Saran Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat (Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan)

Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 3. Arti penting dari penelitian data yuridis suatu bidang tanah adalah guna mencari kebenaran mengenai hubungan keperdataan seseorang dengan bidang tanah yang bersangkutan yakni hubungan sebagai pemilik satu- satunya yang berarti diatas tanah yang bersangkutan tidak melekat hak orang lain yang juga pemilik. Dan dalam proses penelitiannya sering muncul pihak lain yang menyatakan juga berhak atas bidang tanah yang bersangkutan. Oleh karena pihak Kantor Pertanahan hanya boleh meneliti kebenaran alat bukti yang didasarkan kepada kebenaran formilnya saja, maka Kantor Pertanahan tidak dapat mencari kebenaran yang sesungguhnya. Hal inilah yang menghambat Kantor Pertanahan dalam mencari kebenaran mengenai hak seseorang atas tanah yang bersangkutan. Dan penyelesaian yang biasanya digunakan adalah dengan jalan musyawarah untuk mencapai perdamaian. Apabila perdamaian tidak tercapai digunakanlah penyelesaian melalui pengadilan.

B. Saran

Setelah memperhatikan pembahasan diatas, maka saran penulis adalah: 1. dalam meneliti kebenaran bukti-bukti tertulis dasar penguasaan tanah yang diajukan dalam pendaftaran konversi, Kantor Pertanahan Kota Medan hanya menilai berdasarkan kebenaran formilnya saja. Hal ini dikarenakan Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 dalam peraturan perundang-undangan yang ada, kewenangan yang diberikan kepada Kantor Pertanahan hanya sebatas itu. Meskipun dengan menilai berdasarkan kebenaran formil bukti-bukti tertulis dimaksud akan mengarah kepada kebenaran materil, akan tetapi hal tersebut dirasa masih kurang. Oleh karena itu ada baiknya bila peraturan yang ada dapat direvisi sehingga Kantor Pertanahan dapat juga meneliti kebenaran materil dari bukti-bukti tertulis yang diajukan dalam pendaftaran konversi. Terlebih lagi tanah yang hendak didaftar ini adalah tanah hak adat yang mana bukti tertulisnya sulit untuk ditelusuri. 2. untuk pendaftaran bidang tanah hak adat yang tidak dilengkapi dengan bukti kepemilikan, penelitian kebenaran dasar penguasaan tanahnya selain didasarkan kepada bukti-bukti tertulis lain yang diajukan yakni surat keterangan hilang dari kantor polisi, surat pernyataan penguasaan fisik dari pemohon yang dikuatkan oleh keterangan kepala desakelurahan setempat, dan keterangan minimal 2 dua orang saksi, juga didasarkan kepada pemeriksaan ke lapangan. Pemeriksaan ke lapangan ini hanya bersifat untuk menegaskan atau menyesuaikan fakta dilapangan dengan data-data yang diberikan oleh pemohon. Hal ini juga belum dapat memberikan jaminan kebenaran bahwa pemohon adalah satu-satunya pihak yang berhak atas bidang tanah yang bersangkutan. Berkaitan dengan hal itu, hanya bisa diharapkan agar semua pihak dalam proses pendaftaran konversi ini menunjukkan itikad baik dan memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya tanpa ada manipulasi. Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 3. kekuranglengkapan data baik mengenai data yuridis dan data fisik tanah yang bersangkutan merupakan hambatan didalam menilai kebenaran dasar penguasaan tanah hak adat pemohon. Dan didalam prosesnya sering kali menimbulkan sengketa baik mengenai hak maupun batas bidang tanah. Dan guna menyelesaikan Kantor Pertanahan Kota Medan hanya dapat menganjurkan bagi pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan- nya secara musyawarah atau membawanya ke pengadilan. Dalam proses musyawarah Kantor Pertanahan Kota Medan tidak terlibat sama sekali, padahal dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 4 Tahun 2006 telah diatur mengenai Seksi Konflik, Sengketa, dan Perkara Pertanahan yang salah satu fungsinya adalah menyelesaikan sengketa pertanahan melalui mediasi. Namun ternyata seksi ini belum ada di Kantor Pertanahan Kota Medan. Berkaitan dengan hal itu, ada baiknya Kantor Pertanahan Kota Medan secepatnya mengadakan seksi tersebut sehingga untuk sengketa-sengketa tanah yang sifatnya sederhana dapat diselesaikan tanpa harus melalui pengadilan yang memakan waktu dan biaya yang panjang. DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU