Elfrida Manurung : Pengaruh Temperatur Pada Proses Pemanggangan Untuk Meningkatkan Kualitas Anoda PT INALUM, 2008.
USU Repository © 2009
Ketika aliran ini selesai melewati sel cairan aluminium terdapat di dinding bawah dan kanan bawah tank katoda. Di sini perlu melepaskan oksigen untuk
mengikat karbon dari karbon dioksida. Katoda
: AL
3+
+ 3e
-
Al
Anoda : C
+ 2O
2-
CO
2
+4e
-
Anoda karbon biasanya digunakan secara berulang-ulang setiap waktu dibawah kondisi normal dan anoda dipakai untuk mereduksi proses aluminium dan harga
untuk setiap anoda dibutuhkan biaya yang cukup tinggi. Aliran elektrik pada umumnya menggunakan larutan kriolit untuk
menghasilkan larutan aluminium. Pada temperatur sekitar 1000
o
C, Pada titik ini logam aluminium diproses menjadi logam dan dikumpulkan dibawah sel. Secara
bertahap larutan logam aluminium dialirkan kepencetakan, pendinginan dan pembentukkan aluminium batangan. Proses aluminium dasarnya adalah lebih dari
99,9 murni selanjutnya elektrolitik memberikan logam sekitar 99,9 murni. Nilai elektronika memiliki kekuatan yang paling penting dalam produksi
aluminium. Sebagai pertimbangan lokasi gedung aluminium dekat sumber tenaga rendah, lebih baik dekat sumber material dasar atau dekat perdagangan untuk
menyelesaikan produk Untuk pertama kali pelanggan dari perusahaan Niagara Falls gedung aluminium. Digedung hidroelektrik memiliki kekuatan teknisi sungai
berasal dari lembah dan Colombia dan sungai lawrence juga menyediakan listrik untuk gedung aluminium. Jesse.,H.W.,1963
2.4. Alumina
Alumina diproduksi dalam jumlah besar setiap tahun dan digunakan untuk membuat logam aluminium. Dalam tahun 1980 sekitar 90 persen dari bahan
Elfrida Manurung : Pengaruh Temperatur Pada Proses Pemanggangan Untuk Meningkatkan Kualitas Anoda PT INALUM, 2008.
USU Repository © 2009
bakunnya, bauksit didatangkan ke Amerika Serikat dari negri lain yaitu Jamaika,Haiti, Republik Dominika, Suriname, Guyana, dan Australia merupakan
negara sumber impor bauksit ke Amerika Serikat. Konsumsi total meliputi 15,6 × 10
6
t, kira-kira 96 persen diantaranya digunakan untuk produksi alumina. Pengguna lainnya adalah untuk abrasif, pembuatan bahan kimia, dan serat keramik.
Bauksit, suatu mineral yang mengandung 55 aluminium oksida dan kurang dari 7 silika dihancurkan dan digiling basah sampai 100 mesh.
Serbuk bauksit itu dilarutkan dengan bantuan tekanan dan kalor di dalam
pencernaan Bayer dengan menggunakan larutan soda kaustik pekat bekas pakai
dari siklus sebelumnya ditambahkan dengan gamping dan soda abu secukupnya. Di sini terbentuk natrium aluminat dan silika yang terlarut diendapakan sebagai
natrium aluminium silikat. Residu yang tidak terlarut lumpur merah dipisahkan dari larutan
aluminium melalui filtrasi dan pencucian dan dikirim ke bagian pemulihan. Di sini digunakan pengental dan filter kelly dan filter drum. Larutan natrium alumina yang
sudah disaring, dihidrolisis untuk mengendapkan aluminium hidroksida melalui pendinginan. Endapan itu disaring dari cairan dan di cuci.
Aluminium hidroksida dikalsinasi melalui pemanasan pada suhu 980
o
C didalam tanur putar. Soda kaustik encer yang disaring dari aluminium hidroksida
dipekatkan untuk digunakan kembali. Lumpur merah tadi dapat di kerjakan untuk mendapatkan alumina lebih banyak lagi.
Beberapa proses lain untuk membuat alumina dari bijih selain bauksit juga sudah dipublikasi. Suatu proses meksiko disebut proses U.G menggunakan
alunit, serta sulfat aluminium dan kalium yang hidro hydrous Proses ini
Elfrida Manurung : Pengaruh Temperatur Pada Proses Pemanggangan Untuk Meningkatkan Kualitas Anoda PT INALUM, 2008.
USU Repository © 2009
dikabarkan dapat menghasilkan alumina 99 murni dari alunit yang mengandung 10 sampai 15 alumina dibandingkan dengan bauksit yang mengandung 50
alumina. Alunit itu dihancurkan dan didehidroksinasi dengan memanaskan sampai 750
o
C, digiling dan diolah dengan gas sulfur dioksida dan aluminium sulfat dioksida dan aluminium diperoleh dikonversikan melalui pemanasan di dalam
tanur menjadi alumina. Pada proses Perancis Pecshiney-Ugine Kulmann, lempung dan serpih
diolah dengan asam sulfat pekat. Kemudian pada langkah kristalisasi, ditambahkan asam klorida yang membentuk aluminium klorida yang mengkristalisasi dengan
mudah. Pada proses ini jumlah bahan baku yang diolah banyak sekali karena kandungan aluminium di dalam lempung dan serpih jauh lebih rendah daripada di
dalam bauksit. Metode lain yang digunakan ialah dengan cara mengolah lempung dengan
asam nitrat Bureau of Mines dan ada pula yang dengan elektrolisis kontinu aluminium klorida alcoa. George., T.A.,1996.
2.5. Anodisasi Aluminium