Rumusan Permasalahan Tujuan dan Manfaat Penulisan

Dedi Saputra : Tinjauan Yuridis Terhadap Penggunaan Instrumen Gugatan Class Action Dalam Proses Ganti Rugi Kasus-Kasus Korupsi Di Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 eksekutif dan legislatif. Bukan hanya merupakan ancaman dan serangan yang merugikan keuangan negara, akan tetapi merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas. Sehingga korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan, sebagai kejahatan luar biasa extra- ordinary crimes. Cara–cara pencegahan dan pemberantasan korupsi dengan pendekatan yang “konvensional” terbukti tidak berhasil dan mengecewakan. Penerapan Class Action terhadap kasus-kasus korupsi merupakan salah satu cara yang luar biasa dan khusus dalam penanggulangan korupsi 4 Sejalan dengan hal-hal tersebut di atas, maka rumusan permasalahan yang akan saya bahas di dalam skripsi ini adalah, sebagai berikut : . Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka pada penulisan skripsi ini penulis mencoba untuk membuat suatu analisa yuridis mengenai kemungkinan penggunaan insturmen Class Action yang merupakan gugatan perwakilan masyarakat terhadap kasus-kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Karena banyak kita lihat kasus-kasus korupsi yang tidak dapat diselesaikan secara tuntas. Selanjutnya beberapa kasus korupsi memenuhi syarat-syarat diajukannya class action. Dalam pasal 2 PERMA No. 1 Tahun 2002 menyebutkan suatu gugatan dapat diajukan dengan mempergunakan cara Class Action apabila jumlah anggota kelompok sedemikan banyak sehingga tidaklah efektif dan efisien apabila gugatan dilakukan secara sendiri-diri dalam satu gugatan, terdapat kesamaan fakta peristiwa dan kesamaan dasar hukum yang digunakan yang bersifat subtansial serta adanya kesamaan jenis tuntutan diantara wakil kelompok dengan anggota kelompok.

B. Rumusan Permasalahan

4 Ibid, hal. 4 Dedi Saputra : Tinjauan Yuridis Terhadap Penggunaan Instrumen Gugatan Class Action Dalam Proses Ganti Rugi Kasus-Kasus Korupsi Di Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 1. Bagaimana Prosedur Pengajuan Gugatan Class Action, yang meliputi Dasar Hukum, Syarat-Syarat Pengajuan Gugatan dan Prosedur Pengajuan Gugatan Class Action. 2. Bagaimana keberadaan dan eksistensi Class Action di dalam instrumen huku m di Indonesia. 3. Bagaimana kemungkinan penggunaan instrumen gugatan Class Action dalam rangka proses ganti rugi untuk kasus-kasus korupsi di Indonesia.

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini secara singkat, adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Proses Pengajuan Gugatan Class Action. 2. Untuk mengetahui keberadaan dan eksistensi Class Action di dalam instrumen hukum di Indonesia. 3. Untuk mengetahui kemungkinan penggunaan instrumen gugatan Class Action dalam rangka proses ganti rugi untuk kasus-kasus korupsi di Indonesia. Selanjutnya, penulisan skripsi ini juga diharapkan bermanfaat untuk : a. Manfaat secara teoritis. Penulis berharap kiranya penulisan skripsi ini dapat bermanfaat untuk dapat memberikan masukan sekaligus menambah khasanah ilmu pengetahuan dan literatur dalam dunia akademis, khususnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan instumrent gugatan Class Action dalam rangka proses ganti rugi untuk kasus-kasus korupsi di Indonesia. b. Manfaat secara praktis Dedi Saputra : Tinjauan Yuridis Terhadap Penggunaan Instrumen Gugatan Class Action Dalam Proses Ganti Rugi Kasus-Kasus Korupsi Di Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 Secara praktis penulis berharap agar penulisan skripsi ini dapat memberi pengetahuan tentang penggunaan instumrent gugatan Class Action dalam rangka proses ganti rugi untuk kasus-kasus korupsi di Indonesia. Seperti yang diketahui bersama bahwa instrumen gugatan Class Action ini dapat dipakai untuk ganti rugi kasus-kasus korupsi, karena korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa extra ordinary crime sehingga penangulangannya pun harus menggunakan cara-cara yang luar biasa pula. Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sedemikian sistematik dan meluas, terjadi hampir disemua lingkungan yudikatif, eksekutif dan legislatif. Bukan hanya merupakan ancaman dan serangan yang merugikan keuangan negara, akan tetapi merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas. Sehingga korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan, sebagai kejahatan luar biasa extra-ordinary crimes.

D. Keaslian Penulisan