Kesimpulan Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat (Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan)

Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan yang baru. Dalam susunan organisasi Kantor Pertanahan yang baru ini dibentuk Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan yang tugasnya menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan Pasal 53. Dan dalam salah satu fungsinya ditetapkan mengenai pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan melalui bentuk mediasi, fasilitasi dan lainnya Pasal 54 huruf c. Namun ternyata dari hasil wawancara diketahui bahwa penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan melalui mediasi oleh pihak Kantor Pertanahan belum dilakukan di semua daerah termasuk Kantor Pertanahan Kota Medan. 45

A. Kesimpulan

Jadi penyelesaian sengketa pertanahan masih diupayakan secara musyawarah atau melalui pengadilan yang dilaksanakan sendiri oleh para pihak yang bersengketa. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pemaparan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 45 Wawancara dengan Syafruddin Chandra, Petugas Kantor Pertanahan Kota Medan, tanggal 15 Februari 2008 Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 1. Dalam mengajukan permohonan pendaftaran konversi di Kantor Pertanahan Kota Medan maka alat bukti kepemilikan yang dapat diajukan adalah berupa surat Grant Sultan. Grant Sultan merupakan surat pemberian hak milik oleh Sultan Deli kepada kaula swapraja Kesultanan Deli. Setelah diterimanya semua alat bukti yang diajukan oleh pemohon, dilakukanlah penelitian kebenaran alat bukti yang diajukan. Penelitian kebenaran alat bukti yang diajukan hanya sepanjang kebenaran formilnya terpenuhi artinya bukti-bukti surat yang diajukan telah memenuhi syarat formil suatu bukti surat. 2. Dalam hal permohonan pendaftaran konversi diajukan bukti-bukti tertulis yang tidak lengkap maka untuk pendaftarannya dapat didukung dengan penguasaan fisik oleh pemohon yang dikuatkan oleh keterangan saksi. Ketidaklengkapan alat bukti yang diajukan adalah karena bukti kepemilikan yakni Grant Sultan bidang tanah yang bersangkutan hilang atau rusak sehingga dapat dianggap bukti kepemilikan yang dimaksud sudah tidak ada lagi. Dalam hal ini ada upaya-upaya tertentu yang harus dilakukan oleh pemohon pendaftaran konversi agar dapat membuktikan bahwa bidang tanah yang bersangkutan adalah memang haknya. Dan dalam hal meneliti kebenaran data yang diajukan maka Kantor Pertanahan Kota Medan selain meneliti berdasarkan kebenaran formil juga melakukan penelitian ke lapangan. Tujuan dari penelitian ke lapangan adalah untuk memeriksa kebenaran data-data yang diberikan oleh pemohon. Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 3. Arti penting dari penelitian data yuridis suatu bidang tanah adalah guna mencari kebenaran mengenai hubungan keperdataan seseorang dengan bidang tanah yang bersangkutan yakni hubungan sebagai pemilik satu- satunya yang berarti diatas tanah yang bersangkutan tidak melekat hak orang lain yang juga pemilik. Dan dalam proses penelitiannya sering muncul pihak lain yang menyatakan juga berhak atas bidang tanah yang bersangkutan. Oleh karena pihak Kantor Pertanahan hanya boleh meneliti kebenaran alat bukti yang didasarkan kepada kebenaran formilnya saja, maka Kantor Pertanahan tidak dapat mencari kebenaran yang sesungguhnya. Hal inilah yang menghambat Kantor Pertanahan dalam mencari kebenaran mengenai hak seseorang atas tanah yang bersangkutan. Dan penyelesaian yang biasanya digunakan adalah dengan jalan musyawarah untuk mencapai perdamaian. Apabila perdamaian tidak tercapai digunakanlah penyelesaian melalui pengadilan.

B. Saran