Penentuan Sampel Penentuan Populasi dan Sampel .1 Penentuan Populasi

Tabel 3.1 jumlah kunjun gan pasien rawat inap pada bulan Januari sampai Desember 2015 Pasien rawat inap BPJS Laki-laki perempuan Januari 34 26 Februari 24 31 Maret 29 19 April 17 26 Mei 9 36 Juni 16 33 Juli 21 34 Agustus 11 22 September 16 23 Oktober 27 19 November 32 33 Desember 36 28 Total 272 330 Sumber :data sekunder Puskesmas Sumbersari tahun 2015

3.3.2 Penentuan Sampel

Pada dasarnya sampel digunakan untuk memudahkan peneliti dalam meneliti agar lebih efisien, efektif, teliti dan cermat dalam pengumpulan data. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mengambil semua yang ada pada populasi tersebut, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sampel akan dapat mewakili seluruh populasi sehingga sampel yang diambil harus betul-betul representatifmewakili. Menurut Singarimbun dan Effendi 2002 :148, suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat seperti dibawah ini: 1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti. 2. Dapat menentukan presisi precision dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku standar dari taksiran yang diperoleh. 3. Sederhana, hingga mudah dilaksanakan. 4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah- rendahnya. Untuk menentukan besarnya sampel ada empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam suatu penelitian,yaitu: 1. Derajat keseragaman degree of homogenity dari populasi. Makin seragam populasi itu, makin kecil sampel yang dapat diambil. Apabila populasi itu seragam sempurna completely homogenous, maka satuan elementer saja dari seluruh populasi itu sudah cukup respresentif untuk diteliti. Sebaliknya apabila populasi itu secara sempurna tidak seragam completely heterogenous maka hanya pencacahan lengkaplah yang dapat memberikan gambaran yang representatif. 2. Presisi yang dikehendaki dari penelitian. Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki makin besar jumlah sampel yang harus diambil. Jadi, sampel yang besar cenderung memberikan penduga yang lebih mendekati nilai sesungguhnya true value. Pada sensus lengkap, presisi ini menjadi mutlak karena nilai taksiran sama dengan nilai parameter atau dengan cara lain dapat pula dikatakan bahwa antara besarnya sampel yang diambil dengan besarnya kesalahan penyimpangan terhadap nilai populasi yang diperoleh. 3. Rencana analisa. Adakalanya besarnya sampel sudah mencukupi sesuai dengan presisi yang dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan analisa maka jumlah sampel tersebut kurang mencukupi. 4. Tenaga, biaya dan waktu. Kalau mengiginkan presisi yang tinggi maka jumlah sampel harus besar. Tetapi apabila dana, tenaga dan waktu terbatas maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang besar dan ini berarti presisinya akan menurun. Dalam penelitian ini peneliti menentukan sampel dengan menggunakan sampel sampling insidental . Sugiyono 2011:85 menyatakan bahwa : “Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulaninsidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data.” Hadi 1995:73 bahwa, “sesungguhnya tidak ada suatu ketetapan yang mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi.” Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada batasan yang jelas untuk menentukan besarnya sampel dalam sebuah penelitian. Oleh karena itu, untuk penentuan sampel dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus perhitungan sampel Burhan Bungin, 2005:105. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: N n = N d 2 + 1 Keterangan: n = jumlah sampel yang dicari N = jumlah populasi d = nilai presisi 0,1 Persen kelonggaran ketidaktelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sepuluh persen, sebagaimana yang dikatakan Umar 1997:50 tentang batas-batas kesalahan dan jumlah populasi yang ditetapkan. Tabel 3.2 Ukuran sampel untuk batas-batas kesalahan dan jumlah populasi yang ditetapkan Populasi Batas-batas Kesalahan ±1 ±2 ±3 ±4 ±5 ±10 500 222 83 1500 638 441 316 94 2500 1250 769 500 345 96 3000 1264 811 517 354 97 4000 1538 870 541 364 98 5000 1667 909 556 370 98 6000 1765 938 566 375 98 7000 1842 959 574 378 99 8000 1905 976 580 381 99 9000 1957 989 584 383 99 10000 5000 2000 1000 588 385 99 50000 8333 2381 1087 617 387 100 Diketahui: N = 602 pasien d= 10 0,1 n = N N d 2 + 1 n = 602 6020,1 2 +1 n = 85,75 Dengan dasar perhitungan tersebut, sampel dalam penelitian ini berjumlah 86 orang.

3.4 Definisi Operasional Variabel