Pada data 11, terdapat kata manusia-manusia yang merupakan kata khusus dari „sesuatu yang diciptakan tuhan‟. Memilih kata manusia-manusia daripada
kata umumnya, dianggap lebih sesuai dengan konteks yang melingkupi tuturan tersebut.
C. Penggunaan Kata Ilmiah
Penggunaan kata ilmiah pada percakapan antara tokoh Sentilan dan Sentilun dalam
“Sentilan Sentilun”, dapat dilihat dalam tuturan-tuturan berikut. 12
Konteks: Sentilun mengomentari tentang peredaran narkoba di Jakarta.
Tuturan ini terdapat pada episode tanggal 06 Februari 2012 dengan tema acara Pemimpin Kita.
Tuturan : Pak Yos, itu kan terbukti ya, yang nabrak itu mengonsumsi
narkoba. Itu gimana sih? Kok sepertinya peredaran narkoba di Jakarta itu semakin gila-gilaan. Apa karena backingnya saking kuatnya ya?
S1-DIlm11
Pada data 12 terdapat kata yang berasal dari kata asing yaitu backing yang bermakna „sokongan, bantuan, dukungan‟. Dalam konteks tuturan, kata backing
menjelaskan dugaan adanya sokongan atau bantuan dari oknum aparat yang menyebabkan peredaran narkoba di Jakarta semakin tidak terkendali.
13
Konteks: Sentilan mengomentari tingkah laku anggota dewan yang suka
menyelewengkan dana anggaran pemerintah. Tuturan ini terdapat pada episode tanggal 20 Februari 2012 dengan tema acara Koruptor Insyaf.
Tuturan : Kalau melihat banyak kolega sampeyan ya Mas, para anggota
dewan kita kan suka main-main anggaran. Dibelokkan kesana ya tho, Lun. Bikin gedung, bikin ruang, beli kursi mahal, itu main-main kan. Apa
seluruhnya itu memang sudah jadi tradisi di Senayan sana? S3-DIlm17
Pada data 13 kolega yang bermakna „teman sejawat; kawan sepekerjaan‟.
Dalam konteks tuturan, kata kolega menjelaskan teman sejawat atau kawan sepekerjaan Agus Tjondro, salah satu anggota DPR yang menjadi bintang tamu di
acara Sentilan Sentilun yang melakukan penyelewengan dana APBN. 14
Konteks: Sentilan mengomentari tingkah laku anggota dewan yang suka
menyelewengkan dana anggaran pemerintah. Tuturan ini terdapat pada episode tanggal 20 Februari 2012 dengan tema acara Koruptor Insyaf.
Tuturan : Kalau melihat banyak kolega sampeyan ya Mas, para anggota
dewan kita kan suka main-main anggaran. Dibelokkan kesana ya tho, Lun. Bikin gedung, bikin ruang, beli kursi mahal, itu main-main kan. Apa
seluruhnya itu memang sudah jadi tradisi di Senayan sana? S3-DIlm19
Pada data 14 terdapat kata tradisi yang bermakna „adat kebiasaan turun-
temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat ‟. Dalam
konteks tuturan, kata tradisi menjelaskan kebiasaan para oknum anggota DPR yang dianggap sudah turun temurun sering melakukan penyelewengan dana
APBN. 15
Konteks: Sentilan mengeluh pada Sentilun kalau dompetnya tiba-tiba
kosong, padahal sebelumnya ada uangnya. Tuturan ini terdapat pada episode acara tanggal 05 Maret 2012 dengan tema acara Ayo Ngaku Aja.
Tuturan
: Lha kalau dompet majikanku kosong itu konsisten. Tidak aneh. Lha wong sejak dulu kala ya kosong melulu. Beda sama dompetnya pegawai
pajak. Kalau dompetnya pegawai pajak dijamin penuh fulus. S1-DIlm25
Pada data 15 terdapat kata konsisten yang bermakna „tetap tidak berubah-
ubah ‟. Dalam konteks tuturan, kata konsisten menjelaskan dompet Sentilan yang
dari dulu sampai sekarang tetap saja tidak ada isinya uang. 16
Konteks: Sentilan berpura-pura sedang mengadili Sentilun di pengadilan atas
hilanganya uang Sentilan. Tuturan ini terdapat pada episode acara tanggal 05 Maret 2012 dengan tema acara Ayo Ngaku Aja.
Tuturan
: Maaf Yang Mulia, sebagai terdakwa saya memang kurang canggih berbohong. Mungkin saya perlu kursus berbohong di persidangan Tipikor.
S1-DIlm27
Pada data 16 terdapat kata kursus yang bermakna „pelajaran tentang suatu
pengetahuan atau keterampilan, yang diberikan dalam waktu singkat ‟. Dalam
konteks tuturan, kata kursus menjelaskan Sentilun yang harus belajar berbohong dalam waktu yang singkat pada terdakwa di pengadilan Tipikor. Hal ini karena
dinilai para terdakwa di Tipikor sering melakukan kebohongan dalam memberikan kesaksian.
D. Penggunaan Kata Populer