Muatan ”T” umumnya digunakan untuk Jembatan bentang pendek atau sistem lantai kendaraan Jembatan, penyebaran muatan terlihat dalam gambra berikut:
Gambar 2-9 : distribusi beban T
2.3.3. Beban Angin
Pada Jembatan, angin menimbulkan tekanan pada pihak sisi anginwindward dan hisapan pada sisis dibelakang anginleeward. Bridge Management System 1992 BMS’92
menetapkan tekanan angin sebesar 100kgm
2
pada Jembatan ditinjau berdasarkan bekerjanya muatan angin horizontal terbagi rata pada bidang vertikal Jembatan, dalam arah tegak lurus
dalam arah sumbu memanjang Jembatan. Jumlah luas bidang vertikal Jembatan yang dianggap terkena oleh angin ditetapkan
sebesar satu setengah kali jumlah luas bagian sisi Jembatan. Apabila ada muatan hidup Jembatan, maka luas tersebut ditambah dengan luas bidang verikal muatan hidup yang tidak
terlindung oleh bagian sisi Jembatan. Bidang vertikal muatan hidup ditetapkan sebagai suatu
Universitas Sumatera Utara
bidang yang mempunyai tinggi menerus sebesar 2 meter diatas lantai kendaraan,. Dalam memperhitungkan jumlah luas bagian Jembatan setap sisi dapat digunakan sebagai berikut:
a. untuk Jembatan berdinding penuh diambil sebesar 100 terhadap luas bidang
Jembatan yang bersangkutan. b.
Untuk Jembatan rangka diambil sebesar 30 terhadap luas bidang sisi Jembatan.
2.3.4. Kejut
Istilah kejut seperti biasa yang digunakan dalam perencanaan Jembatan menyatakan pengaruh dinamis dari beban-beban yang bekerja secara tiba-tiba. Dalam pembangunan suatu
Jembatan, bahan-bahan ditambahkan secara perlahan-lahan. Orang yang memasuki suatu Jembatan juga dianggap beban bertahap, beban mati merupakan beban statis, dan tidak
mempunyai pengaruh lain disamping beratnya sendiri, sehingga tidak mempunyai pengaruh terhadap kejut, namun beban hidup bisa statis atau dinamis.
American association of state highway and transportatipn officials AASHTO menyatakan secara empiris bahwa kejut yang dinyatakan sebagai bagian dari beban hidup
adalah : I =
≤ 0.30 Dimana : l dalam ft adalah panjang bagian bentangan yang dibebani untuk
mendapatkan pegaruh maksimum pada Jembatan. Karena kendaraan berjalan langsung pada bagian atasupperstructure, semua bagian Jembatan mengalami getaran dan harus
direncanakan dengan memperhitungkan kejut.
2.3.5. Gaya rem