperoleh pinjaman modal kerja dari perorangan maupun lembaga simpan pinjam lainnya, saat ini mulai melirik BPRS sebagai salah satu lembaga keuangan
Universitas Sumatera Utara