Prosedur Penilaian Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat (Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan)

Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat 3 oleh Kepala Kantor Pertanahan diakui sebagai Hak Milik dengan memberi catatan pada daftar isian 201 sebagai berikut: “Berdasarkan data fisik dan data yuridis yang disahkan dengan Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis tanggal …………….. hak atas tanah ini diakui sebagai Hak Milik dengan pemegang hak …………………. tanpa catatandengan catatan ada keberatan tidak ke pengadilansedang diproses di pengadilan dengantanpa sita jaminan KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATENKOTAMADYA…………………… ……………………… coret yang tak perlu Berdasarkan hasil wawancara dengan Pegawai Kantor Pertanahan Kota Medan, diperoleh keterangan bahwa prosedur mengenai pengakuan hak ini disesuaikan dengan daerah tempat pendaftaran tanah dilaksanakan, seperti misalnya untuk pengakuan hak di Kota Medan maka untuk persyaratannya diwajibkan ada bukti tertulis disertai dengan penguasaan fisik, sedangkan untuk pengakuan hak di Sumatera Barat maka tidak diperlukan bukti hak atas tanah melainkan dengan dasar penguasaan fisik yang dibenarkan dengan pernyataan dari pengetua adat setempat.

B. Prosedur Penilaian

Dalam Pasal 76 ayat 2 PermenagKa BPN No. 3 Tahun 1997 dinyatakan bahwa: 2 Apabila bukti kepemilikan sebidang tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak lengkap atau tidak ada, pembuktian kepemilikan atas bidang tanah itu dapat dilakukan dengan bukti lain yang dilengkapi dengan pernyataan yang bersangkutan dan keterangan yang dapat dipercaya dari sekurang-kurangnya 2 dua orang saksi dari lingkungan masyarakat setempat yang tidak mempunyai hubungan keluarga dengan yang bersangkutan sampai derajat kedua baik dalam kekerabatan vertikal Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 maupun horizontal, yang menyatakan bahwa yang bersangkutan adalah benar pemilik bidang tanah tersebut. Keadaan “tidak lengkap” atau “tidak adanya” adalah bukan dikarenakan atas tanah yang dimohon konversinya tersebut tidak pernah diterbitkan bukti kepemilikan melainkan dikarenakan oleh peristiwa tertentu yang menyebabkan bukti kepemilikan atas tanah itu menjadi tidak ada. Contoh peristiwa yang dimaksud adalah karena hilang atau rusak. Dalam kondisi yang demikian tidak mungkin diperoleh bukti kepemilikan pengganti yang disebabkan sudah tidak berlakunya peraturan pertanahan yang didasarkan kepada hukum adat sejak berlakunya UUPA. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan Petugas Kantor Pertanahan Kota Medan diketahui bahwa sebagai dasar pendaftarannya maka terhadap bidang tanah yang bukti Grant Sultannya telah hilang atau rusak harus dilakukan upaya-upaya tertentu. Dalam hal Grant Sultannya hilang maka oleh pemohon konversi harus dilakukan beberapa hal antara lain: 1. melaporkan hilangnya Grant Sultan yang dimaksud ke kantor polisi, 2. mengumumkan hilangnya Grant Sultan yang dimaksud, 3. dibuat pernyataan-pernyataan, 4. disumpah. Selanjutnya bukti surat keterangan hilang dan bukti pengumuman tersebutlah yang akan dijadikan sebagai dasar pendaftarannya dengan didukung oleh bukti lainnya yakni pernyataan penguasaan fisik dan keterangan saksi-saksi. Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 Dan jika Grant Sultan yang hendak dikonversi rusak maka akan dilihat seberapa besar kerusakannya. Apabila Grant Sultannya rusak sama sekali sehingga tidak bisa dibaca lagi maka Grant Sultan dimaksud tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti dan dianggap tidak ada, dan untuk pendaftarannya maka mengenai rusaknya Grant Sultan tersebut harus diumumkan dan bukti pengumuman itu yang dijadikan sebagai dasar pendaftaran pengakuan haknya. dan kalau Grant Sultan yang dimaksud rusak hanya sebagian dan masih dapat dibaca maka dapat dicek mengenai kelengkapan dan kebenaran datanya di Kantor Pertanahan. 33 4 Dalam hal dari penelitian dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ternyata bahwa bukti kepemilikan tanah berupa bukti-bukti tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat 1 tidak lengkap, atau dalam hal bukti hak yang dapat diajukan adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat 2 dan ayat 3, maka penelitian data yuridis bidang tanah tersebut dilanjutkan oleh Panitia A sebagaimana dimaksud dalam Dalam pasal 82 ayat 4 PermenagKa BPN No. 3 Tahun 1997 diatur mengenai penilaian data yuridis tanah hak lama yang dokumen bukti tertulisnya tidak lengkap dimana untuk meneliti kebenaran alat bukti yang diajukan maka setelah Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah melakukan penelitian permulaan data dengan meneliti kebenaran formil dari pernyataan pemohon dan juga keterangan saksi-saksi, penelitian kebenaran alat bukti yang dimaksud diserahkan kepada Panitia A untuk diteliti lebih lanjut. Pasal 82 ayat 4 PermenagKa BPN No. 3 Tahun 1997: 33 Wawancara dengan Syafruddin Chandra, Pegawai Kantor Pertanahan Kota Medan tanggal 8 Maret 2008 Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 12 Tahun 1992, yang hasilnya dituangkan dalam daftar isian 201. Adapun tugas Panitia A sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 83 PermenagKa BPN No. 3 Tahun 1997 adalah sebagai berikut: a. Meneliti data yuridis bidang tanah yang tidak dilengkapi dengan alat bukti tertulis mengenai pemilikan tanah secara lengkap; b. Melakukan pemeriksaan lapangan untuk menentukan kebenaran alat bukti yang diajukan oleh pemohon pendaftaran tanah; c. Mencatat sanggahankeberatan dan hasil penyelesaiannya; d. Membuat kesimpulan mengenai data yuridis bidang tanah yang bersangkutan; e. Mengisi daftar isian 201. Dalam melakukan pemeriksaan ke lapangan terdapat hal-hal yang harus diperhatikan oleh Panitia yakni: 1. Riwayat penguasaan tanah Riwayat penguasaan tanah harus lengkap secara derivatif. Artinya diurutkan mulai dari penguasaan tanah yang bersangkutan oleh pihak terdahulu sampai ke penguasaan tanah oleh pemohon. Riwayat penguasaan tersebut disertai dengan uraian dari dasar hukum masing-masing penguasaan yang dibuktikan dengan surat-surat yang dilampirkan. Pemohon harus merupakan pihak yang terakhir memperoleh tanah tersebut. 2. Kepentingan orang lain Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 Kepentingan orang lain yang dimaksudkan disini adalah kepentingan pihak lain yang ada diatas tanah yang dimohon konversinya. Kepentingan orang lain ini dapat berupa kepentingan pemilikan. Artinya bahwa orang lain tersebut merupakan pihak yang memiliki tanah yang bersangkutan atau yang seharusnya memperoleh prioritas untuk diberikan hak. Disamping itu kepentingan lain didasarkan adanya hubungan hukum yang sah dengan pemohon yang bukan merupakan hubungan pemilikan melainkan hubungan penguasaan fisik saja, misalnya penyewa. Panitia A dalam melakukan pemeriksaan ke lapangan dapat mencari keterangan tambahan dari masyarakat setempat guna menilai kebenaran pernyataan pemohon dan keterangan saksi-saksi yang diajukan dalam pembuktian hak sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 84 PermenagKa BPN No. 3 Tahun 1997. Pasal 84 PermenagKa BPN No. 3 Tahun 1997: Untuk menilai kebenaran pernyataan pemohon, dan keterangan saksi-saksi yang diajukan dalam pembuktian hak, Panitia A dapat a. Mencari keterangan tambahan dari masyarakat yang berada di sekitar bidang tanah tersebut yang dapat digunakan untuk memperkuat kesaksian atau keterangan mengenai pembuktian kepemilikan tanah tersebut; : b. Meminta keterangan tambahan dari masyarakat sebagaimana dimaksud pada huruf a yang diperkirakan dapat mengetahui riwayat kepemilikan bidang tanah tersebut dengan melihat usia dan lamanya bertempat tinggal di daerah tersebut. c. Melihat keadaan bidang tanah di lokasinya untuk mengetahui apakah yang bersangkutan secara fisik menguasai tanah tersebut atau digunakan pihak lain dengan seizin yang bersangkutan, dan selain itu dapat menilai bangunan dan tanaman yang ada di atas bidang tanah yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk pembuktian kepemilikan seseorang atas bidang tanah tersebut. Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 Penulis sendiri berpendapat bahwa mencari keterangan tambahan ini sepertinya tidak diharuskan oleh PermenagKa BPN No. 3 Tahun 1997. hal ini tersirat dari kata “dapat” yang tercantum dalam Pasal 84 tersebut yang mengindikasikan bahwa Panitia A boleh memilih untuk dilakukan atau tidak perlu dilakukan dalam hal mencari keterangan tambahan. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Kantor Pertanahan Kota Medan, diperoleh keterangan bahwa Kantor Pertanahan hanya bertindak sesuai dengan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dan oleh karena itu dalam melakukan penilaian terhadap alat bukti yang diajukan, Kantor Pertanahan bertindak sesuai dengan yang diatur dalam PermenagKa BPN No. 3 Tahun 1997. Dan mengenai ketiga hal yang disebutkan dalam Pasal 84 PermenagKa BPN No. 3 Tahun 1997 tersebut tidak harus dilakukan semuanya apabila memang dengan melakukan salah satunya saja sudah dapat memperlihatkan alat-alat bukti yang diajukan benar. Dari hal ini terlihat bahwa penelitian lapangan yang dilakukan ini hanya memeriksa kesesuaian antara data yuridis yang diajukan oleh pemohon dengan keadaan di lapangan. Sedangkan mengenai kebenaran hilangnya Grant Sultan yang bersangkutan tidak diteliti, dan hanya didasarkan kepada sebuah surat laporan hilang. Hal ini membuka kesempatan bagi pihak yang beritikad tidak baik untuk melakukan manipulasi sehingga terlihat seperti dialah satu- satunya pihak yang berhak atas bidang tanah yang bersangkutan. Dari uraian tersebut terlihat bahwa peraturan yang ada maupun tindakan dari pihak Kantor Pertanahan Kota Medan kurang dapat Henny Suryani : Tinjauan Proses Pembuktian Kebenaran Dasar Penguasaan Tanah Dalam Pendaftaran Konversi Hak Atas Tanah Ex-Hukum Adat Studi Di Kantor Pertanahan Kota Medan, 2008. USU Repository © 2009 mengantisipasi maksud buruk pihak yang ingin mengambil keuntungan dari situasi yang ada. BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN

A. Hambatan yang Dihadapi